PELURUHAN β+ (POSITRON)
OLEH:
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................5
1. 4 Manfaat................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Proses peluruhan β+ (positron)..........................................................................6
3.2 Saran....................................................................................................................14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah- Nya, sehinggaa kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ PELURUHAN β+ (POSITRON)”. Penyusunan makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia radiasi . Kami berharap
dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang kimia. Serta
pembaca dapat menegetahui tentang bagaimana dan apa sebenarnya peluruhan β+
(positron) itu.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. 4 Manfaat
PEMBAHASAN
Karena spin masing – masing partikel yang tersangkut ialah ½ , reaksi tersebut
tidak dapat terjadi jika spin ( jadi momentum sudutnya ) harus kekal. Dalam tahun
1930, paulimengusulkan jika sebuah partikel bermuatan dengan massa kecil atau
nol dan spin ½ dipancarkan bersama – sama dengan elektron ketika terjadi
peluruhan beta, penyimpanan momentum linier dan momentum sudut, sehingga
diduga sebagai neutrino , membawa energi yang sama dengan selisih antara
Kmaks dan energi kinetik elektron yang sebenarnya. Kemudian ditemukan
terdapat dua neutrino yang tersangkut dalam peluruhan beta, neutrino itu sendiri ʋ
dan anti neutrino anti ʋ. Dalam peluruhan beta yang biasa neutrinolah yang
dipancarkan ,
n → p + e- + ʋ ( peluruhan beta )
hipotesis neutrino ternyata berhasil. Massa neutrino diduga tidak lebih dari
fraksi kecil dari massa elektron, karena Tmaks teramati sama, sekarang massa
neutrino diperkirakan sama dengan nol atau paling besar setara dengan beberapa
volt. Penyebab tak terdeteksinya neutrino secara eksperimental ialah interaksinya
denagn materi yang sangat lemah. Neutrino yang tak bermuatan dan tak bermassa,
dan tidak memiliki sifat elektromagnetik seperti foton, dapat melalui materi yang
jumlahnya besar tak terhalang. Sebuah neutrino bisa melintasi rata – rata lebih
dari 100 tahun cahaya dalam besi sebelum berinteraksi.
Elektron positif baiasanya disebut positron. Sifat positron identik dengan elektron,
kecuali muatan yang dibawanya adalah +e sebagai pengganti –e. Pemancaran
positron sebagai bersesuaian dengan konversi proton proton nuklir menjadi
neutron, positron dan neutrino.
p → n + e+ + ʋ ( pemancaran positron.)
Neutron di luar inti mengalami peluruhan beta negatif menjadi proton karena
massanya lebih besar daripada proton yang lebih ringan tidak dapat
bertransformasi menjadi neutron, kecuali didalam inti. Pemancaran positron
menghasilkan inti – anak yang nomor atomiknya lebih rendah dari Z, sedangkan
nomor massaya tak berubah. Dekat hubungannya dengan pemancaran positron
yaitu penangkapan elektron. Dalam elektron sebuah inti menyerap sebuah orbital
elektron orbitalnya, sehingga hasilnya ialah sebuah proton nuklir menjadi sebuah
neutron dan sebuah neutrino terpancar. Jadi reaksi pokok dari penangkapan
elektron ialah
P + e- → n + ʋ
p → n + e+ + ʋ
karena penyerapan elektron oleh inti setara dengan pemancaran positron, reaksi
penangkapan elektron adalah :
P + e- → n + ʋ
Pada intinya antineutrino setara dengan pemancaran neutrino, sehingga reaksi
P + ʋ → n + e+
Menyangkut proses fisis yang sama dengan peluruhan beta. Reaksi yang kedua
ini, disebut peluruhan beta balik. Dua reaksi peluruhan beta balik
P + ύ → n + e+
n + ʋ → p + e-
mempunyai peluang yang sangat rendah, sehingga neutrino mampu
menembus sejumlah materi besar. Jumlah fluks neutrino yang sangat besar
diahsilkan dalam matahari dan bintang lain ketikaka terjadi badai nuklir
didalamnya, dan fluks ini kelihatannya dapat bergerak bebas kesegala penjuru
semesta. Beberapa persen dari energi yang dilepaskan dalam reaksi seperti itu
dibawa neitrino. Interaksi nuklir yang kuat yang mengikat nukleon bersama untuk
membentuk inti tidak bisa menerangkan peluruhan beta. Interaksi berjangkauan
pendek yang lain ternyata bertanggung jawab untuk gejala itu : interaksi lemah.
Sejumlah struktur materi yang dipersoalkan, peranan interaksi lemah kelihatannya
terbatas pada penyebab peluruhan beta didalam inti yang rasio neutron/proton
tidak memadai untuk menjaga kemantapan. Interaksi ini juga mempengaruhi
partikel elementer yang bukan merupakan bagian dari inti dan dapat menyebabkan
transformasi menjadi partikel lain. Nama “ interaksi lemah “ timbul karena gaya
berjangkauan pendek lain yang mempengaruhi nukleon sangat kuat seperti yang
ditunjukan oleh energi ikat yang sangat tinggi dari inti. Interaksi gravitasional
lebuh lemah dari pada interaksi lemah pada jarak di mana yang kedua merupakan
faktor penting. Jadi ada empat interaksi pokok yang dipandang cukup untuk
mengatur struktur dan perilaku seluruh alam semesta fisis, dari atom sampai
galaksi bintang : gravitasional, elektromagnetik, nuklir kuat, nuklir lemah.
2.2 Pemancaran β+
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran