Anda di halaman 1dari 10

JENIS PARTIKEL DALAM BAHASA

INDONESIA

OLEH: MUTIARA DELIMA M

SMA ST.THOMAS 1 MEDAN


T.A.2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada TYME, karena berkat dan rahmat-Nya,saya diberikan kesempatan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang diberikan oleh Bapak Jerry kepada saya dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.
Saya juga mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya pada guru pembina dan pembimbing saya
dalam mengarahkan saya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.Terima kasih juga kepada teman-teman saya
yang sudah membantu kelancaran penyelesaian makalah ini,dan terima kasih kepada orang tua saya yang
sudah membantu saya dengan memberikan saya fasilitas yang ada sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan benar.
Saya menyadari masih ada kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam makalah yang saya kerjakan
ini,kiranya pembaca dapat memakluminya.
Demikianlah saya sampaikan kepada pembaca,saya berharap agar makalah yang saya selesaikan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.Dan saya berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran terhadap
kekurangan dari makalah ini sehingga nantinya dapat menjadi makalah yang sempurna.Terima kasih.

Medan,25 September 2014

Mutiara Delima M

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.2
Daftar Isi..3
Bab 14
Bab 211

BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Partikel (kata tugas) dan Macam-macam Partikel
Partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderevasikan atau diinfleksikan yang
mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal (Kridalaksana, 2008 :194)
(Kuswardono, 2013 : 6). Partikel disebut juga kata tugas. Arti suatu kata tugas ditentukan bukan
oleh kata itu secara lepas, melainkan oleh kaitannya dengn kata lain dalam frasa atau kalimat
(Alwi, 2003 : 287).
Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dapat dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu :
(1) preposisi,
adalah partikel yang biasanya terletak di depan nomina dan menghubungkan
dengan kata lain dalam ikatan eksosentris sehingga terbentuk frase eksosentris direktif.
Preposisi disebut juga kata depan untuk merangkaikan nomina dengan kategori lainnya
didalam suatu klausa (Kridalaksana, 2007 : 95) (Kridalaksana, 2008 : 199) (Chaer, 2008 :
96) (Kuswardono, 2013 : 6).
(2) konjungsi/konjungtor,
adalah partikel yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraph dengan
paragraph (Kridalaksana, 2008 :131) (Kuswardono, 2013 : 7). Untuk lebih jelasnya
pembahasan tentang konjungsi akan dibahas di subbab selanjutnya.
(3) interjeksi,
adalah bentuk yang tak dapat diberi afiks dan yang tidak mempunyai dukungan
sintaksis dengan bentuk lain dan yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan
(Kridalaksana, 2008 : 95)
(4) artikel/artikula,
adalah unsure yang digunakan untuk membatasi atau memodifikasi nomina.
Artikel disebut juga artikulus yang berfungsi sebagai penentu atau mendefinitkan suatu
nomina, adjektiva, atau kelas lain (Chaer, 2008 : 104)
(5) partikel penegas,
adalah bentuk untuk mengungkapkan penegasan.
2.2 Pengertian Konjungsi dalam Tataran Linguistik (Sintaksis)
Konjungsi/konjungtor adalah partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraph dengan

paragraph. Konjungsi disebut juga sebagai kata sambung atau kata penghubung. Konjungtor
bertugas menghubungkan satu konstituen dengan konstituen lain baik yang berada dalam kalimat
maupun yang berada di luar kalimat. Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan
satuan dalam konstruksi hipotaktis dan slalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam
konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setara maupun yang tidak
setara.
2.3 Macam-macam Konjungsi dalam Tataran Linguistik (Sintaksis)
Menurut Kridalaksana (2007 : 102-104), subkategorisasi terhadap konjungsi dalam bahasa
indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.
Konjungsi intra-kalimat, adalah konjungsi yng menghubungkan satuan-satuan kata dengan
kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (contoh : agar, jika, maka).
b.

Konjungsi ekstra-kalimat, dikelompokkan menjadi konjungsi intratekstual dan konjungsi

ekstratekstual. Konjungsi intratekstual adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan


kalimat atau paragraph dengan paragraph (contoh : akan tetapi, apalagi, bahkan). Konjungsi
ekstratekstual adalah konjungsi yang menghubungkan dunia di luar bahasa dengan wacana.
Menurut Chaer (1994 : 218), dilihat dari sifat hubungannya konjungsi dibedakan menjadi dua
bagian yaitu
(1) konjungsi koordinatif, dan
(2) konjungsi subordinatif.
Konjungsi berdasarkan luas jangkauannya dapat dibedakan menjadi
(1) konjungsi intra kalimat dan
(2) konjungsi antarkalimat.
Dan menurut Alwi (2003 : 297), berdasarkan perilaku sintaksisnya konjungsi dapat dibagi
menjadi empat yaitu
(1) konjungtor koordinatif,
(2) konjungtor subordinatif,
(3) konjungtor korelatif, dan
(4) konjungtor antarkalimat.
Secara umum, konjungtor dalam tataran linguistic dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
(1) konjungtor antarklausa,
(2) konjungtor antarkalimat, dan
(3) konjungtor antar paragraph.

1.

Konjungtor antarklausa

Konjungtor antarklausa adalah konjungtor yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
a.
Konjungtor koordinatif
Konjungtor koordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua unsure klausa atau lebih
yang kedudukannya sederajat atau setara (Chaer, 1994 : 218).
Komponen-komponen dalam konjungtor koordinatif adalah :
Konjungtor penambahan (dan, dengan, serta)
Contoh : Ayah membaca Koran dan Dinar membaca novel.
Konjungtor pemilihan (atau)
Contoh : Devi memasak di dapur atau mendengarkan music di kamar ?
Konjungtor penerusan (lalu, kemudian, selanjutnya)
Contoh : Polisi menangkap perampok kemudian memasukannya ke dalam jeruji besi.
Konjungtor mempertentangkan (namun, tetapi, sebaliknya, sedangkan)
Contoh : Hari ini hujan lebat tetapi Sastrianing tetap pergi ke kampus.

b.
Konjungtor subordinatif
Konjungtor subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua unsure klausa yang tidak
sederajat. Kedudukan klausa yang satu lebih utama daripada klausa yang lainnya (Chaer, 1994 :
218)
Komponen-komponen dalam konjungtor subordinatif adalah :
Menyatakan waktu (ketika, setelah, sebelum, sesudah, tatkala)
Contoh : perasaan ini timbul secara tiba-tiba tatkala kereta api mulai memasuki daerah
perbatasan.
Menyatakan syarat (jika)
Contoh : Feny akan menjadi siswa yang pintar jika Ia belajar sungguh-sungguh.
Menyatakan pengandaian (seandainya)
Contoh : seandainya emak memberi Ratna izin pergi malam ini pasti Ia tidak menangis.
Menyatakan tujuan (agar, supaya)
Contoh : saya harus belajar sungguh-sungguh supaya saya dapat mewujudkan impian saya.
Menyatakan konsesif (walaupun, meskipun)
Contoh : Ibu dapat menghidupi anak-anaknya walaupun Ayah telah tiada.
Menyatakan perbandingan (seakan-akan, seolah-olah)
Contoh : mereka diam saja seolah-olah tidak tahu permasalahannya.
Menyatakan sebab (karena, sebab)
Contoh : Yongki menangis karena ditinggal mamanya kerja di kantor.
Menyatakan hasil (sehingga, sampai-sampai)
Contoh : Mercy belajar sungguh-sungguh sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan.
Menyatakan alat (dengan)
Contoh : adik menulis dengan menggunakan pensil.
6

Menyatakan cara (cara, dengan, tanpa)


Contoh : gadis itu berjalan tanpa menggunakan alas kaki.
Menyatakan komplementasi (bahwa)
Contoh : saya yakin bahwa kamu bisa mengendarai mobil sendiri.
Menyatakan atributif (yang)
Contoh : Jingga meminjam buku yang dibaca Sabang.
c.

Konjungtor korelatif

Konjungtor korelatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua kata, frasa atau klausa yang
memiliki status sintaksis yang sama. Konjungtor korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan
oleh satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan (Alwi, 2003 : 298) (Kuswardono, 2013 : 8).
Contoh :
Tidak hanya...tetapi juga
Aulia tidak hanya cantik, tetapi juga pintar.
Bukan hanyamelainkan juga
Dian bukan hanya seorang guru, melainkan juga seorang model.
Demikiansehingga
Mobil itu larinya demikian cepatnya sehingga sangat sukar untuk dipotret.
Sedemikian rupasehingga
Adik mengerjakan tugasnya sedemikian rupa sehingga gurunya senang memeriksa pekerjaannya.
Apa(kah)atau
Apa(kah) anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus.
Baikmaupun
Baik Pak Anton maupun anaknya tidak suka minum kopi.
Entahentah
Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya.
Jangankanpun
Jangankan soal yang semudah itu, soal yang sulit pun ia bisa mengerjakannya.

