Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

USAHA DAN
ENERGI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


TEKNIK TEKNIK SIPIL F021700015 Novika Candra Fertilia, S.T., M.T.

07
Abstract Kompetensi
Pada modul ini, akan membahas Diharapkan Mampu menjelaskan
Membahas tentang analisis alternatif usaha dan kekekalan energy.
mengenai gerak suatu benda dalam
hubungannya dengan besaran
energi. konsep energi dan usaha
mempunyai hubungan yang erat,
keduanya merupakan besaran skalar,
sehingga tidak mempunyai arah yang
berhubungan dengannya.
1. USAHA
Seorang lifter berusaha mengangkat barbel seberat 200 kg dari lantai ke atas kepala,
seorang montir berusaha mendorong mobil yang sedang mogok, seorang tukang becak
berusaha mengayuh pedalnya agar dapat berjalan, dan mungkin masih banyak lagi. hal itu
semua memberikan pengertian pada pembaca tentang usaha dalam kondisi sehari-hari.
meskipun pengertian di atas sangat sederhana, akan tetapi semua itu orang mengerjakan
suatu gaya sehingga terjadi pergerakan yang mengakibatkan perpindahan materi. Analog
dengan p engertian tersebut, dalam ilmu fisika, usaha didefinisikan sebagai gaya dikalikan
dengan Perpindahan yang ditempuh selama gaya itu dikerjakan. Usaha (W) atau disebut
juga sebagai kerja, dideskripsikan sebagai apa yang dihasilkan oleh gaya ketika ia bekerja
pada benda sementara benda tersebut bergerak dalam jarak tertentu. usaha yang dilakukan
pada sebuah benda oleh gaya yang konstan (besar dan arah) didefinisikan dalam
persamaan:

W = F.dS (1)

Dengan:

W = Usaha

F = Gaya

S = Perpindahan

Dalam persamaan (1), variabel F merupakan besaran vektor, perpindahan juga merupakan
besaran vektor akan tetapi usaha merupakan besaran skalar. satuan usaha dalam SI adalah
Joule (J) atau erg au apabila F dalam dyne dan S Dalam cm, dimana 1 J = 1 Nm = 1 kg
m2/s2. Sedangkan 1 erg = 1 dyne.cm. Jika 2 buah vektor dilakukan perkalian diantaranya
yang menghasilkan skalar maka perkalian vektor tersebut merupakan perkalian dot. usaha
dapat dinyatakan dalam persamaan (2).

W=F dS (2)

Persamaan (2) apabila dinyatakan dalam bentuk perkalian scalar:

W = F.S cos θ (3)

Dimana: F = Besar gaya Konstan (N)

‘1 FISIKA DASAR
9 2 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
θ = Sudut antara arah gaya dan perpindahan

s = Besar perindahan benda

Gambar 1. Seseoran Sedang Menarik Peti di Atas Lantai.

Sudut θ adalah sudut yang dibentuk oleh gaya F dengan arah perpindahannya (gambar 1).
Usaha yang didefinisikan dalam persamaan (2) dan (3) dapat berharga positif atau negative.
Usaha akan merharga positif apabila sudut θ memunyai harga kurang dari 90º atau sudut
lancip, sedangkan usaha berharga negative apabila sudut θ merupakan sudut tumpul.
Pengertian lain, usaha berharga positif apabila gaya yang menyebabkan perpindahan dan
perpindahan yang mempunyai arah yang sama, sedangkan usaha berharga negatif apabila
gaya tersebut berlawanan arah dengan perpindahannya. Sesuai dengan pengertian
tersebut, usaha dalam ilmu fisika mempunyai 2 unsur pokok yang tidak dapat dipisahkan
yaitu gaya penyebab perpindahan dan perpindahan.

Gambar 2. Usaha yang Dilakukan pad Tas Belanja.

‘1 FISIKA DASAR
9 3 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika seseorang memegang tas belanja (gambar 2) yang berat dalam keadaan diam (tidak
berpindah posisi), maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut tidak melakukan usaha pada
nya. Sebuah gaya memang diberikan, tetapi tidak terjadi perpindahan (d = 0) sehingga W =
0. orang tersebut juga tidak melakukan usaha pada tas belanja jika orang itu membawanya
sementara Dia berjalan horizontal melintasi lantai dengan kecepatan konstan (gambar 2).
Tidak ada gaya horizontal yang dibutuhkan untuk memindahkan tas belanja dengan
kecepatan konstan. meskipun diberikan gaya F ke atas pada tas tersebut yang sama
dengan beratnya nya. tetapi gaya ke atas F tegak lurus terhadap gerak horizontal dan
Dengan demikian tidak ada hubungannya dengan gerak. artinya, gaya ke atas F tidak
melakukan usaha (W = 0) karena θ = 90º. Jadi Ketika suatu gaya tertentu bekerja tegak
lurus terhadap gerak, tidak ada usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut.

Nilai usaha juga bisa bertanda negatif, hal ini berarti usaha yang dilakukan oleh gaya yang
melawan perpindahan. misalnya usaha yang dilakukan oleh gaya pengereman, usaha yang
dilakukan oleh gaya gesekan permukaan benda, dan usaha yang dilakukan gaya berat
terhadap benda yang bergerak keatas. karena usaha termasuk besaran skalar, maka usaha
yang dilakukan oleh berbagai macam gaya yang bekerja pada suatu benda diperoleh
dengan cara menjumlahkan secara aljabar biasa.

Contoh:

Sebuah peti dengan massa 50 kg ditarik sejauh 40 m sepanjang lantai horizontal dengan
gaya konstan yang diberikan oleh seseorang sebesar Fp = 100 N yang bekerja membentuk
37º sebagaimana ditunjukkan pada gambar. jika lantai tersebut kasar dan memberikan gaya
gesekan Ffr = 50 N. Tentukan usaha yang dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada peti
tersebut dan usaha total yang dilakukan terhadap peti!

‘1 FISIKA DASAR
9 4 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan:

Ada empat gaya yang bekerja pada gaya yang diberikan oleh seseorang (Fp), gaya gesek
(Ffr), gaya gravitasi (FG), dan gaya normal (FN). usaha yang dilakukan oleh masing-masing
gaya adalah:

Wp = Fpx.d = Fp cos 37º d = 100 N . cos37º . (40 m) = 3200 J

Wfr = Ffr . cos180 . d = (50 N).(-1).(40 N) = -2000 J

WG = FG . cos90 . d = 0

WN = FN . cos90 . d = 0

Usaha total yang dilakukan terhadap peti adalah penjumlahan aljabar dari setiap usaha yang
dilakukan oleh masing-masing gaya, yaitu:

Wtot = Wp + Wfr + WG + WN

= 3200J + (-2000J) + 0 + 0

= 1200 J

2. ENERGI
Dalam fisika, energy sering diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha. Jika suatu
benda melakukan usaha, maka benda tersebut akan kehilangan energy yang sama dengan
usaha yang dilakukannya.

∑ E DIBERIKAN = ∑ E DILAKUKAN (4)

Energi dapat berubah bentuk dari suatu bentuk ke bentuk lain. misalnya pada kompor di
dapur, energi yang tersimpan dalam minyak tanah diubah menjadi api yang selanjutnya jika
api digunakan untuk memanaskan air, energi berubah bentuk lagi menjadi gerak molekul-
molekul air. perubahan bentuk energi ini disebut transformasi energi.

Energi juga dapat dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Perpindahan energi ini disebut
transfer energi. misalnya untuk contoh kompor di dapur tadi, energi pembakaran yang ada
dalam api dipindahkan ke air yang ada di dalam panci. Perpindahan energi seperti ini yang
terjadi semata-mata karena perbedaan temperatur, disebut kalor. energi juga dapat
dipindahkan dari satu sistem ke sistem yang lain melalui gaya yang mengakibatkan

‘1 FISIKA DASAR
9 5 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pergeseran posisi benda. Perpindahan energi semacam ini dikenal sebagai usaha mekanik
atau kita kenal sebagai usaha saja.

2.1 ENERGI KINETIK


Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan usaha
maka dapat dikatakan mempunyai energi. Energi gerak disebut dengan energi
kinetik yang berasal dari bahasa Yunani “kinetos” yang Berarti gerak. jadi, energi
kinetik merupakan Energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya atau
kecepatannya. jadi setiap benda yang bergerak mempunyai energi kinetik. besarnya
energi kinetik suatu benda adalah:

Ek = ½ mv2 (5)

Dimana: Ek = Energi Kinetik (J)

m = Massa Benda (kg)

v = Kecepatan Benda (m/s)

Gambar 3. Gaya Total Konstan Ftot Mempercepat Bus dari Kecepatan V1 sampai V2
Sepanjang Jarak d.

Ek dapat disebut juga sebagai energi kinetik translasi, untuk membedakan dari
energi kinetik rotasi. Misalkan sebuah benda dengan massa m sedang bergerak
pada garis lurus dengan kecepatan awal V1. untuk mempercepat benda itu secara
beraturan sampai kecepatannya V2, maka diberikan padanya suatu gaya total
konstan Ftot dengan arah yang sejajar dengan arah geraknya sejauh jarak d
(gambar 3). kemudian usaha total yang dilakukan pada benda itu adalah:

Wtot = Ftot . d

Wtot = mad (berlaku Hk. III Newton:F=ma)

‘1 FISIKA DASAR
9 6 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wtot = m ¿) d (berlaku pers. GLBB: V22 = V12 + 2ad)

Wtot = ½ mv22 – ½ mv12 (6)

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk gerak satu dimensi dan berlaku
juga untuk gerak translasi 3 dimensi, bahkan untuk gaya yang tidak beraturan.
Persamaan 6 dikenal sebagai teorema usaha- energi kinetik, yang dapat ditulis
kembali menjadi persamaan:

Wtot = EK2 – EK1

Wtot = ∆EK (7)

DImana EK1 adalah energy kinetic awal, dan EK2 adalah energy kinetic akhir. Dan
persamaan (7) nerarti bahwa kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama
dengan perubahan energy kinetiknya.

Teorema usaha-energi hanya berlaku jika W adalah usaha total yang dilakukan
pada benda (yaitu usaha yang dilakukan oleh semua gaya Ftot yang bekerja pada
benda tersebut). Jika Wtot positif dilakukan pada sebuah benda, maka energy
kinetiknya bertambah sejumlah W. Dan berlaku sebaliknya, jika Wtot negative
dilakukan pada sebuah benda, maka energy kinetic benda berkurang sejumlah W.
artinya Ftot yang diberikan pada benda dengan arah yang berlawanan dengan arah
gerak benda sebesar nol, maka energi kinetiknya tetap konstan dana rtinya
kecepatannya juga konstan.

2.2 ENERGI POTENSIAL


Energi potensial adalah Energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya atau
posisinya. berbagai jenis energi potensial dapat didefinisikan, dan setiap jenis
dihubungkan dengan suatu gaya tertentu.

Misalnya pegas pada jam yang diputar merupakan contoh energi potensial pegas.
pegas mendapatkan energi potensialnya karena dilakukan usaha padanya oleh
orang yang memutar jam tersebut. sementara pegas Memutar Balik, sehingga ia
memberikan gayanya dan melakukan usaha untuk memutar jarum jam. contoh lain
adalah energi potensial gravitasi. Sebuah batu bata dipegang tinggi di udara
mempunyai energi potensial karena posisi relatifnya terhadap bumi. batu bata itu
mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha karena jika dilepaskan akan jatuh

‘1 FISIKA DASAR
9 7 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ke tanah karena ada gaya gravitasi dan dapat melakukan usaha, katakanlah pada
suatu tiang yang dipancangkan dan menanamnya.

Gambar 4. Seorang memberikan gaya ke atas Fext untuk mengangkat sebuah batu
bata.

Untuk mengangkat vertikal suatu benda bermassa m, gaya keatas yang paling tidak
sama dengan beratnya mg harus diberikan padanya (misal oleh tangan seseorang).
untuk mengangkat benda itu tanpa percepatan setinggi h dari posisi y1 ke y2
(gambar 4), yang dibutuhkan Fext = mg ke atas (Jika diasumsikan arah ke atas
positif) dan jarak vertikal h.

Wext = Fext d cos0º = mgh = mg (y2-y1) (8)

Gravitasi juga bekerja pada benda sewaktu bergerak dari y1 ke y2 dan melakukan
usaha sebesar:

WG = FG d Cos θ º = mgh cos 180 º = -mgh = - mg (y2-y1) (9)

Jika kemudian benda dilepaskan dari keadaan diam, maka benda akan jatuh bebas
di bawah pengaruh gravitasi dan benda itu akan memiliki kecepatan setelah jatuh
dengan ketinggian h, sebesar:

V2 = V02 + 2gh = 2gh

‘1 FISIKA DASAR
9 8 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Benda akan mempunyai energy kinetic ½ mv2 = ½ m (2gh) = mgh, dan jika benda
mengenai sebuah tiang pancang maka benda itu melakukan usaha pada tiang itu
sebesar mgh (teorema usaha-energi). Oleh karena itu, dengan menaikkan sebuah
benda dengan massa m sampai ketinggian h membutuhkan sejumlah usaha yang
sama dengan mgh. Maka energy potensial benda dapat didefinisikan dalam
persamaan:

Ep = mgh (10)
Dimana:
Ep = Energi Potensial (J)
m = Massa bena (kg)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
h = Tinggi/posisi benda daria acuan tertentu misalnya tanah (m)

Semakin tinggi suatu benda di atas tanah, makin besar pula energy potensial yang
dimilikinya.

Wext = mgy2 – mgy1 = Ep2 – Ep1 = ∆Ep (11)

Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh gaya eksternal untuk menggerakkan
massa m dari titik 1 ke titik 2 (tanpa percepatan) sama dengan perubahan energy
potensial benda antar titik 1 dan titik 2. Selain itu, ∆E p dalam hubungannya dengan
usaha yang dilakukan gravitasi dapat ditulis dalam persamaan:

WG = - mg (y2 – y1) = - ∆Ep (12)

Artinya usaha yang dilakukan oleh gravitasi sementara massa m bergerak dari ttik 1
ke titik 2 sama dengan negative dari perbedaan energy potensial titik 1 dan titik 2.

3. HUKUM KEKEKALAN ENERGI


Energi mekanik total (EM) merupakan jumlah energy kinetic dan potensial, dan dapat
dinyatakan dalam persamaan:

EM = EK + EP (13)

‘1 FISIKA DASAR
9 9 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hukum kekekalan energy mekanik untuk gaya-gaya konservatif menyatakan bahwa “Jika
hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, energy mekanik total dari sebuah system tidak
bertambah maupun berkurang pada proses apapun. Energy tersebut tetap konstan-kekal”.

Apabila dapat dinyatakan dalam persamaan:

EM1 = EM2 = Konstan (14)

Persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:

EK1 + EP1 = EK2 + EP2 (15)

½ mv12 + mgh1 = ½ mv22 + mgh2 (16)

‘1 FISIKA DASAR
9 10 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Agus Supriyanto, Drs, M.Si., Buku Materi Kuliah FISIKA DASAR 1, Universitas Tujuh
Belas Agustus 1945, Semarang.

Herman Susila, ST., MT., FISIKA TEKNIK MEKANIKA, Buku Pegangan Kuliah Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, 2014.

Kuswantomo, S.T., M.T., dan Ir. Ali Asroni, M.T., FISIKA UNTUK TEKNIK SIPIL,
Muhamadiyah University Press, 2020.

Riani Lubis, DIKTAT KULIAH FISIKA DASAR 1, Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Teknik & Ilmu Komputer, UNIKOM, 2008.

‘1 FISIKA DASAR
9 11 NOVIKA CANDRA FERTILIA, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai