Anda di halaman 1dari 4

MODUL IX

POLA DAN PENGEMBANGAN KALIMAT


Apa saja pola dasar dalam kalimat Bahasa Indonesia?
Semua kalimat dasar yang digunakan sebenarnya berasal dari beberapa pola kalimat dasar.
Kalimat dasar tersebut dikembangkan sesuasi dengan kebutuhan, dimana dalam
pengembangannya harus berdasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan hal ini dapat
disimpulkan bahwa kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti,
belum mengalami perubahan. Perubahan itu sendiri dapat berupa penambahan unsur seperti
keterangan kalimat ataupun subjek, predikat, objek, atau pelengkap. Pola kalimat dapat
dibedakan menjadi delapan tipe berikut.
1. Kalimat Dasar Berpola S+P
Pola ini merupakan pola kalimat paling dasar dan sederhana. Pola ini memiliki unsur
subjek dan predikat. Predikat dalam pola ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, atau kata bilangan.
Contoh:
 Ayah dan ibu bercocok tanam. (Ayah dan ibu bertindak sebagai subjek dan bercocok
tanam bertindak sebagai predikat)
 Ibu memasak. (Ibu bertindak sebagai subjek dan memasak bertindak sebagai predikat)
2. Kalimat Dasar Berpola S+P+O
Pola ini terdiri atas unsur subjek, predikat, dan objek. Pola ini biasanya digunakan pada
contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif transitif. Subjeknya dapat
berbentuk nomina atau frasa nominal, predika berbentuk verba transitif, dan objek
berbentuk nomina atau frasa nominal.
Contoh:
 Ibu memasak sayu sup. (Ibu bertindak sebagai subjek, memasak bertindak sebagai
predikat, dan sayur sup bertindak sebagai objek)
 Kakak sedang memainkan seruling. (Kakak bertindak sebagai subjek, sedang
memainkan bertindak sebagi predikat, seruling bertindak sebagai objek)
3. Kalimat Dasar Berpola S+P+Pelengkap
Pola ini terdiri atas unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Pola ini biasanya digunakan
dalam contoh kalimat deklaratif aktif intransitif, contoh kalimat deklaratif semitransitif,
kalimat aktif intransitif, dan contoh kalimat aktif semitransitif. Unsur-unsur seperti
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Contoh:
 Tubuhku berlumuran keringan. (Tubuhku bertindak sebagai subjek, berlumuran
bertindak sebagai predikat, dan keringat bertindak sebagai pelengkap)
 Langit siang ini berhamburan awan kelabu. (Langit siang ini bertindak sebagai
subjek, berhamburan bertindak sebagai predikat, awan kelabu bertindak sebagai
pelengkap)
4. Kalimat Dasar Berpola S+P+O+Pelengkap
Pola ini terdiri atas unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Unsur-unsur seperti
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh:
 Dia makan nasi yang hangat (Dia bertindak sebagai subjek, makan bertindak sebagai
predikat, nasi bertindak sebagai objek, yang hangat bertidak sebagai penjelas dari
nasi yang menjadi objek)
5. Kalimat Dasar Berpola S+P+Ket
Pola ini terdiri atas unsur subjek, predikat, dan keterangan karena diperlukan oleh
predikat. Pola ini biasanya digunakan pada kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat
aktif transitif. Unsur-unsur seperti subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh:
 Aku makan dengan lahap (Aku bertindak sebagai subjek makan bertindak sebagai
predikat, dan dengan lahap bertindak sebagai keterangan cara subjek makan)
6. Kalimat Dasar Berpola S+P+O+Ket
Pola ini merupakan pola paling umum, terdiri atas unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Unsur-unsur seperti subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa
verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Contoh:
 Kami mendorong meja ke pinggir kelas (Kami bertindak sebagai subjek, mendorong
bertindak sebagai predikat, meja bertindak sebagai objek, dan ke pinggir kelas
bertindak sebagai keterangan tempat)
7. Kalimat Dasar Berpola S+P+Pelengkap+Ket
Pola ini terdiri atas unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Unsur-unsur
seperti subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Contoh:
 Dia meminum yang panas dengan santai (Dia bertindak sebagai subjek, meminum
bertindak sebagai predikat, yang panas bertindak sebagai pelengkap, dan dengan
santai bertindak sebagai keterangan cara meminum.
8. Kalimat Dasar Berpola S+P+O+Pelengkap+Ket
Pola ini merupakan pola paling kompleks dan lengkap, terdiri atas unsur subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Unsur-unsur seperti subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh:
 Nenek makan nasi yang hangat dengan lahap (Nenek bertindak sebagai subjek,
makan bertindak sebagai predikat, nasi bertindak sebagai objek, yang hangat
bertindak sebagai pelengkap dari keadaan nasi, dan dengan lahap bertindak sebagai
pelengkap.
Tambahan
Kalimat Pengembang
Kalimat pengembang adalah kalimat yang berfungsi sebagai pendukung kalimat topik. Di dalam
bahasa Indonesia, kalimat pengembang bisa disebut juga sebagai kalimat penjelas. Jumlah
kalimat pengembang juga lebih banyak daripada kalimat topik. Pengembangan dari kalimat topik
yang bersifat kronologis biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu.
Urutannya adalah: masa lalu, kini dan yang akan datang. Kalimat pengembang atau kalimat
penjelas dibedakan menjadi dua, yakni kalimat pengembang langsung (kalimat penjelas mayor)
dan kalimat pengembang tidak langsung (kalimat penjelas minor).

