Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGARUH COVID-19 TERHADAP BADAN AMIL ZAKAT


NASIONAL (BAZNAS) SEBAGAI PENGHIMPUN ZAKAT DI KOTA
SERANG
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Lembaga
Keuangan Syariah Dosen Pengampu: Dr. Sulaiman Jazuli

O l e h:
Muhammad Haris

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021 M / 1442 H
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Pengaruh Covid-19 Terhadap Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) Sebagai Penghimpun Zakat Di Kota Serang" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Lembaga Keuagan Syariah.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sulaeman Jajuli,M.EI selaku dosen
Mata Kuliah Lembaga Keuagan Syariah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, 6 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................


A. LATAR BELAKANG .........................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................

C. TUJUAN ..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

A. Konsep Zakat .......................................................................................................


B. Profil Badan Amil Zakat (Baznas) .......................................................................
C. Dasar Hukum Zakat .............................................................................................
D. Peran Pemerintah Dalam Pengumpulan Zakat Di Masa Pandemi Covid-19 ......
E. Pengelolaan Badan Amil Zakat (Baznas) Di Masa Covid-19 ..............................
F. Pelayanan Badan Amil Zakat (Baznas) Di Masa Covid-19 .................................
G. Kontribusi Zakat Terhadap Kesejahteraan Masyarakat .......................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................................
B. SARAN ................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha,
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya, sesuai dengan syariat Islam, dalam
pendistribusianya dalam pendistribusiannya1, zakat dibagi ke dalam dua bagian, zakat
produktif dan zakat konsumtif2 Zakat yang dijadikan sebagai instrumen pemberdayaan adalah
zakat produktif. Kategori pemanfaatkan zakat produktif dibagi ke dalam dua bagian.
Pertama, zakat produktif tradisional adalah zakat yang diberikan dalam bentuk
barangbarang produktif, misalnya kambing, sapi, mesin jahit, dan alat-alat pertukangan.
Kedua, zakat produktif kreatif dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk
membangun suatu proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal usaha
seorang pedagang atau pengusaha kecil. Zakat produktif adalah penyediaan, pengelolaan, dan
penyaluran dana zakat yang bersifat produktif, yang memberikan manfaat dan efek jangka
panjang bagi penerima zakat3 Jumlah dana zakat produktif diberikan kepada mustahik
dijadikan sebagai modal usaha. Faktor modal memiliki peranan yang sangat penting dalam
kegiatan produktif dan pengembangan usaha, sesuai dengan teori bahwa modal akan membantu
faktor produksi lain untuk lebih produktif, sehingga seharusnya bantuan modal akan
meningkatkan kesejahteraan penerimanya4
Pendayagunaan menurut Hasan berasal dari kata guna yang berarti manfaat dan daya
atau kemampuan mendatangkan manfaat atau hasil yang dicapai5. Zakat dapat digunakan untuk
usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.
Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan dengan syarat kebutuhan dasar
mustahik telah terpenuhi, memenuhi ketentuan Syariah, menghasilkan nilai tambah ekonomi

1
Nedi Hendri and Suyanto, ‘Analisis Model-Model Pendayagunaan Dana Zakat Dalam Pemberdayaan
Masyarakat’, Jurnal Kependidikan Dan Syariah, 11.2 (2017), 63–73
2
Dewi Sundari Tanjung, ‘Pengaruh Zakat Produktif Baznas Kota Medan Terhadap Pertumbuhan Usaha Dan
Kesejahteraan Mustahik Di Kecamatan Medan Timur’, At-Tawassuth: Jurnal Ekonomi Islam, 4.2
(2019), 349–70
3
Fatmasari Sukesti and Mamdukh Budiman, ‘The Role of Zakat in Business Development of Smes (Study on
Baznas Semarang, Central Java, Indonesia)’, International Journal of Islamic Business Ethics, 3.1 (2018), 401
<https://doi.org/10.30659/ijibe.3.1.401-409>
4
Bambang Surya Alam, ‘Analis Pengaruh Bantuan Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro
Mustahik (Studi Pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Malang)’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb, 7.2 (2019).
5
Putri Rizky Maisaroh and Sri Herianingrum, ‘Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq, Dan Shadaqah
Melalui Pemberdayaan Petani Pada Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Surabaya’, Jurnal Ekonomi Syariah Teori
Dan Terapan, 6.12 (2019), 2538–52 <https://doi.org/10.20473/vol6iss201912pp2538-2552>
untuk mustahik dan mustahik berdomisili di wilayah kerja Lembaga pengelola zakat.6 Menurut
Widodo bentuk dan sifat pendayagunaan zakat terdiri dari tiga, yaitu:7
1. Hibah, zakat pada asalnya harus diberikan berupa hibah artinya tidak ada ikatan antara
pengelola dengan mustahiq setelah penyerahan zakat.
2. Dana bergulir, zakat dapat diberikan berupa dana bergulir (pinjaman) oleh pengelola
kepada mustahik dengan catatan harus qardul hasan, artinya tidak boleh ada kelebihan
yang harus diberikan oleh mustahiq kepada pengelola ketika pengembalian pinjam
tersebut Jumlah pengembalian sama dengan jumlah yang dipinjamkan tadi.
3. Pembiayaan, penyaluran zakat oleh pengelola kepada mustahiq tidak boleh dilakukan
berupa pembiayaan, artinya tidak boleh ada ikatan seperti shahibul maal dengan
mudharib dalam penyaluran zakat.

Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 telah berdampak pada
perubahan tatanan kehidupan sosial serta menurunnya kinerja ekonomi di sebagian besar
negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Pandemi Covid 19 juga berdampak pada dana zakat
yang terkumpul di Baznas Kota Serang, penurunan zakat mencapai 10 %. Kegiatan pembinaan
yang biasa dilakukan Baznas kota serang untuk sementara di tiadakan akibat pandemic covid
19, kegiatan ini biasanya diikuti oleh para mustahik dari kalangan guru, santri serta para
pengrajin usaha kecil, Kegiatan ini sementara ditiadakan akibat covid 19. Kebijakan ini
dilakukan sesuai dengan arahan pemerintah, kemudian kegiatan dialihkan kepada
pendistribusian zakat secara konsumtif.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini:
1. Apa konsep zakat?
2. Apa profil Badan Amil Zakat (BAZNAS)?
3. Apa dasar hukum zakat?
4. Apa peran pemerintah dalam pengumpulan zakat di masa pandemi covid-19?
5. Bagaimana pengelolaan Badan Amil Zakat (BAZNAS) di masa covid-19?
6. Bagaimana pelayanan Badan Amil Zakat (BAZNAS) di masa covid-19?
7. Apa kontribusi zakat terhadap kesejahteraan masyarakat?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penelitian pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep zakat
2. Untuk mengetahui profil Badan Amil Zakat (BAZNAS)
3. Untuk mengetahui dasar hukum zakat
4. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pengumpulan zakat di masa pandemi covid-19
5. Untuk mengetahui pengelolaan Badan Amil Zakat (BAZNAS)di masa covid-19

6
PMA, ‘Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 52 Tahun 2014 Tentang Syarat Dan Tatacara
Penghitungan Zakat Mal Dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha Produktif’ (Jakarta, 2014).
7
Andik Eko Siswanto and Sunan Fanani, ‘Pemberdayaan Anak Yatim Melalui Pendayagunaan Dana Zakat,
Infaq, Dan Shadaqah Pada Lembaga Amil Zakat Yatim Mandiri Surabaya’, Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan
Terapan, 4.9 (2017), 698–712 <https://doi.org/10.20473/vol4iss20179pp698-712>.
6. Untuk mengetahui pelayanan Badan Amil Zakat (BAZNAS) di masa covid-19
7. Untuk mengetahui kontribusi zakat terhadap kesejahteraan masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Zakat
Konsep zakat adalah satu proses penting dalam menyucikan jiwa dan harta manusia
daripada sifat-sifat mazmumah dan mendekatkan diri kepada sifat-sifat mahmudah. Firman
Allah SWT yang bermaksud:

‫علِي ٌم‬
َ ‫سمِ ي ٌع‬ َّ ‫سك ٌَن لَ ُه ْم ۗ َو‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن‬
َ َ‫ص ََلتَك‬ َ ‫ط ِه ُرهُ ْم َوتُزَ كِي ِه ْم بِ َها َو‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُخذْ مِ ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬

“Ambilah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah (zakat), supaya dengannya engkau
membersihkan mereka (dari dosa) dan mensucikan mereka (dari akhlak yang buruk); dan
doakanlah untuk mereka, kerana sesungguhnya doamu itu menjadi ketenteraman bagi mereka.
Dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.”(Q.S At-Taubah 9:103)
Tujuan pengelolaan zakat adalah agar meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
menunaikan dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peran pranata
keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. Untuk
menciptakan pengelolaan zakat yang baik, diperlukan persyaratanpersyaratan: Pertama,
kesadaran masyarakat akan makna, tujuan serta hikmah zakat. Kedua, amil zakat bener-bener
orang-orang yang terpercaya. Dalam hal ini dibutuhkan adanya kejujuran dan keikhlasan dari
amil zakat, sehingga akan menimbulkan kepercayaan masyarakat kepada amil. Ketiga,
Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pemungutan yang baik.8
Berdasarkan pengertian serta penjelasan tersebutlah bahwasanya perintah zakat
termasuk salah satu kewajiban yang utama dalam Islam. Dikeluarkan oleh seorang muslim
yang telah berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang dimilikinya, serta
dianggap telah mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk dikeluarkan kewajibanya, demi
kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang berlaku.

Zakat dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, yaitu zakat fitrah dan zakat maal (harta).
B. Profil Badan Amil Zakat (Baznas)
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-satunya yang
dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki
tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat
8
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan agama Islam Departemen Agama, Ilmu Fiqh Jilid I, Jakarta: Proyek
Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1985, Cet. 2, hlm.268.
nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin
mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan
zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri
Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal
pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian
hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
Visi BAZNAS adalah menjadi lembaga utama menyejahterakan ummat. Misi
BAZNAS adalah
1. Membangun BAZNAS yang kuat, terpercaya, dan modern sebagai lembaga pemerintah
non-struktural yang berwenang dalam pengelolaan zakat;
2. Memaksimalkan literasi zakat nasional dan peningkatan pengumpulan ZIS-DSKL
secara masif dan terukur;
3. Memaksimalkan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS-DSKL untuk mengentaskan
kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan ummat, dan mengurangi kesenjangan sosial;
4. Memperkuat kompetensi, profesionalisme, integritas, dan kesejahteraan amil zakat
nasional secara berkelanjutan;
5. Modernisasi dan digitalisasi pengelolaan zakat nasional dengan sistem manajemen
berbasis data yang kokoh dan terukur;
6. Memperkuat sistem perencanaan, pengendalian, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
koordinasi pengelolaan zakat secara nasional;
7. Membangun kemitraan antara muzakki dan mustahik dengan semangat tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan;
8. Meningkatkan sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan terkait untuk
pembangunan zakat nasional; dan
9. Berperan aktif dan menjadi referensi bagi gerakan zakat dunia.
Tujuan Baznas adalah:
1. Terwujudnya BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat yang kuat, terpercaya, dan modern;
2. Terwujudnya pengumpulan zakat nasional yang optimal;
3. Terwujudnya penyaluran ZIS-DSKL yang efektif dalam pengentasan kemiskinan,
peningkatan kesejahteraan ummat, dan pengurangan kesenjangan sosial;
4. Terwujudnya profesi amil zakat nasional yang kompeten, berintegritas, dan sejahtera;
5. Terwujudnya sistem manajemen dan basis data pengelolaan zakat nasional yang
mengadopsi teknologi mutakhir;
6. Terwujudnya perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan pertanggungjawaban
pengelolaan zakat dengan kelola yang baik dan terstandar;
7. Terwujudnya hubungan saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan
antara muzakki dan mustahik;
8. Terwujudnya sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan terkait dalam
pembangunan zakat nasional;
9. Terwujudnya Indonesia sebagai center of excellence pengelolaan zakat dunia.9
C. Dasar Hukum Zakat

