NIM : 126309201035
Kebhinekaan
Ironisnya dengan adanya demokrasi dulu pada masa orde baru, ini tidak boleh,
gerakan ini ditindas, tetapi dengan adanya demokrasi justru memberikan ruang. Hal ini
mungkin menunjukkan adanya kegagalan dalam berdemokrasi. Namun, hal ini merupakan
bagian dari jebakan-jebakan demokrasi ketika demokrasi itu kemudian tidak melahirkan
pemimpin-pemimpin yang bisa menjembatani fasilitator dan agregator antara masyarakat
yang semakin plural dan juga antara negara dan masyarakat. Misalnya partai politik itukan
pilar utama yang fenomenal selama era demokrasi, mestinya itu keatas memberikan suatu
program leader yang bagus dan ke bawah memberikan pendidikan, tetapi yang namanya
parpol sekarang jati diri atau integritasnya sedang goyah. Dengan demikian, masyarakat itu
karena kurang percaya pada parpol bergerak sendiri dengan massa dan massa ini muncul
pemimpin, misalnya tokoh agama.
Peran agama pada ranah demokrasi terkadang digunakan sebagai politisasi, misalnya
cawagub atau cawagub melakukan menawarkan perda syariah, inilah yang digunakan hanya
jualan politik. Kita jangan kaget seumpama apabila di bali ada perda syariah Hindu misalnya.
Inikan bisa kemudian membuat degradasi sosial atas nama spirit agama, padahal awalnya itu
hanya agenda politik. Pemimpin ulama besar seperti Muhammadiyah dan NU itu mengawal
kebhinekaan Pancasila. Akhir-akhir ini muncul pengaruh dari luar yang paling vokal
memanfaatkan situasi kebebasan, tetapi ini akibat dari demokrasi itu tidak disertai penguatan
hukum dan keadilan ekonomi. Jadi, ada orang yang merasa kokoh, tetapi kokoh karena massa
sebenarnya rapuh karena ekonomi, sehingga mereka kemudian mengandalkan massa.
Keadilan sosial harus ada terutama dalam ekonomi masyarakat harus dibuka lapangan
pekerjaan yang luas, sehingga tidak ada kecemburuan yang menimbulkan perselisihan
ataupun konflik. Ujaran kebencian dan berita bohong sangat masif di Indonesia karena
semakin majunya teknologi informasi. Hal ini tentunya bisa mengancam kebhinekaan dan
menghambat upaya untuk merangkai kebhinekaan. Media sosial yang dipenuhi dengan hoax
sangat berpotensi menimbulkan konflik agama, antarsuku maupun antaretnis. Hal ini
dikarenakan di Indonesia masalah agama, suku dan etnis sangat sensitif, sehingga
dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah selalu
mengkampanyekan kebhinekaan, pluralisme, toleransi, tetapi pada praktiknya tudak selaras
dengan apa yang menjadi tujuan utama.
Konsep pluralisme sudah diterapkan masyarakat indonesia sejak dulu. Diantara yang
paling menonjol adalah penerapan konsep pluralisme dalam bidang keagamaan. Sedangkan
agama adalah hal yang sangat sensistif dikalangan masyarakat. Tentunya penerapan konsep
ini pastilah berproses dengan cara yang tidak instan. Karena,tidak semua orang serta merta
bisa memahami dan menerima kepercaayaan orang lain yang berbeda dengannya.Konsep
pluralisme dalam beragama ini bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat dengan adanya
kesadaran pada diri setiap orang. Kesadaran diri terhadap banyaknya perbedaan
kenyakinan,membuat seseorang bisa lebih menghormati orang lain. Meskipun penerapan
konsep pluralisme beragama bisa dikatakan tidak mudah serta melalui proses yang
panjang,hal ini bukan berarti menjadi hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.
Dalam bidang agama semua manusia memiliki agama yang berbeda-beda sesuai
anutan mereka. Dari umat islam,katolik,kristen,hindhu,budha,konghucu dan mungkin masih
banyak lagi lainnya. Sehingga sudah layaknya kita untuk selalu bertoleransi walaupun
berbeda agama. Wujud dari toleransi bisa dengan menghargai pendapat, bekerja sama tanpa
membeda bedakan agama,menghormati dan saling mengasihi,membantu bila sedang tertimpa
musibah. Selain itu mungkin sebagian umat islam saling mengucapkan selamat apabila
merayakan hari besar keagamaan, baik secara langsung melalui ucapan atau tulisan. Mereka
juga tidak sungkan untuk saling bersalaman atau bertegur sapa. Sikap itu menunjukkan
adanya sikap saling menghargai antar umat beragama dalam kemajemukan suatu masyarakat
dengan mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan.
Kerukunan antar umat beragama juga bisa dibilang dengan toleransi,karna setiap agama yang
mengajarkan untuk salling mengasihi sesama manusia tanpa harus memebedakan keyakinan
yang dianutnya. Kesadaran manusia untuk bereetika baik dilingkungan dapat membuat
seseorang menjadi ringan tangan dalam memberi bantuan tanpa harus membedakan
kenyakinan atau agama masing-masing. Selain itu juga ada norma-norma agama yang
melandaskan akan pentingnya bertoleransi.
Dalam upaya untuk mempertahankan sikap toleransi antar agama yaitu dengan cara
menerapkan ajaran agama yang tergambar dalam suatu acara memperingati syawalan. Selain
itu dengan menerapkan sikap sosial sebagaimana semestinya. Dan apabila seorang pemimpin
dalam suatu daerah memiliki kenyakinan agama yang beda maka wajib bagi seorang
pemimpin untuk mengayomi dan mengasihi tanpa harus memandang agamanya agar tidak
menimbulkan perpecahan antar suatu daerah. Tetap menjaga toleransi dengan ikut
berpartisipasi jika ada masyarakat yang sedang merayakan hari besar keagamaan dengan
mengamankan jalan dan memberikan ucapan selamat, datang ke acara yang mereka adakan
ketika mendapat undangan.