Anda di halaman 1dari 6

Lembar Jawaban

Komunikasi Bisnis

EKMA4159

 Penyelesaian Nomor 1

Munculnya kesalahpahaman komunikasi, ada kecenderungan pesan tidak dapat


dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
faktor penghambat komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan. Ada
beberapa faktor penghambat komunikasi yaitu:

Masalah dalam mengembangkan pesan


Sumber masalah yang sangat potensial dalam mengembangkan suatu pesan
adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan
pesan mencakup beberapa hak seperti munculnya keraguan-keraguan tentang isi
pesan, kurang terbiasa dengan situasi tersebut dan masih asing dengan audies atau
penerima pesan, adanya pertentangan emosional, sulit mengeskpresikan ide atau
gagasan.

Masalah dalam menyampaikan pesan


Masalah ini muncul karena faktor fisik dan pesan mempunyai arti yang
berlawanan atau bermakna ganda. Faktor fisik misalnya, terdapat kerusakan pada
sound system, lampu yang tiba-tiba padam dan lain-lain. Sedangkan masalah yang
muncul dalam penyampaian suatu pesan yang disampaikan mempunyai arti yang
saling berlawanan atau bermakna ganda.
Masalah dalam menerima pesan
Masalah yang biasanya muncul dalam penerimanaan suatu pesan antara lain
adanya persaingan antara pengelihatan dan suara, kursi tidak nyaman, lampu yang
kurang terang, kursi yang kurang nyaman serta kondisi lain yang dapat
mengganggu konsentrasi penerima. Meskipun tidak menghambat jalur
komunikasi secara keseluruhan, tetapi hal tersebut dapat mengurangi
kesempurnaan penerimaan pesan, gangguan paling umum biasanya kurangnya
konsentrasi selama melakukan komunikasi, terkadang pada saat berkomunikasi,
pikiran melayang memikirkan hal-hal lain diluar yang dibicarakan. Sedangkan
masalah dalam menerima pesan kasus di atas yaitu penerima pesankurang
mengerti dan memahami bahasa sunda yang diberikan pemberi pesan. Sehingga
pesan kurang tersampaikan ke penerima pesan.

Masalah dalam menafsirkan pesan


Perbedaan latar belakang, perbedaan bahasa, dan pernyataan emosional dapat
menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pemberi pesan dan penerima
pesan, berikut penjelasanya:

Perbedaaan latar belakang

Perbedaaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar
belakang budaya, temperamen, kesehatan, kecantikan, popularitas, atau agama
dapat mempersulit dan mengganggu proses komunikasi. Bila seseorang
berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan harapan yang
serupa, apa yang dikatakan secara otomatis cocok dengan kerangka berpikir orang
tersebut.
Perbedaan penafsiran kata

Bahasa adalah saah satu simbol untuk menggambarkan suatu kenyataan. Karena
latar belakang yang berbeda baik daerah, budaya, pendidikan, usia, dan lain-lain,
anda akan mempunyai pengertian atau pemahaman yang berbeda pula terhadap
kata yang sama.

Perbedaaan reaksi emosional

Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi akan dapat
membingungkan dalam situasi yang berbeda, hal ini bergantung pada hubungan
emosional antara penerima dan pengirim pesan. Setiap pesan harus mencakup dua
hal yaitu (1) artian “isi” yang berkaitan dengan subjek suatu pesan; (2) artian
“hubungan” yang memberikan sifat suatu interaksi antara pengirim dan penerima
pesan.

Jadi dapat diasumsikan masalah tersebut adalah sebagai


berikut:

asumsi sumber masalah pada kasus tersebut yaitu terdapat pada pengirim pesan
yaitu kakek tua yang memakai Bahasa sunda dalam menyampaikan pesan dan
pesan tersebut memakai Bahasa yang berbeda dari penerima pesan yaitu para
pendaki gunung sehingga para pendaki gunung kurang mengerti dan salah
mengartikan. Asumsi selanjutnya adalah perbedaan penafsiran kata, para pendaki
tersebut beranggapan bahwa kakek tua mengatakan “ke kanan dan terus ke kiri”
sedangkan maksud kakek tua yaitu selalu ke utara lalu ke selatan, hal ini
menimbulkan kesalahan penyampaian pesan.

Asumsi selanjutnya adalah karena perbedaan later belakang budaya, bahasa


maupun estetika antara kakek tua dan para pendaki gunung.
SOLUSI

Solusi yang dapat dilakukan adalah:

Komunikasi secara ulang antar penerima pesan dan pemberi


pesan

Untuk kakek tua dan pendaki gunung tersebut harus bertanya ulang kalau belum paham
dengan Bahasa kakek tua, disini pendaki gunung bisa memakai Bahasa tubuh dengan
mengarahkan tangan untuk bertanya ulang apakah benar pemahaman mereka. Jangan
simpulkan sendiri agar tidak salah artikan.

