Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HIPERTENSI

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS


Disusun Oleh :
Nama : Arifuddin
Nim : 202001021

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH SIDENRENG


RAPPANG TA.2020 /2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nyalah sehingga
makalah mengenai penyakit Hipertensi ini dapat saya selesaikan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
keperawatankomunitas pada programS1 Keperawatan.
saya mengerti bahwa dalam proses pembuatan dari makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna, isi dari makalah ini pun saya yakin masih belum lengkap.
untuk itu kiranya saya memerlukan bimbingan dari Dosen sehingga makalah
ini dapat menjadi salah satu literatur dalam memahami penyakit Hipertensi.
Akhirnya besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Manado, 20 Desember ‘2020

Arifuddin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II Isi
A. Definisi
B. Anatomi Fisiologi Jantung
C. Etiologi
D. Insiden
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
G. Komplikasi
H. Tes Diagnostik
I. Penatalaksanaan

BAB III Penutup


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi

gejala berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung.

Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyrakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di

dunia. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH),

saat ini terdapat 800 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, 3 juta

diantaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut

tidak mendapat pengobatan secara adekuat. Hipertensi adalah tekanan darah

persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare 2002; 896).

Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah

tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati

tekanan darah tinggi. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi

diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi

terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 5% diantaranya tidak

menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk

menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui

faktor resiko, dan 90% merupakan hipertensi esensial.

Perkembangan kesehatan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia

seutuhnya agar terwudud derarajat kesehatan yang optimal bagi setiap


individu, dan merupakan bagian terpadu dari perkembangan nasional, yang

mempunyai tujuan untuk mewududkan bangsa yang maju dan mandiri,

sejahtera lahir batin. Kebijakan pembangunan dalam bidang kesehatan

diarahkan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidu sehat. Oleh karena

itu perlu juga adanya peningkatan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi

peningkatan (promotive), pencegahan (pereventive), penyembuhan (curative)

dan pemulihan (rehabilitive) yang bersifat menyeluruh dan terpadu, seluruh

masyarakat.

Seiring peningkatan angka harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang

tinggi dua kali lipat disertai peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan

urbanisasi dan ketergantungan makanan olahan. Terjadi pula Pergeseran pola

penyakit, dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, seperti penyakit

kardiovaskuler. Dan salah satu masalah penyakit kardiovaskuler yang perlu

ditangani secara intensif adalah Hipertensi.

”.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

a. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormaldan diukur

paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal

bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat

spesifik usia. Joint National Committeeon Prevention, Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure yang ke 7 telah

mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan darah sistolik dan

diastolik yang optimal dan hipertensif. Pada umumnya, tekanan yang

dianggap optimal adalah kurang dari 120 mmHg untuk tekanan sistolik

dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara tekanan yang

dianggap hipertensif adalah lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan

lebih dari 90 mmHg untuk diastolik. Istilah ”prahipertensif” adalah

tekanan darah antara 120 dan 139mmHg untuk sistolik dan 80 dan 89

mmHg untuk diastolik, (Elizabeth, 2009; 484).

b. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang

menetap di atas batas normal yang disepakati yaitu diastolic 90 mmHg

atau sistolik 140 mmHg. (Sylvia & Lorraine; 2005; 933).

c. Hipertensi adalah tekanan arteri yang lebih besar daripada 140/90 mmHg

pada orang dewasa pada sedikitnya tiga kali kunjungan berurutan ke

dokter. (Stephen J. McPhee; 2010; 340).


d. Hipertensi adalah peningkatan tekanan systole, yang tingginya

tergantung umur individu yang terkena. (Tambayong; 2000; 94).

e. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah

diastolic > 90 mmHg atau bila pasien memakai obat hipertensi

(Mansjoer, 2001; 518)

f. Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di

atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer

& Bare 2002; 896)

g. Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/ 90 mmHg dan

diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya mempunyai rentang dari

tekanan darah normal, tinggi sampai hipertensi ringan. (Marilynn E.

Dongoes 2000)

Tabel 2.1.
Klasifikasi tekanan darah usia > 18 tahun

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi
Stadium 1 140-159 90-99
Stadium 2 160-179 100-109
Stadium 3 180-209 110-119
Stadium 4 > 210 > 120

(Sumber.: Lily Ismudiati; 2004; 197).

2. Anatomi Fisiologi jantung


a. Anatomi jantung

Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak ditengah

toraks dan ia menempati rongga antara paru dan diafragma yang

beratnya sekitar 300 g (10,6 onz). Daerah pertengahan dada antara kedua

paru disebut sebagai mediastinum. Sebagaian besar rongga mediastinum

ditempati oleh jantung yang terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang

disebut pericardium. Sisi kanan jantung dan kiri masing-masing tersusun

atas dua kamar, atrium dan ventrikel. Dinding yang memisahkan kamar

kanan dan kiri disebut septum. Karena posisi jantung agak memutar

dalam rongga dada, maka ventrikel kanan terletak lebih ke anterior (tepat

di bawah sternum) dan ventrikel kiri lebih ke posterior.

Gambar 2.1, Anatomi Jantung


http://www. Medicastone. Com

b. Fisiologi Jantung
Darah yang terdapat di dalam jantung selalu dipompa keluar secara

terus menerus dan setelah melalui sistem vaskuler, darah kembali ke

jantung.

Sistem vaskuler yang dilaluinya dapat berupa sistem sirkulasi paru

dan sistem sirkulasi umum. Pembuluh darah pada kedua sistem tersebut

terdiri dari: pembuluh darah nadi (arteri) yang mengalirkan darah dari

jantung ke jaringan sel-sel tubuh dan pembuluh darah balik (vena) yang

mengalirkan darah dari jaringan sel-sel tubuh ke jantung.

Pada orang normal, darah yang masuk ke jantung melalui vena cava,

kemudian akan dipompa ke sistem sirkulasi paru. Dan setelah

mengalami oksigenasi di dalam sel-sel paru, kemudian darah kembali ke

jantung melalui pembuluh darah balik (vena pulmonalis).

Selanjutnya darah dipompa keluar dari jantung melalui bilik kiri ke

sistem sirkulasi umum menuju ke seluruh jaringan sel-sel tubuh. Pada

keadaan normal, jumlah darah yang dapat dipompa oleh jantung sesuai

dengan jumlah darah yang masuk kembali ke jantung, sebesar 5 liter per

menitnya dan dapat meningkat pada olahraga yang berat sampai dengan

25-35 liter per menit.

Sistem kardiovaskuler mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh

dan menyalurkan kembali ke jantung. Dengan jantung berkontraksi dan

berelaksasi, maka ia mampu mengalrkan darah di dalam sistem tersebut.

Perubahan-perubahan hemodinamik di dalam sistem tersebut

menyebabkan perubahan tekanan dan mengakibatkan terjadinya

peristiwa aliran darah di dalamnya.


Perpaduan antara perubahan tekanan dan keadaan sistem

kardiovaskuler memungkinkan terjadinya hemodinamik di sepanjang

sistem kardiovaskuler. Dan darah dapat kembali ke jantung, karena

adanya perbedaan tekanan antara jantung kiri dengan atrium kanan,

dengan tekanan atrium kanan mendekati nol, sedangkan tekanan kapiler

di jaringan tetap lebih tinggi, sehingga memungkinkan darah dari

jaringan sel tubuh melalui vena kembali ke jantung.

Darah dipompa dari jantung kanan menuju jaringan paru untuk

mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, kemudian

kembali ke jantung melalui atrium kiri. Darah yang telah mengalami

oksigenasi tersebut, selanjutnya dipompa jantung ke sistem sirkulasi

umum melalui aorta. Kemudian aorta membagi aliran darah menuju ke

cabang-cabang arteri dan subarteri yang terdapat di dalam jaringan sel

dan organ yang arteriolanya kemudian bercabang membentuk anyaman

kapiler. Di bagian inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2, serta

berdifusinya makanan, vitamin dan mineral serta di lain pihak darah

akan mengankut kembali produk akhir metabolic dari jaringan-jaringan

sel ke tempat pembuangan. Dari kapiler, darah menuju ke venula dan

selanjutnya darah mengalir ke dalam sistem vena menuju ke jantung.

Aliran darah balik ini akan dipercepat kembali ke jantung oleh adanya

aktivitas pengisap jantung dan pompa otot. (Ibnu Masud; 2005; 1).

3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya dan disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95

% kasus. Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic,

lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system rennin-

angiotensin, defek dalam ekskresi Na dan Ca intraseluler dan factor –

factor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta

polisetimia.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5 % kasus.

Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom

Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan dan lain – lain. (Arief Mansjoer, 2001;

518)

4. Insiden

Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH),

saat ini terdapat 800 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, 3 juta

diantaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita

tersebut tidak mendapat pengobatan secara adekuat.

Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta


orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-

15% pada orang dewasa, 5% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita

hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena

tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko, dan 90% merupakan

hipertensi esensial.

5. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras simpatis yang berlanjut ke bawah kekorda spinalis dan keluar

dari kolumna medulla spinalis keganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusar vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang

bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada

titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah. Berbagai factor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriksi. Pada saat bersamaan dimana system saraf

simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan

vasokontriksi,Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang

dapat memperkuat respon vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan

aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang

pembentukan angiotensin yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

suatu vasokontriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi


aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium

dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.

Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Smeltzer

& Bare, 2002; 899)

6. Manifestasi Klinis

Sebagian besar manifestasi klinis terjadi setelah mengalami hipertensi

bertahun-tahun,dan berupa:

a. Sakit kepala saat terjaga, disertai mual dan muntah, akibat peningkatan

tekanan darah intrakranium.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.

c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

d. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus.

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

(Elizabeth, 2009; 487)

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya

gejala. Gejala baru muncul setelah terjadi kompl;ikasi pada ginjal, mata,

otak, atau jantung.Gejala lain yang sering adalah sakit kepala, epistaksis,

marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata

berkunang-kunang dan pusing (Mansjoer, 2001; 518).

7. Komplikasi
a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi di otak, atau akibat embolus yang

terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi.

b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik

tidak dapat menyuplai cukup oksigen kemiokardium atau apabila

terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh

darah.

c. Gagal ginjal dapat terjadi karna kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler glomerulus ginjal.

d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi

maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya).

e. Kejang dapat terjadi pada wanita preklamsi (Elizabeth, 2009; 487-488)

8. Tes Diagnostik

Pada pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai

terapi bertujuan untuk menentukan adanya kerusakan organ dan factor

resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa,

darah perifer lengkap, kimia darah ( kalium, kreatinin, gula darah puasa,

kolesterol total. Kolesterol HDL dan EKG. Sebagai tambahan dapat

dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam,

asam urat, Kolesterol LDL, TSH dan Eletrokardiografi (Masjoer Arief,

2001; 518).

9. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalh menurunkan

resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang

berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan

sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan

mengontrol factor resiko, Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya

hidup atau dengan obat antihipertensi.

Kelompok resiko dikategorikan menjadi :

a. Pasien dengan tekanan darah perbatasan atau tingkat 1, 2 atau 3 tanpa

gejala penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ atau factor resiko

lainnya. Bila dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum

diturunkan, maka harus diberikan obat antihipertensi.

b. Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya tapi

memiliki satu atau lebih factor resiko yang tertera di atas, namun bukan

diabetes mellitus. Jika terdapat beberapa factor maka harus langsung

diberikan obat obat anti hipertensi.

c. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakkan

organ yang jelas.

Modifikasi gaya hidup cukup efektif dapat, dapat menurunkan resiko


kardiovaskuler dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Tata laksana ini

tetap dianjurkan meski harus disertai obat antihipertensi karena dapat

menurunkan jumlah dan dosis obat. Langkah-langkah yang dianjurkan

adalah :

a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh >

27).

b. Membatasi alkohol.

c. Meningkatkan aktifitas fisik aerobik (30-45 menit/hari).

d. Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na/2,4 g NaCl/hari).

e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari).

f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat.

g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol

dalam makanan.

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien

dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai

dengan umur dan kebutuhan. (Arief Mansjoer, 2001; 520)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa Hipertensi adalah
suatu jenis penyakit yang dapat menyebabkan stroke untuk otak, penyakit
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung.
Proses penyakit lain yang dihubungkan dengan Hipertensi adalah Stroke

dapat terjadi akibat hemoragi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari

pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Infark miokard dapat

terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat menyuplai

cukup oksigen kemiokardium atau apabila terbentuk trombus yang

menghambat aliran darah melewati pembuluh darah.Gagal ginjal dapat

terjadi karna kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler

glomerulus ginjal.Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada

hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan

berbahaya).Kejang dapat terjadi pada wanita preklamsi .

Tujuan deteksi hipertensi adalh menurunkan resiko penyakit


kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA
Achjar Henny Ayu Komang, 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga, Cetakan I, Jakarta.

Doenges, Moorhouse, Geissler, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.


EGC : Jakarta.

Smeltzer & Bare, dkk, 2002 ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 2, EGC, Jakarta.

Corwin Elizabeth J, 2009 ; Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Johan Arif. Kti hipertensi. http://www.Dokter-Medis.Blogspot.coi, diunduh pada


tanggal 15 Juni 2013.

Mansjoer A, Dkk, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid 2. Media


Aesculapius : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai