Anda di halaman 1dari 8

JBAT 4 (2) (2015) 42-49

Jurnal Bahan Alam Terbarukan


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jbat

Pengaruh Penambahan Em4 (Effective Microorganism-4) Pada Pembuatan Biogas


Dari Eceng Gondok dan Rumen Sapi

Megawati1 dan Kendali Wongso Aji2

DOI 10.15294/jbat.v3i2.3696

Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Article Info Abstrak


Sejarah Artikel: Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tanaman yang menjadi limbah perairan dan
Diterima Oktober 2015 keberadaannya belum banyak dimanfaatkan. Kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin di
Disetujui Desember 2015 dalamnya dapat dimanfaatkan menjadi biogas melalui proses fermentasi. Penelitian ini meng-
Dipublikasikan Desember kaji pengaruh EM4 (Effective Microorganism-4) terhadap massa, nilai kalor, dan kecepatan pem-
2015 bentukan biogas dari eceng gondok. Percobaan dilakukan dalam anaerobic digester berukuran 4
liter, bahan baku yang digunakan adalah eceng gondok, rumen sapi, dan air dengan variabel
Keywords: penambahan EM4 sebesar 1% dan 0%. Fermentasi dilakukan secara batch dengan penguku-
Biogas, cow’s rumen, EM4 ran gas (temperatur, tekanan, dan massa) setiap 7 hari sekali sampai hari ke-35. Sebelum pros-
(Effective Microorganism-4), es fermentasi, dilakukan pengujian terhadap rasio C/N campuran bahan baku. Pembakaran
water hyacinth. gas dilakukan untuk membuktikan gas yang didapat mengandung metana. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa rasio C/N untuk variabel dengan penambahan EM4 1% sebesar 5,33
dan rasio C/N untuk variabel dengan penambahan EM4 0% sebesar 7. Jadi, penambahan
EM4 dapat menurunkan rasio C/N. Sementara itu, hasil fermentasinya memperlihatkan bah-
wa EM4 memperkecil produksi biogas meskipun proses pembentukannya cepat. Massa total
biogas yang didapat pada variabel EM4 1% sebesar 1,1 g dan variabel EM4 0% sebesar 1,55 g.
Tekanan biogas mengalami fluktuasi (pada variabel EM4 1% sebesar 35,6 cmH2O, sedangkan
pada variabel EM4 0% sebesar 40,6 cmH2O). Berdasarkan simulasi menggunakan chemical
process simulator software, diketahui heating value biogas sebesar 39.180 kJ/kg.

Abstract
Water hyacinth (Eichornia crassipes) is a plant that becomes waste and its existence has not been widely
used. Content of cellulose, hemicellulose, and lignin in it can be converted into biogas through a process of
fermentation. Study examines the effect of EM4 (Effective Microorganism-4) on the mass, heating value,
and the rate of formation of biogas from water hyacinth. An experiments were performed in anaerobic
digesters size of 4 liters, the raw material used is water hyacinth, cow’s rumen, and water with variable
of EM4 addition of 1% and 0%. Fermentation was carried out in batch condition with gas measurement
(temperature, pressure, and mass) every 7 days until the 35th day. Before fermentation, the C/N ratio of
raw material mixture was analyzed. The gas was burnt to prove that the obtained gas containing meth-
ane. Results showed that the C/N ratio for the variable with the addition EM4 1% is 5.33 and C/N ratio
for the variable with the addition EM4 0% is 7. Thus, the addition of EM4 can reduce C/N ratio. Despite
the formation process is rapid, the results showed that EM4 reduce the biogas production. Total mass of
biogas obtained at variable EM4 1% is 1.1 g and variable EM4 0% is 1,55 g. Biogas pressure is fluctuated
(at variable EM4 1% is 35.6 cmH2O, EM4 0% is 40.6 cmH2O). Based on simulation using the chemical
process simulator software, it is known that biogas heating value is 39,180 kJ/kg.

