Morbus Hansen - BL
INGGRID RIAMA TIOPINA
112019029
Dr. Saskia R A Hapsari, Sp.KK-FINSDV
IDENTITAS
Nama : Tn.X
Umur :-
Alamat :-
Pekerjaan :-
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Terdapat luka kemerahan di bagian wajah, tangan dan kaki sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan :
- Perjalanan lesi berawal dari kaki lalu ke tangan, dan seminggu terakhir terdapat
di wajah
- Rasa gatal disangkal
- Pasien mengatakan terdapaat baal pada luka
- Pada bagian luka di telapak tangan disertai bengkak
- Bagian tangan sulit digerakkan
Riwayat Perjalanan Penyakit :
- Pasien belum pernah ke dokter
- Pasien mengatakan sudah mengoleskan salep pi kang shuang tapi tidak ada
perbaikan
- Lokasi :
Wajah (pipi kanan dan kiri serta dahi),
Telinga kanan,
Leher kanan,
Lengan kanan bawah sampai ke punggung tangan kanan dan kelima
jari,
Lengan kiri bawah sampai ke punggung tangan kiri dan jari ketiga
Perut,
Paha kiri bawah sampai ke tungkai kiri bawah,
Paha kanan bawah sampai ke tungkai kanan bawah
STATUS DERMATOLOGIS
Seorang laki laki datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan utama
terdapat bercak di bagian dahi, pipi, telinga kanan, leher kanan, punggung
tangan kanan, perut, serta kedua tungkai sudah sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Lesi tidak disertai rasa gatal dan terdapat baal. Pada bagian tangan
kanan disertai kesulitan bergerak dan pembengkakan. Pasien mengatakan
sering mengalami kesemutan pada tangan maupun kakinya. Sebelumnya,
pasien sudah pernah mengkonsumsi obat pi kam shuang namun tidak ada
perbaikan. Tidak terdapat keluhan serupa disekitar pasien. Efloresensi berupa
plak eritematosa, makula hipepigmentasi,, krusta, skwama, serta likenifikasi.
Pada pemeriksaan bantuan didapati kerusakan pada n. radialis dan n.medianus.
DIAGNOSIS KERJA
Secara klasik lesi dimulai dengan makula , awalnya hanya dalam jumlah sedikit,
kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh badan. Makula lebih jelas dan
lebih bervariasi bentuknya. Papula dan nodus lebih tegas dgn distribusi lesi
yang hampir simetrik dan beberapa nodus tampak melekuk pada bagian
tengah. Tanda2 kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi , berkurangnya
keringat, gugurnya rambut lebih cepat dibanding tipe lepromatous polar.
Penebalan saraf dapat teraba pada tempat predileksi di kulit
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Psoriasis Vulgaris
Merupakan peradangan kulit kronis dengan dasar genetik yang kuat. Pada kulit
pasien psoriasis terjadi perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis
sehingga dijumpai skuama tebal dan kasar. Psoriasis bermanifestasi di kulit sebagai
bercak merah bersisik pada bagian tubuh terutama daerah ekstensor dan kulit
kepala, yang dapat disertai rasa gatal.
Pemeriksaan Anjuran:
1. Fenomena tetesan lilin, fenomena
kobner dan fenomena auspitz
2. Histopatologik
Psoriasis ; Mikroabses Munro,
spongiosum pustules of Kogoj
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Pemeriksaan Anjuran :
1. Penanda LE (ANA)
2. Histopatologik : hiperkeratotik, deposit
musin
3. Imunoflueresens
TATALAKSANA
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungtionam : Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
M. leprae
Sel schwann
Menyebar
SIS
Makrofag, sel epiteloid, sel
datia langhans, sel virchouw
Tuberkuloid Lepromatous
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
ERITEMA NODOSUM LEPROSUM
Eksaserbasi akut
Gejala klinis berupa demam, menggigil, nyeri sendi, mual, nyeri pada saraf, dan
otot dari ringan sampai berat
Sering terjadi pada masa pengobatan. Banyaknya kuman lepra yang mati dan
hancur mengakibatkan banyak antigen yang dilepaskan dan bereaksi dengan
antibodi, serta mengaktifkan sistem komplemen. Kompleks imun tersebut terus
beredar dalam sirkulasi darah yang akhirnya dapat melibatkan berbagai organ.
MANIFESTASI KLINIS
1. Inspeksi
Dengan pencahayaan yang cukup (sebaiknya dengan sinar oblik), lesi kulit (lokasi dan
morfologi) harus diperhatikan.
2. Palpasi
Kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki.
Kelainan saraf: pemeriksaan saraf tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri tekan, dan nyeri
spontan).
Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau kerokan jaringan kulit dengan
pewarnaan Ziehl Neelsen.
Sediaan diperoleh dari kerokan kulit yang diwarnai dengan pewarnaan ziehl-
neelsen. Untuk pemeriksaan rutin, diambil sediaan dari 4-6 tempat yang
lesinya paling aktif. Dua tempat wajib untuk pengambilan sediaan adalah
cuping telinga kiri dan kanan, sementara 2-4 sediaan lainnya diperoleh dari lesi
yang paling aktif.
INDEKS MORFOLOGI
- Utuh (solid)
- Terputus (fragmented)
- Butiran (granualar)
Pemeriksaan histopatologik
Pada tipe tuberkuloid, gambaran histopatologik yang dapat ditemukan adalah
tuberkel (massa epiteloid yang berlebihan dikelilingi oleh sel limfosit), kuman
hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Sedangkan pada tipe lepromatosa terdapat sel-sel virchow yang mengandung
banyak kuman, subepidermal clear zone.
MEDIKAMENTOSA
Nonmedikamentosa
1. Rehabilitasi medik, meliputi fisioterapi, penggunaan protese, dan terapi
okupasi.
2. Rehabilitias non-medik, meliputi: rehabilitasi mental, karya dan sosial.
3. Edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat: menghilangkan stigma
dan penggunaan obat.
4. Setiap kontrol, harus dilakukan pemeriksaan untuk pencegahan disabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi, Sri Linuwih. 2016. Ilmu Penyakit Dalam Kulit dan Kelamin Edisi
Ketujuh. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia. 87-102, 300
2. Wiidatyi Sandra, dkk. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialit
Kulit dan Kelamin di Indonesia. PPERDOSKI. 80-100