MINGGU 1
DAN BBL
Oleh:
NENY KARTINI
P05140521022
202
1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
MINGGU 1
OLEH:
NENY KARTINI
P05140521022
Menyetujui,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Kebidanan
Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
3. Bunda Dwie Yunita Baska, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing akademik.
penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................40
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan Normal
1. Pengertian
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi
kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi
usia cukup bulan, letak memanjang atau sejajar dengan sumbu badan ibu,
kepala janin msuk dan lewat. Oleh karena itu, kala I persalinan disebut
mulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir ketika janin telah
lahir. Kalah II persatinan disebut juga dengan stadium eksplusi janin. Kala
III persalinan di mulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala III persalinan di sebut
juga dengan stadium pemisah dan eksplusi plasenta (Kostania 2020). Kala
IV juga di anggap penting karna di kala IV ini dapat diamati jika terjadi
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
cm.
sampi 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, di bagi atas 3 fase:
cm menjadi 4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal: berlangsung dalam waktu 2 jam
cm.
Kala ini disebut juga dengan stadium eksplusi janin atau kala
berakhir ketika janin sudah dilahirkan. Pada kala ini janin di dorong
keluar dengan kekuatan his dan kekuatan ibu saat mengedan. Pada
berlangsung cepat.
Stadium pemisah dan eksplusi plasenta, kala III ini dimuali segera
setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta dan selaput ketuban, yang
ibu setiap setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta
dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu
kurang atau tidak setabil, maka ibu harus lebih sering di pantau
(Yulizawati 2019).
Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari
ialah : his, kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligament, dengan kerja sama yang baik dan sempurna. Kesulitan dalam
jalannya persalinan (distosia) karna kelainan his adalah his yang tidak
persalinan.
vulva, kelainan pada vagina, kelainan pada serviks uteri, uterus dan
ovarium. Faktor jalan lahir di bagi atas: bagian keras: tulang-tulang
ligament.
persalinan. Pada keadaan normal, bentuk bayi, berat badan bayi, posisi
d. Pisikis ibu
a. Faktor ibu
1) Usia ibu
untuk hamil dan melahikan ialah 20-35 tahun karena pada usia ini
komplikasi dalam persalinan akan lebih besar. JIka usia ibu lebih
dari 35 tahun juga akan beresiko, maka semakin tua umur ibu maka
beresiko
2) His
frekuensi kurang dari 2x10 menit dengan durasi lebih dari 40 detik,
dan his di katakan kurang baik jika memiliki frekuensi kurang dari
3) Paritas
satu kali, multipara yaitu wanita yang telah melahrkan bayi hidup
lebih dari 5 kali. Paritas dikatakan beresiko bila paritas lebih dari 4
kali sedangkan paritas yang tidak beresiko jika melahirkan 2-3 kali.
b. Faktor janin
1) Sikap janin
postur yang khas (sikap) saat berada di dalam rahim. Hal ini
dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai sikap janin ini
di sebut sebagai fleksi umum. Penyimpangan sikap normal dapat
saat presentasi kepala dengan kepala janin ekstensi atau fleksi yang
2) Letak janin
menjadi 3 yaitu :
a) Letak memanjang
utuk dikeluaran.
b) Letak lintang
c) Letak miring
3) Malposisi
anterior.
4) Malpresentasi
Pada posisi tersebut, kepala janin fleksi dan waja janin menghadap
maka hal ini bisa terjadi pada posisi dahi, bahu, muka dengan dagu
posterior atau kepala sulit lahir pada presentasi bokong. Jadi dapat
ukuran janin, faktor yang pertama yaitu besr dan beratnya ibu. Ibu
besar. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterem
6) Kelainan kongenital
Hal ini sering terjadi apabila ada kelainan pada janin, misalnya
c) Panggul sempit
janin.
vaginanya.
c) Perineum menonjol.
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
dalam.
sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vaginan, perineum atau anus
larutan dekontaminasi).
180x/menit).
meneran
dengan keinginannya.
meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
meneran.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
15) Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm lindungi
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bai dengan kain
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
kelahiran bayi.:
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
g. Lahir bahu
arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
secara IM.
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menghendakinya.
i. Oksitosin
35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang berada di atas perut ibu,
mulai.
k. Mengeluarkan plasenta
pada uterus.
ketuban tersebut.
l. Pemijatan uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
m. Menilai perdarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
baik.
44) Menempatkan klem tali pusat steril atau mengikatkan tali DTT
klorin 0,5%.
pervaginam:
sesuai.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
normal.
setelah dekontaminasi.
bersih.
(Prawirohardjo 2016).
B. Atonia Uteri
besar
2) Persalinan
yang lama
yang memanjang pada kala satu dan kala dua yang terlalu
5) Multiparitas yang
sangat tinggi
6) Ibu dengan usia yang terlalu muda dan terlalu tua serta
Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin
tinggi frekuensi perdarahan yang terjadi (Prawirihardjo,
2010).
2009).
lainnya.
dan tidak merembes. Yang sering terjadi adalah darah keluar disertai
gumpalan, hal ini terjadi karena tromboplastin sudah tidak lagi sebagai
dan menggumpal.
4. Pencegahan
risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi
yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20 unit per liter
5. Penatalaksanaan
No Langkah Keteranga
1 Lakukan masase fundus Masase merangsang kontraksi uterus.
uteri segera n
seetelah Sambil melakukan masase segaligus dapat
plasenta dilahirkan dilakukan penilaian kontraksi uterus.
3 Mulai KBI. Jika uterus Sebagian besar atonia uteri akan teratasi
berkontraksi keluarkan dengan tindakan ini. Jika kompresi
tangan setelah 1-2 menit. bimanual tidak berhasil setelah 5 menit,
Jika tidak diperlukan tindakan
teruskan KBI hingga 5 lain.
4 menit
Minta keluarga untuk Bila penolong hanya seorang diri,
melakukan KBE (kompresi keluarga dapat meneruskan proses
bimanual eksternal) kompresi bimanual secara eksternal selama
anda melakukan langkah- langkah
selanjutnya
5 Berikan Metil ergometrin Metil ergometrin yang diberikan secara
0,2 mg intramuscular/ intramuscular akan mulai bekerja dalam
intravena 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi
uterus. Pemberikan intravena bila sudah
terpasang infus sebelumnya.
6 Berikan infus cairan Anda telah memberikan oksitosin pada
larutan Ringer Laktat waktu penatalaksanaan aktif kala tiga
dan Oksitosin 20 IU/500 dan Metil ergometrin intramuscular.
cc Oksitosin intravena akan bekerja segera
untuk menyebabkan uterus
7 Mulai lagi kompresi berkontraksi. Ringer
Jika atoni tidak laktat
teratasi akan membantu
setelah 7 langkah
bimanual interna atau pertama mungkin ibu mengalami masalah
pasang tampon uterovagina serius lainnya. Tampon uterovagian
dapat ilakukan
apabila penolong telah terlatih. Rujuk
8 Buat persiapan untuk segera
Atoni ke Rumahmerupakan
bukan Sakit hal yang
merujuk segera sederhana dan memerlukan perawatan
gawat darurat di fasilitas dimana dapat
dilaksanakan bedah dan pemberian
tranfusi darah
9 Terukan cairan intracena Berikan infus 500 cc cairan pertama dalam
hingga ibu mencapai waktu 10 menit. Kemudian 500 cc/jam
tempat pada jam pertama, dan 500
rujukan cc/4jam pada jam-jam berikutnya. Jika tidak
mempunyai cukup persediaan cairan
Laparatomi
101 intravena berikan
Pertimbangan 500 cc
antara lainyang ketigakondisi
paritas, secara
Pertahankanuterus (ligase ibu, dan jumlah persalinan
Lapa
a urine/ hipogastrika)/
histerektomi
m
uterus untuk
steril/DTT.
nadi
BAB II
sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian harus akurat,
sebagai indikator dari data yang mendukung diagnosa kebidanan adalah suatu
berikut :
a. Data Subjektif
klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti
antara lain :
1) Nama
lainnya.
2) Umur
3) Agama
merugikan.
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Alamat
8) Keluhan Utama
pemeriksaan.
9) Riwayat Kesehatan
Makanan
11) Eliminasi
sehari-hari.
hari.
b. Data Objektif
dan fisik klien, hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
ataupun samnolen.
c) Tekanan Darah
d) Suhu
e) Denyut Nadi
f) Respirasi
per menit.
g) Berat Badan
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Rambut
d) Mata
e) Hidung
f) Telinga
telinga.
g) Mulut
h) Leher
i) Abdomen
j) Genetalia
k) Anus
Melihat adakah hemoroid dan keluhan lain.
l) Ektermitas
patella.
3) Pemeriksaan Penunjang
d. Assesment
objektif.
dari dat subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
yang tepat.
e. Planning
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan
Hadianti, Dian Nur and Rika Resmana. 2018. “Kemajuan Persalinan Berhubungan
Dengan Asupan Nutrisi.” Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 6(3):231
.
Herinawati, Herinawati, Titik Hindriati, and Astrid Novilda. 2019. “Pengaruh
Effleurage Massase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Praktik
Mandiri Bidan Nuriman Rafida Dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota
Jambi Tahun 2019.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 19(3):590.
Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI.
Made Ayu, Elin Supliyani. 2017. “Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota Bogor.” Jurnal Kebidanan
3(4):204–10.
Nita, Venita, Andryani Rika, and Lidya Aryanti. 2014. “Pengaruh Massage
Effleurage Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sinta Bandar Lampung.” Jurnal Kesehatan
Holistik 8(4):192–97.
Respati, Supriyadi Hari, Sri Sulistyowati, and Ronald Nababan. 2019. “Analisis
Faktor Determinan Kematian Ibu Di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah
Indonesia.” Jurnal Kesehatan Reproduksi 6(2):52.
Rohani, Siti and Medica Bakti Nusantara. 2017. “Faktor-Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Persalinan.” Jurnall Ilmu Kesehatan 2(1):61–68.
Susiana, Sali. 2019. “Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganan Angka Kematian
Ibu.” Midwifery.
Yulizawati, DKK. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pertama.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.