PENDAHULUAN
1. Permasalahan
a. Latar Belakang
memenuhi kebutuhan yang berlangsung saat ini dan kebutuhuan dimasa depan
seperti kebutuhan pokok yang harus segera dipenuhi untuk bertahan hidup atau
mendasar untuk dapat bertahan hidup dengan layak adalah sandang, papan dan
pangan. Setidaknya jika ketiga unsur tersebut dapat terpenuhi, manusia dapat
dikatakan sejahtera. Ketiga unsur kebutuhan pokok yang harus manusia penuhi
kemampuan atau daya beli seseorang. Daya beli seseorang tentulah sangat
dipengaruhi oleh penghasilan yang ia peroleh dalam kurun waktu tertentu setelah
ia bekerja.
bertahan hidup, baik itu pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja
dengan orang lain. Maksud dari bekerja pada orang lain adalah bekerja dengan
1
2
bergantung pada orang lain yang memberi perintah kerja dan mengutusnya,
karena harus tunduk dan patuh pada pemberi kerja. 1 Bekerja merupakan kegiatan
Selain itu juga mengandung arti sebagai hubungan antara sesama umat manusia,
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pekerja atau buruh adalah setiap
orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Dengan menyadari peranan dari tenaga kerja, sangatlah wajar apabila diberikan
perlindungan hukum karena tenaga kerja merupakan aset yang terpenting dalam
perlindungan hukum bagi pekerja atau buruh dalam suatu hubugan kerja
merupakan tindak lanjut dari penegakkan hak asasi manusia. Pengakuan adanya
1
Zainal Asikin dkk., Dasar – Dasar Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 1.
3
oleh pekerja. Tidak jarang terjadi perselisihan antara pekerja atau buruh dengan
tersebut ada beberapa hal yang harus di perhatikan salah satunya adalah
hubungan kerja.
hubungan kerja karena hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
pihak pekerja atau buruh, karena dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
tersebut pekerja atau buruh yang bersangkutan akan kehilangan mata pencaharian
kehidupan manusia.
terhadap kedua belah pihak baik dari pengusaha dengan pekerja atau buruh karena
menghadapi kenyataan itu. Berbeda halnya dengan pemutusan yang terjadi karena
adanya perselisihan, keadaan ini akan membawa dampak terhadap kedua belah
pihak, terlebih lagi yang dipandang dari sudut ekonomis mempunyai kedudukan
hubungan kerja bagi pekerja pihak pekerja atau buruh akan memberikan dampak
yang ditimbulkan dengan adanya pemutusan hubungan kerja itu khususnya bagi
2
Asyhadie Zaeni, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), hal. 177.
3
Zainal Asikin dkk., Dasar – Dasar Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 173 – 174.
4
ibid, hlm. 174 – 175.
5
Bagi pekerja atau buruh, pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi momok bagi
hidupnya dan merasakan derita akibat dari PHK itu. Mengingat fakta dilapangan
bahwa mencari pekerjaan bukan hal yang mudah. Semakin ketatnya persaingan,
angkatan kerja terus bertambah dan kondisi dunia usaha yang selalu fluktuatif,
sangatlah wajar jika pekerja atau buruh selalu khawatir dengan adanya pemutusan
dengan hubungan kerja itu, yaitu hak dan kewajiban bagi pekerja serta hak dan
kewajiban satu pihak untuk bekerja dan pihak lain mempekerjakan dengan
membayarkan upah. Didalam hubungan kerja akan terdapat tiga unsur, yaitu
6
pekerjaan tertentu sesuai dengan perjanjian, upah (unsur pokok yang menandai
adanya hubungan kerja), dan perintah dari satu pihak yang berhak memberikan
kerja yang diatur dalam perjanjian kerja dapat berlangsung untuk waktu tidak
tertentu dan juga diadakan untuk jangka waktu tertentu. Adapun bentuk perjanjian
kesepakatan para pihak bahwa perjanjian yang dibuat harus secara tertulis
disamakan begitu saja dengan konsepsi yang lama tentang penguasaan manusia
masyarakat.
atau buruh dengan alasan pekerja atau buruh telah melakukan kesalahan berat
sebagai berikut:
milik perusahaan
perusahaan
kerja
3. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang
teknologi yang dipergunakan dalam suatu perusahaan serta sebesar apapun modal
yang diputar perusahaan, pekerja dalam perusahaan yang pada akhirnya akan
yang baik dari pekerja dalam melaksanakan tugasnya, dengan adanya modal dan
9
teknologi yang canggih mustahil akan membuahkan hasil yang maksimal, sebab
termasuk tugas pokok dari pekerja adalah menjalankan proses produksi yang pada
elemen utama dalam suatu sistem kerja, pekerja tidak bisa lepas dari berbagai
macam kesulitan dan masalah. Salah satu contoh permasalahan yang sedang
marak saat ini adalah karena krisis ekonomi yang terjadi sehingga banyak
dengan pekerja. Salah satu peraturan yang dibuat oleh PT. Kurnia Asri Perkasa
kedua belah pihak mengenai peraturan perusahaan yang menjadi perjanjian kerja
bersama antara pengusaha dan pekerja atau buruh, pelaksanaan penilaian prestasi
pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa berlangsung sejak terbitnya peraturan tersebut.
