DISUSUN OLEH:
RISTANTI SIDDIKAH
17.019
2.1 Karakteristik
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang menjadi ciri khas seseorang sedangkan karakteristik adalah ciri
khusus, mempunyai kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu
(W.J.S. Poerwadarminto, 2002:228).
2.1.1 Pendidikan Ibu
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan,
batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak (Achmad Munib, dkk,
2004:32).
Menurut Dictionary of Education dalam buku Achmad Munib,
dkk (2004:33) pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang
datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting
dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik
orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang
cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan
anaknya, pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 1995:10).
2. Memahami (comprehension)
2.2 Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup
(Soekidjo Notoatmodjo, 2003:130).
Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah
mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap
negatif terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari, membenci, tidak
menyukai obyek tertentu (Sarlito Wirawan Sarwono, 2000:94).
Sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku. Sikap yang ada
pada seseorang akan memberikan gambaran corak tingkah laku seseorang.
Berdasar pada sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon
atau tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau
keadaan yang dihadapinya. Jadi dalam kondisi wajar-ideal gambaran
kemungkinan tindakan atau tingkah laku yang akan diambil sebagai respon
terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dapat diketahui
dari sikapnya (Sugeng Hariyadi, 2003:90).
Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilai sikap seseorang dapat
menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian sikap mengandung
serangkaian pertanyaan tentang permasalahan tertentu. Respoden yang akan
mengisi diharapkan menentukan sikap setuju terhadap pertanyaan tertentu. Skala
pengukuran sikap oleh Likert dibuat dengan pilihan jawaban sangat setuju
terhadap sesuatu pertanyaan, setuju, tidak dapat menentukan/ ragu-ragu, tidak
setuju dan sangat tidak setuju (Sarlito Wirawan Sarwono, 2000:98).
Gejala timbuk dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi yaitu panas badan
nyeri tenggorokan, batuk koplik, nyeri otot, mata merah. 2-4 hari
kemudian muncul bintik-bintik putih kecil dimulut bagian dalam (bintik
koplik). Ruam (kemerahan dikulit) yang terasa gatal muncul 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Pada puncak penyakit, penderita merasa
sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuh mencapai 40 C. Demam,
kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa
hari diikuti ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merabak
ketubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit campak dapat menyerang semua anak-anak yang tidak kebal. Di
negara berkembang menyerang anak-anak usia di bawah 2 tahun
sedangkan di negara maju sering menyerang anak-anak prasekolah
(Sudarjat Suraatmaja, 1995:36), sedangkan menurut A.A Gde Munijaya
(1999:115) penyakit campak mempunyai kecenderungan untuk
menyerang anak-anak, khususnya di bawah lima tahun.
Diagnosis kasus campak dibuat atas dasar kelompok gejala klinis yang
saling berkaitan, yaitu coriza dan mata meradang disertai batuk batuk dan
demam yang tinggi dalam beberapa hari dan diikuti timbulnya ruam
makulopapular pada kulit yang memiliki ciri khas. Ruam timbul diawali
dari belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan
dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh (I.G.N Ranuh, dkk,
2005:121)
2.6 Kerangka Teori
FAKTOR PREDISPOSISI
• karakteristik
• sikap
\
FAKTOR PENGUAT
• Sumber informasi
= Yang diteliti
= Yang tidak diteliti
BAB III
KERANGKA KONSEP
1. Karakteristik
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Penerapan Imunisasi
4. Pendapatan Campak
5. Pengetahuan
6. Sikap
3.2 Hipotesis Penelitian
• Ada Hubungan antara Karakteristik dan sikap ibu terhadap
penerapan imunisasi campak pada bayi di puskesmas koja
Jakarta Utara
• Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan penerapan
imunisasi campak pada bayi di puskesmas koja Jakarta Utara
• Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan penerapan
imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Koja Jakarta Utara.
• Ada hubungan antara pendapatan ibu dengan penerapan
imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Koja Jakarta Utara.
• Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan penerapan
imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Koja Jakarta Utara.
• Ada hubungan antara sikap ibu dengan penerapan imunisasi
campak pada bayi di Puskesmas Koja Jakarta Utara.
3.3 Definisi Operasional
1. Karakteristik hasil tahu dan Kuesioner Cheklis 1. Baik = jika menjawab Ordinal
ini terjadi pertanyaan benar ≥ 5
dengan ciri 2. Kurang =jika
khusus yang menjawab pertanyaan
mempunyai benar <5
kekhususan
sesuai dengan
perwatakan
tertentu
menjawab pertanyaan
benar <5
373
n=
1 + 3,73
n = 78,85
Keterangan : N = Besar populasi
n = Besar sample
d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan
Dengan demikian apabila dihitung dengan rumus diatas didapatkan sampel
sebanyak 80 orang.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling
yaitu bersifat acak. Dimana anggotapopulasi diberi peluang yang sama
untuk dipilih menjadi sampel (Notoatmodjo, 2002:85 ).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek
atau fenomena. Pada definisi operasional dapat ditentukan parameter yang
dijadikan ukuran dalam penelitian (Nursalam, 2003).
1. Karakteristik hasil tahu dan Kuesioner Cheklis 1.Baik = jika menjawab Ordinal
ini terjadi pertanyaan benar ≥ 5
kekhususan
sesuai dengan
perwatakan
tertentu
2. Kurang =jika
menjawab pertanyaan
benar <5
rxy
Keterangan : : Konfisien korelasi
b 2
: JumlahVarians butir
t2
: Varians total
Secara umum kriteria reliabilitas alpha dikatakan reliabel jika koefisien
alpha lebih besar dari 0,60.Dari hasil pengujian reliabilitas dapat diketahui
bahwa nilai alpha semua variable lebih besar dari 0,60,sehingga dapat
dikatakan bahwa semua variable adalah realiabel atau handal,dimana untuk
reliabilitas untuk item-item pengetahuan 0,7646 dan 0,7775 untuk
reliabelitas item-item praktek.
Uji validitas dan reabilitas akan dilakukan di posyandu melati, dengan
jumlah responden 20 orang.
2. Analisa Data
Pada penelitian ini,analisa yang dilakukan adalah secara univariat dan
bivariat.
a. Analisa Univariat
Analisa ini menggambarkan tiap-tiap variabel (variabel univariat dan
bivariat) dengan menggunakan distibusi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmojdo,2002:188). Analisa univariat ini membuat tabel distribusi
frekuensi dari karakteristik responden dengan variabel umur, pendidikan,
pekerjaan, paritas, tingkat pengetahuan dan praktek.
Variabel tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi 3,yaitu baik apabila
rentang nilai 76-100%,cukup apabila rentang nilai 56-75%,kurang
apabila rentang nilai ≤55%.
Variabel praktek dikategorikan menjadi 2, yaitu baik bila dilakukan dan
kurang bila tidak dilakukan. Nilai diperoleh dengan rumus:
P = ( x / n) 100%
Keterangan: P = Prosentase
X = Jumlah skor total
N = Jumlah skor tertinggi
100 = Bilangan tetap
b. Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 20002 : 188), yaitu tingkat pengetahuan dan
praktek pemberian imunisasi campak. Analisa ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel
independent dan dependent, dimana kedua variabel ordinal. Sehingga
menggunakan rumus koefisien korelasi Sperman Rank
(Sugiyono,2002:228).
Rumus :
6 bi
2
= 1−
n(n 2 − 1)
Keterangan:
= Koefesien korelasi Sperman Rank
bi = Selisih rank antara X(Rx) dan Y(RY)
n = Banyaknya pasangan rank
Kesimpulan: