Anda di halaman 1dari 2

ASKEP PASIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Perawat : Selamat pagi, mbak. Perkenalkan nama saya Afika Firda. Mbak bisa memanggil saya Afika.
Saya adalah mahasiswa praktik di rumah sakit ini, jadi kalau mbak membutuhkan bantuan saya akan siap
membantu. Nama mbak siapa?

Klien : Nama saya …

Perawat : Mbak lebih senang dipanggil siapa?

Klien : Saya lebih senang dipanggil …

Perawat : Baik, Mbak Sekar. Bagaimana perasaan mbak pada pagi hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesal atau marah?

Klien : Iya, masih

Perawat : Baiklah, sekarang kita akan berbincang bincang tentang perasaan marah mbak. Berapa lama
kita akan berbincang? Bagaimana kalau 10 menit?

Klien : Boleh, suster. Jangan lama lama

Perawat : Baik, mbak. Sekarang kita mau berbincang dimana? Atau disini saja?

Klien : Disini saja

Perawat : Baik, Mbak Sekar. Apa yang menyebabkan mbak marah?

Klien : Saya capek dibanding-bandingkan, sus. Padahal saya juga sudah melakukan yang terbaik, tetapi
mereka tetap tidak menghargai kerja keras saya, sus.

Perawat : Siapa yang membanding-bandingkan mbak? Apakah keluarga? Atau teman?

Klien : Keluarga, sus

Perawat : Apakah sebelumnya mbak sekar pernah marah? Apa penyebabnya sama dengan sekarang?

Klien : Iya, pernah. Penyebabnya juga sama

Perawat : Jadi mbak marah karena dibanding bandingkan ya, mbak? Pada saat marah apa yaang mbak
rasakan? Apakah mbak merasakan kesal lalu dada berdebar debar, dan tangan mengepal?

Klien : Ya iyalah, sus. Namanya juga sedang marah

Perawat : Lalu apa yang mbak lakukan?

Klien : Saya membanting barang barang saya yang ada di kamar

Perawat : Apakah dengan cara membanting barang keluarga mbak akan berhenti membandingkan?
Tidak kan? Dan malah mbak sekar akan merasa rugi sendiri kan? Barang yang sudah dibeli dengan uang
mbak sendiri jadi hancur, dan mbak juga harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli barang barang
itu. Saya ada cara lain untuk mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerusakan.
Maukan mbak belajar dengan saya?

Klien : Mau, sus

Perawat : Baik, mbak. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengendalikan perasaan marah. Salah satunya
dengan tarik napas dalam dalam. Mbak sudah tau kan setelah tarik napas dalam dalam kita akan merasa
rileks kembali? Mari kita praktekan bersama sama. Tarik napas tahan sebentar mbak, lalu keluarkan
melalui mulut. Ayo mbak ulangi lagi, sampai mbak merasa lebih lega. Nah sekarang apa yang mbak
rasakan?

Klien : Sedikit lebih tenang, sus

Perawat : Mbak harus melakukan latihan ini sesering mungkin, jadi apabila sewaktu waktu mbak merasa
marah mbak sudah terbiasa melakukannya. Bagaimana perasaan Mbak Sekar setelah berbicang dengan
saya?

Klien : Lumayan tenang, sus

Perawat : Jadi penyebab mbak marah adalah karena sering dibanding bandingkan ya, mbak? Dan mbak
merasa kesal lalu membanting barang mbak, kan? Nanti setelah kita selesai mbak jangan lupakan apa
yang sudah kita pelajari ya? Mari kita buat jadwal untuk latian napas secara mandiri. Mbak mau
melakukannya sebanyak berapa kali dalam sehari? Jam berapa saja?

Klien : 3 kali. Jam 8, jam 2, dan jam 6

Perawat : Baik, mbak. Bagaimana kalau nanti jam 3 sore kita bertemu kembali? Nanti saya akan ajarkan
cara yang lain, yaitu memukul bantal ketika marah. Apakah mbak bersedia? Kalau bersedia bagaimana
kalau kita bertemu lagi di tempat ini nanti sore?

Klien : Ya, sus

Perawat : Terima kasih, Mbak Sekar. Sampai bertemu lagi nanti sore

Anda mungkin juga menyukai