Memperhatikan dengan baik orang yang berbicara tersebut, mulai dari gerakannya, kontak
mata, nada suara dan ekspresi wajah agar membantu anda memahami apa yang
dimaksudkan pembicara.
Memberika umpan (feedback), apakah penerima pesan sudah paham atau belum tentang
apa yang pemberi pesan sampaikan.

Penerima pesan butuh waktu untuk mendengarkan, apalagi kasus tersebut menggunakan
bahasa sunda dimana tidak semua orang mengerti dan fasih dalam pengucapannya.

Memahami komunikasi bisnis

Pemberi pesan harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh penerima pesan, bila prediksinya tepat, audiens akan dapat
membaca dan menerima tanggapan dengan benar, jika tidak maka seperti kasus diatas
akan terjadi miskomunikasi kakek tua dan pendaki gunung.

Komunikasi lintas budaya


Belajar tentang budaya, melakukan komunikasi dengan orang yang memiliki budaya
berbeda akan lebih efektif jika kakek tua tersebut memahami dan mempelajari baik
bahasanya, budaya, agama, politik, nilai-nilai sosial dan adat istiadat. Apalagi kalau kakek
tua yang selalu menangani tamu-tamu asing dari daerah lain.

 Penyelesaian no 2

Telivisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang tidak hanya memberikan
hiburan kepada masyarakat, namun juga sebagai media yang berperan dalam menyebarkan
informasi. Telivisi juga merupakan media massa audiovisual yang memiliki kekuatan pada dua
sisi, yaitu sisi suara dan visual. Keunggulan tersebut membuat media televisi memiliki kekuatan
informatif persuatif yang lebih tinggi dibandingkan media komunikasi lainnya seperti media
cetak atau radio.
Hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki televisi di rumah, sehingga media telivisi
dikatakan media yang paling efektif untuk menyebarkan informasi. Hal ini dimaanfaatkan oleh
para pemilik perusahaan yang membutuhkan media promosi. Media promosi televisi dikemas
dalam bentuk iklan. Secara ringkas iklan dapat diartikan sebagai pesan yang menawarkan
produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Menurut Kotler & Keller yang
dialihbahasakan oleh Benyamin (2007), iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Sedangkan
menurut Machfoedz (2010), “iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi
secara tidak langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk menawarkan ide, barang atau jasa”.

 Efektivitas Iklan
Menurut Kotler dan Keller (2009), iklan yang baik dan efektif mengandung pesan ideal
yang menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan,
dan merangsang tindakan nyata. Ditambahkan pula oleh Effendy (2002), bahwa efektivitas
iklan adalah kondisi sejauh mana pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian,
dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan
sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Efektivitas adalah sebuah sains dalam periklanan. Sebuah iklan dapat dikatakan efektif
jika iklan tersebut dapat menciptakan respons yang diinginkan pada diri audiens, dapat
mempengaruhi orang, memberi dampak dan menunjukkan hasil yang dapat diukur. Efektivitas
dapat diukur dari berbagai aspek, yaitu: 1) Melihat atau mendengar persepsi, 2) Merasakan
emosi, 3) Percaya persuasi, 4) Bertindak perilaku, 5) Terhubung asosiasi, 6) Berpikir kognisi
Dari beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas iklan memuat
pesan yang dapat menimbulkan efek mulai dari perhatian, pemahaman, emposi, sampai dengan
tindakan nyata.

 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap efektivitas tagline “ sebotol kebaikan” maka


dapat disimpulkan bahwa kinerja efektivitas tagline yang diberikan oleh Perusahaan Teh
Botol SOSRO telah melebihi nilai rata-rata harapan konsumen. Hasil CRI di tiap tahap respon
dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa semua nilai tahap respon berada hampir mencapai
100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tagline memberikan efek yang positif yaitu
mendapatkan kesadaran konsumennya sehingga tertarik melakukan pembelian.

Tagline yang digunakan oleh Teh Botol SOSRO tergolong efektif. Hal ini disebabkan
tagline yang digunakan sangat mudah diingat dan dijumpai hampir di setiap tempat atau
warung makan bahkan sampai ke daerah terpencil, tidak hanya di restoran yang terletak di
kota besar namun juga di warung-warung pinggir jalan. Secara keseluruhan, tagline iklan Teh
Botol SOSRO berhasil menarik perhatian, memahami dan menimbulkan keinginan untuk
membeli. Tagline Teh Botol SOSRO dinyatakan efektif karena menurut Effendy (2002),
efektivitas iklan ialah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat
menarik perhatian, dimengerti, dan mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai