PERCOBAAN II
SAPONIFIKASI
Oleh :
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
I. Tujuan
Membuat dan menentukan karakter sabun
Gambar 3.15
(Tabung Reaksi)
D. Cara Kerja
1. Pembuatan Sabun
NaOH diambil sebanyak 5 mL menggunakan pipet volumetrik lalu dituangkan ke dalam
cawan penguapan. Kemudian, minyak kelapa diambil sebanyak 5 mL dituangkan ke dalam
cawan penguapan. Berikutnya, etanol diambil sebanyak 5 mL. Selanjutnya, dipanaskan
menggunakan bunsen dan diaduk selama kurang lebih 15 menit hingga terbentuk gumpalan
daripada sabun. Kemudian, ditambahkan aquades sebanyak 10 tetes. Campuran didinginkan
sembari dilakukan proses pengadukan. Setelah dingin ditambahkan larutan NaCl jenuh
sebanyak 20 mL. Kemudian, campuran disaring menggunakan kertas saring. Selanjutnya,
setengah dari sabun yang diperoleh dilarutkan dalam 100 mL aquades hal ini dilakukan untuk
membuat larutan sabun. Kemudian sebanyak 10 mL larutan sabun ditambahkan dengan 2 mL
CaCl2 diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada larutan campuran tersebut.
2. Karakterisasi Sabun
a. Zat Pengelmusi
Pada tabung reaksi 1 ditambahkan minyak kelapa sebanyak 5 tetes dan aquades sebanyak
5 mL lalu kedua larutan dikocok. Pada tabung reaksi 2 ditambahkan minyak kelapa
sebanyak 5 tetes, aquades sebanyak 5 mL, dan larutan sabun lalu larutan campuran
dikocok. Kemudian, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada larutan campuran
tersebut.
b. Reaksi untuk Air Sadah
Pada tabung reaksi 1 ditambahkan larutan sabun sebanyak 5 mL dan CaCl3 sebanyak 2
tetes. Pada tabung reaksi 2 ditambahkan larutan sabun sebanyak 5 mL dan FeCl3 sebanyak
2 tetes. Pada tabung reaksi 3 ditambahkan larutan sabun sebanyak 5 mL dan MgCl2
sebanyak 2 tetes. Pada tabung reaksi 4 ditambahkan larutan sabun sebanyak 5 mL dan air
keran sebanyak 2 tetes. Setelah itu, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada larutan
campuran tersebut. Selanjutnya, dilakukan pengujian pH menggunakan indikator pH
universal dan dicatat pH untuk setiap larutan campuran.
2. Karakteristik Sabun
a. Zat pengelmusi
Minyak kelapa + aquades Terbentuk selaput tipis antara
minyak dengan aquades
Minyak kelapa + aquades + larutan Minyak larut dalam aquades dan
sabun berwarna putih
B. Pembahasan
Tujuan dari percobaan membuat dan menentukan karakter sabun. Saponifikasi adalah
reaksi hidrolisis asam lemak atau minyak oleh adanya basa kuat (NaOH atau KOH) atau dikenal
dengan larutan alkali sehingga menghasilkan sabun berupa garam natrium dari asam lemak atau
minyak dan reaksi samping berupa gliserol. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah
hidrolisis asam lemak atau minyak oleh larutan alkali (basa kuat) yang menghasilkan sabun dan
gliserol. Pada percobaan ini dilakukan 2 percobaan yaitu cara pembuatan sabun dan penentuan
karakteristik sabun sebagai zat pengelmusi serta reaksi pada air sadah.
Percobaan pertama yaitu cara pembuatan sabun. Minyak kelapa digunakan sebagai zat
yang dihidrolisis juga merupakan senyawa non polar yang tidak larut dalam air. Minyak kelapa
ditambahkan NaOH 40% berfungsi sebagai penghidrolisis daripada lemak sehingga
menyebabkan pemutusan ikatan ester dan terjadi pelepasan garam asam lemak juga gliserol,
penambahan NaOH mengakibatkan bentuk sabun semakin padat. Tingkat persen pada NaOH juga
dapat mempengaruhi hasil reaksi yaitu semakin besar persentase NaOH yang digunakan maka
produk yang dihasilkan akan meningkat. Penambahan etanol digunakan sebagai pelarut minyak
karena minyak memiliki sifat nonpolar hal ini berdasarkan prinsip ekstraksi cair – cair yaitu “like
dissolves like” jadi senyawa nonpolar akan larut hanya dengan senyawa nonpolar juga. Pada saat
proses pemanasan terjadi reaksi eksoterm yaitu perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga menghasilkan panas. Proses pemanasan dan pengadukan berfungsi untuk
menghomogenkan larutan dan terjadi peningkatan energi sehingga mempercepat laju reaksi.
Produk yang terbentuk adalah sabun dan hasil sampingan berupa glikogen. Penambahan aquades
bertujuan untuk membilas sabun yang baru terbentuk. Hasil dari campuran ditambahkan larutan
NaCl jenuh yang berfungsi sebagai pengendap sabun dan memisahkan antara sabun dengan
gliserol. Penambahan CaCl₂ menghasilkan endapan sabun berwarna bening keunguan, hal ini
dikarenakan sabun memiliki sifat lifofilik (larut dalam minyak dan lemak) dan hidrofilik (larut
dalam air). Berikut reaksi hidrolisis minyak kelapa dan NaOH :
VII. Lampiran
A. Jurnal