2.

Konjungtor antarkalimat

Konjungtor antarkalimat adalah konjungtor yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang
satu dengan kalimat yang lainya yang berada dalam satu paragraph. Oleh karena itu,konjungtor
macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis
dengan huruf capital.
Komponen-komponen dalam konjungtor antarkalimat adalah :
-

Menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya


7

(biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun


demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu)
Contoh : kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya.
Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya
(kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya)
Contoh : mereka berbelanja ke Java Moll. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di
Gunungpati.
Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan
sebelumnya
(tambahan pula, lagi pula, selain itu)
Contoh : Pak Darta terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap tekanan darah
tinggi.
Menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya
(sebaliknya)
Contoh : Penjahat iitu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia melawan polisi
dengan belati.
Menyatakan keadaan yang sebenarnya (sesungguhnya, bahwasannya)
Contoh : Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya, masalah ini sudah dia
ramalkan sebelumnya.
Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya (malah(an), bahkan)
Contoh : Pak Amir sudah tahu tentang soal itu. Bahkan, dia sudah mulai menanganinya.
Menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya (akan tetapi, namun)
Contoh : Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.
Menyatakan konsekuensi
(dengan demikian)
Contoh : Acara terakhir dipersembahkan oleh para mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Asing.
Dengan demikian, berakhirlah acara tersebut bersamaan dengan berakhirnya persembahan tadi.
Menyatakan akibat
(oleh karena itu, oleh sebab itu)
Contoh : Kiki sering tidak masuk sekolah. Oleh karena itu, ia sering dipanggil oleh petugas BK.
Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya
(sebelum itu)
Contoh : Rika juara satu olimpiade Sains tingkat nasional. Sebelum itu, Ia menjuarai lomba
pidato bahasa Inggris tingkat provinsi.
(Alwi, 1998 : 300)

3.

Konjungtor antarparagraf

Konjungtor antarparagraf adalah konjungtor yang digunakan untuk memulai suatu paragraph.
Hubungan dengan paragraph sebelumnya berdasarkan makna yang terkandung pada paragraph
sebelumnya itu. Konjungsi antarparagraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Contoh :
-

Adapun
Akan hal
Mengenai
Dalam pada itu

Selain keempat konjungsi antarparagraf tersebut Terdapat juga konjungsi antarparagraf berikut :
-

Alkisah
Arkian
Sebermula
Syahdan

BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam tinjauan sintaksis, kata dapat
dikelompokkan berdasarkan kategori sintaksisnya yaitu kelas kata terbuka dan kelas kata
tertutup. Kelas kata terbuka meliputi nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata
sifat). Dan kelas kata tertutup meliputi adverbial (kata keterangan), pronominal (kata ganti),
numeralia (kata bilangan), dan partikel (kata tugas). Partikel dapat dibagi menjadi : preposisi
(kata depan), konjungsi (kata hubung), interjeksi (kata seru), artikel/artikula, dan kata penegas.
Konjungsi atau konjungtor adalah partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraph
dengan paragraph. Ada berbagai macam konjungsi/konjungtor yaitu :
a.

Konjungtor koordinatif menghubungkan kata atau klausa yang setara.


9

Kalimat yang dibentuk dengan cara itu dinamakan kalimat majemuk setara.
b.

Konjungtor subordinatif, adalah konjungtor yang menghubungkan dua unsure klausa yang

tidak sederajat.
c.

Konjungtor korelatif, adalah konjungtor yang menghubungkan dua kata, frasa atau klausa

yang memiliki status sintaksis yang sama.


d.

Konjungtor antarkalimat, adalah konjungtor yang digunakan untuk menghubungkan

kalimat yang satu dengan kalimat yang lainya yang berada dalam satu paragraph.
e.

Konjungtor antarparagraf, adalah konjungtor yang digunakan untuk memulai suatu

paragraph atau konjungtor yang digunakan untuk merangkai dua kalimat, tetapi masing-masing
merupakan kalimat sendiri-sendiri.

10

Anda mungkin juga menyukai