Anda di halaman 1dari 22

Hipotermi pada Neonatus

1. Definisi Hipotermi
Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi
dibawah 30. Hipotermia adalah pengeluaran
panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
memproduksi panas. (Patricia A. 2005).
Hipotermia adalah suhu rektal bayi dibawah
350C. (Hellen, 1999). Hipotermi pada BBL
adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas :
hipotermi ringan (cold stres) yaitu suhu antara
36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu antara 32-
36ºC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32
ºC.
2. Etiologi Hipotermi
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu
disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak
diterapkan secara tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama, setelah lahir.
Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan
telanjang selama menunggu plasenta lahir atau
meskipun lingkungan sekitar bayi cukup hangat
namun bayi dibiarkan telanjang atau segera
dimandikan.
Terjadi perubahan termoregulasi dan metabolik
sehingga :
a. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa
derajat setelah kelahiran karena lingkungan
eksternal lebih dingin daripada lingkungan di
dalam uterus.
b. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan
area permukaan kulit yang besar dibandingkan
dengan berat badan menyebabkan bayi mudah
menghantarkan panas pada lingkungan.
c. Kehilangan panas yang cepat dalam
lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi.
konveksi, radiasi, dan evaporasi.
d. Trauma dingin cold stress (hipotermia)
pada bayi baru lahir, dalam huhungannya
dengan asidosis metabolik dapat bersifat
mematikan bahkan pada bayi cukup bulan yang
sehat
3. Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas
yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas
terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi
tidak cepat.
b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui
kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan
diatas meja, tempat tidur atau timbangan yang
dingin akan cepat mengalami kehilangan panas
tubuh melalui konduksi
c. Radiasi adalah kehilangan panas yang
terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh rendah dari
temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalami
kehilangan panas melalui cara ini meskipun
benda yang lebih dingin tersebut tidak
bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.
d. Konveksi Yaitu hilangnya panas tubuh bayi
karena aliran udara sekeliling bayi. Missal: bayi
diletakkan dekat, pintu / jendela terbuka.
4. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen
menyampaikan pada sentral pengatur panas di
hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus
sewaktu mencapaib ro wn fat memacu pelepasan
noradrenalin lokal sehingga trigliserida
dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak.
Blood gliserol level meningkat, tetapi asam
lemak secara lokal dikonsumsi untuk
menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi
panas, kemudian didistribusikan ke beberapa
bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan
oksigen tambahan dan glukosa untuk
metabolisme yang digunakan untuk menjaga
tubuh tetap hangat.Methabolicther mogenesis
yang efektif memerlukan integritas dari sistem
syaraf sentral,kecukupan darib r own fat, dan
tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan
fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada
sistem syaraf pusat antara lain: depresi linier
dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria,
pertimbangan yang terganggu adaptasi yang
salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran
yang progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi.
Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan
autoregulasi otak, aliran darah otak menurun,
koma, refleks okuli yang hilang, dan
penurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Pada jantung dapat terjadi takikardi, kemudian
bradikardi yang progressif, kontriksi pembuluh
darah, peningkatan cardiacout put, dan tekanan
darah. Selanjutnya, peningkatan aritmia atrium
dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang
memanjang, penurunan tekanan darah yang
progressif, denyut jantung, dan cardiacout put
disritmia serta asistole. Pada pernapasan dapat
terjadi takipnea, bronkhorea, bronkhospasma,
hipoventilasi konsumsi oksigen yang menurun
sampai 50%, kongesti paru dan edema, konsumsi
oksigen yang menurun sampai 75%, dan apnoe.
Pada ginjal dan sistem endokrin, dapat
terjadicold diuresis, peningkatan katekolamin,
steroid adrenal, T3 dan T4 dan menggigil;
peningkatan aliran darah ginjal sampai 50%,
autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya
aktivitas insulin. Pada keadaan berat, dapat
terjadi oliguri yang berat dan poikilotermia.
5. Gejala Hipotermi
a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh,
bayi menjadi kurang aktif, tidak kuat menghisap
asi, dan menangis lemah.
b. Timbulnya sklerema atau kulit mengeras
berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung, tungkai dan tangan.
c. Muka bayi berwarna merah terang.
d. Tampak mengantuk.
e. Kulitnya pucat dan dingin.
f. Lemah, lesu, menggigil.
g. Kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin
dibandingkan dengan bagian dada.
h. Ujung jari tangan dan kaki kebiruan.
i. Bayi tidak mau minum/menyusui.
j. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi
menurun
6. Indikasi Penyakit Hipotermia:
a. Gejala awal hipotermia apabila suhu <
360C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin,
maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang
(suhu 320C - <360C).
b. Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan
mengantuk yang sangat luar biasa.
c. Selanjutnya pandangan mulai menjadi
kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi
lamban.
d. Bila tubuh bayi basah, maka serangan
hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
7. Tanda-tanda klinis hipotermia:
a. Hipotermia sedang:
1. Kaki teraba dingin.
2. Kemampuan menghisap lemah.
3. Tangisan lemah.
4. Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis
marmorata.
b. Hipotermia berat
1. Sama dengan hipotermia sedang.
2. Pernafasan lambat tidak teratur.
3. Bunyi jantung lambat.
4. Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi
metabolik.
5. Stadium lanjut hipotermia.
6. Muka, ujung kaki dan tangan berwarna
merah terang.
7. Bagian tubuh lainnya pucat.
8. Kulit mengeras, merah dan timbul edema
terutama pada punggung, kaki dan tangan
(sklerema).
8. Penanganan Hipotermi
a. Mengatasi bayi hipotermi dilakukan
dengan cara :
1. Prinsip penanganan hipotermia adalah
penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan
selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada,
untuk mencegah turunnya tekanan darah secara
mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan
yang hangat. Berikan juga minuman
hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
2. Penanganan Hipotermi dengan pemberian
panas yang mendadak, berbahaya karena dapat
terjadi apnea sehingga direkomendasikan
penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada bayi < 1000
gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso,
F, 2001). Alat-alat Inkubator Untuk bayi < 1000
gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator.
Bayi-bayi tersebut dapat dikeluarkan dari
inkubator apabila tubuhnya dapat tahan
terhadap suhu lingkungan 30°C. Radiant Warner
Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang
belum stabil atau untuk tindakan-tindakan.
Dapat menggunakan servo controle (dengan
menggunakan probe untuk kulit) atau non servo
controle (dengan mengatur suhu yang
dibutuhkan secara manual).
b. Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
1. Bayi dibungkus dengan selimut dan
kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus
dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi
maupun pengobatan, maka bayi ditempatkan
dibawah cahaya penghangat.Untuk mencegah
hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus
tetap berada dalam keadaan hangat.
2. Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan
untuk menghindari hilangnya panas tubuh
akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut
dan diberi penutup kepala.
3. Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi
baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala
diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi
hangat karena terjadi kontak kulit langsung.Bila
tubuh bayi masih teraba dingin bisa
ditambahkan selimut.
4. Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan
selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas
tungku.
5. Menghangatkan bayi dengan lampu pijar
40 sampai 60 watt yang diletakkan pada jarak
setengah meter diatas bayi.
6. Terapi yang bisa diberikan untuk bayi
dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan nafas
harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen
yang cukup.
9. Komplikasi berkelanjutan dari Hipotermi
a. HipoglikemiAsidosis metabolik, karena
vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme
anaerob.
b. Kebutuhan oksigen yang meningkat.
c. Metabolisme meningkat sehingga
pertumbuhan terganggu.
d. Gangguan pembekuan sehingga
mengakibatkan perdarahan pulmonal yang
menyertai hipotermi berat.
e. Shock.
f. Apnea.
g. Perdarahan Intra Ventricular.
h. Kedinginan yang terlalu lama dapat
menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah
dapat mengerut dan memutus aliran darah ke
telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi
yang parah mungkin korban menderita ganggren
(kemuyuh) dan perlu diamputasi. Hipotermia
bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di
seluruubuh (Edema Generalisata),
menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma,
hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut
hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk
mengukur suhu tubuh pada hipotermia
diperlukan termometer ukuran rendah (low
reading termometer) sampai 250C. Di samping
sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan
kematian.
E. Hipertermi pada Neonatus
1. Definisi
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di
atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh
obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas
eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik)
Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah
penyakit berat dengan ciri temperatur inti > 40
derajat celcius disertai kulit panas dan kering
serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti
delirium, kejang, atau koma yang disebabkan
oleh pajanan panas lingkungan (sengatan panas
klasik) atau kegiatan fisik yang berat.
Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya
bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi
diletakkan dekat dengan sumber panas, dalam
ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak
pakaian dan selimut.
2. Etiologi Hipertermi
Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak,
biasanya disebabkan karena:
a. Perubahan mekanisme pengaturan panas
sentral yang berhubungan dengan trauma lahir
dan obat-obatan
b. Kerusakan jaringan misalnya demam
rematik pada pireksia, terdapat peningkatan
produksi panas dan penurunan kehilangan panas
pada suhu febris.
c. Latihan / gerakan yang berlebihan.
3. Patofisiologi Hipertermi
Sengatan panas didefinisikan sebagai kegagalan
akut pemeliharaan suhu tubuh normal dalam
mengatasi lingkungan yang panas. Orang tua
biasanya mengalami sengatan panas yang tidak
terkait aktifitas karena gangguan kehilangan
panas dan kegagalan mekanisme homeostatik.
Seperti pada hipotermia, kerentanan usia lanjut
terhadap serangan panas berhubungan dengan
penyakit dan perubahan fisiologis.
4. Gejala Hipertermi
a. Suhu tubuh bayi > 37,5 °C
b. Frekuensi nafas bayi > 60 x / menit
c. Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan
menurun, turgor kulit kurang, jumlah urine
berkurang
5. Penanganan Hipertermi
a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk
dengan suhu kamar seputar 26°C- 28°C
b. Tubuh bayi diseka dengan kain basah
sampai suhu bayi normal (jangan menggunakan
es atau alcohol)
c. Berikan cairan dektrose NaCl = 1 : 4 secara
intravena dehidrasi teratasi
d. Antibiotic diberikan apabila ada infeksi
Terapi untuk mengatasi hipertermia adalah
pendinginan. Hal ini dimulai segera di lapangan
dan suhu tubuh inti harus diturunkan mencapai
39 derajat Celsius dalam jam pertama. Lamanya
hipertermia adalah yang paling menentukan
hasil akhir. Berendam dalam es lebih baik dari
pada menggunakan alkohol maupun kipas angin.
Komplikasi membutuhkan perawtan di ruang
intensif.
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal
dipertahankan di kisaran 37'C oleh pusat
pengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus.
Pusat pengatur suhu tersebut selalu menjaga
keseimbangan antara jumlah panas yang
diproduksi tubuh dari metabolisme dengan panas
yang dilepas melalui kulit dan paru sehingga
suhu tubuh dapat dipertahankan dalam kisaran
normal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita
memiliki fluktuasi harian yaitu sedikit lebih
tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi
harinya.
Demam merupakan suatu keadaan dimana
terdapat peningkatan suhu tubuh yang
disebabkan kenaikan set point di pusat pengatur
suhu di otak. Hal ini serupa dengan pengaturan
set point (derajad celsius) pada remote AC yang
bilamana set point nya dinaikkan maka
temperatur ruangan akan menjadi lebih hangat.
