Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PENCEGAHAN INFEKSI

Nama : Ana Ribka Huninhatu

Nim : 2020.01.002

S1 keperawatan tingkat 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH

SURABAYA

2021
 Penggertian infeksi

Infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan perkembangbiakan mikro


organisme seperti bakteri, virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal
dari dalam tubuh. Infeksi bisa terjadimpada suatu area saja pada tubuh atau bisa
menyebar melalui darah sehinga menjadi bersifat menyeluruh.
1. Transmisi kuman
Adalah proses masuknya kuman ke dalam tubuh
manusia yang dapat menimbulkan radang atau penyakit.
Terdiri dari beberapa unsur yaitu :
 Reservoir : habitat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme, dapat berupa manusia, binatang,
tumbuhan maupun tanah.
 Jalan masuk : jalan masuknya mikroorganisme
ketempat penampungan dari berbagai kuman seperti
saluran pernafasan, pencernaan, kulit.
 Inang (host) : tempat berkembangnya suatu
mikroorganisme yang dapat didukung oleh ketahanan
kuman.
 Jalan keluar : tempat keluar mikroorganisme dari
reservoir, seperti sistem pernafasan, sistem
pencernaan, alat kelamin.
 Jalur penyebaran : jalur yang dapat menyebarkan
berbagai kuman mokroorganisme ke berbagai tempat,
seperti air, makanan, udara.

2. Cara penularan mikro organisme


 Kontak tubuh : kuman masuk kedalam tubuh melalui
proses penyebaran secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung melalui sentuhan dengan
kulit, secara tidak langsung melalui benda yang
terkontaminasi.
 Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi,
seperti pada penyakit tifus abdominalis, penyakit
infeksi cacing.
 Serangga : penyebaran penyakit malaria oleh
plasmodium pada nyamuk anopeles, dan beberapa
penyakit saluran pencernaan yang dapat ditularkan
melalui lalat.
 Udara : proses penyebaran kuman melalui udara dapat
dijumpai pada penyebaran penyakit sistem pernafasan.
3. Faktor yang mempengaruhi proses infeksi
1) Sumber penyakit : dapat mempengaruhi apakah
infeksi berjalan cepat atau lambat.
2) Kuman penyebab : dapat menentukan jumlah
mokroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk
kedalam tubuh, dan virulensinya.
3) Cara membebaskan sumber dari kuman : dapat
menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau
diperlambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu,
penyinaran (cahaya).
4) Cara penularan : seperti kontak langsung, melalui
makanan atau udara, dapat menyebabkan penyebaran
kuman kedalam tubuh.
5) Cara masuknya kuman : proses penyebaran kuman
berbeda, tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk
melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit.
6) Daya tahan tubuh : daya tahan tubuh yang baik dapat
memperlambat proses infeksi atau mempercepat
proses penyembuhan.
Faktor lain : status gizi atau nutrisi, tingkat stres tubuh,faktor
usia, atau kebiasaan yang tidak sehat.
4. Infeksi nosokonial
Adalah infeksi yang terjadi di RS atau dalam sistem
pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di
sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas
kesehatan, pengunjung, maupun sumber lain.
Sumbber infeksi nosokonoal
1) Pasien : merupakan unsur utama yang dapat
menyebarkan infeksi ke pasien lainnya, petugas
kesehatan, pengunjung atau benda dan alat
kesehatan lainnya.
2) Petugas kesehatan : dapat menyebarkan infeksi
melalui kontak langsung yang dapat
menularkan berbagai kuman ke tempat lain
3) Pengunjung : dapat menyebarkan infeksi yang
didapat dari luar ke dalam lingkungan RS atau
sebaliknya, yang di dapat dari dalam RS ke luar
RS.
4) Sumber lain : lingkungan RS yang meliputi
lingkungan umum atau kondisi kebersiahan RS
atau alat yang ada di RS yang di bawa oleh
pengunjung atau petugas kesehatan
5. Pencegahan infeksi
Infeksi serius pasca bedah masih merupakan masalah di
beberapa negara, ditambah dengan munculnya penyakit
AIDS dan hepatitis B yang belum ditemukan obatnya. Saat
ini perhatian utama di tujukan untuk mengurangi resiko
perpindahan penyakit, tidak hanya terhadap px, tetapi juga
pada pemberi pelayanan kesehatan dan karyawan, termasuk
pekarya (orang yg bertugas membersihkan dan merawat
ruang bedah.
Tindakan pencegahan infeksi
1) Aseptik : tindakan yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan, atau semua usaha yang
dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi
atau menghilangkan jumlah mokroorganisme,
baik pada permukaan benda hidup maupun
benda mati agar alat-alat kesehatan dapat
dengan aman digunakan.
2) Antiseptik : upaya pencegahan infeksi dengan
cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya.
3) Dekontaminasi : tindakan yang dilakukan agar
benda mati dapat ditangani oleh petugas
kesehatan secara aman, terutama petugas
pembersihan medis sebelum pencucian
dilakukan. Mis : meja pemeriksaan, alat-alat
kesehatan, dan sarung tangan yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh di
saat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
4) Pencucian : tindakan menghilangkan semua
darah, cairan tubuh atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
5) Desinfeksi : tindakan menghilangkan sebagian
besar mikroorganisme penyebab penyakit pada
benda mati atau instrumen.
6) Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) : Tindakan
untuk menghilangkan semua mikroorganisme,
kecuali endospora bakteri dengan cara merebus
atau secara kimiawi.
7) Sterilisasi : tindakan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit,
dan virus) termasuk bakteri endospora.
Prinsip-prinsip pencegahan infeksi
1) Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan
benda-benda lain yg akan dan telah bersentuhan
dg kulit tak utuh/selaput mukosa atau darah,
harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah
selesai di gunakan harus dilakukan proses
pencegahani nfeksi secara benar.
2) Setiap orang harus dianggap dapat menularkan
penyakit karena infeksi yg terjadi bersifat
asimptomatik (tanpa gejala)
3) Setiap orang harus dianggap berisiko terkena
infeksi
4) Jika tidak diketahui apakah permukaan,
peralatan atau benda lainnya telah diproses dg
benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
5) Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara
total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dg menerapkan tindakan-tindakan
pencegahan infeksi yg benar dan konsisten.

Anda mungkin juga menyukai