KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG
NOMOR : 445/……./Kpts/IV/2018
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO
DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG
MEMUTUSKAN
KURNIA PERMITASARI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG
NOMOR :
TANGGAL : 01 APRIL 2018
TENTANG : PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG
A. PENDAHULUAN
yang penting. Hal ini mencakup seluruh area baik manajerial maupun fungsional,
termasuk area pelayanan, tempat pelayanan, juga area klinis. Puskesmas perlu
dipisahkan.
Puskesmas . Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)
canggih dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non
Puskesmas Sulili perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko
diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Yang
jadi kendala adalah bahwa masih kurangnya referensi tentang keselamatan pasien
B. TUJUAN
identifikasi, analisa, dan pengelolaan risiko ini dapat memberikan manfaat bagi
proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah
difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif) danpotensial terjadi (proaktif)
4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP): setiap kejadian yang tidak disengaja dan
IKP terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
pada pasien.
6. Kejadian Nyaris Cidera (KNC): adalah insiden yang berpotensi menimbulkan
cidera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak
kan cidera pada pasien dan sudah terpapar ke pasien, tetap ternyata tidak
8. Kondisi Potensial Cedera (KPC): adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
9. Kejadian Sentinel : adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan telah
pada pasien. Termasuk di dalam kejadian sentinel antara lain: kematian yang
tidak dapat diantisipasi dan tidak berhubungan dengan penyebab alami dari
penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien; bunuh diri, kehilangan
permanen dari sebagian besar fungsi tubuh yang tidak berhubungan dengan
penyakit dasar pasien; pembedahan yang salah lokasi / salah prosedur / salah
pasien; penculikanbayi atau bayi yang dibawa pulang oleh orang tua yang salah.
10. Pelaporan insiden keselamatan pasien : adalah suatu sistim untuk mendokumen
11. Risiko Sisa : adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai setelah
12. Penilaian Risiko : adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau
klasifikasi dan derajat (grading) kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
terpapar risiko tersebut. Untuk grading ini masih membutuhkan pemahaman dan
13. Penilai Risiko : adalah anggota dari staf (manager atau yang lain) yang telah
untuk Tim Mutu dan Audit Mutu dan Penanggung jawab (Koordinator) unit layanan serta
RUANG LINGKUP
pelayanan dan area klinis. Manajemen risiko merupakan tanggung jawab semua
pengendalian risiko strategis dan operasional tidak akan tercapai apabila semua
pengelolaan risiko:
puskesmas :
a. Level Puskesmas oleh Tim mutu dan manajemen risiko klinis dari Tim
b. Level unit pelayanan oleh penanggung jawab / koordinator atau pelaksana dari
dan berkesinambungan
pendanaannya.
keselamatan pasien
f. Melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan jika ada risiko yang berat dan
Menurunkan/meminimalisasi risiko.
c. Memantau daftar risiko per unit kerja untuk setiap perubahan, bagian yang
tidak lengkap, dengan perhatian pada tingkat risiko dan jadwal waktu.
d. Memberi saran kepada penilai risiko, kepala unit kerja dan pihak eksekutif
manajemen risiko.
Risiko.
h. Melaporkan kegiatan manajemen risiko dan keselamatan pasien kepada
kepada anggota tim yang telah menghadiri pelatihan penilaian risiko untuk
penilai.
jawab mereka.
bagi staf untuk mendukung penurunan risiko. (Hal ini mencakup bahwa
yang direncanakan.
implikasi sumber daya yang besar, risiko akan diprioritaskan oleh Kepala
Puskesmas.
13)Memastikan bahwa penilaian risiko divalidasi ulang pada jangka waktu
suatu hal yang mendasar bahwa jika seorang staf menganggap ada hal yang
serius yang telah mereka laporkan kepada atasan langsung mereka, tetapi
belum ditindaklanjuti, mereka harus melaporkan ini kepada tingkat yang lebih
tinggi.
manajemen risiko.
penilaian dilakukan
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
Meliputi:
1. asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen risiko,
2. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak
lanjutnya;
1. Hak Pasien
TATA LAKSANA
2. Identifikasi risiko.
3. Analisis risiko.
4. Evaluasi risiko
5. Kelola risiko.
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Sumber : Kuntjoro , C
(2009)
Adapun proses penerapan manajemen risiko adalah :
harus ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan konsekuensi potensial yang
Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan, atau bagian dari
dipelihara.
yang banyak masalah, atau terbatas pada area praktik klinis spesifiik, unit
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam penerapan manajemen risiko dan
c. Pelayanan Farmasi
f. Pelayananan laboratorium
2. TAHAP 2: IDENTIFIKASI RISIKO
Identifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman sistem
proses sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi risiko yang tidak
diidentifikasi pada tahap ini akan dikecualikan dari analisis dan pelayanan lebih
lanjut. Semua materi risiko harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah
Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan), tingkat Puskesmas , unit pelayanan atau tingkat tim harus diidentifikasi,
dinilai, dikelola dan dipantau. Untuk memulai proses, perludilakukan identifikasi dan
penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal dan eksternal yang dapat
menimbulkan ancaman.
2. Insiden yang terjadi dan dampaknya pada Puskesmas atau stakeholder internal /
eksternal;
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau bahaya
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas manajemen
risiko.Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial (dengan
pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan reaktif /
2. Kecelakaan:
a. Tersengat listrik
e. Terpeleset
5. Kejadian Infeksi
c. Needlestick injury
e. Infeksi nosocomial
6. Rekam medik
7. Obat
8. Keamanan
a. Pencurian
b. Pasien hilang
seperti:
-Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
-Laporan insiden.
Puskesmas , unit pelayanan dan semua unit layanan, untuk memahami risiko,
mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan lebih lanjut. Perlu proses
memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta menyediakan
kerugian yang akan terjadi, makin segera tindakanharus dilakukan. Analisis dilakukan
dengan melakukan risk grading/ tingkatan risiko untuk menentukan keparahan dari
tiap risiko dengan cara memeriksa kecenderungan terjadinya risiko dan akibatnya
atasrisiko saat ini, termasuk kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul
terjadinya insiden.
Matrix grading dipakai dalam keselamatan pasien pada saat menetapkan berat
ringanya error :
A. Pengertian
1. Dampak (consequences)
Adalah gambaran seberapa berat akibat dialami pasien mulai dari ada
TABEL 1
Dampak Klinis / Consequences / Severity
Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI
1 Insignificant Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan, Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama,
Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
3 Moderate intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan
dengan penyakit yang mendasarinya
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
Cedera luas / berat
4 Major Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
sensorik, psikologis, intelektual) / irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
5 Cathastropic Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit yang mendasarinya
2. Probabilitas/Frekuensi / Likehood)
Adalah seberapa seringnya hal tersebut terjadi (table 2). Tabel ini
Tabel 2
Probabilitas /frekuensi / likelihood
Level/ Frekuensi Kejadian actual
tingkat reiko
1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat t
terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan
Adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan derajat resiko suatu
Skor resiko
(tabel 3)
dampak
Tabel 3
Risk grading matrix
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme
Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Bebarapa x
/thn)
4
Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x)
2
Sangat jarang Low Low Moderate High Extreme
sekali (>5 thn/x)
1
Tabel 4
4. Bands resiko
invetigasinya
Bands resiko adalah derajat resiko yang digambarkan dalam warna yang terdiri
Tabel 5
Warna bands :
hasil pertemuan nilai dampak yang diurut kebawah dan nilai probabilitas yang
diurut kesamping kanan
Resiko = dampak x probabilitas
analisa dampak berikut ini. Identifikasi apakah insiden adalah cidera ringan
pertama maka level 2 (minor ) bila cidera seperti yang kedua maka adalah
dibawah ini
sekali dalam lebih 5 tahun berarti masuk resiko level 1, tetapi bila kejadiannya
mungkin.
berikut :
dampak
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignifican Minor Moderate Major Catastropi
Likelihood t 2 3 4 c
1 5
Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Bebarapa x /thn)
4
Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x)
2
Sangat jarang sekali (>5 Low Low Moderate High Extreme
thn/x)
1
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
minggu
maksimal 2 minggu
investigasi
dikembangkan dalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti. Melakukan
evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan tingkat risiko yang
ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang ditentukan sebelumnya, dan
menentukan tingkat risiko secara internal maupun eksternal yang siap diterima
puskesmas. Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan menentukan peringkat risiko,
yang menunjukkan bahwa bila risiko diterima puskesmas, maka harus berhasil
internal, eksternal dan persyaratan hukum. Penentuan kriteria sejak awal merupakan
alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang belum mendapatkan
edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko tidak dapat dieliminasi,
maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko kerugian. Setelah dilakukan
identifikasi dan analisa risiko, maka satuan tugas manajemen resiko harus
risiko dengancara:
hanyauntuk sementara
DOKUMENTASI
Salah satu kunci utama keberhasilan dari program keselamatan pasien adalah
pelaporan ini menjadi salah satu masalah utama dalam pelaksanaan keselamatan
untuk dapat menurunkan angka kejadian atau insiden dari pelayanan yang
dilakukan menyangkut KTD, KNC dan Kejadian Sentinel serta untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien.Selain itu pelaporan juga berguna untuk
mekanisme dan alur pelaporan perlu diatur dan menggunakan form khusus yang
dengan mengikuti alur baik untuk internal sarana kesehatan maupun alur untuk
terlibat dan peduli dengan bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi terkait
1. Laporan masih dianggap hanya sebagai tugas atau kewajiban perawat saja
sehingga yang melakukan hanya perawat atau profesi pemberi layanan lain
2. Laporan yang diberikan sering kali tidak dilakukan secara terperinci karena takut
disalahkan oleh atasan atau pihak lain akibatnya banyak informasi penting tidak
4. Laporan kurang lengkap yang diakibatkan oleh kurang benarnya cara mengisi
2. Takut disalahkan karena dengan melaporkan KTD, KNC dan Kejadian Sentinel
akan membebankan keburukan dari personal atau tim yang ada dalam unit saran
2. Jangan menunda laporan insiden dengan alasan belum ditindak lanjuti atau
3. Jangan menambah catatan medis pasien bila telah tercatat dalam laporan
inisiden
4. Jangan meletakan laporan insiden sebagai bagian dari rekam medic pasien
2. Pelaporan Insiden harus aman. Staf tidak boleh dihukum karena melapor
konstruktif. Minimal memberi umpan balik ttg data KTD & analisisnya. Idealnya,
D. Karakteristik laporan:
dengan laporan klinis lainnya misalnya. Data yang diperlukan dalam laporan
2. Rincian kejadian
b. Insiden
c. Kronologi insiden
d. Jenis insiden
h. Tempat/lokasi
kerja lain ?
3. Tipe insiden
c. Kelompok dokumentasi
d. Infeksi nosokomial
f. Transfuse darah
g. Nutrisi
j. Jatuh
k. Kecelakaan
terhadap pasien.
langsung atau underlying atau dikenal sebagai root couse. Penyebab tidak
Sebuah System pelaporan yang baik adalah apabila system pelaporan tersebut
1. Bersifat tidak menghukum: Pelapor bebas dari rasa takut dan pembalasan
klinis dan telah terlatih untuk mengenal penyebab system yang utama.
5. Tepat waktu: Laporan dianalisa segera dan rekomendasinya
mengetahuinya.Oleh karena itu perlu dibedakan jenis laporan untuk internal sarana
pasien yang ada di Rumah Sakit.Untuk sarana kesehatan lain belum ada
panduannya namun secara prinsip dapat melakukan hal sama dengan jalur yang
a. Level Staf
Tugas :
Standar :
Tugas :
Tugas :
dilakukan secara cermat, terliti dan akurat baik secara kelengkapan maupun
hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam pelaporan antara lain:
b. Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau staf pelayanan
klinis yang pertama kali menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian
berikut :
a. Apabila terjadi suatu insiden baik KNC/KTD kejadian sentinel, terkait
f. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
minggu
maksimal 2 minggu
Sarana Kesehatan
terhadap :
“kemungkinan dan dampak risiko” setiap saat, maka manajemen risiko harus
harus menyusun prioritas risiko menurut keparahan risiko (sesuai warna/ bands
olehmanajer level tertentu tergantung tingkat keparahan risiko (sesuai warna/ bands
risiko).
b. Untuk mengembangkan daftar risiko internal dan rencana kegiatan untuk semua
unit layanan.
c. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin
timbul dari kegiatan puskesmas serta untuk menganalisis risiko yang berdampak
PENUTUP
serta ketergantungan maka system pelaporan perlu dipahami dan perlu keterlibatn
semua pihak terkait mulai dari pimpinan sampai staf pelaksana.Untuk dapat
mewujudkan system pelaporan yang baik, tertata dan berjalan dengan lancar maka
roda system pelaporan agar berjalan, demikian pula para koordinator dan staf harus
menyumbangkan tenaga, pikiran maupun waktunya agar pelaporan dapat berjalan dan
tertib. Para koordintaor atau pimpinan diunit masing-masing perlu mendorong dan
Untuk mendapatkan laporan insiden yang baik dan benar maka seluruh staf
perlu diberikan kemampuan untuk mengisi form pelaporan dan cara pelaporan yang
baik dan benar serta lengkap. Selain hal tersebut para staf perlu mendapat dukungan
merupakan isu utama saat ini yang memerlukan dukungan penuh dari para pengambila
keselamatan pasien tidak dapat berjalan sendiri karena proram ini memiliki kaitan
dukungan baik secara finasial maupun sumber daya manusia dan lainnya menjadi
KURNIA PERMITASARI