9
https://baznas.go.id/profil
Hukum zakat adalah wajib dalam arti kewajiban yang ditetapkan untuk diri pribadi
dan tidak mungkin dibebankan kepada orang lain, walaupun dalam pelaksanaannya dapat
diwakilkan kepada orang lain. Kewajiban zakat itu dapat dilihat dari beberapa segi: Pertama :
banyak sekali perintah Allah untuk membayarkan zakat dan hampir keseluruhan perintah
berzakat itu dirangkaikan dengan perintah mendirikan shalat seperti firman Allah dalam
surah Al-Baqarah ayat 43:
َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬
َ‫الرا ِكعِين‬ ْ ‫الزكَاة َ َو‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلة َ َوآتُوا‬
”Dan dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat dan ruku’lah kamu beserta orang-orang yang
ruku’”.
Perintah Allah untuk berzakat itu juga disebutkan pada Beberapa ayat surah dibawah ini :
a. Lafaz ‫انفق‬seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 267:

َ ِ‫ض ۖ َو ََل تَيَ َّم ُموا ا ْل َخب‬


‫يث مِ نْهُ ت ُ ْن ِفقُونَ َولَ ْست ُ ْم بِآخِ ذِي ِه إِ ََّل‬ ِ ‫سبْت ُ ْم َومِ َّما أ َ ْخ َر ْجنَا لَكُ ْم ِمنَ ْاْل َ ْر‬َ ‫ت َما َك‬ ِ ‫طيِبَا‬َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ْن ِفقُوا م ِْن‬
ٌ ‫ي َح ِميد‬ َ َّ ‫أ َ ْن ت ُ ْغ ِمضُوا فِي ِه ۚ َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬
ٌّ ِ‫ّللا غَن‬

b. Lafaz‫ صدق‬seperti dalam surat Al-Taubah ayat 60:

ۖ ‫سبِي ِل‬ ِ َّ ‫سبِي ِل‬


َّ ‫ّللا َواب ِْن ال‬ ِ ‫ب َوا ْلغ‬
َ ‫َار ِمينَ َوفِي‬ ِ ‫علَيْ َها َوا ْل ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِي‬
ِ ‫الرقَا‬ َ َ‫ِين َوا ْلعَا ِملِين‬ َ ‫صدَقَاتُ ِل ْلفُقَ َراءِ َوا ْل َم‬
ِ ‫ساك‬ َّ ‫۞ إِنَّ َما ال‬
‫علِي ٌم َحكِي ٌم‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َّ َ‫ضةً مِن‬
َّ ‫ّللا ۗ َو‬ َ ‫فَ ِري‬
Kedua lafaz tersebut diatas mengandung arti zakat.
Zakat selain diatur oleh agama dalam ayat suci Al-Qur’an dan juga hadis / perkataan
nabi. Zakat sendiri juga diatur oleh instrumen negara seperti undang-undang dan aturan hukum
lainnya. Diantaranya :
1. Undang-Undang nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
2. PP Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
3. Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat dari
Kementrian / Lembaga, Sekretariat Jenderal Lembaga Negara, Sekretariat Jenderal Komisi
Negara, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD melalui Badan Amil Zakat Nasional.
4. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Zakat.
5. Keputusan Bupati Serang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda
Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Zakat.
6. Intruksi Bupati Serang Nomor 02 Tahun 2004 yang diubah dengan Intruksi Bupati Nomor
446/282-Huk Tahun 2014, tentang Zakat Profesi bagi Pegawai/Karyawan/i di Lingkungan
Pemda Kabupaten Serang.
7. Surat Edaran Bupati Serang Nomor 457.12/1325/Kesra tentang Optimalisasi Pembayran
ZIS Karyawan Perusahaan.
8. Surat Keputusan Bupati Serang Nomor 451.12/Kep.821.Huk.Org/2015 Tentang
Penetapan Pimpinan BAZNAS Kabupaten Serang Periode 2015-2020
D. Peran Pemerintah dalam Pengumpulan Zakat di Masa Pandemi Covid-19
Keadaan pandemi Covid-19 ini, peran pemerintah sangat diperlukan terutama di sektor-
sektor yang bisa dimanfaatkan untuk menekan dan meminimalisir dampak pandemi. Salah
satunya adalah dalam kegiatan pengumpulan zakat. Langkah yang dilakukan tersebut adalah
dengan mendorong para muzaki untuk mengeluarkan zakat-nya lebih awal sebelum waktunya.
Para muzaki yang dituju bisa dari kalangan yang berkiprah dibidang pemerintah, seperti para
pejabat atau pegawai negeri sipil, maupun dari kalangan swasta seperti para pengusaha.
Langkah pemerintah ini dapat dikatakan langkah yang strategis, karena pemerintah
memiliki wewenangan untuk menggerakan hal tersebut. Adapun langkah yang dapat dilakukan
pemerintah adalah dengan mengeluarkan peraturan yang menjadi wewenangnya. Peraturan ini
tentunya harus mendorong para muzaki untuk mengeluarkan zakat lebih awal dari waktu yang
biasanya dilakukan. Selain peraturan yang diterbitkan, pemerintah juga dapat mendorong para
pejabat untuk melakukan langkah sosial yang ditujukan untuk menangani pandemi Covid-19.
Sehingga, masyarakat yang berstatus muzaki, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta
akan terdorong untuk melakukan langkah ini, karena adanya peraturan yang mengikat.10

E. Pengelolaan Badan Amil Zakat (Baznas) Di Masa Covid-19


1. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pengelolaan Zakat
Dalam konteks pengelolaan zakat ini, maka salah satu hal yang perlu dijaga adalah
kredibilitas dan akuntabilitas institusi pengelola zakat. Pengelolaan zakat harus tetap berjalan
dalam keadaan apapun, termasuk di tengah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang
merupakan bencana non alam memiliki dampak yang luar biasa, sehingga menghambat
berbagai bidang kehidupan. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah sektor ekonomi,
secara khusus adalah lembaga keuangan zakat.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Azhar Isnaeni mengatakan,
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di masa pandemi telah membatasi gerak
masyarakat. Hal ini tentunya berpengaruh kepada pendapatan mereka. Dengan demikian,
jumlah pengumpulan zakat yang tersalurkan ke lembaga keuangan Zakat akan berkurang.
Keadaan tersebut membuat lembaga-lembaga zakat harus mengubah program-program yang
sesuai dengan keadaan tersebut, supaya keberadaan lembaga masih tetap berfungsi dan
bermanfaat.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah turut serta dalam kegiatan operasional
kesehatan. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ketua Umum Forum Zakat Bambang Suherman
yang mana lembaga-lembaga zakat saat ini menerapkan strategi untuk membantu pemerintah
menangani pandemi Covid19. Salah satunya adalah melakukan edukasi kepada masyarakat

10
Muhammad Fery Dermawan,’ STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19, Munich
personal Repech Archive 71561 (2020) hal 1-8
terkait Covid-19. Ini penting agar masyarakat mengetahui bagaimana menghadapi penyakit ini.
Kegiatan ini bisa berupa melalui kampanye, menyemprot zat disinfektan di ruang publik dan
tempat-tempat ibadah, dan yang lainnya. Selain itu, lembaga zakat juga berupaya memenuhi
permintaan untuk relawan pemulasaran (pengurusan) jenazah dengan melakukan rekrutmen
relawan dan menggelar pelatihan, serta membangun instalasi perawatan di luar Gedung Rumah
Sakit (RS), seperti di halaman parkir.
Langkah ini dilakukan agar pelayanan RS terhadap orang dalam pengawasan (ODP)
atau pasien dalam pengawasan (PDP) tidak dilakukan di dalam RS untuk menghindari
bercampur dengan pasien lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong ketersediaan alat
pelindung diri (APD) untuk medis dan nonmedis, sehingga peralatan yang disediakan dapat
memenuhi kebutuhan bagi masyarakat. Lembaga zakat juga tetap ikut kontribusi dalam bidang
ekonomi, sebagaimana yang telah dilakukan dalam keadaan normal.
Kegiatan ini yang patut menjadi perhatian bersama dan bagaimana strategi lembaga
zakat menjaga ketangguhan ekonomi keluarga. Misalnya, membantu ketersediaan sembako
dan makanan siap santap karena ini yang paling dibutuhkan masyarakat terutama di daerah
yang menerapkan (PPKM). Dengan demikian dampak pandemi Covid-19 terhadap
pengelolaan zakat membuat pendapatan masyarakat zakat menurun, terutama masyarakat yang
berstatus sebagai muzaki. Hal ini tentunya mempengaruhi jumlah pengumpulan dana zakat di
lembaga zakat. Namun dalam keadaan tersebut, lembaga zakat tetap memberikan kontribusi
nya kepada masyarakat dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan langsung
dengan kesehatan seperti menjadi relawan.11

2. Pengumpulan Zakat di Masa Pandemi Covid-19


Pengumpulan zakat di masa pandemi Covid-19 tentunya memiliki perbedaan dengan
keadaan sebelumnya. Selain para petugas lembaga zakat yang melakukan funding dibatasi oleh
peraturan, seperti harus adanya pembatasan kegiatan masyarakat, para petugas juga harus
memperhatikan kesehatan mereka, agar tidak terlular oleh virus tersebut. Terkait strategi
pengumpulan zakat di masa pandemi, menurut Wakil Presiden berpendapat bahwa saat ini
merupakan waktu yang tepat bagi umat Islam untuk membayarkan zakatnya sebelum bulan
Ramadhan tiba. Hal ini sangat tepat bagi umat Islam, terutama bagi orang-orang kaya yang
biasa mengeluarkan zakatnya setiap Ramadhan, supaya penyaluran zakat dapat diterima oleh
masyarakat yang sedang membutuhkan di keadaan pandemi. 12
Kontribusi ini memang harus melibatkan banyak masyarakat, terutama para muzaki,
agar bersedia mengeluarkan zakatnya di awal waktu. Berkaitan dengan hal ini, langkah yang
dapat dilakukan oleh lembaga zakat adalah dengan memberikan sosialisasi kepada para muzaki
untuk menunaikan zakat lebih awal. Langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan kampanye di media sosial ataupun melakukan lobbying secara langsung kepada
para muzaki.
Dasar pemikiran dari langkah ini adalah, dengan pembayaran zakat yang dipercepat,
maka penyalurannya juga bisa dipercepat, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan. Apa

11
ibid
12
ibid
lagi dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Penyaluran zakat juga diharapkan
membantu menanggulangi dampak yang mungkin terjadi akibat wabah Covid-19, termasuk
kelangkaan bahan makanan dan kesulitan warga miskin memperoleh makanan dan kebutuhan
pokok lainnya. Zakat sebagaimana kita tahu merupakan salah satu bagian dari rukun Islam.
Bagi yang telah memenuhi syarat dan ketentuan untuk berzakat, ia adalah sebuah kewajiban.
Zakat sendiri bisa berupa zakat fitrah maupun zakat maal. Zakat fitrah hanya dikeluarkan pada
waktu bulan Ramadan, sedangkan waktu pembayaran zakat maal lebih luas dan leluasa, sesuai
dengan keberadaan harta yang akan dizakati.

