Disusun oleh :
Jl. Cumi No. 37 (Komp. RS. Sukmul Sisma Medika) Tanjung Priok,
Email : info@akbidsismadi.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kalimat Majemuk
dimana makalah ini disusun guna memenuhi tugas penulis dalam mata kuliah Sintaksis. Dalam
makalah ini tujuan penulis untuk memberikan pengetahuan baru pembaca dan membantu
pembaca dalam melakukan penulisan-penulisan ilmiah, artikel maupun karya tulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisannya. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.
2. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semarang...........................2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kalimat adalah suatu bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan mempunyai makna. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Kalimat selalu didahului oleh huruf kapital
dan didahului oleh tanda titik, tanya, maupun seru dan mempunyai unsur sekurang-
kurangnya yaitu terdiri dari S (subjek), P (predikat). Jika tidak memiliki kedua maka
pernyataan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai kalimat.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang tentang macam-macam kalimat, yaitu
kalimat majemuk yang terdiri dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan
kalimat majemuk campuran.
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah:
PEMBAHASAN
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih (Keraf,
1984:167). Sebagai contohnya: Ibu membaca majalah adik berdiri di sampingnya. Pola kalimat
pertama adalah ibu membaca majalah, dan pola kalimat kedua adalah adik berdiri disampingnya.
Kalimat majemuk koordinatif (setara) adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua
kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan.
Berdasarkan konjungsinya, kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yaitu:
Konjungsi Jenis
Penggabungan Dan
Pemilihan Atau
Berlawanan Sedangkan
Apabila ada unsur klausa yang sama, maka biasahnya unsur yang sama itu disenyawakan
atau dirapatkan. Misalnya pada kalimat (d), unsur subjek pada klausa kedua tidak
ditampilkan lagi karena sama dengan subjek pada klausa pertama. Dalam buku tata
bahasa tradisional, konstruksi kalimat seperti (d) itu disebut kalimat majemuk rapatan.
Kalimat majemuk subordinatif (bertingkat) terdiri atas unsur anak kalimat dan unsur
induk kalimat. Induk kalimat merupakan inti gagasan, sedangkan anak kalimat adalah
gagasan yang dipertalikan kepada gagasan induk kalimat.
Konjungsi Jenis
Penjelasan Bahwa
Kenyataan Padahal
Contoh kalimat majemuk subordinatif:
(a) Apa bila ingin melihat Taman Mini Indonesia Indah, tentu kamu harus datang ke
Jakarta
(b) Saya akan sulit sampai di kantor jika pagi-pagi sekali hari sudah hujan.
Anak kalimat pada kalimat (a) adalah Apabila ingin Taman Mini Indonesia Indah dan
pada (b) adalah jika pagi-pagi hari sudah hujan; induk kalimat (a) adalah kamu dapat
datang ke Jakarta dan induk kalimat (b) adalah saya akan sulit sampai di kantor.
Kalimat majemuk kompleks (campuran) terdiri dari tiga klausa atau lebih, dimana ada
yang dihubungkan secara koordinatif dan dihubungkan secara subordinatif. Jadi, kalimat
majemuk ini merupakan campuran dari kalimat majemuk koordinatif dan kalimat
majemuk subordinatif. Oleh karena itu, ada juga yang menyebut kalimat macam ini
dengan nama kamilat majemuk campuran. Umpamanya kalimat berikut:
Nenek membaca komik karena kakek tidak ada di rimah dan tidak ada pekerjaan lain
yang harus diselesaikan.
Terdiri dari tiga buah klausa, yaitu (1) nenek membaca komik, (2) kakek tidak ada di
rumah, dan (3) tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Klausa (1) dan klausa (2)
dihubungkan secara subordinatif; klausa (2) dan klausa (3) dihubungkan secara
koordinatif. Perhatikan bagannya!
S P O K (sebab)
Kakek mengeluarkan dompetnya, lalu mengambil selembar uang ribuan untuk membayar
ongkos becak.
Terdapat tiga buah klausa, yaitu (1) kakek mengeluarkan dompetnya, (2) (kakek)
mengambil selembar uang ribuan, dan (3) (kakek) membayar ongkos becak. Klausa
pertama dan klausa kedua dihubungkan secara koordinatif dengan bantuan kongjusi lalu;
klausa kedua dan klausa ketiga dihubungkan secara subordinatif dengan menggunakan
kongjungsi untuk.. bagannya adalah:
S P O S P O K (tujuan)