INFOARTIKEL ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pemerintah yang bersih dapat diciptakan dengan menerapkan aspek yang dapat mendukung
kinerja pemerintah dan didukung dengan pihak-pihak yang menolak untuk berbuat kecurangan
demi kepentingan pribadi, auditor pemerintah adalah salah satu aspek penting untuk menciptakan
sistem pemerintah yang bersih karena banyaknya ketidakberesan, ketidakbenaran, serta
ketidakteraturan dalam pengelolaan dan tanggung jawab aparat pemerintah terhadap keuangan
daerah serta aset negara yang dikelola secara tidak layak dan dilaporakan secara tidak wajar pada
laporan keuangan yang dapat merugikan negara. Penyimpangan yang terjadi di negara Indonesia
semakin lama semakin meningkat hal ini dibuktikan dari website Komisi Pemberantas Korupsi
(KPK) survey terbaru yang dilakukan tahun 2017 oleh Transparency International, Indonesia
menempati posisi 96 dari 180 negara pada indeks Persepsi Korupsi 2017 serta memperoleh indeks
dalam daftar 37.
Dalam menjalankan tugasnya auditor tentu harus memperhatikan kode etik dan standar audit
yang harus ditepati agar menghasilkan kinerja yang baik dan benar. Standar audit harus diterapkan
pada auditor untuk menjaga mutu hasil audit yang telah dihasilkan oleh auditor, serta kode etik
yang ditujukan agar auditor dapat menjaga perilakunya dalam menjalankan tugasnya (Trisnaningsih,
2007). Dengan adanya standar audit dan kode etik sebagai modal dasar auditor dalam menjalankan
pengauditan sehingga peran auditor akan lebih maksimal dan hal ini sangat penting dalam
mendukung BPKP dalam melakukan pemeriksaan.
Auditor dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dalam BPKP. Kinerja auditor adalah suatu
tindakan dan pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun
waktu yang telah di tetapkan. Suatu kinerja (prestasi kerja) yang dapat diukur dengan pengukuran
tertentu (standar), kualitas yang berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, dan kuantitas
merupakan jumlah hasil kerja yang telah dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan, serta
ketepatan waktu merupakan kesesuaian pada waktu yang telah direncanakan.
Kinerja auditor adalah suatu pelaksanaan tindakan atas tugas pemeriksaan yang telah
diselesaikan oleh auditor pada waktu tertentu. Trisnaningsih (2007), mengemukaan kinerja auditor
merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan atasan, rekan, dan dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan sebuah hasil karya yang dicapai oleh auditor dalam pelaksanaan tugas
yang di berikan atas dasar kecakapan, pengalaman, serta kesungguhan waktu dengan pertimbangan
kuantitas, kualitas, dan ketepatan.
METODE PENELITIAN
29
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
Tabel 1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 40 100 %
Kuesioner yang kembali 40 100 %
Kuesioner yang tidak dapat diolah 3 7,5 %
Kuesioner yang dapat diolah 37 92,5 %
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Responden pada penelitian ini adalah Auditor senior dan junior di pemerintah Penyebaran
data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode langsung. Auditor yang sesuai dengan
kriteria terkumpul 37 orang. Jumlah kuesioner yang dibagikan 40 kuesioner, kuesioner yang sesuai
dengan kriteria sejumlah 37 dikarenakan 3 responden tidak sesuai dengan kriteria.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
Indepedensi 37 27 45 37.16 8.1456
Komitmen Organisasi 37 36 60 47.16 11.4567
Good Governance 37 27 40 32.11 7.8133
Ketidakjelasan Peran 37 19 30 23.91 3.3879
Kinerja Auditor Pemerintah 37 22 30 26.81 4.0964
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Persentase
Pria 21 56,8 %
Wanita 16 43,2 %
Total 37 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar auditor internal pemerintah yang
bekerja di Kantor Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berjenis kelamin pria yaitu
sebanyak 21 orang dengan jumlah persentase 56,8% dan yang berjenis kelamin wanita yaitu
sebanyak 16 orang dengan jumlah presantase 43,2%.
30
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Keterangan Jumlah Persentase
SMA 1 2,7%
Strata Satu (S1) 19 51,4%
Strata Dua (S2) 17 45,9%
Total 37 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar auditor internal pemerintah yang
bekerja di Kantor Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai latar belakang
pendidikan Strata satu (S1) yaitu sebanyak 19 orang dengan jumlah presentase 51,4%.
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Auditor
No Keterangan Jumlah Persentase
1 1-2 tahun 4 10,8%
2 2-5 tahun 13 35,1%
3 5-10 tahun 13 35,1%
4 10-15 tahun 4 10,8%
5 > 15 tahun 3 8,1%
Total 37 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar auditor internal pemerintah yang
bekerja di Kantor Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lama bekerja yaitu
rentan tahun 2-5 tahun dan 5-10 tahun yaitu masing-masing sebanyak 13 orang dengan presentase
35,1%.
Tabel 6
Hasil Uji Validitasz
Variabel Nilai KMO
Independensi 0,589
Komitmen Organisasi 0,713
Good Governance 0,595
Ketidakjelasan Peran 0,767
Kinerja Auditor Pemerintah 0,760
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Tabel 6 menunjukan bahwa nilai KMO Independensi 0,589 > 0,50, maka Variabel
Independensi dapat dikatakan valid. Nilai KMO Komitmen Organisasi 0,713 > dari 0,50 maka
variabel Komitmen Organisasi dapat dkatakan valid. Nilai KMO Good Governance 0,595 > 0,50
maka dapat dinyatakan variabel Good Governance valid. Nilai KMO Ketidakjelasan Peran 0,767
> 0,50 maka variabel Ketidakjelasan Peran valid. Nilai KMO untuk variabel Kinerja Auditor
Pemerintah adalah 0,760 > 0,50 maka dapat dinyatakan variabel Kinerja Auditor valid.
31
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach Alpha
Independensi 0,819
Komitmen Organisasi 0,864
Good Governance 0,823
Ketidakjelasan Peran 0,844
Kinerja Auditor Pemerintah 0,899
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukan nilai Croncbach Alpha Independensi sebesar 0,819,
Komitmen Organisai sebesar 0,864, Good Governance sebesar 0,823, Ketidakjelasan Peran
sebesar 0,823, dan yang terakhir Kinerja Auditor sebesar 0,899, dilihat dari nilai tersebut maka
reliabilitas tinggi.
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Asymp. Sig (2-Tailed) Keterangan
0,661 Residual Terdistribusi Normal
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 8 didapatkan hasil bahwa nilai sig sebesar 0,661 > α (0,05). Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa residual berdistribusi normal.
Tabel 9
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Keterangan
Independensi 1,771 Bebas Multikolinearitas
Komitmen Organisasi 2,004 Bebas Multikolinearitas
Good Governance 1,447 Bebas Multikolinearitas
Ketidakjelasan Peran 1,398 Bebas Multikolinearitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 9 didapatkan hasil bahwa VIF masing-masing variabel kurang dari 10.
Variabel independsi 1,771, lalu variabel Komitmen Organisasi 2,004, Variabel Good Governance
1,447, dan variabel terakhir ketidakjelasan peran 1,398 sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig
Independensi 0,192
Komitmen Organisasi 0,220
Good Governance 0,436
Ketidakjelasan Peran 0,495
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
32
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
Tabel 11
Hasil Uji t
Variabel Nilai Sig Koefisien regresi
Independensi 0,044 0,140
Komitmen Organisasi 0,033 0,018
Good Governance 0,012 0,333
Ketidakjelasan Peran 0,976 -0,006
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Hasil Pengujian hipotesis variabel Independensi memiliki nilai koefisien regresi 0,140 dan
memiliki nilai sig 0,044 nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel Independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Maka dapat
disimpulkan hipotesis pertama diterima.
Hasil Pengujian hipotesis variabel Komitmen Organisasi memiliki nilai koefisien regresi 0,018
dan memiliki nilai sig 0,033 nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel Komitmen Organisai berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Maka dapat
disimpulkan hipotesis kedua diterima.
Hasil Pengujian hipotesis variabel Good Governance memiliki nilai koefisien regresi 0,339
dan memiliki nilai sig 0,012 nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel Good Governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Maka dapat
disimpulkan hipotesis ketiga diterima.
Hasil Pengujian hipotesis variabel Ketidakjelasan Peran memiliki nilai koefisien regresi -0,016
dan memiliki nilai sig 0,976 nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05 sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel Ketidakjelasan Peran tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor
pemerintah. Maka dapat disimpulkan hipotesis keempat ditolak.
Tabel 12
Hasil uji F (Simultan)
Model Sig.
1 Regression .044(a)
Residual
Total
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai signifikan 0,044 atau lebih kecil dari alpha 0,05
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel Independensi,
Komitmen Organisasi, Good Governance, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah.
33
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
Tabel 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted 𝑹𝟐 )
Model Adjusted R Square
1 .268
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur dan melihat seberapa jauh kemampuan
dari model regresi dalam menjelaskan variasi dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2015). Tabel 13
menunjukan bahwa Adjusted r square 0,268 yang artinya variabel Independensi, Komitmen
Organisai, Good Governance, dan Ketidakjelasan Peran mampu menjelaskan variasi variabel
Kinerja Auditor Pemerintah sebesar 26,8% dan sisanya sebesar 73,2% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
Pembahasan
1. Independensi
Hasil penelitian ini diketahui variabel Independesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Auditor Pemerintah, adanya pengaruh positif ditunjukkan dari nilai signifikan 0,044 < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa Independensi menjadi salah satu pengaruh kinerja auditor
pemerintah.
Penelitian yang dilakukan Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa independensi auditor akan
berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hal ini juga sama pada hasil penelitian Wibowo (2009)
bahwa terdapat pengaruh positif independensi pada kinerja auditor. Independensi adalah salah satu
penentu keberhasilan auditor pemerintah untuk melakukan tugasnya, apabila auditor tidak
independen maka dapat dipastikan kinerja yang dihasilkan akan kurang maksimal dan melanggar
kode etik atau aturan yang ada. Oleh sebab itu independensi sangat penting untuk kinerja auditor
pemerintah.
2. Komitmen Organisasi
Hasil penelitian ini diketahui variabel Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Auditor Pemerintah, adanya pengaruh positif ditunjukkan dari nilai signifikan
0,033 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Komitmen Organisasi menjadi salah satu pengaruh
kinerja auditor pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007), Marganingsih dkk
(2009), Sujana (2012), dan Wijaya dan Subagyo (2017) yang juga menyatakan bahwa pengaruh
komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Komitmen organisasi menjadi salah satu penentu keberhasilan auditor pemerintah untuk
melakukan tugasnya, apabila suatu komitmen organisasi yang tepat akan dapat memberikan sebuah
motivasi yang tinggi yang nantinya akan berpengaruh positif pada kinerja auditor pemerintah.
3. Good Governance
Hasil penelitian ini diketahui variabel Good Governance berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Auditor Pemerintah, Hal ini menunjukkan bahwa Good Governance menjadi
salah satu pengaruh kinerja auditor pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Hanna dan Friska
(2013) bahwa pemahaman good governance memiliki pengaruh positif pada kinerja auditor. Widhi
dan Erma (2015) menyatakan bahwa pemahaman good governance yang berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor pemerintah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa good governance
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Semakin baik Good Governance
yang dimiliki oleh suatu Instansi pemerintah, maka dapat mengatur dan membuat tata kerja audior
agar bekerja sesuai dengan pekerjaan dan aturan yang berlaku.
34
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
4. Ketidakjelasan Peran
Hasil penelitian ini diketahui variabel Ketidakjelasan Peran tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Auditor Pemerintah, Hal ini dikarenakan peran yang dimiliki atau tugas yang dimiliki
auditor pemerintah yang berkerja di Kantor Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta ini sudah
sangat jelas, sehingga ketidakjelasan peran tidak berpengaruh.
KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh Independensi,
Komitmen Organisasi, Good Governance, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah. Penelitian ini telah menguji 4 hipotesis dengan kesimpulan 3 hipotesis diterima dan 1
tidak diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Independensi berpengaruh
positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Artinya Auditor Pemerintah semakin menerapkan
sikap independensi, maka pengambilan keputusan audit tidak dipengaruhi oleh pihak manapun.
(2) Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Artinya
semakin baik komitmen organisasi yang dimiliki, maka akan memiliki motivasi yang tinggi yang
nantinya akan berpengaruh positif pada kinerja auditor pemerintah. (3) Good Governance
berpengaruh positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Artinya Semakin baik Good
Governance yang dimiliki oleh suatu Instansi pemerintah, maka dapat mengatur dan membuat tata
kerja audior agar bekerja sesuai dengan pekerjaan dan aturan yang berlaku. (4) Ketidakjelasan Peran
tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Artinya Auditor Pemerintah memilk
peran dan tugas yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. (2009). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi, 1(1), 40-69.
Alim, M. N. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan
Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X
Makassar, Makassar.
Christiawan, Y. J. (2002). Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(2): 79-92.
Bamber, E. M., Doug Snowball, & Richard M. T. (1989). Audit Structure and Its Relation To
Role Conflict And Role Ambiguity. The Accounting Review, LXIV (2).
Elizabeth, H. & Friska, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, 15(1), 13 – 28.
Fanani, Z, Rheny A. H., & Subroto, B. (2008). Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran dan
Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 5(2), 143 – 170.
Fransiskus, W., & Subagyo. (2017). Pengaruh Konflik Peran, Komitmen Organisasi, dan Locus of
Control Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Online Insan Akuntan, 2(1), 1 – 16.
Marganingsih, A., & Martani, D. (2009). Analisis Variabel Anteseden Perilaku Auditor Internal
Dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi Empiris Pada Auditor di Lingkungann
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah – Lembaga Pemerintah Non Departemen. Makalah
Simposium Nasional Akuntansi XII, Padang 2009.
Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Nazaruddin, I., & Basuki, A. T. (2015). Analisis Stastistik Dengan Spss. Yogyakarta: Danisa
Media.
35
Hapsari & Fathmaningrum / Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 28-36
Ramadhan, S. (2011). Analisa Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan
Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor pada KAP di Jakarta. Aktiva,
4(7), 1-26.
Robbins, S. P. (2002). Perilaku Organisasi, Alih bahasa, Hadyana Pujaatmaka, Jakarta: PT
Prenhallindo.
Sapariyah, R. A. (2011). Pengaruh Good Governance dan Independensi Auditor Terhadap
Kinerja Auditor dan Komitmen Organisasi (Survey pada Kantor Akuntan Publik di
Surakarta). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan, 19(16).
Sujana, E. (2012). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat Pemerintah Kabupaten (Studi Pada Kantor
Inspektorat Kabupaten Badung dan Buleleng). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika
Jinah, 2(1).
Sukriah, I., Akram, & Inapty, B. A. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Makalah
Simposium Nasional Aakuntansi XII Palembang.
Trisnaningsih, S. (2007). Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi
Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar:
1-56.
Wati, E., Lismawati, & Aprilia, N. (2010). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan,
Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu), Makalah
Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Wibowo. (2009). Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan,
Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik di daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam Indonesia.
Widyananda, Herman. (2008). Revitalisasi Peran Internal Auditor Pemerintah Untuk Penegakan
Good Governance di Indonesia. Publikasi, Seminar, makalah, dan Sambutan. Universitas
Padjadjaran.
Zurnali, C. (2010). Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan
Customer Orientation: Knowledge Worker – Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya
Manusia di Masa Depan. Bandung: UNPAD Press.
36