3. Penyaluran Zakat di Masa Pandemi Covid-19


Penyaluran zakat adalah pendistribusian zakat kepada orang-orang/mustahik yang
berhak menerima zakat, baik secara konsumtif atau produktif. Sebagaimana diketahui dalam
surat At-Taubah ayat 60 disebutkan dengan jelas bahwa kelompok-kelompok atau asnaf yang
berhak menerima zakat ada 8 asnaf. (Rahmah, 2014).
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana” (At-Taubah: 60).
Kelompok-kelompok penerima zakat (mustahik) yang disebutkan dalam Ayat tersebut
adalah fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharim, fii sabilillah dan ibnu sabil. (Khasanah,
2015: 23-27). Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai tata cara penyaluran
zakat. Menurut Syekh Wahbah Az Zuhaili, ulama syafi’iyah mewajibkan penyaluran zakat
kepada delapan asnaf secara keseluruhan, baik itu zakat fitrah atau zakat maal. Hal ini
berdasarkan penafsiran dari teks surat At-Taubah ayat 60 bahwa dengan adanya huruf lam
huruf wawu, menunjukan adanya kepemilikan ( ‫ ( الصدقات‬bagi setiap asnaf. Sedangkan Jumhur
ulama (ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah) membolehkan penyaluran zakat kepada
satu asnaf, bahkan ulama Hanafiyah dan Malikiyah membolehkan penyaluran kepada satu
orang dari salah satu asnaf.
Di masa pandemi Covid-19 ini, penyaluran zakat harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang sedang terjadi dan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku baik peraturan
syar’i maupun peraturan pemerintah. Sebagaimana pendapat yang memperbolehkan
disalurkannya zakat kepada beberapa asnaf dari kedelapan asnaf, maka langkah penyaluran
zakat di masa pandemi Covid-19 dapat diberikan kepada beberapa asnaf, terutama asnaf fakir
dan miskin. Hal ini tidak lain, karena situasi pandemi Covid-19 memunculkan kekhawatiran
akan banyaknya orang miskin yang terdampak kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
dasar mereka. Orang-orang miskin yang secara tidak langsung terkena dampak Corona setelah
terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 misalnya : pekerja harian di sektor
informal dan kaum ekonomi lemah yang mengandalkan kehidupannya dari upah harian yang
mereka dapatkan. Terkait inilah, pemerintah saat ini memberikan himbauan untuk meminta
pengelola zakat, baik Baznas maupun LAZ agar mempercepat pengumpulan dan
pendistribusian zakat maal atau zakat harta ke masyarakat. Bahkan dengan tegas, menag
mangatakan bahwa akan lebih baik bila lembaga-lembaga pengelola zakat juga mengajak umat
Islam yang telah memenuhi kewajiban membayar zakat maal untuk menunaikannya sebelum
Ramadan 1441 Hijriyah. Dengan melakukan hal tersebut, para mustahik yang terkena dampak
pandemi Covid-19 akan merasa terbantu atau setidaknya bisa meminimalisir dampak-dampak
yang terjadi, sehingga bisa memenuhi kebutuhan primernya seperti bahan pokok, kesehatan
dan yang lainnya. Selain itu, lembaga zakat juga dapat membuat program-program yang
relevan diterapkan di masa saat ini, seperti cash for work yaitu pemberdayaan mustahik dengan
memanfaatkan potensi yang mereka miliki.
Program cash for work ini dibagi menjadi dua bentuk yaitu pemberian bantuan berupa
tunai dan non tunai. Contoh, ojek online diberdayakan dengan membantu penyemprotan
disinfektan dan penyaluran logistik dan ada juga bantuan non tunai senilai dengan bantuan
tunai, berbentuk kupon yang dapat ditukarkan di z-mart. Dengan demikian, program ini dapat
menggerakan kegiatan masyarakat, seperti para pekerja harian, buruh untuk ikut andil dalam
penangan pandemi Covid-19.
Berbeda dengan program sebelumnya yang sasarannya adalah masyarakat yang sedang
membutuhkan dalam kebutuhan pokok, program cash for work tidak hanya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok saja. Tujuan program Cash for Work adalah untuk menggerakan
kegiatan ekonomi di masa pandemi, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Selain
itu, program ini juga bisa membantu bidang kesehatan yang memiliki tugas yang sangat banyak
dengan berkontribusi menjadi relawan tenaga medis. Terakhir dari strategi penyaluran zakat di
masa pandemi Covid-19 adalah dengan menyalurkan dana di bidang kesehatan, seperti
peralatan yang sedang dibutuhkan di masa pandemi. Peralatan ini nantinya dapat digunakan
oleh para pasien Covid-19 yang memiliki kemampuan ekonomi lemah, seperti fakir miskin.
Sehingga program tersebut dapat membantu para mustahik zakat yang menjadi pasien Covid-
19.

F. Pelayanan Baznas di masa Covid-19


Strategi Penghimpunan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) pada Masa Pandemi
Covid-19 adalah fundraising merupakan suatu kegiatan yang berfungsi menghimpun dana
maupun sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi,
perusahaan ataupun pemerintahan), yang digunakan untuk membiayai program serta kegiatan
operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga
tersebut.
Strategi penghimpunan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi masyarakat atau
calon donatur (muzakki) agar mau melakukan amal kebajikan dalam bentuk penyerahan dana
atau sumber daya lainnya yang bernilai, yang akan disalurkan dan didayagunakan untuk
mustahik (Purwanto, 2009: 12). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sendiri merupakan
badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah
Berdasarkan Awal mula pengelolaan BAZDA Kota Serang dibentuk berdasarkan
keputusan Walikota Serang Nomor : 400/Kep.145-Org/2010 tanggal 07 Desember 2010 dan
dikukuhkan pada tanggal 11 Februari 2011 oleh Walikota Serang danoperasionalnya dimulai
pada awal maret 2011. Adapun sekretariat / Kantor berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani
(Pisang Mas) No. 8 Kota Serang dan sejak dibentuk kemudian memulai melaksanakan kegiatan
sesuai dengan kemampuan dan fasilitas seadanya, namun kualitas maupun kuantitas belum
sesuai dengan ketentuan yang diinginkan 13
Seiring dengan berjalannya waktu, pengelola Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)
Kota Serang kemudian berganti nama menjadi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Serang, sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 23 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah
(PP) No. 14 Tahun 2014 yang mekanisme pengelolaannya ditunjang dengan Instruksi Presiden
No. 03 Tahun 2014, yang merupakan landasan hukum BAZNAS dalam
pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah bagi umat Islam yang ada di Kota Serang, kemudian
diikuti dengan mengukuhkan Kembali kepengurusan BAZNAS Kota Serang berdasarkan SK
WalikotaSalah satu organisasi pengelola zakat, infak, dan sedekah yang ada di Kabupaten Kota
Serang adalalah BAZNAS Kota Serang. Berikut ini gambaran penghimpunan ZIS pada
BAZNAS Kota Serang dari tahun 2018 sampai tahun 2020. Jumlah Penghimpunan ZIS
mengalami penurunan sebesar 10%. Adapun jumlah penghimpunan dapat dilihat pada Tabel
1:
Tabel 1. Jumlah Penghimpunan ZIS Tahun 2018 s.d 2020
No Tahun Jumlah Penghimpunan
1 2018 Rp.2,849.804.000
2 2019 Rp.2,392,784,473
3 2020 Rp.2,266,543,235

Baznas kota Serang dapat menghimpunkan dana zakat sebesar Rp.2,849.804.000 di


tahun 2018, sebesar Rp.2,392,784,473 di tahun 2019, sebesar Rp.2,266,543,235 di tahun
2020.14 Dalam penghimpunan dana ZIS, BAZNAS Kota Serang melakukan strategi
penghimpunan dengan melakukan:
a. Pendekataan kepada pemerintah
Dengan melakukan pendekatan kepada pemerintah seperti Bupati, Kemenag dan MUI.
Maka keluarlah kebijakan Bupati yang menekan atau memplesir kepada ASN, yaitu berupa
intruksi maupun surat edaran. Sesuai perda zakat diwajibkan untuk mengeluarkan zakat
profesinya melalui BAZNAS.
b. Membentuk UPZ
Selain pendekatan kepada pemerintah BAZNAS juga membentuk UPZ, Seperti UPZ
masjid, UPZ sekolah dan UPZ UPD (Unit Perangkat Daerah). Membentuk UPZ masjid
merupakan bentuk strategi penghimpunan agar meningkatkan zakat di Kota Serang dengan
melakukan pengajian umum untuk mengupayakan menyampaikan kepada masyarakat bahwa
zakat adalah kewajiban, dan manfaatnya untuk masyarakat, untuk mengangkat kemiskinan dan
membantu dhuafa.
c. Sosialisasi dan Edukasi

13
Sumber dari BAZNAS Kota Serang
14
Sumber dari BAZNAS Kota Serang
Sosialisasi dan edukasi sangat diperlukan karena untuk menambah wawasan yang
belum diketahui dan tingkat pengetahuan yang berbeda-beda akan kesadaran masyarakat
mengenai zakat. Selanjutnya, program sosialisasi dan edukasi zakat perlu terus dikembangkan
pada semua kalangan masyarakat, baik di kota maupun di desa dan juga harus melibatkan
semua komponen masyarakat, seperti pejabat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat,
akademisi, professional, dan praktisi zakat. BAZNAS melaksanakan sosialisasi dan edukasi
zakat atas dasar UU No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Kegiatan ini biasa disebut
dengan sosialisasi zakat.
Langkah-langkah sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh divisi penghimpunan
adalah:
1. Memberikan sosialisasi tentang pentingnya berzakat, tentang manfaat dan hikmah dari
berzakat.
2. Memberikan edukasi dan pengetahuan tentang pentingnya bezakat melalui lembaga amil
zakat.
3. Memberi motivasi bahwa harta yang dikeluarkan sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat, serta diharapkan zakat sebagai life style.
4. Mengingatkan bahwa setiap harta yang kita miliki ada kewajiban untuk disalurkan kepada
mustahik.
5. Memberikan kesadaran moral, bahwa zakat yang dikeluarkan untuk kebutuhan mustahik
dan disalurkan secara tepat sasaran
d. Media promosi
Promosi dalam bentuk fundraising adalah suatu bentuk kegiatan khas yang dilakukan
oleh sebuah organisasi lembaga zakat dalam rangka menghimpun dana masyarakat.
Selanjutnya kegiatan promosi untuk megkomunikasikan kelebihan produk dan membujuk
konsumen untuk mendonasikan sebagian hartanya. Dalam melaksanakan aktivitas fundraising
banyak dikembangkan metode promosi yang dilakukan oleh BAZNAS
Kota Serang untuk menghimpun dana zakat, infak dan sedekah. Selain penyebarluasan
informasi secara intensif diharapkan juga dapat berkesinambungan dalam menghimpun dana
zakat. Oleh karena itu divisi penghimpunan menerapkan metode strategi dalam rangka
menghimpun dana ZIS, yang meliputi:
1) Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Dalam metode fundraising langsung (direct fundraising) cara yang dipergunakan yaitu
dengan melibatkan secara aktif partisipasi muzakki. Dimana proses interaksi antara
muzaki dan amil dapat terlihat langsung dan daya akomodasi terhadap respon muzakki
bisa seketika (langsung) dilakukan. Sebagai contoh, muzakki dengan inisiatif sendiri
mendatangi badan amil zakat untuk membayar zakat, infak maupun sedekahnya (Hasanah,
2015). Metode fundraising langsung yang dilakukan BAZNAS adalah Radio Suara
Perwira, lewat kegiatan majlis ta’lim, perkumpulan-perkumpulan, dinas, instansi, badan-
badan pemerintah dan swasta bahkan ke sekolah-sekolah.
2) Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)
Fundraising tidak langsung (indirect fundraising) adalah metode yang dilakukan tanpa
melibatkan partisipasi muzakki secara aktif. Bentuk fundraising terjadi melalui media
perantara penghubung antara muzakki dengan amil zakat. Sehingga tidak ada interaksi
dan daya akomodasi terhadap respon muzakki bisa seketika (langsung) dilakukan
(Hasanah, 2015). Metode fundraising tidak langsung yang dilakukan BAZNAS adalah
menerbitkan Buletin BAZNAS yang terbit setiap bulan, menyebarkan brosur,
kemudahan dalam bidang pelayanan zakat, infak, dan sedekah.
Adapun layanan yang diberikan BAZNAS dalam membayar zakat adalah sebagai berikut:
1. Layanan Konsultasi Zakat
Layanan konsultasi zakat baik dari muzaki perorangan maupun perusahaan melalui
telepon dan Email
2. Zakat Via Online Payment
BAZNAS menyediakan kemudahan layanan pembayaran zakat, infak, dan sedekah dan
donasi lain melalui mekanisme online payment atau e-payment dengan berkerjasama
dengan pihak perbankan syariah dan konvensional.
3. Zakat Via Payroll System
Zakat via payroll system adalah bentuk pelayanan zakat melalui pemotongan langsung
dari gaji karyawan di sebuah perusahaan.
4. Layanan Jemput Zakat
BAZNAS juga memberikan pelayanan terhadap para muzakki/donatur yang salah satu
pelayanannya ialah dengan pelayanan jemput zakat termasuk infak dan sedekah berapa
nominal yang disalurkan. Dapat menghubungi via telepon

e. Pelayanan Prima
Dalam meningkatkan jumlah penghimpunan dana yakni dengan mewujudkan
peningkatkan mutu pelayanan kepada muzakki.
3) Konfirmasi Zakat
Muzakki dapat mengkonfirmasikan zakat yang telah disalurkan ke BAZNAS melalui
sms atau WA . Indikator penghimpunan ZIS yang di lakukan BAZNAS berdasarkan data ASN
yang ada di kota Serang, bahwa muzaki kota Serang 75% dari ASN dan 30% dari kalangan
pengusaha.
Penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari muzakki di masa pandemi Covid-
19 tentunya sangat berbeda dengan situasi sebelum pandemi. Dimana biasanya tidak memiliki
batasan menerima muzakki zakat, akan tetapi saat ini para petugas Amil zakat di Kota Serang
diwajibkan untuk mengikuti peraturan peraturan yang dibuat oleh pemeintah guna menghindari
penyebaran virus Covid-19 yaitu menggunakan protokol kesehatan. Seperti tidak ada lagi
berjabat tangan setelah berdoa, harus Social Distancing, para petugas juga dituntut harus selalu
sehat dengan rajin mencuci tangan dan pakai masker.
Strategi penghimpunan yang terbaik saat pandemi Covid-19 adalah dengan
mengembangkan lebih efisien layanan digital. Mulai dari penghimpunan yang biasanya
dilakukan secara konvensional maka mulai beralih ke layanan secara digital (digital
fundraising). Hal tersebut dapat memudahkan muzakki untuk dapat terus berdonasi walaupun
ditengah keterbatasan fisik yang ada
BAZNAS Kota Serang saat ini memulai mengoptimalkan pelayanan mereka melalui
digital. Dengan layanan seperti Zakat Via Online Payment, juga adanya layanan jemput zakat,
sehingga masyarakat yang ingin berdonasi tanpa harus keluar rumah juga dapat melakukan
pembayaran zakat, infak, dan sedekah BAZNAS Kota Serang juga telah mengembangkan
donasi digital berbasis mobile QR Code, dimana fasilitas tersebut sangat membantu muzakki
dalam perhitungan zakat, maupun pembayarannya dengan tanpa uang tunai (Cashless) hanya
cukup melihat bar code maka masyarakat dapat berdonasi dengan kemudahan.
Penyebaran informasinya menggunakan strategi digital fundraising dengan
mengembangkan patform sosial media yang dinilai lebih dibutuhkan ditengah pandemi Covid-
19 saat ini, seperti Facebook, WhatsApp dan Instagram yang dinilai lebih mudah untuk diakses
oleh para calon muzakki. Sehingga dengan kemudahan akses tersebut dapat menimbulkan niat
untuk mengelurkan zakatnya melalui BAZNAS. Dan melalui Radio Suara Perwira,
menerbitkan buletin setiap bulannya dan brosur sehingga memudahkan proses penyebaran
informasinya sampai kepada masyarakat.
Penyebaran informasi melalui media sosial merupakan salah satu strategi yang
dilakukan dalam digital fundraising, dan hal tersebut dinilai sangat ampuh menarik perhatian
masyarakat yang akan melalui BAZNAS, setelah adanya ketertarikan masyarakat melalui
media sosial selanjutnya masyarakat tinggal memilih platform digital pembayaran yang
memudahkan muzakki untuk melakukan pembayaran zakat, infak, dan sedekahnya,
sebagaimana yang diutaran oleh Ibu Sri Budiningsih sebagai bidang penghimpunan.
Guna meningkatkan kepercayaan para muzakki/donatur dengan memberikan pelayanan
yang baik kepada para muzakki/donatur untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di
BAZNAS, yang dilakukan oleh tim fundraising adalah pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan merupakan hal utama yang diberikan BAZNAS kepada muzakki/donatur guna
mempertahankan kepercayaan para muzakki/donatur terhadap BAZNAS. Laporan keuangan
yang diberikan yaitu pelaporan dalam semua hal yang materil dan laporan keuangan boleh
diketahui oleh publik terkait seberapa besar penghimpunan dan penyaluran dana yang sudah
terpakai. Sehingga dengan transparansi tersebut besar harapan muzakki/donatur terus dapat
percaya menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS, sebagaimana yang diutarakan oleh ibu Sri
Budiningsih sebagai bidang penghimpunan.

G. Kontribusi Zakat Terhadap Kesejahteraan Masyarakat


1. Baznas Tanggap Bencana
Badan amil zakat nasional (baznas) melalui baznas tanggap bencana mendistribusikan
paket saat wilayah terkena bencana. Baznas melalui baznas tanggap bencana mendistribusikan
paket fasilitas untuk mesjid. Baznas bantu pencarian dan evakuasi korban bencana. Baznas
tanggap bencana mengelar pelatihan manajemen bencana. Baznas tanggap bencana
membagikan masker bersama relawan. Baznas lakukan fogging sebagai upaya lawan demam
berdarah. Bantu pendidikan anak pekerja rentan terdampak pandemi Covid -19. Layanan
ambulans gratis untuk masyarakat dhuafa
3. Rumah Sehat Baznas
Badan amil zakat nasional (baznas) melalui rumah sehat baznas mendukung kegiatan
vaksinasi Covid-19. Baznas gelar khitanan massal. Program pengobatan gratis ini adalah
sebagai bentuk kepedulian baznas dan danareksa kepada masyarakat dhuafa binaan rumah
sehat baznas.
4. Muallaf Center Baznas
Baznas gelar pengobatan gratis untuk mualaf yang kurang mampu. Baznas dampingi
mustahik urus administrasi kependudukan. Dai Baznas dampingi syahadat. Dai Baznas
memberikan pembinaan dan menjelaskan pentingnya adab di masjid kepada mualaf. Dai
baznas ajak mualaf memuliakan dan menjaga muamalah dengan tetangga.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwa zakat mempunyai konsep dalam menyucikan diri. Dimana tempat penghimpun
zakat di Badan Amil Zakat (BAZNAS). Dasar hukum zakat yaitu Zakat yang diatur oleh agama
dalam ayat suci Al-Qur’an dan juga hadis / perkataan nabi dan diatur oleh instrumen negara
seperti undang-undang dan aturan hukum lainnya. Peran pemerintah dalam pengumpulan zakat
di masa pandemi covid-19 menghimbau masyarakat untuk membayar zakat dan melakukan
kegiatan pencegahan penyebaran Covid-19. Pengelolaan Badan Amil Zakat (BAZNAS) di
masa covid-19 adalah perencanaan, penghimpunan, dan penyaluran. Pelayanan Badan Amil
Zakat (BAZNAS) di masa covid-19 dilakukan secara layanan penjemputan dan layanan online.
Kontribusi zakat terhadap kesejahteraan masyarakat di masa covid-19 adalah Baznas tangkap
bencana dan rumah sehat Baznas.

B. Daftar Pustaka
Hendri, Nedi, and Suyanto, ‘Analisis Model-Model Pendayagunaan Dana Zakat Dalam
Pemberdayaan Masyarakat’, Jurnal Kependidikan Dan Syariah, 11.2 (2017), 63–73

Maisaroh, Putri Rizky, and Sri Herianingrum, ‘Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq, Dan Shadaqah
Melalui Pemberdayaan Petani Pada Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Surabaya’, Jurnal Ekonomi
Syariah Teori Dan Terapan, 6.12 (2019), 2538–52 https://doi.org/10.20473/vol6iss201912pp2538-
2552
Muslich, Wardi, ‘Profil BAZNAS’, 2020 <https://baznaskabserang.or.id/pembukaanredaksi-dan-
ezakat-baznas-kab-serang/> [accessed 19 June 2021]
Muzdalifah, Nazia Nadia, Sulaeman Sulaeman, and Tina Kartini, ‘Analisis Pendayagunaan Zakat
Produktif Dalam Peningkatan Pendapatan Mustahik Melalui Program Bangkit Usaha Mandiri
Sukabumi (BUMI)’, Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia, 2.2 (2019)
https://doi.org/10.18196/jati.020216
PMA, ‘Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 52 Tahun 2014 Tentang Syarat Dan
Tatacara Penghitungan Zakat Mal Dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha
Produktif’ (Jakarta, 2014)

Sa’diah, Analisis Hasil Survei Dampak Covid 19 Terhadap Pelaku Usaha Provinsi Banten (Serang:
BPS Provinsi Banten, 2020)
Sukesti, Fatmasari, and Mamdukh Budiman, ‘The Role of Zakat in Business Development of Smes
(Study on Baznas Semarang, Central Java, Indonesia)’, International Journal of Islamic Business
Ethics, 3.1 (2018), 401 <https://doi.org/10.30659/ijibe.3.1.401-409>

Anda mungkin juga menyukai