© 2015 Semarang State University


Corresponding author: ISSN 2303-0623
Gedung E1 Lantai 2 Fakultas Teknik
Kampus Unnes Sekaran Gunung Pati, Semarang 50229
E-mail: megawatie@yahoo.com
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

PENDAHULUAN Proses hidrolisis membutuhkan mediasi


exo-enzim yang diekskresi oleh bakteri fermenta-
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Indo- tif. Produk yang dihasilkan dari proses hidrolisis
nesia menghadapi berbagai permasalahan energi. lebih lanjut diuraikan oleh mikroorganisme yang
Beberapa penyebabnya adalah terus meningkat- terlibat dan digunakan untuk proses metabolis-
nya harga minyak mentah diiringi dunia yang me mereka sendiri. Walaupun demikian proses
dengan subsidi BBM yang tinggi. Untuk men- penguraian anaerobik sangat lambat dan men-
gatasi permasalahan energi tersebut, alangkah jadi terbatas dalam penguraian limbah selu-
baiknya kita melakukan konversi dan konservasi lolitik yang mengandung lignin. Pada proses ini,
energi sesuai dengan Perpres No.5 tahun 2006 bakteri pengurai asam menguraikan senyawa glu-
tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN). KEN kosa sesuai dengan reaksi berikut (Mosey (1983)
bertujuan mewujudkan ketahanan energi dengan dalam jurnal Manurung (2004)):
sasaran pada tahun 2025, diperoleh energi yang
bersumber dari minyak sebesar 20%, gas 30%, C6H12O6+2H2O 2CH3COOH+2CO2
batu bara 33%, dan energi baru dan terbarukan +4H2 (As. Asetat) (iv)
sebesar 17%. Melihat kondisi seperti itu, perlu
dilakukan kajian terhadap energi alternatif yang C6H12O6 CH3CH2CH2COOH+2CO2
cocok dan dapat diproduksi di Indonesia (Batu- + 2H2 (As. Butirat) (v)
bara, 2014).
Salah satu energi alternatif yang cocok C6H12O6 + 2H2 2CH3CH2COOH
dan dapat diproduksi di Indonesia adalah biog- +2H2O (As. Propinoat) (vi)
as. Biogas merupakan gas mudah terbakar yang
dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan Asidogenesis
organik oleh bakteri anaerob. Prinsip pembuatan Selama proses asidogenesis, produk hidro-
biogas adalah adanya dekomposisi bahan orga- lisis dikonversi oleh bakteri asidogenik menjadi
nik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) substrat metanogen. Gula sederhana, asam ami-
untuk menghasilkan gas yang sebagian besar no, dan asam lemak terdegradasi menjadi asetat,
berupa gas metana (CH4) dan karbondioksida karbondioksida dan hidrogen (70%) serta menja-
(CO2). Proses dekomposisi anaerobik dibantu di Volatile Fatty Acid (VFA) dan alkohol (30%).
oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri Asetogenesis
penghasil metan. Selama proses asetogenesis, produk dari
Serangkaian proses yang terjadi pada pem- asidogenesis yang tidak dapat diubah secara lang-
bentukan biogas meliputi hidrolisis, asidogenesis, sung menjadi metana oleh bakteri metanogen
asetogenesis, dan metanogenesis. Berikut adalah akan diubah menjadi substrat metanogen. VFA
tahap-tahap pembentukan biogas dalam anaerobic dan alkohol dioksidasi menjadi substrat metano-
digestion (Al Saedi dkk, 2008): gen seperti asetat, hidrogen dan karbondioksida.
Hidrolisis Produk hidrogen meningkatkan tekanan parsial
Secara teoritis, langkah pertama dalam hidrogen, hal ini dianggap sebagai produk limbah
proses pembentukan biogas adalah hidrolisis. dari proses asetogenesis dan menghambat meta-
Pada tahap hidrolisis ini, kompleks bahan orga- bolisme bakteri asetogenik. Tahap selanjutnya
nik (polimer) didekomposisi menjadi unit yang adalah metanogenesis, selama proses metano-
lebih kecil (mono dan oligo). Selama proses terse- genesis hidrogen akan diubah menjadi metana.
but, polimer seperti karboidrat, lipid, asam nukle- Asetogenesis dan metanogenesis biasanya sejajar,
at dan protein diubah menjadi glukosa, gliserol, sebagai simbiosis dari dua kelompok organisme.
purin dan pirimidin. Mikroorganisme hidrolitik Metanogenesis
akan mensekresi enzim hidrolitik, mengubah po- Produksi metana dan karbondioksida dari
limer menjadi senyawa sederhana berdasarkan produk antara dilakukan oleh bakteri metanogen,
persamaan seperti yang ditunjukkan di bawah ini: 70% dari metana yang terbentuk berasal dari ase-
tat, sedangkan 30% sisanya dihasilkan dari kon-
(i)
versi hidrogen (H) dan karbondioksida (CO2),
menurut persamaan berikut:
(ii)
CH3COOH CH4+CO2 (vii)
(iii)
2H2+CO2 CH4+2H2O (viii)

43
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

Metanogenesis merupakan langkah pen- sebesar 75%, atau setara dengan 3 L. Disisakan
ting dalam seluruh proses pencernaan anaero- ruang sebesar 25% atau setara dengan 1 L, untuk
bik, karena metanogenesis merupakan reaksi penyimpanan gas sementara sebelum dipanen.
biokimia paling lambat dalam proses. Proses Seperangkat alat yang digunakan untuk penguji-
metanogenesis sangat dipengaruhi oleh kondisi an meliputi manometer, termometer, korek api,
operasi. Beberapa contoh yang mempengaruhi selang dan sejumlah kran. Manometer yang di-
proses metanogenesis adalah komposisi bahan gunakan adalah manometer pipa U, dengan isian
baku, perbandingan makanan, temperatur, dan berupa aquades. Manometer tersebut digunakan
nilai pH. Overload digester, perubahan temperatur, untuk mengetahui besarnya tekanan biogas yang
dan masuknya oksigen dalam jumlah besar dapat didapat berdasarkan perbedaan ketinggian fluida
mengakibatkan penghentian produksi metana. pada pipa U. Termometer yang digunakan ada-
Dalam suatu proses pembentukan biog- lah termometer raksa, termometer tersebut digu-
as di dalam digester yang memanfaatkan bakteri nakan untuk mengukur temperatur biogas yang
sebagai sarana untuk memecah senyawa polimer didapat. Korek api digunakan untuk melakukan
(dalam hal ini adalah karbohidrat, lemak, dan uji pembakaran biogas. Selang dan sejumlah kran
protein) diperlukan media tambahan untuk mem- digunakan untuk mengatur aliran biogas ke balon
bantu mempercepat proses, dan salah satu media dan manometer. Setelah digester siap digunakan,
yang dapat digunakan untuk membantu memper- tahap selanjutnya adalah menyiapkan bahan
cepat proses tersebut adalah EM4 (Efective Micro- baku dan memformulasikannya sesuai variabel.
organisme-4) (Sundari, 2012). EM4 merupakan Pertama-tama eceng gondok dicacah hingga
media berupa cairan yang berisi mikroorganis- halus, lalu ditimbang sesuai variabel, kemudian
me yang dapat memecah senyawa polimer (da- dimasukkan ke dalam digester bersamaan den-
lam hal ini adalah karbohidrat, lemak, dan pro- gan bahan yang lainnya. Setelah semua bahan
tein) menjadi senyawa monomernya. Penelitian masuk ke dalam digester, kemudian dilakukan
akan pengaruh EM4 terhadap proses fermentasi pengadukan dengan menggoyangkan digester ke
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kanan dan ke kiri sebanyak 5 kali. Setelah ho-
massa, nilai kalor, dan kecepatan pembentukan mogen, kemudian digester disimpan untuk me-
biogas perlu dilakukan, mengingat semakin ce- lanjutkan proses fermentasi. Proses fermentasi
pat pembentukan biogas, akan semakin banyak dilakukan selama 35 hari, terhitung sejak semua
sumber energi yang dihasilkan, sehingga produk- bahan dicampurkan. Selama proses fermentasi,
si biogas akan semakin tinggi. Hal tersebut akan setiap minggunya biogas yang didapat dilakukan
sangat menguntungkan bagi masyarakat karena pengecekan parameter meliputi massa, tekanan,
semakin tinggi produksi biogas, maka kebutuhan dan temperatur biogas. Variabel tetap yang dite-
bahan bakar minyak sebagai sumber energi dapat tapkan adalah kondisi operasi temperatur kamar,
diminimalisir. tekanan 1 atm, air 2 L, kotoran sapi 750 mL, dan
eceng gondok 300 g. Variabel berubah yang di-
METODE gunakan adalah penambahan EM 1% dan EM 4
0%.
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap,
yaitu tahap produksi biogas dan tahap pengujian
biogas.Tahap produksi biogas dimulai sejak pe-
nyiapan alat hingga selesai fermentasi, dan tahap
pengujian biogas merupakan serangkaian pengu-
jian untuk mengetahui parmeter biogas.

Tahap Produksi Biogas


Sebelum penelitian dimulai, beberapa
alat perlu dipersiapkan untuk mendukung lan-
carnya proses produksi biogas. Persiapan ter-
sebut meliputi merangkai digester (Gambar 1),
menguji kebocoran digester, dan menyiapkan Gambar 1. Rangkaian Alat Penelitian
seperangkat alat yang digunakan untuk menguji
parameter biogas. Digester dibuat dari pipa PVC Tahap pengujian biogas
yang banyak dijual dipasaran, berukuran panjang Biogas yang didapat dialirkan ke dalam
50 cm, dengan diameter 4 in. Volume digester balon, menggelembungnya balon menunjukkan
sebesar 4 L, kapasitas substrat yang digunakan adanya aliran massa gas ke dalam balon. Ke-

44
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

mudian dilakukan pengukuran tekanan dengan EM4 dapat menurunkan rasio C/N, penurunan
menggunakan manometer pipa U berisi aquades. tersebut mengindikasikan bahwa EM4 mengan-
Beda ketinggian dalam pipa menunjukkan be- dung nitrogen, sehingga ketika ditambahkan,
sarnya tekanan per cmH2O. Sebelum di- maka kadar nitrogen akan bertambah dan rasio
lakukan pemanenan gas, terlebih dulu balon C/N akan menurun. Meningkatnya kandungan
sebagai tempat gas ditimbang. Kemudian gas nitrogen ini diduga disebabkan oleh semakin ba-
baru dialirkan ke dalam balon. Gas yang berada nyak volum EM4 yang ditambahkan sehingga
dalam balon ditutup rapat-rapat dan dilepaskan jumlah mikroba sebagai agen pendekomposisi
dari digester dan manometer pipa U, kemudian bahan organik akan semakin banyak pula, aki-
ditimbang bersamaan dengan gas yang masih batnya nilai total N anorganik dalam senyawa
berada di dalamnya. Massa menunjukkan berat NH4+ dan NO3- sebagai hasil dari dekomposisi
balon ditambah berat gas. Pengukuran tempera- bahan organik (protein) akan semakin meningkat
tur dilakukan dengan menancapkan termometer pula (Kurniawan, 2013). Selain itu, penurunan
ke digester. Kemudian didiamkan selama bebera- unsur C disebabkan oleh aktivitas mikroorga-
pa menit hingga temperatur konstan. Kemudian nisme dalam menghasilkan energi. Hal tersebut
dilakukan pencacatan. Pengukuran temperatur diperkuat oleh Sundari (2012) yang menyatakan
tersebut berdasarkan pemuaian raksa yang ter- bahwa karbon merupakan suatu kandungan pada
lihat dalam skala termometer. Uji pembakaran tanaman yang berfungsi sebagai sumber energi,
dilakukan dengan mengalirkan gas yang terdapat dan nitrogen merupakan salah satu unsur untuk
pada balon ke sumber panas. Sumber panas yang pertumbuhan vegetatif dan pembentukan pro-
digunakan adalah korek api. Gas dikeluarkan se- tein.
dikit demi sedikit berdasar bukaan pada kran. Ke- Rasio C/N merupakan perbandingan dari
tika dibakar, biogas akan menampakkan api yang pasokan energi mikroba yang digunakan terha-
berbeda dari korek api yang digunakan. Api yang dap nitrogen untuk sintesis protein (Elmi, 2012).
semakin besar dan berwarna biru menunjukkan Penurunan rasio C/N dapat mempercepat proses
adanya gas metan yang terkandung dalam biog- fermentasi, karena rasio C/N yang terlalu tinggi
as. akan menyebabkan nitrogen terkonsumsi sangat
cepat oleh bakteri-bakteri metanogen untuk me-
HASIL DAN PEMBAHASAN menuhi kebutuhan protein dan tidak akan lagi
bereaksi dengan sisa karbonnya. Namun, jika ra-
Pengaruh EM4 terhadap Rasio C/N sio C/N sangat rendah, nitrogen akan dibebaskan
Percobaan ini diawali dengan mencam- dan terkumpul dalam bentuk NH4OH (Ludfia,
purkan bahan baku sesuai variabel, kemudian 2012). Kecepatan fermentasi tersebut berbanding
memasukkannya ke dalam digester untuk menga- lurus dengan kecepatan produksi biogas, sehing-
lami proses fermentasi secara anaerob. Sebelum ga semakin cepat proses fermentasi, maka sema-
dimasukkan ke dalam digester, sebagian sampel kin cepat produksi biogas. Pada penelitian Yulis-
diambil untuk dilakukan analisis terhadap ka- tiawati (2008), EM4 ditambahkan pada substrat
dar C-organik dan N-total. Berdasarkan variabel dengan tujuan untuk memperpendek fase adapta-
yang ditetapkan terdapat dua sampel, yaitu sam- si atau lag phase dari mikroorganisme saat permu-
pel pertama dari campuran eceng gondok dan laan proses degradasi, sehingga dari segi waktu
rumen sapi dengan pengenceran air, dan sampel proses pendegradasian akan lebih cepat. Selain
kedua dari campuran eceng gondok, rumen sapi, itu, tujuan lain penambahan EM4 untuk men-
dan EM4 sebanyak 1% dengan pengenceran air. gantisipasi keterbatasan jenis mikroba alami dan
Hasil analisis tersebut disajikan padaTabel 1. ketidakmampuan mikroba alami untuk mende-
Tabel 1 tentang pengaruh EM4 terhadap gradasi beberapa senyawa toksik seperti senyawa
Rasio C/N menunjukkan bahwa penambahan pestisida yang terdapat pada bahan.

Tabel 1. Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Rasio C/N

Jenis C-organik N total


No. Bahan Spektrofotometri Titrimetri C/N
Baku %
1. EM4 0% 0.35 0.05 7
2. EM4 1 % 0.32 0.06 5.33
*) Analisis oleh Laboratorium Pupuk, BPTP Jawa Tengah

45
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

Pengaruh EM4 terhadap Massa Biogas rus dengan massa biogas. Tabel 3 menunjukkan
Tahapan percobaan selanjutnya setelah di- bahwa tekanan terbesar terdapat pada variabel
lakukan pencampuran bahan baku adalah proses penambahan EM4 sebesar 0%, pada minggu ke-
fermentasi dalam digester dan pengamatan pem- tiga saat proses fermentasi yaitu sebesar 40,6 cm-
bentukan biogas yang dilakukan setiap hari mu- H2O. Data tersebut berbanding lurus dengan data
lai dari reaktor pertama hingga reaktor keempat massa biogas pada variabel penambahan EM4 se-
selama 35 hari. Kemudian dilakukan pencatatan besar 0% pada minggu ketiga, yaitu sebesar 0,82
massa biogas yang terbentuk dalam gram dengan g. Pada teori gas ideal besarnya tekanan akan ber-
cara mengalirkan gas ke dalam balon yang sudah banding lurus dengan mol gas, dan besarnya mol
diberi pemberat. Menggelembungnya balon me- dapat diketahui berdasar massa per berat massa
nunjukkan gas telah mengalir ke dalam balon. atom. Hubungan antara massa dan tekanan biog-
Data hasil pengamatan pembentukan biogas da- as ditunjukkan oleh Gambar 2 dan 3.
pat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3. Data Pengamatan Tekanan Biogas
Tabel 2. Pengaruh Penambahan EM4 terhadap
Massa Biogas EM4 0% EM4 1%
Waktu
(Minggu ke-) cmH2O
Waktu Akumulasi Massa (g)
0 0 0
(Minggu ke-) EM4 0% EM4 1% 1 12,3 31,7
0 0 0 2 36 34
1 0,4 0,59 3 40,6 36,5
2 0,47 0,63 4 22,3 23
3 1,29 0,76 5 20,5 20
4 1,43 0,79
5 1,55 1,1

Berdasarkan Tabel 1 tentang pengaruh pe-


nambahan EM4 terhadap rasio C/N dan Tabel
2 tentang pengaruh EM4 terhadap massa biogas,
dapat disimpulkan bahwa EM4 dapat menurun-
kan rasio C/N dan penurunan rasio C/N terse-
but berbanding lurus terhadap penurunan biogas
yang dihasilkan. Hal tersebut diperkuat dalam
penelitian Tubagus (2009) yang menyatakan Gambar 2. Kurva Tekanan Biogas
bahwa rasio C/N berpengaruh signifikan dalam
produksi biogas. Dalam penelitian tersebut diper-
lihatkan semakin kecil rasio C/N, maka produk-
si kadar biogas yang dihasilkan semakin sedikit.
Pada penelitian Yulistyawati (2008), rasio C/N
berpengaruh terhadap biogas yang dihasilkan,
produksi biogas terbesarnya didapat pada rasio
C/N sebesar 30 dengan gas yang dihasilkan se-
besar 28,75 mL per 20 mL substrat, dan produksi
terendah terjadi pada temperatur 30 oC dengan
C/N rasio 20 dengan biogas yang dihasilkan se- Gambar 3. Kurva Massa Biogas
besar 8 mL per 20 mL substrat.
Pada kurva yang terdapat pada Gambar 2
Hubungan Massa dan Tekanan Gas dan 3 tentang tekanan dan massa biogas, menun-
Pengamatan terhadap tekanan biogas di- jukkan bahwa pada variabel penambahan EM4
lakukan untuk memperkuat data massa biogas, 0% memiliki hubungan yang berbanding lurus.
karena berdasar persamaan dari gas ideal PV = Profil tekanan terbesar dan massa terbesar terda-
nRT, tekanan akan berbanding lurus dengan jum- pat pada minggu ketiga. Namun, pada variabel
lah molnya, dan jumlah mol akan berbanding lu- penambahan EM4 1% memiliki hubungan yang

46
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

tidak sesuai karena profil tekanan dan massa ter- mikroorganisme jenis mesofilik tumbuh dan ber-
dapat pada waktu yang berbeda (massa terdapat kembang secara optimal. Pada kondisi tersebut,
pada minggu pertama dan tekanan pada minggu perombakan bahan organik akan berlangsung
ketiga). Hal tersebut memungkinkan adanya cai- baik, dengan diiringi kenaikan temperatur. Me-
ran yang ikut terbawa ke dalam balon pada saat nurut Anugrah 2010, temperatur berpengaruh
pengambilan gas. Cairan tersebut dapat terbawa terhadap proses pencernaan anaerobik bahan
karena proses pengambilan gas dilakukan secara organik dan produksi gas. Pencernaan berlang-
batch pada tekanan balon yang lebih kecil dari te- sung baik pada temperatur 30 - 40 ºC untuk
kanan digester. kondisi mesofilik dan pada temperatur 45 - 55
ºC, temperatur 50 - 60 ºC untuk kondisi termo-
Pengaruh Kondisi Operasi Reaktor terhadap filik. Kecepatan fermentasi akan menurun pada
Temperatur Biogas temperatur di bawah 20 ºC. Temperatur optimal
Kondisi operasi reaktor menjadi salah satu kebanyakan bakteri mesofilik dicapai pada 35 ºC,
hal penting dalam proses fermentasi. Reaktor tetapi untuk bakteri termofilik pada temperatur
yang bagus harus mampu memberikan kondisi 55 ºC.
operasi yang stabil dan tidak terpengaruh oleh
lingkungannya. Uji Pembakaran Biogas
Uji pembakaran dilakukan dengan cara
memasukkan gas dalam balon kosong, kemudian
di ujung balon diberikan valve untuk membuka
dan menutup aliran gas. Pembakaran dilakukan
dengan menyalakan api menggunakan korek,
kemudian valve dibuka sehingga gas bisa keluar,
Gambar 4. Desain Reaktor ketika gas keluar dan kontak dengan api, maka
terjadilah pembakaran, kemudian api dimati-
kan dan gas masih tetap terbakar. Uji pemba-
Pada penelitian ini, reaktor yang digu-
karan juga menunjukkan bahwa gas berwarna
nakan berbentuk tabung (Gambar 4), terbuat dari
biru, yang menandakan api cukup bagus untuk
pipa PVC (Poly Vinil Chloride) yang banyak dijual
digunakan sebagai sumber energi. Tabel 5, ten-
dipasaran. Reaktor memiliki dua lubang. Lubang
tang hasil uji pembakaran, menunjukkan bahwa
besar untuk memasukkan bahan dan lubang kecil
semua gas hasil fermentasi pada setiap variabel
untuk mengalirkan gas yang terbentuk. Kapasitas
dapat dibakar. Berarti, biogas yang dihasilkan
reaktor sebanyak 4 liter bahan cair, namun pada
mengandung metana (CH4).
saat operasi, yang digunakan hanya 75% dari ka-
pasitas reaktor, sehingga masih ada ruang bebas
Tabel 5. Hasil Uji Pembakaran Biogas
sebesar 25% untuk menyimpan gas sementara.
Desain reaktor mampu menahan temperatur Jenis Bahan Uji Pembakaran
No.
pada kondisi kamar, yaitu sebesar ±30 oC. Data Baku Terbakar Tidak Terbakar
pengamatan temperatur disajikan pada Tabel 4. 1. EM4 0% V -
2. EM4 1 % V -
Tabel 4. Data Pengamatan Temperatur Biogas
Nilai Kalor (Heating Value) Biogas
Waktu EM4 0% EM4 1% Pada pembuatan biogas, heating value me-
(Minggu ke-) o
C rupakan parameter yang cukup penting untuk
0 30 30 mengevaluasi biogas yang dihasilkan, sehingga
heating value perlu dihitung guna mengetahui
1 30 30 kemampuan biogas dalam menghasilkan ener-
2 30 30 gi. Dalam penelitian ini, heating value dihitung
3 30 30 menggunakan chemical process simulation. Diper-
lukan beberapa asumsi untuk menghitung nilai
4 28 28 biogas, antara lain adalah flow rate dan kompo-
5 28 29 sisi. Asumsi flow rate yang digunakan sebesar 1
kg/h dan asumsi komposisi biogas yang digu-
Tabel 4. menunjukkan bahwa tempera- nakan berdasar penelitian Yonathan (2013). Hal
tur operasi cenderung konstan pada temperatur ini karena pada penelitian tersebut bahan baku
±30 oC. Temperatur tersebut merupakan kondisi yang digunakan mirip dengan bahan baku peneli-

47
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

tian ini, yaitu eceng gondok dan rumen sapi. Dari DAFTAR PUSTAKA
hasil simulasi menggunakan chemical process simu-
Al Saedi, T. dkk. 2008. Biogas Handbook. Denmark:
lation, didapat nilai heating value sebesar 39.180 University of Southern Denmark Esbjerg
kJ/kg. Sementara itu, menurut Astals dan Joan Astals S., Mata J. 2011. Anaerobic Digestion. Departmen
(2011) heating value biogas berkisar antara 21.300 D’EnginyeriaQuimica, Universitat de Barce-
– 23.400 kJ/m3 (29.583,3 – 32.500 kJ/kg). Jadi, lona
selisih antara hasil simulasi dengan data pustaka Astuti, N, Soeprobowati, T.R, Budiyono. 2013. Potensi
±6.680 kJ/kg atau sekitar 20%. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Sol-
ms) Rawapening Untuk Biogas Dengan Variasi
Campuran Kotoran Sapi. Workshop Penyela-
Kecepatan Pembentukan Biogas
matan Ekosistem Danau Rawapening. KLH
Kecepatan pembentukan biogas dihitung dan UNDIP. Semarang.
untuk mengetahui pengaruh EM4 dalam mende- Batubara Marwan, 2014. Setumpuk Masalah Energi
komposisi bahan organik sehingga dapat mem- yang Terjadi di Indonesia. Tersedia di: https://
percepat proses fermentasi. Berdasarkan Tabel bisnis.liputan6.com/read/2065578/setumpuk-
2 tentang pengaruh penambahan EM4 terhadap masalah-energi-yang-terjadi-di-indonesia. Ak-
biogas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan ses: 14 september 2014.
pembentukan terbesar terdapat pada variabel Budiansyah Agus, dkk. 2011. Karakteristik Endapan
penambahan EM4 1%, terjadi pada minggu per- Cairan Rumen Sapi asal Rumah Potong He-
wan sebagai Feed Supplement. Jurnal ilmiah
tama, yaitu sebesar 0,59 g/minggu. Kecepatan
ilmu-ilmu Peternakan, Vol 14.1.
pembentukan biogas tersebut dipengaruhi oleh Haryati T. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang
beberapa hal, salah satunya adalah kecepatan Menjadi Sumber Energi Alternatif. Balai Pene-
fermentasi bahan organik (pada reaktor tersebut litian Ternak. Wartazoa Vol. 16.3.
mengandung 1% EM4). Namun pada minggu se- Herawati Dewi A., dan Andang A. W. 2010. Pengaruh
lanjutnya hingga selesai kecepatan pembentukan Pretreathment Jerami Padi pada Produksi Biogas
biogas pada variabel penambahan EM4 1% mu- dari Jerami Padi dan Sampah Sayur Sawi Hijau
lai berkurang. secara Batch. Jurnal Rekayasa Proses, Vol 4.1.
Selama proses fermentasi, pembentukan Kurniawan D., Sri K., dan Nimas M. S., 2013. Penga-
ruh Volumee Penambahan Effective Microor-
biogas mengalami fluktuasi naik turun yang dise-
ganism 4 (EM4) 1% dan Lama Fermentasi Ter-
babkan oleh aktivitas mikroorganisme di dalam hadap Kualitas Pupuk Bokashi dari Kotoran
reaktor (lihat Gambar 3). Pada Gambar 3 tentang Kelinci dan Limbah Nangka. Jurnal Industria,
massa biogas, terlihat bahwa pada variabel pe- Vol 2.1: 57 – 66.
nambahan EM4 1% mencapai puncaknya pada Manurung R. 2004. Proses Anaerobik Sebagai Alter-
minggu pertama. Hal tersebut mengindikasikan natif Untuk Mengolah Limbah Sawit. Univer-
bahwa pada minggu pertama EM4 bekerja efek- sitas Sumatra Utara.
tif untuk mendegradasi senyawa organik, kemu- Ruhimat M., dkk. 2009. Sosialisasi dan Pelatihan Pe-
dian pada minggu-minggu selanjutnya produksi manfaatan Biogas Skala Rumah Tangga seb-
agai Sumber Energi Alternatif Ramah Ling-
biogas semakin berkurang. Sedangkan pada va-
kungan di kampong Parabon desa Warnasari
riabel penambahan EM4 0% mencapai puncak- Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung.
nya pada minggu ketiga. Hal tersebut mengindi- Laporan Program Penerapan IPTEKS. Univer-
kasikan bahwa proses degradasi lambat terjadi sitas Pendidikan Indonesia.
selama tiga minggu berturut-turut hingga terben- Sundari E., Ellyta S., dan Riko R. 2012. Pembuatan
tuk biogas yang paling banyak. Pupuk organic Cair Menggunakan Bioaktiva-
tor biosca dan EM4. Prosiding SNTK TOPI.
SIMPULAN Surung M. Y., 2008. Pengaruh Dosis EM4 (Effective
Microorganism-4) dalam Air Minum Terhadap
BeratBadan Ayam Buras. Jurnal Agrisistem,
1. Tahapan Massa biogas yang dihasilkan dari Vol 4.4.
variabel EM4 1% sebesar 1,1 g dan massa Tim Pengabdian Masyarakat Dana DIPA. 2010. Pem-
biogas yang dihasilkan dari variabel EM4 0% buatan Digester Biogas Skala Rumah Tangga
sebesar 1,55 g. Menggunakan Kotoran Ternak Sapi. Universi-
2. Penambahan EM4 dapat mengurangi rasio tas Sriwijaya.
C/N dan memperkecil massa biogas yang Tubagus K. dkk. The Effect of C/N Ratios of a Mix-
dihasilkan sebesar 29,032%. ture of Beef Cattle Feces and Water Hyacinth
3. Penambahan EM4 dapat mempercepat pros- (Eichornia crassipes) on the Quality of Biogas
and Sludge. Lucrări Ştiinţifice, Vol 55.
es fermentasi sehingga dapat mempercepat
Wahyono Wahyono H. dan Nano S. 2012.Biogas En-
proses pembentukan biogas. ergi Ramah Lingkungan. Jawa Barat: Develop-
4. Heating value biogas sebesar 39.180 kJ/kg. ing Collaborative Management of Cibodas Biosphere

48
Megawati & Kendali Wongso Aji / JBAT 4 (2) (2015) 42-49

reserve. pada Proses Fermentasi. Buletin Peternakan,


Wahyuni Sri, 2013.Biogas, Energi alternative peng- Vol 36.1: 40 – 47.
ganti BBM, Gas, dan Listrik. Jakarta Selatan: Yenni, Yommi Dewilda, dan Serly M. S., 2012. Uji
PT Agromedia Pustaka. Pembentukan Substrat dari Substrat Sampah
Wati L., Yuni A., dan Dezi H. 2014. Pengaruh Volu- Sayur dan Buah dengan Ko-Substrat Limbah
mee Cairan Rumen Sapi terhadap Bermacam Isi Rumen Sapi. Jurnal Teknik Lingkungan
Feses dalam Menghasilkan Biogas. Eksakta, UNAND 9 (1): 26-36.
Vol 1. Yonathan A., Avianda R. P., Bambang P., 2013.
Windyasmara L., Ambar P., dan Lies M. Y. 2012. Produksi Biogas dari Eceng Gondok (Eichornia
Pengaruh Jenis Kotoran Ternak Sebagai Sub- Crassipes): Kajian Konsistensi dan pH Terhadap
strat dengan Penambahan Serasah Daun Jati Biogas Dihasilkan. Jurnal Teknologi Kimia
(Tectona grandis) terhadap Karakteristik Biogas dan Industri, Vol. 2.1: 211 – 215.

49

Anda mungkin juga menyukai