Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

COVID 19

Disusun

OLEH;

Nama : Siswantoro Tarimana

Nim : B1B119319

Kelas : F

JURUSAN/PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019

i
COVID-19

adalah penyakit yang disebabkan oleh


virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-
19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang
ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus
dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.

Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah
itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.
Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia,
pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.

Tingkat Kematian Akibat COVID-19


Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 17 Juli 2020 adalah 81.668 orang
dengan jumlah kematian 3.873 orang.
Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang
disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 4,7%. Case fatality rate adalah
presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah
terkonfirmasi dan dilaporkan.
Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok usia
adalah sebagai berikut:

 0–5 tahun: 2,06%


 6–17 tahun: 0,57%
 18–30 tahun: 0,67%
 31–45 tahun: 2,02%
 46–59 tahun: 7,46%
 >60 tahun: 16,1%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 1% berusia 0–5 tahun, 0,7%
berusia 6–17 tahun, 3,3% berusia 18–30 tahun, 13,3% berusia 31–45 tahun, 39,8% berusia
46–59 tahun, dan 42% berusia 60 tahun ke atas.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 60% penderita yang meninggal akibat COVID-19
adalah laki-laki dan 40% sisanya adalah perempuan.

ii
Penyebab COVID-19

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi
pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru,
seperti pneumonia.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi
ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-
19 bersin atau batuk
 Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah
menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di
udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu,
seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup
melalui nebulizer.

Faktor Risiko COVID-19


COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan
orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita kanker.
Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang
merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang melakukan kontak
dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

Gejala COVID-19
Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk
kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau
malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk
berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus COVID-19.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19,
yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38°C)


 Batuk kering
 Sesak napas

iii
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul
pada infeksi COVID-19, yaitu:

1. Mudah lelah
2. Nyeri otot
3. Nyeri dada
4. Sakit tenggorokan
5. Sakit kepala
6. Mual atau muntah
7. Diare
8. Pilek atau hidung tersumbat
9. Menggigil
10. Bersin-bersin
11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi
virus penyebabnya. Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala
sama sekali. Meski demikian, penderita tersebut (orang tanpa gejala/OTG) tetap bisa
menularkan COVID-19 pada orang lain.
Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun
tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap
bisa menularkan COVID-19 pada orang lain.

 Kapan harus ke dokter


Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi COVID-19 seperti yang
telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang
memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu,
hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mencurigai diri Anda terpapar COVID-19 tapi tidak mengalami gejala apa pun,
Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Cukup tinggal di rumah selama 14 hari
dan membatasi kontak dengan orang lain.
Bila muncul gejala baru, tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi
kesehatan online, misalnya ALODOKTER, mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan
dan obat apa yang perlu Anda konsumsi.
Bila gejala yang Anda alami memberat atau Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh
dokter, Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter melalui aplikasi ALODOKTER
agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda.
ALODOKTER juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular COVID-
19 dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini.

 Diagnosis COVID-19

iv
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan menanyakan gejala
yang dialami pasien, riwayat perjalanan pasien, dan apakah sebelumnya pasien ada kontak
dekat dengan orang yang diduga terinfeksi COVID-19.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:

 Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh
untuk melawan virus Corona
 Tes PCR (polymerase chain reaction) atau swab test, untuk mendeteksi virus Corona
di dalam dahak
 CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
 Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein

Perlu diketahui, rapid test pada COVID-19 hanya digunakan sebagai tes skrining atau
pemeriksaan awal, bukan untuk memastikan diagnosis COVID-19. Hasil rapid test positif
belum tentu menandakan Anda terkena COVID-19. Anda bisa saja mendapatkan hasil positif
bila pernah terinfeksi virus lain atau coronavirus jenis lain.
Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif juga belum tentu menandakan bahwa Anda
terbebas dari COVID-19. Oleh sebab itu, apa pun hasil rapid test Anda, konsultasikan dengan
dokter agar dapat diberikan pengarahan lebih lanjut, termasuk perlu tidaknya mengonfirmasi
hasil tes tersebut dengan tes PCR.

 Pengobatan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika Anda di diagnosis
COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan, Anda bisa
melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:

1. Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga
jarak dengan orang dalam satu rumah.
2. Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
3. Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
4. Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
5. Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
6. Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.
7. Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh dalam
2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas, tetap
lakukan konsultasi dengan dokter.
Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda
untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat
dilakukan dokter antara lain:

1. Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala


2. Memasang ventilator atau alat bantu napas
3. Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi
4. Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

v
Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit COVID-
19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-19
adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.
Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-19
pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih terus
berlanjut.

Komplikasi COVID-19
Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi serius berupa:

 Gagal napas akut


 Pneumonia
 Gagal jantung akut
 Gagal hati akut
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Gangguan pembekuan darah
 Rhabdomyolysis
 ARDS (acute respiratory distress syndrome)
 Syok septik
 Kematian

Pencegahan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona penyebab COVID-
19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang
sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam
pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona
ke orang lain, yaitu:

vi
 Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain
untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.
 Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti
rumah sakit atau sedang bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,


seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda
dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk
mencegah penularan COVID-19 selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan
dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
Jika Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang gejala, pencegahan, dan fakta
tentang virus Corona, silakan download aplikasi ALODOKTER di Google Play atau App
Store. Melalui aplikasi ALODOKTER, Anda juga bisa chat langsung dengan dokter dan
membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit.
Terakhir diperbarui: 17 Juli 2020
Ditinjau oleh: dr. Merry Dame Cristy
Punya pertanyaan seputar kesehatan?

vii

Anda mungkin juga menyukai