Jenis-jenis kalimat pengembang


1. Kalimat pengembang langsung
Kalimat pengembang langsung adalah kalimat penjelas utama yang bertugas menjelaskan
secara langsung gagasan utama dan kalimat topik yang terdapat di dalam paragraf itu.
Artinya, antara kalimat topik dan kalimat pengembang langsung dalam sebuah paragraf
itu bersifat langsung.
2. Kalimat pengembang tidak langsung
Kalimat pengembang tidak langsung adalah kalimat penjelas yang tidak secara langsung
menjelaskan gagasan utama dan kalimat topik paragraf. Kendati demikian, kalimat
pengembang tidak langsung berfungsi untuk menjelaskan kalimat penjelas mayor secara
langsung. Sebuah penjelas utama tertentu tidak serta merta dapat digunakan untuk
menjelaskan kalimat penjelas utama yang lainnya.

Ringkasan
 Kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum
mengalami perubahan. Perubahan itu sendiri dapat berupa penambahan unsur seperti
keterangan kalimat ataupun subjek, predikat, objek, atau pelengkap. Pola kalimat
dapat dibedakan menjadi delapan tipe, yaitu kalimat dasar berpola S – P, berpola S –
P – O, berpola S – P – Pel, berpola S – P – O – Pel, berpola S – P – K, berpola S – P –
O – K, berpola S – P – Pel – K, dan berpola S – P – O – Pel – K
 Kalimat pengembang adalah kalimat yang berfungsi sebagai pendukung kalimat
topik. Kalimat pengembang atau kalimat penjelas dibedakan menjadi dua, yakni
kalimat pengembang langsung (kalimat penjelas mayor) dan kalimat pengembang
tidak langsung (kalimat penjelas minor).
Daftar Pustaka
Jeroanayam. 2020. Wangsit Platinum spoiler UTBK SBMPTN 2020 : SUKSES TPS.
Serang: Wangsit Education
Sujinah, S., Fatin, I. and Rachmawati, D.K., 2018. Buku Ajar Bahasa Indonesia Edisi
Revisi.
Tim Tentor Master. 2019. WANGSIT PAWANG SOAL SULIT SBMPTN SAINTEK
2019. Jakarta: PT Gramedia
The King Eduka. 2019. SUPER MODUL TPS UTBK SBMPTN. Jakarta: Cmedia

Anda mungkin juga menyukai