Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

A DENGAN POST PARTUM


INDIKASI PRE EKLAMPSIA DI RUANG NUSA INDAH RUMAH
SAKIT DAERAH BALUNG KABUPATEN JEMBER

Disusun Oleh:

MEI KUMALA WATI


(J230215066)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
LAPORAN RESUME KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN POST PARTUM INDIKASI


PRE EKLAMPSIA DI RUANG NUSA INDAH RUMAH SAKIT
DAERAH BALUNG KABUPATEN JEMBER

Nama Mahasiswa : Mei Kumala Wati


NIM : J230215066

A. Identitas
1. Nama Klien : Ny. A
2. Umur : 23 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Ambulu
6. Pendidikan : SMA
7. Suku : Jember
8. Status Perkawinan : Kawin
9. No. RM : xxxxxx
10.Diagnosa Medis : Postpartum Pre Eklamsi Ringan

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tidak nyaman (nyeri) pada luka jahitan pasca melahirkan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Pre Eklamsi Berat
Q : Terasa slekit-slekit seperti tertusuk-tusuk jarum
R : Nyeri luka jahitan episiotomi medial ± 5cm
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri saat miring ataupun duduk
Pasien mengatakan pusing dengan TD : 150/100 mmHg, Proteinuri <+1, kedua
kaki pasien tampak bengkak, pasien mengatakan pandangannya kabur, tampak
meringis sakit, mukosa bibir kering. Pasien mengatakan kaget karena baru kali
ini tensinya tinggi, pasien juga khawatir terhadap kondisi bayinya karena
tensinya yang tinggi, tampak cemas dan pasien mengatakan tidak mengetahui apa
itu pre eklamsi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan selama awal kehamilan tensinya tidak pernah tinggi antara
110-120 mmHg. Pasien juga mengatakan ini yang pertama kali tensinya tinggi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes,
C. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
a. Riwayat menstruasi
 Menarche : Tidak terkaji Siklus : teratur ( ) tidak ( )
 Lamanya : Tidak terkaji
 Keluhan : Tidak terkaji
 HPHT : Tidak terkaji
b. Riwayat pernikahan
 Menikah : Tidak terkaji
 Lama : Tidak terkaji
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jenis Keadaan Bayi
No Tahun Jenis Persalinan Penolong Penyulit
Kelamin Waktu Lahir
1 2020 Normal Bidan Perempuan Normal Tidak ada

d. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Status Obstetri : G1P1A0
ANC kehamilan sekarang: Pasien mengatakan pada hamil Trimester pertama
mengalami keluhan mual-mual dan pada trimester kedua pasien mengatakan
tidak ada keluhan. Pasien juga mengatakan selama kehamilan ini rutin
mengontrol pada saat posyandu dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 kali
selama kehamilan dan pasien mengatakan selama awal kehamilan tensinya tidak
pernah tinggi antara 110-120 mmHg, pasien mengatakan ini adalah kehamilan
anak pertama.
e. Riwayat Keluarga Berencana
 Akseptor KB : Tidak terkaji
 Masalah : Tidak terkaji
D. Pola Fungsional Kesehatan
1. Pemeliharaan dan Persepsi Terhadap Kesehatan
Ketika pasien sakit, yang dilakukan pasien adalah konsul ke bidan
2. Nutrisi / Metabolik
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan makan 3x dan dan habis 1
porsi dari porsi yang disediakan.
3. Pola Eliminasi
Pasien BAB 1x sehari dan BAK > 8x sehari
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas
ADL 0 1 2 3 4
Makan / V
minum
Mandi V
Toiletting V
Berpakaian V
Mobilisasi di V
tempat tidur
Berpindah V
0: Mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
5. Pola Tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan dapat tidur, hanya saja sering terbangun karena nyeri pada
luka jahitan.
6. Pola Personal Hygiene
Pasien mandi 2x sehari, ganti pembalut bisa sampai 4x karena darah nifasnya
banyak. Mulut dan gigi pasien bersih.
7. Pola Perseptual
Pasien mengatakan menerima dan senang dengan kehamilannnya yang pertama
ini, hanya saja masih terpikirkan dengan kondisi tensinya yang tinggi karena
dari selama awal kehamilan tidak pernah tensinya tinggi.
8. Pola Persepsi Diri
Pasien berharap tensinya dapat kembali normal dan nyeri pada luka jahitnya
segera sembuh.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien melahirkan anak pertama dengan jenis kelamin perempuan
10. Pola Peran – Hubungan
Tidak terkaji
11. Pola Manajemen Koping Stress
Tidak terkaji
12. Sistem Nilai dan Keyakinan
Tidak terkaji

E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : pasien tampak lemah
2. Pemeriksaan TTV
TD : 150/100 mmHg
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
N : 82 x/menit
3. Pemeriksaan ABCD
Antropometri : -
Biochemical : -
Clinical sign : Tampak lemah, bibir tampak kering.
Diit : 2x sehari
4. Kesadaran : Composmentis
5. Kepala
a. Inspeksi : Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, rambut hitam dan panjang
b. Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
6. Mata
a. Inspeksi : Simetris, gerakan mata normal, konjungtiva anemis, sklera mata
putih, pupil isokor
b. Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
7. Hidung
a. Inspeksi : Reaksi alergi tidak ada, tidak ada sinusitis
b. Palpasi : Tidak ada benjolan
8. Mulut : keadaan bibir tampak kering, keadaan gigi bersih

9. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Dada
a. Paru-paru
1) Inspeksi : pernapasan normal, tidak ada kesulitan bernapas, RR :
20x/mnt
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
4) Auskultasi : Vesikuler (Tidak ada suara napas abnormal)
b. Jantung
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran jantung
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Redup
4) Auskultasi : Suara irama jantung teratur
5) Capillary refill: Kembali dalam 1 detik
c. Payudara : Pasien mengatakan payudara terasa kenceng dan terasa
keras, pasien mengatakan tidak dapat menyusui dikarenakan bayinya berada di
Ruang perinatologi.
11. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk bulat, tidak ada lesi
2) Auskultasi : Bising usus normal
3) Perkusi :
4) Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
 Leopold I : TFU 2 jari dibawah pusat
 Leopold II : Tidak terkaji
 Leopold III : Tidak terkaji
 Leopold IV : Tidak terkaji
12. Genetalia dan Perianal
a. Inspeksi : Terdapat lochea rubra
b. Palpasi : Tidak terkaji
c. Perdarahan : Tidak ada tanda perdarahan
13. Ekstremitas
a. Atas : simetris kiri dan kanan
b. Bawah : Kedua kaki pasien tampak bengkak
F. Pemeriksaan Penunjang
proteinuri > +2

G. Terapi
Tidak terkaji

H. Data Fokus
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Pasien mengeluh tidak nyaman - Keadaan umum : pasien tampak

(nyeri) pada luka jahitan pasca lemah

melahirkan - Pemeriksaan TTV

P : Pre Eklamsi Berat TD : 150/100 mmHg

Q : Terasa slekit-slekit seperti S : 36,5oC

tertusuk-tusuk jarum RR : 20 x/menit

R : Nyeri luka jahitan episiotomi N : 82 x/menit

medial ± 5cm - Pemeriksaan ABCD

S : Skala nyeri 5 Antropometri : -

T : Nyeri saat miring ataupun duduk Biochemical : -

- Pasien mengatakan pusing Clinical sign : Tampak lemah, bibir

- Pasien mengatakan pandangannya tampak kering.

kabur. Diit : 2x sehari

- Pasien mengatakan kaget karena - Kesadaran : Composmentis


baru kali ini tensinya tinggi - Pasien tampak cemas
- Pasien juga khawatir terhadap - Pasien tampak meringis sakit
kondisi bayinya karena tensinya - Keadaan bibir tampak kering,
yang tinggi keadaan gigi bersih
- Pasien mengatakan tidak mengetahui - Pasien mengatakan payudara terasa
apa itu pre eklamsi kenceng dan terasa keras, pasien
- Pasien mengatakan dapat tidur, mengatakan tidak dapat menyusui
hanya saja sering terbangun karena dikarenakan bayinya berada di
nyeri pada luka jahitan. Ruang perinatologi.
- Pasien mengatakan tidak dapat - Kedua kaki pasien tampak bengkak
menyusui dikarenakan bayinya
berada di ruang perinatologi.
- Pasien mengatakan menerima dan
senang dengan kehamilannnya yang
pertama ini, hanya saja masih
terpikirkan dengan kondisi tensinya
yang tinggi karena dari selama awal
kehamilan tidak pernah tensinya
tinggi.
- Pasien berharap tensinya dapat
kembali normal dan nyeri pada luka
jahitnya segera sembuh.

I. Analisa Data
N DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1. Gejala Mayor Trauma perineum (D.0075)
DS : selama persalinan Ketidaknyamanan
- Pasien mengeluh tidaknyaman (Episiotomi) Pasca Partum
(nyeri) pada luka jahitan pasca
melahirkan
DO :
- P : Pre Eklamsi Berat
Q : Terasa slekit-slekit seperti
tertusuk-tusuk jarum
R : Nyeri luka jahitan episiotomi
medial ± 5cm
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri saat miring ataupun
duduk
- Pasien mengatakan payudara
terasa kenceng dan terasa keras,
pasien mengatakan tidak dapat
menyusui dikarenakan bayinya
berada di Ruang perinatologi.
- Pasien mengatakan dapat tidur,
hanya saja sering terbangun
karena nyeri pada luka jahitan.

Gejala Minor
DS :
-
DO :
- TD : 150/100 mmHg
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
N : 82 x/menit
2. Gejala Mayor Kurang terpapar (D.0080) Ansietas
DS : informasi
- Pasien mengatakan kaget karena
baru kali ini tensinya tinggi
- Pasien juga khawatir terhadap
kondisi bayinya karena tensinya
yang tinggi
- Pasien mengatakan tidak
mengetahui apa itu pre eklamsi
DO :
- Pasien tampak cemas

Gejala Minor
DS :
- Pasien mengatakan pusing
- Pasien mengatakan
pandangannya kabur.

DO :
- TD : 150/100 mmHg
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
N : 82 x/menit
- Pemeriksaan Clinical sign :
Tampak lemah, bibir tampak
kering.
3. DS : Faktor Risiko : (D.0137) Risiko
- Pasien mengatakan pusing Penyakit Penyerta Cedera Pada Ibu
- Pasien mengatakan (Pre Eklamsi ringan/
pandangannya kabur Hipertensi)
DO :
- Keadaan umum : pasien tampak
lemah
- TD : 150/100 mmHg,
- Proteinuri >+2
- kedua kaki pasien tampak
bengkak
- Tampak meringis sakit
- Mukosa bibir kering

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. (D.0075) Ketidaknyamanan Pasca Partum b.d Trauma perineum selama
persalinan (Episiotomi)
2. (D.0080) Ansietas b.d Kurang terpapar informasi
3. (D.0137) Risiko Cedera Pada Ibu Faktor Risiko : Penyakit Penyerta (Pre
Eklamsi ringan/ Hipertensi)
K. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNO SLKI SIKI


SA
Status kenyamanan pasca partum (L.07061) Manajemen Nyeri (I.08238)
1. (D.0075)
Setelah dilakukan Tindakan asuhan keperawatan Observasi
Ketida - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
3x 24 jam diharapkan tingkat kenyamanan pasien
knyam kualitas, intensitas nyeri
meningkat dengan Kriteria Hasil : - Identifikasi skala nyeri
anan
- Identifikasi respons nyeri non verbal
Pasca - Identifikasi faktor yang memperberat dan
Luaran Awal Akhir
Partu memperingan nyeri 
Keluhan 2 (cukup 5
m b.d tidak menurun) ( - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyaman m nyeri
Trau
e - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
ma n - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
perine i - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
n sudah diberikan
um g
- Monitor efek samping penggunaan analgetik 
selama k
a Terapeutik
persali t - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
) rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur terapi
nan
Meringis 2 (cukup 5 musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
(Episi menurun) (meningkat) imajinasi terbimbing, kompres hangat/ dingin,
otomi) Luka 2 (cukup 5 terapi bermain)
episiotomy menurun) (meningkat)
Payudara 2 (cukup 5 (menurun) - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
bengkak meningkat) (mis.  Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Tekanan 2 (cukup 5(menurun) - Fasilitasi istirahat dan tidur
darah meningkat) - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Frekuensi 2 (cukup 5(menurun)
pemilihan strategi meredakan nyeri
nadi meningkat)
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri

Pemberian Analgesik (I.08243)


Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencwtus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenisanalgesik (mis.
Narkotika, non-narkotika, atau nsaid) dengan
tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
- Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgeaia optimal, jika perlu
- Pertimbangan penggunaan infus kontinu atau bolus
opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgeaik untuk
mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasikan respon terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi

2. (D.0080) Setelah dilakukan intervensi (I.09314) Reduksi Ansietas


Ansiet keperawatan …x 24 jam Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis;
as b.d diharapkan Ansietas menurun
kondisi, waktu, stresor)
Kuran dengan kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
g - Monitor tanda-tanda ansietas
Tingkat Ansietas L.09093
terpapa Luaran Awal Akhir Terapeutik
r Verbalisasi 2 (cukup 5 - Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuh
khawatir meningkat) ( kepercayaan
inform akibat kondisi m
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
asi yang dihadapi e
n memungkinkan
u - Pahami situasi yang membuat ansietas
r
u - Dengarkan dengan penuh perhatian
n - Gunakan pendekatan yang tenang yang
) meyakinkan
Perilaku 2 (cukup 5 (menurun)
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
gelisah meningkat)
Keluhan 2 (cukup 5 (menurun) kecemasan
pusing meningkat) - Diskusi perencanaan realistis tentang perencanaan
Tekanan 2 (cukup 5(menurun) yang akan datang
darah meningkat)
Frekuensi 2 (cukup 5(menurun) Edukasi
pernafasan meningkat) - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang dialami
Frekuensi 2 (cukup 5(menurun) - Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
nadi meningkat) pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga agar tetap bersama klien, jika
perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu
(I.9326) Terapi Relaksasi
Observasi
- Identifikasi tingkat penurunan energy, kesulitan
berkonsentrasi atau gejala lain yang mengganggu
kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang efektif untuk
digunakan
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan
darah dan suhu sebelum dan setelah latihan
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
tanpa ada gangguan dengan pencahayaan dan suhu
yang nyaman
- Gunakan suara yang lembut dengan irama lambat
dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai penunjag dengan
analgetik atau tindakan medis lain jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (music, meditasi, napas
dalam, relaksasi otot progresif)
- Anjurkan menggunakan posisi yang nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
3. (D.0137) Setelah dilakukan intervensi (I.14537) Pencegahan Cidera
Risiko keperawatan …x 24 jam Observasi
- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
Ceder diharapkan risiko cedera menurun
menyebabkan cidera
- Identifikasi obat yang menyebabkan cidera
a Pada dengan kriteria hasil :
- Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stocking
Ibu (L.14136) Tingkat Cedera elastis pada ekstremitas bawah
Faktor Luaran Awal Akhir Terapeutik
Risiko Luka/lecet 2 (cukup 5
- Sediakan pencahayaan yang memadai
meningkat) (
: m - Gunakan lampu tidur selama jam tidur
e - Sosialisaikan psien dan keluarga dengan
Penya
n lingkungan ruang rawat
kit u - Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami
Penye r cidera serius
u - Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi
rta n
ditempat tidur jika perlu
(Pre )
Ekspresi 2 (cukup 5 (menurun) - Pastikan bel panggilan atau telepon mudah
Eklam wajah meningkat) dijangkau
si kesakitan - Pertahankan posisi tempat tidur diposisi terendah
Tekanan 2 (cukup 5(membaik) saat digunakan
ringan darah memburuk) - Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam
/ Frekuensi 2 (cukup 5(membaik) kondisi terkunci
pernafasan memburuk)
Hipert - Gunakan pengaman tempat tidur sesuai kebijakan
Frekuensi 2 (cukup 5(membaik)
nadi memburuk) fasilitas pelayanan kesehatan
ensi)
- Diskusikan mengenai latihandan terapi fisik yang
diperlukan
- Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai (mis
tongkat arau alat bantu jalan)
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat
mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan
pasien sesuai kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
- Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri

L. CATATAN PERKEMBANGAN

No. HARI/JAM/
EVALUASI
Dx TGL IMPLEMENTASI TTD
Manajemen Nyeri (I.08238)
1. Senin, 11 S: Mei
Observasi
Oktober 2021 - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Keluhan tidak nyaman, meringis cukup menurun Kumala
Jam frekuensi, kualitas, intensitas nyeri O:
08.00 - Identifikasi skala nyeri luka episiotomi cukup menurun
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan A:
memperingan nyeri  Masalah ketidaknyamanan pasca partum belum
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang teratasi
nyeri
P:
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
Lanjutkan intervensi Manajemen Nyeri dan
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer Pemberian Analgesik
yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik 
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
09.00 mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis.  Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
09.30 - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Pemberian Analgesik (I.08243)


Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencwtus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
09.45 durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenisanalgesik (mis.
Narkotika, non-narkotika, atau nsaid) dengan
tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
- Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
10.00 mencapai analgeaia optimal, jika perlu
- Pertimbangan penggunaan infus kontinu atau
bolus opioid untuk mempertahankan kadar
dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgeaik untuk
mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
10.30 - Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
10.35 analgesik, sesuai indikasi.
2. Senin, 11 (I.09314) Reduksi Ansietas S: Mey
Oktober 2021 Observasi Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi Kumala
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Jam cukup menurun
(mis; kondisi, waktu, stresor)
11.00 - Identifikasi kemampuan mengambil O:
keputusan Perilaku gelisah cukup menurun
- Monitor tanda-tanda ansietas
11.10 A:
Terapeutik Masalah ansietas belum teratasi
- Ciptakan suasana terapeutik untuk
P:
menumbuh kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi lanjutkan intervensi Reduksi Ansietas dan Terapi
11.15 kecemasan, jika memungkinkan Relaksasi
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang yang
meyakinkan
11.30 - Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
- Diskusi perencanaan realistis tentang
perencanaan yang akan datang

Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
dialami
- Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga agar tetap bersama
klien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
11.40
persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
12.00 - Kolaborasi pemberian obat antiansietas
jika perlu

(I.9326) Terapi Relaksasi


Observasi
- Identifikasi tingkat penurunan energy,
kesulitan berkonsentrasi atau gejala lain
yang mengganggu kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang efektif
12.30 untuk digunakan
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah dan suhu sebelum dan
setelah latihan
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang tanpa ada gangguan dengan
pencahayaan dan suhu yang nyaman
12.45 - Gunakan suara yang lembut dengan irama
lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai penunjag
dengan analgetik atau tindakan medis lain
jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (music, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot progresif)
- Anjurkan menggunakan posisi yang
nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi

3. Senin, 11 ((I.14537) Pencegahan Cidera S: Mey


Oktober 2021 Observasi Keluhan pusing cukup menurun Kumala
- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
Jam 13.00 O:
menyebabkan cidera
- Identifikasi obat yang menyebabkan cidera Luka/lecet menurun
- Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stocking A:
elastis pada ekstremitas bawah
Masalah risiko cidera belum teratasi
Terapeutik
13.10 P:
- Sediakan pencahayaan yang memadai
lanjutkan intervensi Pencegahan Cidera
- Gunakan lampu tidur selama jam tidur
- Sosialisaikan psien dan keluarga dengan
lingkungan ruang rawat
- Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami
cidera serius
- Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi
ditempat tidur jika perlu
- Pastikan bel panggilan atau telepon mudah
dijangkau
- Pertahankan posisi tempat tidur diposisi
terendah saat digunakan
- Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda
dalam kondisi terkunci
- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai
kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
- Diskusikan mengenai latihandan terapi fisik
yang diperlukan
- Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai
(mis tongkat arau alat bantu jalan)
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang
dapat mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien sesuai kebutuhan
Edukasi
13.30 - Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh
ke pasien dan keluarga
- Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri

Anda mungkin juga menyukai