Sehingga salah satu penyebab putusnya hubungan kerja antara pengusaha dan
pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa adalah efisiensi perusahaan serta hasil
penilaian kinerja yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan ada beberapa yang
tidak dapat diterima oleh pekerja serta perusahaan yang tidak memberikan hak-
hak penuh pada pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya, seperti pemberian
uang jasa dan uang pesangon yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor
untuk meneliti perihal perlindungan hukum terhadap pekerja atau buruh yang
latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dalam bentuk skripsi yang
b. Rumusan Masalah
2. Penjelasan Judul
11
subyek hukun dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif
maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan
kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu
kemanfaatan dan kedamaian.5 Sementara yang terjadi di PT. Kurnia Asri Perkasa
yang membuat kesepakatan kerja bersama antara pengusaha dan pekerja, dimana
salah satu isinya memuat tentang pekerja dapat dikenai PHK guna efisiensi
yang tidak memenuhi prestasi yang telah ditetapkan perusahaan akan dilakukan
pemutusan hubungan kerja serta baik uang jasa dan uang pesangon yang diberikan
kepada pekerja yang dikenakan pemutusan hubungan kerja akibat tidak memenuhi
prestasi yang ditetapkan oleh pengusaha ditentukan oleh direktur PT. Kurnia Asri
penetapan uang jasa dan uang pesangon yang diberikan oleh pengusaha terhadap
pekerja tidak boleh ditentukan oleh direktur dari PT. Kurnia Asri Perkasa
Tentang Ketenagakerjaan.
5
Rahayu, 2009, Pengangkutan Orang, etd.eprints.ums.ac.id. Peraturan Pemerintah RI,
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Tatacara Perlindungan Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran Hak
Asasi Manusia Yang Berat Undang-Undang RI, Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
12
3. Tujuan Penelitian
Asri Perkasa.
4. Metode Penelitian
a. Tipe Penelitian
Marzuki yaitu “Suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-
prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang
sedang dihadapi”.6
b. Pendekatan Masalah
6
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm. 35.
13
melalui literature-literatur dan bahan bacaan lainnya sebagai teori pendukung dari
pendekatan dengan melakukan telaah pada kasus-kasus yang berkaitan dengan isu
c. Bahan Hukum
Penulisan ini menggunakan bahan hukum yang diperoleh melalui studi yang
berbentuk:
yang terdiri dari asas dan kaidah hukum yang berlaku, baik berupa
2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang mempunyai sifat tidak
7
Ibid., hlm. 136
8
Amaruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 31.
14
bersifat deduksi (dari argumentasi umum ke khusus) yang berawal dari bahan
hukum dan dikaitkan dengan pokok permasalahan pada masalah yang dikaji.
Dalam hal ini analisa data yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif
9
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hlm. 54.
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), Cetakan III,
hlm. 21.
15
memperoleh kesimpulan.11
model kerangka penulisan yang tertata dan berurutan. Sistematika penelitian ini
terdiri dari lima bab, masing - masing bab terdiri beberapa sub bab. Langkah awal
Bab I Pendahuluan, bab ini merupakan awal dari penulisan skripsi dan
terdiri dari sub bab, yaitu meliputi: Latar Belakang Masalah yang berisi gambaran
umum tentang masalah yang akan diteliti; Rumusan Masalah yang di dalamnya
berisi hal yang dipertanyakan atau ingin diketahui dari kajian yang dilakukan;
penulisan skripsi ini; Tujuan Penulisan, di dalamnya memuat tujuan yang ingin
dicapai dari penulisan skripsi yang dilakukan; Metode Penelitian, berisi metode -
yang berisi susunan atau sistematika dalam penulisan skripsi yang dibuat.
hukum terhadap pekerja yang dikenai Pemutusan Hubungan Kerja di PT. Kurnia
Asri Perkasa.
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 248.
16
Bab V adalah penutup, bab ini terdiri dari kesimpulan yang merupakan
jawaban ringkas atas permasalahan yang dikemukakan dan saran yang merupakan
1. Perlindungan Hukum
Secara etimologi perlindungan hukum terdiri dari dua suku kata yakni
diartikan (1) tempat berlindung, (2) hal (perbuatan dan sebagainya), (3) proses,
tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan cara-cara tertentu menurut hukum
merupakan hak setiap warga negara, dan dilain sisi bahwa perlindungan hukum
merupakan kewajiban bagi negara itu sendiri, oleh karenanya negara wajib
manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada
masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum
yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman,
baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak
manapun.13
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.14
ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh
hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang
dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengan sesama
manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki hak dan
tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman
13
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm.74.
14
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT. Bina
Ilmu, 1987), hlm. 25.
15
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1980), hlm. 102.
19
manusia.16
orang atas perbuatan yang melanggar hukum, atau melanggar hak orang lain, yang
undangan yang berlaku sebagai upaya pemenuhan hak bagi setiap warga negara,
kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat
baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan
suatu kewajiban.19
18
Ibid.
19
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2003), hlm. 20.
20
Philipus M.Hadjon, Op.cit., hlm. 30.
21
Ibid, hlm. 4.
22
Muchsin, Loc cit.
21
pemikiran yang benar, dilakukan secara adil dan jujur serta bertanggung jawab
atas tindakan yang dilakukan. Rasa keadilan dan hukum harus ditegakkan
aman dan damai. Keadilan harus dibangun sesuai dengan cita hukum (Rechtidee)
Penegakan hukum dan keadilan harus menggunakan jalur pemikiran yang tepat
dengan alat bukti dan barang bukti untuk merealisasikan keadilan hukum, serta isi
hukum harus ditentukan oleh keyakinan etnis, adil tidaknya suatu perkara.
Persoalan hukum menjadi nyata jika para perangkat hukum melaksanakan dengan
baik serta memenuhi dan menepati aturan yang telah dibakukan sehingga tidak
terjadi penyelewengan aturan dan hukum yang telah dilakukan secara sistematis,
Pelaksanaan hukum dapat berlangsung aman, damai dan tertib. Hukum yang telah
adanya kepastian hukum karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan
harus memberi manfaat, kegunaan bagi masyarakat dan jangan sampai hukum
24
Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009). hlm. 43.
25
Ibid., hlm. 44.
23
Masyarakat yang mendapat perlakuan baik dan benar akan mewujudkan keadaan
yang tentram. Hukum dapat melindungi hak dan kewajiban setiap individu dalam
yang bersifat umum yang menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam
pengertian, yaitu pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu
mengetahui perbuatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dan kedua,
dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja
yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu. Kepastian
hukum bukan hanya berupa pasal dalam undang-undang, melainkan juga adanya
konsistensi dalam putusan hakim antara putusan hakim yang satu dengan putusan
Kepastian hukum secara normatif adalah ketika suatu peraturan dibuat dan
diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam arti
26
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008). hlm. 157-
158.
24
suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau
aturan dapat berbentuk kontestasi norma, reduksi norma atau distorsi norma.
harkat dan martabat manusia yang bersumber pada pancasila dan prinsip negara
harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat banyak macam
perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum,
terdapat beberapa diantaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga kita,
tenaga kerja ini telah diatur salah satunya dalam Undang-Undang Nomor 13
yang menjadi hak dan kewajiban antara pekerja dan pemberi kerja.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
ayat (2) disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau
maupun di luar hubungan kerja. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
bahwa pengertian tenaga kerja adalah mencakup penduduk yang sudah atau
sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain
Adapun Pekerja dapat diartikan sebagai buruh yang mana arti buruh adalah
Selain itu yang setara dengan pekerja atau buruh adalah ada istilah lain yang
1) Kuli adalah orang yang bekerja pada orang lain sebagai pesuruh dan
3) Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada
5) Kerani adalah orang bekerja dengan pekerjaan yang halus dan ringan
perusahaan perkebunan.
kasar dan berat, contohnya orang yang bekerja sebagai tukang sapu
kantor.
Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari
atau sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah
memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-
Undang yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup
sehari-hari.
Pengertian ini agak umum namun maknanya lebih luas karena dapat mencakup
semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan, badan
27
hukum, atau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
apapun.30
sangat luas, yaitu meliputi semua yang mampu dan diperbolehkan melakukan
pekerjaan baik yang sudah punya pekerjaan dalam hubungan kerja atau sebagai
ketenaga kerjaan yang sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan,
yaitu:
1. Berdasarkan penduduknya
a) Tenaga kerja
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut
tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan
64 tahun.
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
2. Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
dengan pemberi kerja dapat terjadi karena telah berakhirnya waktu tertentu yang
telah disepakati atau diperjanjikan sebelumnya dan dapat pula terjadi karena
Djumialdji, adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh dan
hubungan kerja merupakan pengakhiran hubungan kerja suatu hal tertentu yang
34
F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja, Cet. I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 45.
35
Much Nurachmad, Cara Menghitung Upah Pokok, Uang Lembur, Pesangon, dan Dana
Pensiun, Cet. I (Jakarta:Visimedia, 2009), hlm.63.
36
D. Danny H. Simanjuntak, PHK dan Pesangon Karyawan, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka
Yustisia,2007), hlm.18.
30
karena itu, PHK harus dihindari bahkan jika mungkin ditiadakan sama sekali.
jumlah angkatan kerja yang bekerja dalam hubungan kerja, maka permasalahan
kehidupan manusia. Pemutusan hubungan kerja bagi tenaga kerja merupakan awal
kesengsaraan karena sejak saat itu penderitaan akan menimpa tenaga kerja itu
dengan pemutusan hubungan kerja selain untuk melindungi tenaga kerja dari
37
Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Pelaksanaan Hubungan Kerja, Cet. V,
(Jakarta: Djambatan, 1983), hlm. 115-116.
38
F.X Djumialdji, Op.cit, hlm. 44-45.
31
Bersama.
PKWT.
Perusahaan Tertentu.
39
Rocky Marbun, Jangan Mau di-PHK Begitu Saja, (Jakarta: Visimedia, 2010), hlm. 89.
32
cara pelaksanaan pemutusan hubungan kerja sehingga ada acuan yang dapat
Industrial (LPPHI).40
undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang
berbadan hukum atau tidak, milik perseorangan, milik persekutuan atau milik
badan hukum, baik milik swasta maupun negara, maupun usaha-usaha sosial dan
Melihat isi pasal tersebut, badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain, harus mengikuti ketentuan
ketenagakerjaan.41
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan merupakan hal yang sebisa mungkin tidak
dilakukan oleh pihak perusahaan. Hal ini diamanatkan dalam Pasal 151 yang
40
Ibid, hlm. 82.
41
Ibid, hlm. 76
33
a) Kesalahan berat
merugikan perusahaan
perundangundangan
iii. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang
kekuatan hukum mengikat, dianggap tidak pernah ada dan tidak dapat
35
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan telah dimuat dalam Berita
Indonesia Tahun 1945 dan telah dimuat dalam Berita Negara Nomor 92
b) Pekerja ditahan
36
dalam ayat (1). Lalu menurut ayat (4) dalam hal pengadilan
pekerja/buruh kembali.
hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5)
hubungan industrial.
c) Kesalahan ringan
d) Restrukturisasi
hubungan kerja.
perusahaannya.
e) Perusahaan tutup
akuntan publik.
f) Perusahaan pailit
pailit.
g) Pekerja/buruh pensiun
39
usia pensiun.
h) Mangkir
secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat
diri.
hubungan kerjanya.42
42
Lalu Husni, Op.Cit., hlm. 185.
40
pengunduran diri
pengunduran diri
b) Kesalahan pengusaha
pekerja/buruh
undangan
iii. Tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan
pekerja/buruh
peraturan perundang-undangan
furniture serta perpaduan dari desain inovatif, premium cabinetry system dan
servis yang terjamin yang berlandaskan kepercayaan. PT. Kurnia Asri Perkasa
Bedroom, Wardrobe dan TV Cabinet banyak orang lebih dari 25 tahun. PT.
Kurnia Asri Perkasa memiliki pekerja berjumlah 240 (dua ratus empat puluh)
orang yang dipimpin oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh para jajaran
pekerja lainnya. Seluruh pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa baik yang berstatus
pekerja waktu tertentu maupun pekerja tetap, terikat oleh perjanjian kerja bersama
yang dibuat oleh PT. Kurnia Asri Perkasa dan disepakati oleh pemberi kerja dan
pekerja.
bersama yang memiliki unsur dalam hal hak/kewajiban, pekerjaan, perintah dan
gaji.
Jalinan dalam pekerjaan timbul karena adanya perjanjian kerja antara buruh
dan pengusaha, yakni dimana ada perjanjian dari pihak pertama, pekerja,
mendapatkan gaji dari pihak kedua atau pihak yang lain, pemilik usaha atau
lainnya” mempunyai arti bahwa pegawai atau pekerja dibawah pemilik atau
antara PT. Kurnia Asri Perkasa dengan pekerja. Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan arti pekerja yaitu setiap
orang yang bekerja dengan mendapatkan gaji, imbalan atau bisa bentuk lainnya
relasi kerja diinginkan saling menghormati dan bisa melaksanakan hak serta
pemilik usaha
b. Pekerja diberikan hadiah atau gaji yang setimpal atau layak disesuaikan
dengan kontribusi yang dia berikan seperti gaji yang sesuai dan jaminan
bisa menjalankan tugas dan peran dengan benar, dan keduanya tidak boleh
kendali dan pengawasan. Benar yang memberikan pekerjaan atau yang diberi
pekerjaan, harus terkendali atau tiap-tiap pihak harus taat aturan yang ada dan
43
Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta: Djambatan, 1974), hlm. 1.
44
Sunindhia, YW, dan Widayanti, Ninik, Masalah PHK dan Pemogokan, (Jakarta: PT.
Bina Aksara, 1988), hlm. 129.
45
kemungkinan adanya suatu PHK atau pemutusan hubungan kerja. Entah itu
adalah berakhirnya hak kewajiban pemilik usaha dengan pekerja karna hal
tertentu yang disebabkan telah selesai hubungan pekerjaan. Menurut Pasal 150
badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan atau badan hukum, baik punya swasta maupun punya negara, maupun
mempekerjakan orang lain dengan membayar gaji atau imbalan dalam bentuk
terlaksana.
alasan-alasan berikut:
a. Pekerja berhalangan masuk atau sakit meiliki surat keterangan dokter dan
d. Pekerja menikah
bayi
pekerja dalam satu tempat terkecuali telah diatur dalam perjanjian kerja,
melakukan kegiatan diluar jam bekerja bisa juga pas jam bekerja dengan
karena sakit yang memeilik hubungan kerja yang menurut surat dari dokter
Jika suatu pemecatan tak terelakkan, sehingga pekerja yang telah di putus oleh
kendak diberikan biaya ganti rugi, uang bekal pesangon dan uang jasa selama
masa kerja. Semua itu itu dilakukan semata-mata yang berfungsi sebagai jaminan
47
memberikan langkah solusi dengan benar dan sesuai dengan nilai pancasila.45
e. Adanya penyerdehanaan
Halim dan Sunindhia yaitu menurunnya produksi yang bisa pula di karnakan
yang bersangkutan
45
Djumialdji, FX, dan Soejono, Wiwoho, Perjanjian Perburuhan dan Hubungan
Perburuhan Pancasila, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), hlm. 33.
48
d. Hasil produksi tak laku dimana telah dilakukan segala cara namun tidak
perusahaan bersangkutan.46
Selain itu sebab yang berasal dari situasi kondisi yang luar biasa, bisa karna
perusahaan tak mampu lagi meneruskan usahanya karena pemilik usaha tidak
dalam artian ada suatu yang tidak beres pada surat PHK dari pemilik usaha,
diantaranya:
Jika sebab pemutusan hubungan kerja tidak bisa dibenarkan maka bisa
46
Ridwan Halim, A dan Gultom, Sri Subiandini, Sari Hukum Perburuhan Aktual, (Jakarta:
Pradnya Paramita, 1987), hlm. 15.
49
jabatan awalnya
oleh pihak PT. Kurnia Asri Perkasa kurang tepat, disebutkan bahwa pemutusan
Kurnia Asri Perkasa hingga bulan Februari 2020 masih efektif dan berjalan seperti
aktivitas sebelumnya, dan juga upah pesangon yang diberikan kepada pekerja
yang di putus hubungan kerjanya ditentukan oleh pimpinan PT. Kurnia Asri
Perkasa yaitu maksimal tiga kali gaji UMR Surabaya tahun 2020 atau jika
dihitung maksimal yang diterima oleh pekerja yang dikenai pemutusan hubungan
kerja di PT. Kurnia Asri Perkasa adalah sebesar 3 x Rp. 4.200.500 = Rp.
47
Kartasapoetra, G, dan Widianingsih, G, Rience, Pokok-pokok Hukum Perburuhan,
(Bandung: Armico, 1982), hlm. 287.
50
BAB III
PT. Kurnia Asri Perkasa perusahaan swasta yang berlokasi di kota Surabaya,
bergerak dibidang furniture dan telah berdiri sejak tahun 1994 terdiri dari
beberapa divisi yang dipimpin oleh beberapa kepala divisi yang mengontrol
jalannya divisi tersebut dan kemudian bertanggung jawab pada seorang pimpinan
PT. Kurnia Asri Perkasa. Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari dan untuk
menertibkan seluruh pekerja yang ada, PT. Kurnia Asri Perkasa berpegang kepada
peraturan dan tata tertib PT. Kurnia Asri Perkasa yang dibuat oleh perusahaan dan
diikuti oleh seluruh pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa. PT. Kurnia Asri Perkasa
mengkondisikan dimana semua pekerja harus tunduk atau patuh atas peraturan
dan tata tertib PT. Kurnia Asri Perkasa sehingga PT. Kurnia Asri Perkasa
menempatkan bahwa peraturan dan tata tertibnya adalah sebagai perjanjian kerja
bersama yang disepakati oleh kedua belah pihak antara PT. Kurnia Asri Perkasa
dan pekerja.
PT. Kurnia Asri Perkasa memiliki prosedur yang sangat ketat dalam proses
perekruitan pekerja baru karena PT. Kurnia Asri Perkasa sangat menuntut untuk
memiliki pekerja yang cerdas, serta memiliki pengalaman kerja yang baik atau
Dalam merekrut pekerja baik pekerja dengan waktu tidak tertentu maupun
pekerja dengan waktu tertentu dan kemudian pekerja yang lolos seleksi, maka
HRD perusahaan akan membacakan peraturan dan tata tertib PT. Kurnia Asri
52
Perkasa atau yang disebut sebagai perjanjian kerja bersama antara PT. Kurnia Asri
Perkasa dengan calon pekerja. Apabila calon pekerja telah memahami dan mampu
untuk menjalankan perjanjian kerja bersama tersebut maka dapat bekerja di PT.
Kurnia Asri Perkasa, namun begitu juga sebaliknya apabila calon pekerja telah
memahami dan merasa tidak mampu untuk menjalankan perjanjian kerja bersama
tersebut maka dapat mundur sebelum bergabung di PT. Kurnia Asri Perkasa.
Diketahui bahwa PT. Kurnia Asri Perkasa memberikan upah kerja disetiap
akhir bulannya adalah minimal sebesar Rp. 4.200.500,- yang sesuai dengan UMR
Surabaya khusunya ditahun 2020, tentunya PT. Kurnia Asri Perkasa tidak
diharapkan oleh PT. Kurnia Asri Perkasa karena menurut PT. Kurnia Asri Perkasa
memiliki pekerja dengan kualitas dan prestasi yang tidak sesuai dengan ketentuan
terhadap PT. Kurnia Asri Perkasa. Sebab itulah PT. Kurnia Asri Perkasa membuat
sistem penilaian kinerja pekerja disetiap bulannya yang dilakukan oleh setiap
a. Kejujuran
Nilai moral dianggap sangat penting bagi PT. Kurnia Asri Perkasa sebab
PT. Kurnia Asri Perkasa merasa dapat menentukan maju atau tidaknya
b. Ketelitian kerja
53
PT. Kurnia Asri Perkasa menuntut tinggi ketelitian para pekerjanya sebab
c. Etika kerja
pekerja yang berprestasi selalu memiliki etika dalam bekerja atau dapat
Para pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa selalu ditarget akan tanggung jawab
e. Inisiatif kerja
baik
f. Kerja sama
g. Kecepatan kerja
h. Absensi
54
dari pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa mengingat apabila pekerja yang
tidak disiplin dalam absensi dapat mempengaruhi kualitas kerja dari pekerja
Penilaian kinerja dan prestasi pekerja ini dilakukan disetiap akhir bulan
kemudian diberikan kepada HRD atau pimpinan PT. Kurnia Asri Perkasa hingga
akhir tahun. Penilaian kinerja dan prestasi ini akan dievaluasi disetiap awal tahun
Perkasa
Adanya sistem penilaian kinerja dan prestasi yang terjadi di PT. Kurnia Asri
Perkasa memacu para pekerja untuk bersaing kualitas dan prestasi kerjanya. Sebab
penilaian kinerja dan prestasi ini akan dievaluasi disetiap awal tahun yaitu dibulan
kerja pada pekerja yang hasil penilaian kinerja dan prestasinya setelah dijumlah
Yang membuat para pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa resah adalah sistem
penilaian kinerja dan prestasi adalah adanya beberapa kondisi dimana para kepala
divisi memberikan penilaian secara subjektif berdasarkan perasaan suka atau tidak
suka terhadap anggota pekerjanya. Dengan sistem penilaian yang seperti ini dapat
dikatakan penilaian sepihak oleh kepala divisi yang mempunyai wewenang akan
hal ini.
55
Setelah HRD atau pimpinan dari PT. Kurnia Asri Perkasa mengantongi nama-
nama dari pekerja yang hasil rata-rata penilaian kinerja dan prestasinya selama
satu tahun berada diposisi dua terbawah akan dipanggil dihadapan HRD dan
pimpinan PT. Kurnia Asri Perkasa dengan menjelaskan tujuan dan maksud dari
prestasi kerja tidak memenuhi standart ketentuan yang telah ditetapkan dari PT.
Kurnia Asri Perkasa. Pekerja tersebut diminta untuk mendanda tangani surat
pengunduran diri, dalam hal ini dibuat seolah-olah perusahaan tidak melakukan
mengundurkan diri dari PT. Kurnia Asri Perkasa. Apabila pekerja tersebut tidak
berkenan untuk mendanda tangani surat pengunduran diri yang telah disiapkan
oleh PT. Kurnia Asri Perkasa, maka perusahan tidak akan memberikan surat
pengalaman kerja atau surat keterangan sudah tidak bekerja yang berfungsi
sebagai salah satu syarat untuk mengambil dana Jaminan Hari Tua yang di
pekerja yang dikenai pemutusan hubungan kerja di PT. Kurnia Asri Perkasa
memilih untuk menanda tangani surat pengunduran diri yang telah disiapkan oleh
Pekerja yang telah bergabung dengan PT. Kurnia Asri Perkasa yaitu pekerja
dengan status jangka waktu tertentu maupun pekerja dengan status pekerja bukan
atau yang disebut sebagai perjanjian kerja bersama yang salah satu isinya adalah:
56
hubungan kerja yaitu pekerja memenuhi prestasi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan”.48
Dari isi perjanjian diatas kemudian dipertegas pula dengan dengan salah satu
isi dari peraturan perusahaan atau yang disebut sebagai perjanjian kerja bersama
yaitu:
menuntut dan atau meminta lebih uang pesangon atau imbalan jasa dari
Perjanjian kerja bersama yang dibuat oleh PT. Kurnia Asri Perkasa membuat
posisi pekerja yang dikenai pemutusan hubungan kerja tidak dapat menuntut
apapun kepada PT. Kurnia Asri Perkasa serta tidak ada perlindungan hukum bagi
merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dalam kondisi
menentukan sendiri berapa uang pesangon atau uang imbalan jasa yang
seharusnya menjadi hak-hak atas pekerja yang dikenai pemutusan hubungan kerja
48
Peraturan Perusahaan PT. Kurnia Asri Perkasa, hlm. 6
49
Ibid, hlm. 3
57
tergantung dari pimpinan PT. Kurnia Asri Perkasa bukan dari ketentuan Undang-
Proses pemutusan hubungan kerja akibat penilaian prestasi kerja oleh kepala
divisi di PT. Kurnia Asri Perkasa dapat dikatakan sebagai pemutusan hubungan
suka atau tidak suka terhadap anggota pekerjanya serta tidak adanya proses
prestasi kerja melalui berbagai macam pelatihan dari HRD maupun dari Dinas
Tenaga Kerja.
Tanpa adanya upaya-upaya dari PT. Kurnia Asri Perkasa untuk mengingatkan
hal yang sebisa mungkin tidak dilakukan oleh pihak perusahaan. Hal ini
buruh, dan pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan
Seperti yang dijelaskan pada Bab II mengenai PT. Kurnia Asri Perkasa hanya
hubungan kerjanya ditentukan oleh pimpinan PT. Kurnia Asri Perkasa yaitu
maksimal tiga kali gaji UMR Surabaya tahun 2020 atau jika dihitung maksimal
58
yang diterima oleh pekerja yang dikenai pemutusan hubungan kerja di PT. Kurnia
segala waktu, jasa, dan pengorbanan dari pekerja yang telah diberikan kepada
Dengan perhitungan uang pesangon atau uang imbalan jasa yang diberikan
kepada pekerja yang dikenai pemutusan yang ditetapkan oleh PT. Kurnia Asri
hubungan kerja pengusaha wajib unuk membayarkan hak-hak atas pekerja yang
tentang ketenagakerjaan)
2) Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua)
3) Masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga)
4) Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat)
5) Masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima)
6) Masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam)
7) Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh)
8) Masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan)
1) Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam)
3) Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua
4) Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
5) Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18
6) Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari
7) Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari
bulan upah
Kemudian dalam hal pekerja mengundurkan diri maka hak-hak atas pekerja yang
Perkasa dalam melakukan proses pemutusan hubungan kerja kepada pekerja tidak
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Hal ini akan memicu berbagai macam
61
Oleh sebab itu, PT. Kurnia Asri Perkasa diharapkan dengan segala upaya agar
Akan tetapi bila tidak dapat dihindari maka antara PT. Kurnia Asri Perkasa
kedua belah pihak yaitu PT. Kurnia Asri Perkasa dengan pekerja maka PT. Kurnia
Asri Perkasa hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja setelah
industrial disertai dengan bukti yang menjadi dasar untuk lembaga penyelesaian
maka batal demi hukum dan pekerja dapat melakukan kewajibannya sebagai
pekerja.
mencapai usia pensiun dan pekerja meninggal dunia, pemutusan hubungan kerja
yang dilakukan oleh pihak PT. Kurnia Asri Perkasa dapat dilakukan tanpa
Akan tetapi selebihnya apabila akan melakukan pemutusan hubungan kerja harus
Pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh PT. Kurnia Asri
Perkasa dengan sistem bagi pekerja yang prestasi kerjanya rendah alih-alih
sebagai salah satu usaha untuk menekan biaya pengeluaran merupakan keputusan
Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu hal yang ditakuti oleh setiap
kerja tersebut berbeda bila itu merupakan akhir masa kerja sesuai dengan
sudah ada pandangan untuk bekerja lagi di tempat yang lebih baik dari tempat
kerja sebelumnya.
merugikan bagi pihak pekerja karena para pekerja selain kehilangan mata
kerja kepada pekerja dengan alasan yang jelas dan harus ada bukti bahwa pekerja
pemutusan hubungan kerja tersebut harus beralasan bahwa pekerja berhak untuk
yang jelas dan melalui penetapan atau izin dari lembaga penyelesaian perselisihan
tersendiri yaitu pada bab XII tentang pemutusan hubungan kerja. Pemutusan
hubungan kerja perlu diperhatikan dan diketahui oleh perusahaan dengan buruh
kerja tidak seenaknya sendiri atau tanpa sebab seperti kebanyakan kasus yang ada.
65
ini, karena telah melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa alasan yang jelas
dan dengan dilakukan pemutusan hubungan kerja tanpa sebab pihak PT. Kurnia
Asri Perkasa tidak bersedia memberikan uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya pekerja terima apabila telah
kerugian bagi pihak pekerja karena melanggar perjanjian yang mereka buat
bersama, peraturan perusahaan dan peraturan yang dibuat bersama, selain itu jika
pemutusan hubungan kerja karena telah berakhir waktu yang ditentukan mereka
pemutusan hubungan kerja tanpa sebab mereka akan kehilangan sumber mata
meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan
hukum atau tidak, milik orang perseorang, milik persekutuan atau milik badan
hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial dan
usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.50 Luas sekali cakupannya
Pasal 150 jelas bahwa dalam melakukan pemutusan hubungan kerjan harus
agar tidak terjadi perselisihan di antara para pekerja dengan pengusaha apabila
Pasal 151 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan:
hubungan kerja.
apabila tidak sesuai dengan Pasal 151 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan maka pemutusan hubungan kerja tersebut tidak sah, dan
hubungan kerja tanpa sebab adalah suatu tindakan yang tidak dibenarkan dalam
tidak ada yang membolehkan pemutusan hubungan kerja tanpa sebab-sebab yang
jelas atau tidak disertai alasan yang dibenarkan dalam Undang-Undang ini.
diterima. Yang dimaksud dengan hak-haknya yang diterima yaitu uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang berhak
maka berhak memberikan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima pihak pekerja, selain itu harus ada
Karena pemutusan hubungan kerja tanpa sebab tentu tidak boleh, pengusaha harus
pekerja dan perusahaan seharusnya adalah hubungan kerjasama, tidak bisa ada
salah satu pihak melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak tanpa didasari
bukti yang kuat. Apalagi tanpa pemberian pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima setelah dilakukan
Dengan adanya pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. Kurnia
juga berdampak pada pendapatan yang diterima. Karena dengan selembar surat
Para eks pekerja PT Kurnia Asri Perkasa yang pada awalnya sudah terbiasa
dengan pemasukan yang pasti setiap bulannya menjadi tidak tetap dan serba tidak
menentu, terlebih lagi pada saat masih bekerja pekerja setiap tahun di beri bonus
atau tunjangan hari raya. Hal ini membuat kondisi keuangan tidak stabil pasca
dilakukan pemutusan hubungan kerja oleh PT. Kurnia Asri Perkasa dengan
mengingat uang pesangon yang diberikan oleh PT. Kurnia Asri Perkasa tidak
dikemudian hari.
tunjangan
keluarga
ketenagakerjaan
hubungan kerja
Adapun salah satu bekas pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa yang pernah dikenai
hubungan kerja namun aturan tersebut sudah tak mampu lagi melindungi
pemutusan hubungan kerja sepihak yang melanggar hukum dijadikan senjata oleh
Kurnia Asri Perkasa. Telah banyak pekerja yang menjadi korban. Para pekerja
yang dikenai pemutusan hubungan kerja sepihak di PT. Kurnia Asri Perkasa tidak
penyelesaian hubungan industry sebab tidak adanya serikat pekerja dan PT.
Kurnia Asri Perkasa tidak akan mengeluarkan surat referensi kerja atau surat
keterangan pernah bekerja yang dapat digunakan untuk mengambil dana jaminan
hari tua pada program pemerintah yaitu BPJS Ketenagakerjaan ataupun yang
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada pemutusan hubungan kerja yang terjadi PT. Kurnia Asri Perkasa
ketenagakerjaan.
dikarenakan para pekerja di PT. Kurnia Asri Perkasa yang bungkam akan
hingga bulan Februari 2020 masih efektif dan berjalan seperti aktivitas
sebelumnya, dan juga upah pesangon yang diberikan kepada pekerja yang di
putus hubungan kerjanya ditentukan oleh pimpinan PT. Kurnia Asri Perkasa
yaitu maksimal tiga kali gaji UMR Surabaya tahun 2020 atau jika dihitung
kerja di PT. Kurnia Asri Perkasa adalah sebesar 3 x Rp. 4.200.500 = Rp.
73
Sistem yang terjadi di PT. Kurnia Asri Perkasa yaitu adanya peraturan
perusahaan atau yang disebut dengan perjanjian kerja bersama yang salah
dari hasil penilaian kinerja yang dilakukan oleh kepala divisi dan prestasi
kerja pekerja PT. Kurnia Asri Perkasa serta pekerja yang dikenai pemutusan
hubungan kerja tidak dapat menuntut lebih uang pesangon yang telah
ditetapkan oleh PT. Kurnia Asri Perkasa sehingga PT. Kurnia Asri Perkasa
rata penilaian kinerja dan prestasinya berada pada urutan dua terbawah.
Dalam hal ini pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. Kurnia
hubungan kerja di PT. Kurnia Asri Perkasa tidak sesuai dengan isi Undang-
Asri Perkasa hanya memberikan maksimal tiga kali gaji UMR Surabaya
tahun 2020 atau jika dihitung maksimal yang diterima oleh pekerja yang
Kurnia Asri Perkasa membuat hilangnya hak-hak pekerja mulai dari upah
yang biasanya diperoleh setiap bulan yang ada menjadi tidak ada hingga
pemutusan jaminan sosial. Hal ini akan berdampak langsung pada pekerja
kerja oleh PT. Kurnia Asri Perkasa tidak menerima hak-hak akibat dari
2. Saran
mengemukakan saran yang dapat dijadikan sebagai masukkan dan bahan bahan
a. Untuk pengusaha dan pemberi kerja khususnya PT. Kurnia Asri Perkasa
hak tenaga kerja juga perlu diwujudkan secara optimal sesuai dengan
ketenagakerjaan yang sesuai dengan apa yang telah diatur dalam pasal 4
75
berbunyi:
dan manusiawi
daerah
kesejahteraan
b. Untuk seluruh pengusaha atau pemberi kerja khususnya di PT. Kurnia Asri
XII yang mengatur hak dan kewajiban yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh masing-masing pihak sehingga kedua belah pihak tidak ada
apa yang menjadi hak-hak pekerja yang dikenai pemutusan hubungan kerja
dilakukannya pemutusan kerja oleh PT. Kurnia Asri Perkasa sehingga dapat