Suatu nilai suhu tubuh dikatakan demam jika
melebihi 37,2 ‘C pada pengukuran di pagi hari
dan atau melebihi 37,7'C pada pengukuran di
sore hari dengan menggunakan termometer
mulut. Termometer ketiak akan memberikan
hasil nilai pengukuran suhu yang lebih rendah
sekitar 0.5'C jika dibandingkan dengan
termometer mulut sehingga jenis termometer
yang digunakan berpengaruh dalam pengukuran
suhu secara tepat.
Sebagian besar kasus demam memang
disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi dan
peradangan sehingga gejala demam seringkali
diidentikkan dengan adanya infeksi dalam tubuh.
Namun sebenarnya ada banyak proses lainnya
selain infeksi yang dapat menimbulkan gejala
demam antara lain alergi, penyakit autoimun,
kelainan darah dan keganasan. Berbagai proses
tersebut akan memicu pelepasan pirogen, yaitu
mediator penyebab demam, ke dalam peredaran
darah yang lebih lanjut akan memicu pelepasan
zat tertentu yang bernama prostaglandin
sehingga akan menaikkan set point di pusat
pengaturan suhu di otak.
6. Komplikasi berkelanjutan dari Hipertermi
Terapi hipertermia pada umumnya tidak
menyebabkan kerusakan jaringan normal/sehat
jika suhunya tidak melebihi 43,8oC. Tetapi
perbedaan karakter jaringan dapat
menimbulkan perbedaan suhu atau efek samping
pada jaringan tubuh yang berbeda-beda. Hal
yang sering terjadi adalah rasa panas (seperti
terbakar), bengkak berisi cairan, tidak nyaman,
bahkan sakit.
Teknik perfusi dapat menyebabkan
pembengkakan jaringan, penggumpalan darah,
perdarahan, atau gangguan lain di area yang
diterapi. Tetapi efek samping ini bersifat
sementara. Sedang whole body hyperthermia
dapat menimbulkan efek samping yang lebih
serius –tetapi jarang terjadi– seperti kelainan
jantung dan pembuluh darah. Kadang efek
samping yang muncul malah diare, mual, atau
muntah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiportemi dan Hipertermi pada neonatus
merupakan kejadian umum di seluruh dunia.
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh bayi
lebih dari 37,5 ºC. Hipotermia dapat terjadi
setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah
dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap
hangat tidak diterapkan secara tepat, terutama
pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama,
setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan
basah dan telanjang selama menunggu plasenta
lahir atau meskipun lingkungan sekitar bayi
cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang
atau segera dimandikan.
Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak,
biasanya disebabkan : Perubahan mekanisme
pengaturan panas sentral yang berhubungan
dengan trauma lahir dan obat-obatan, Infeksi
oleh bacteria, virus atau protozoa, Kerusakan
jaringan misalnya demam rematik pada pireksia,
terdapat peningkatan produksi panas dan
penurunan kehilangan panas pada suhu febris,
Latihan / gerakan yang berlebihan.
B. Saran
Hipotermi pada bayi baru lahir dapat lebih
mudah ditangani dan bahkan dicegah apabila
ada kerja sama yang baik antara petugas
kesehatan dan anggota keluarga. Bidan
seharusnya terus memberikan pendidikan
kesehatan kepada calon ibu, calon ayah, dan
anggota keluarga lainnya bahwa bayi yang lahir
tidak terlepas dari resiko hipotermi sehingga
keluarga paham akan hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia. 2005. Fundamental


Keperawatan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo. 2006. Buku Acuan Nasional :
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : YBP-SP.
Rukiyah,Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, bayi
dan anak Balita. Jakarta: TIM.
Saifudin, Abdul, dkk. .2009. Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : EGC
Waspodo, dkk. 2005. Pelatihan Pelayanan
Kegawatdaruratan Obstetri neonatal Esensial
Dasar. Jakarta : Depkes RI.

Diposting 12th March 2017 oleh popi indah

0 Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai