Anda di halaman 1dari 98

Lembar Judul Tugas Akhir

ANALISIS IMPOR BARANG TERHADAP PPH 22 PT.


KARLITA EMAS DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Diploma Tiga (D3)

ASTI PARASTIKA

NIM : 62180036

Program Studi Manajemen Pajak

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bina Sarana dan Informatika

Jakarta

2021
ii

Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir

ii
iii

Lembar Pernyataaan Persetujuan Publikas Karya Ilmiah

iii
iv

Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir

iv
v

Lembar Konsultasi Tugas Akhir

v
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan

rahmatnya atas kesempatan yang diberikan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini yang

berjudul ”Analisis Impor Barang Terhadap Pph 22 Pt. Karlita Emas ”.sebagai

salah satu syarat kelulusan program Diploma III jurusan Manajemen Perpajakan di

Universitas Bina Sarana Informatika.

Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil Observasi, Wawancara

dan berbagai sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Selesainya penulisan

Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan dorongan, nasehat serta bimbingan. Oleh karena itu ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Bina Sarana Informatika

2. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika

3. Ketua Jurusan Manajemen Perpajakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Bina Sarana Informatika

4. Bapak Dr. Sabil, S.E., M.M, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

5. Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

6. Ibu Beatrice Stephanie selaku narasumber dari PT. Karlita Emas.

7. Seluruh staff dan karyawan PT. Karlita Emas Daerah Tanjung Priok.

8. Staff / karyawan / dosen yang berada di lingkungan Universitas Bina Sarana

Informatika.

vi
vii

9. Terimakasih kepada keluarga penulis, Silvia DwiYanti, dan Rifa yang telah

menemani, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Teman terdekat saya Rachel Saraswati dan Lutfi yang selalu memberikan saya

dorongan dan semangat tiada henti.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 14 Juni
2019
Penulis

ASTI PARASTIKA

vii
viii

ABSTRAK

Pajak merupakan salah satu komponen perekonomian Indonesia. Tanpa adanya pajak, Negara
tidak akan sulit untuk melaksanakan kegiatan pembangunan. Impor adalah kegiatan
perdagangan internasional dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean Indonesia
yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang bergerak dibidang impor dengan cara
mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dikenakan bea
masuk. PPh 22 impor adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada saat dilaksanakannya
impor barang dari Luar Negeri ke dalam wilayah Pabean. Penelitian ini dilakukan pada PT.
karlita Emas untuk menguraikan kegiatan impor yang merupakan ketentuan dari Departemen
Bea dan Cukai. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui tingkat pencapaian nilai impor
barang PT.Karlita Emas dan jumlah yang dipotong bea cukai atas impor barang pada
PT.Karlita Emas. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode
dengan mengumpulkan data, menyusun selanjutnya menginterpretasikan dan dianalisis
dengan mengolah kembali data yang diperoleh sehingga memberikan keterangan yang
lengkap. Hasil penelitian yang dilakukan maka nilai impor dan PPh Pasal 22 yang disetor
pada PT. Karlita Emas sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.175/PMK.011/2013. Dimana pada prosedur pemungutan PPh Pasal 22 impor atas barang
impor didasari oleh penggunaan Angka Pengenal Impor (API) 2,5%. Sedangkan prosedur
pelaporan disajikan dalam bentuk laporan pada bulan yang berjalan dan dilaporkan sebelum
tanggal 14 bulan berikutnya. Ketelitian dalam perhitungan nilai impor dan PPh Pasal 22 yang
disetor sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan perhitungan dan pelanggaran
aturan dalam proses perhitungan impor barang.
Kata Kunci: Pemungutan, Nilai Impor Barang, Pajak Penghasilan

viii
ix

ABSTRACT

Taxes are one of the components of the Indonesian economy. Without taxes, the State will not
be difficult to carry out development activities. Import is an international trade activity by
entering goods into the Indonesian customs territory by individuals or companies engaged in
imports by complying with all provisions of the applicable laws and regulations and subject
to import duties. PPh 22 on imports is an income tax imposed at the time of import of goods
from abroad into the Customs area. This research was conducted at PT. Karlita Emas to
describe import activities which are provisions of the Department of Customs and Excise.
The purpose of this study is to determine the level of achievement of the import value of PT.
Karlita Emas's goods and the amount withheld by customs on imported goods at PT. Karlita
Emas. The analytical method used is descriptive method, namely the method by collecting
data, compiling then interpreting and analyzing it by reprocessing the data obtained so as to
provide complete information. The results of the research carried out are the import value
and Article 22 Income Tax which is deposited at PT. Karlita Emas is in accordance with the
Minister of Finance Regulation No.175/PMK.011/2013. Where the procedure for collecting
PPh Article 22 on imports of imported goods is based on the use of an Import Identification
Number (API) of 2.5%. Meanwhile, reporting procedures are presented in the form of a
report for the current month and reported before the 14th of the following month. Accuracy
in the calculation of the import value and the paid-in Income Tax Article 22 is very necessary
to prevent miscalculation and violation of rules in the calculation process of imported goods.
Keywords: Collection, Imported Goods Value, Income Tax

ix
x

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir.................................................................................................................i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir.......................................................................................ii
Lembar Pernyataaan Persetujuan Publikas Karya Ilmiah..............................................................ii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir.........................................................................iii
Lembar Konsultasi Tugas Akhir........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................................................viii
ABSTRACT.........................................................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPRAN.......................................................................................................................xiv
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Manfaat.................................................................................................................................2
1.4 Metode Pengumpulan Data.................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup.....................................................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................6
2.1 Pajak.....................................................................................................................................6
2.1.1. Pengertian Pajak..............................................................................................................6
2.1.2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak..................................................................................6
2.1.3. Jenis-jenis Pajak...............................................................................................................7
2.2. Pajak Penghasilan (PPh) 22................................................................................................7
2.3.1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) 22.........................................................................7
2.3.2. Pemungut PPh Pasal 22...................................................................................................8
2.3.3. Kegiatan yang tidak dikenakan PPh Pasal 22 atas Ekspor-Impor...............................9

x
xi

2.3.4. Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 Pembelian Barang Oleh Bendaharawan


Pemerintah...................................................................................................................................9
2.3.5. Perhitungan PPh Pasal 22 atas Impor......................................................................11
2.4. Impor..................................................................................................................................12
2.4.1. Pengertian Impor.......................................................................................................12
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Impor......................................................................................14
2.4.3 Syarat-Syarat impor..................................................................................................15
2.4.4. Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor.............................................................17
2.4.5. Klasifikasi Barang Impor..........................................................................................21
BAB III...............................................................................................................................................18
PEMBAHASAN.................................................................................................................................18
3.1. Tinjauan Umum Organisasi..............................................................................................18
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi...................................................................18
Struktur Organisasi...................................................................................................................23
3.1.2. Kegiatan Perusahaan.................................................................................................26
3.1.3. Proses Purchase Order Impor Barang PT. Karlita Emas.......................................33
3.2 Hasil Penilitian...................................................................................................................35
3.2.1. Analisis Nilai Impor dan PPh Pasal 22 yang di Setor PT. Karlita Emas...............35
BAB IV...............................................................................................................................................61
PENUTUP..........................................................................................................................................61
4.1. KESIMPULAN..................................................................................................................61
4.2. SARAN.................................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................................................65
SURAT KETERANGAN PKL.........................................................................................................66
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................................67

xi
xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3. 1 Logo PT. Karlita Emas..................................................................................................20
Gambar 3. 2 Steel Grating...............................................................................................................22
Gambar 3. 3 Steel Structur..............................................................................................................22
Gambar 3. 4 Struktur Organisasi PT. Karlita Emas...........................................................................23
Gambar 3. 5 Purchase Order Impor.................................................................................................27
Gambar 3. 6 FedEx Impor................................................................................................................28
Gambar 3. 7 Alur Kerja Purchasing Impor.......................................................................................34
Gambar 3. 8 PIB PT. Karlita Emas....................................................................................................36

xii
xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3 1 Nilai Impor dan PPh 22 Tahun 2019.................................................................................38
Tabel 3 2 Nilai Impor dan PPh 22 Tahun 2020.................................................................................39
Tabel 3.3 Nilai Impor dan PPh 22 Tahun 2019-2020........................................................................60

xiii
xiv

DAFTAR LAMPRAN

Halaman
Lampiran A. 1 Hasil Wawancara.....................................................................................................67
Lampiran A. 2 Billing DJBC PT. Karlita Emas.............................................................................69
Lampiran A. 3 PIB PT. Karlita Emas..............................................................................................70
Lampiran A. 4 Rekapan PPh 22 Impor Tahun 2019......................................................................71
Lampiran A. 5 Rekapan PPh 22 Impor Tahun 2020......................................................................72

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan pembangunan yang sangat pesat menjadikan Indonesia

sebagai bagian dari komunitas global. Hal ini tidak terlepas dari teknologi yang

berkembang semakin maju dari waktu ke waktu, sehingga pada akhirnya

menuntut pembangunan hubungan luar negeri yang dapat mensejajarkan

kedudukan bangsa indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Salah satunya

dalam hal perdagangan dunia, misalnya kegiatan ekspor impor.

Pelaksanaan kegiatan impor di suatu negara harus berpedoman pada

undang-undang yang berlaku, jika tidak maka akan menimbulkan kerugian yang

cukup besar bagi negara dan dapat mempengaruhi kelancaran yang sedang di

laksanakan, serta akan mempersulit negara Indonesia untuk dapat mensejajarkan

dirinya dengan negara-negara lain yang ada di dunia.

Meningkatnya arus lalu lintas barang yang masuk ke wilayah Indonesia

menimbulkan berbagai macam pelanggaran di bidang kepabeanan maka dari itu

Direktorat Jendral Bea dan Cukai berusaha untuk mengantisipasi pelanggaran

yang terjadi dan sedapat mungkin menghilangkannya hal ini dapat dilakukan

dengan menyempurnakan prosedur impor baik dalam hal kedatangan barang,

pengangkutan barang, pembongkaran barang, penimbunan maupun pembayaran

barang.

Dengan demikian Pemerintah menetapkan salah satu jenis pajak yaitu

pajak penghasilan (PPh) yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas

1
2

penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat juga

dikenakan pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak. Perpajakan

merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dihindari lagi. Sebuah

perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi atau penyerahan

barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak dibidang industri serta

badan usaha lainnya yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas

pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka akan

dikenakan PPh Pasal 22.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka penulis memandang

perlu untuk menguraikan kegiatan impor yang merupakan ketentuan dari

Departemen Bea dan Cukai, dan proses ini dijalankan oleh PT. Karlita Emas

sebagai usaha unit cabang, sehingga penulis menulis tugas akhir dengan judul

”ANALISIS IMPOR BARANG TERHADAP PPH 22 PT. KARLITA EMAS

”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat perumusan masalah sebagai

berikut :

1. Tujuan dan Berapakah nilai impor PT.Karlita Emas ?

2. Berapakah PPh pasal 22 yang disetor PT.Karlita Emas ?

1.3 Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk :


3

1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian nilai impor barang PT.Karlita Emas

2. Untuk mengetahui jumlah yang dipotong bea cukai atas impor barang pada

PT.Karlita Emas

Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan tentang impor

barang serta perhitungan dan pemungutan PPh 22.

2. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang berguna

bagi pengambilan keputusan untuk masalah pengeluaran barang impor,

sekaligus diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan didalam pelayanan

terhadap semua pihak sehingga membantu perusahaan tersebut ”PT.Karlita

Emas” untuk lebih dikenal masyarakat umum.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan

bahan acuan untuk peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau

penelitian lanjutan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan Tugas Akhir ini metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Observasi
4

Penulis melakukan pengumpulan data dan pengamatan langsung ke

kantor PT. Karlita Emas .

2. Wawancara

Penulis melakukan kegiatan wawancara secara langsung dengan

Ibu Beatrice Stephanie selaku supervisor accounting di PT. Karlita

Emas, yakni dengan menggunakan tanya jawab sesuai dengan data -

data yang diperlukan dalam memecahkan masalah yang dibahas.

3. Studi Pustaka

Dalam hal ini, penulis memperoleh sumber pustaka dari buku-buku

referensi, dan laporan Tugas Akhir terdahulu yang menyangkut dengan

impor dan PPh 22.

1.5 Ruang Lingkup

Untuk mempermudah dalam penyusunan Tugas Akhir ini maka, perlu kiranya

dibuat suatu batasan masalah agar bahasan tidak terlalu meluas, dan berjalan

dengan baik. Penulis membatasi ruang lingkup dengan membahas impor barang,

khususnya tentang analisis impor barang dan jumlah PPh 22 yang disetor pada

periode 2019-2020 di PT. Karlita Emas.

1.6 Sistematika Penulisan

Gambaran secara garis besar mengenai hal-hal yang akan dibahas dalam

Tugas Akhir ini yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat, metode pengumpulan data, ruang lingkup dan sistematika penulisan.


5

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang menunjang dalam penulisan

Tugas Akhir, di bab ini akan dijelaskan mengenai impor barang dan perhitungan

serta pemungutan PPh 22 PT.Karlita Emas.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi penjelasan tentang tinjauan umum perusahaan, sejarah dan

perkembangan perusahaan, struktur dan tata kerja organisasi perusahaan,

kegiatan perusahaan dan hasil penelitian.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai hasil pembahasan dan analisis data

yang di peroleh dari hasil penelitian, serta saran .


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pajak

2.1.1. Pengertian Pajak

Pajak merupakan iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat balas jasa timbal balik yang secara langsung dapat

ditunjukkan dan digunakan untuk pengeluaran umum (Soemitro, 2008:25).

Menurut Soemahamidjaya dalam Masasmo, (2001:21) pajak merupakan item wajib

berupa barang atau uang, yang dipungut oleh penguasa atau negara berdasarkan norma-

norma hukum guna untuk menutup biaya produksi barang-barang jasa dalam mencapai

kesejahteraan umum.

Dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan iuran wajib kepada penguasa atau negara

berdasarkan norma-norma hukum/ Undang-Undang yang berlaku (yang dapat

dipaksakan), tanpa adanya kontra prestasi, yang langsung dapat ditunjuk dan

penggunaannya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

2.1.2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak

1. Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 yang telah diubah untuk kedua kalinya, dan

terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahn 2000 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan;

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 yang telah diubah untuk ketiga kalinya, dan

terakhir dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

6
7

2.1.3. Jenis-jenis Pajak

Jenis-jenis pajak menurut objek pemungutannya yaitu:

1. Pajak Penghasilan

a. PPh pasal 21;

b. PPh pasal 22;

c. PPh pasal 23;

d. PPh pasal 24;

e. PPh pasal 25;

f. PPh pasal 26;

g. PPh final pasal 4 ayat (2).

2. Pajak Pertabahan Nilai (PPN)

3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)

4. Pajak Bumi dan Bangunan.

2.2. Pajak Penghasilan (PPh) 22

2.3.1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) 22

Menurut Mattheus (2013), Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) adalah

pembayaran PPh dalam tahun berjalan yang akan dipungut oleh bendaharawan

pemerintah (pusat/daerah), instansi/Lembaga pemerintah, dan Lembaga-lembaga negara

lainnya sehubungan dengan adanya pembayaran atas penyeraha barang, atau badan-badan

tertentu, baik badan pemerinta maupun swasta yang berkenaan dengan kegiatan bidang

impor atau kegiatan usaha lainnya. Pembayaran pajak penghasilan tiap tahun berjalan

dipungut oleh:
8

1. Bendaraha pemerintah, termasuk bendahara pada Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya,

berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, termasuk juga dalam

pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi

yang sama;

2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan

kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, seperti kegiatan usaha

produksi barang tertentu antara lain otomotif dan semen; dan

3. Wajib pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan

barang yang tergolong sangat mewah. Pemungutan pajak oleh Wajib Pajak badan

tertentu ini akan dikenakan terhadap pembelian barang yang memenuhi kriteria

tertentu sebagai barang yang tergolong sangan mewah baik dilihat dari jenis

barangnya maupun harganya, seperti kapal pesiar, rumah sangat mewah, apartemen

dan kondominium sangat mewah, serta kendaraan sangat mewah.

2.3.2. Pemungut PPh Pasal 22

Pemungut PPh pasal 22 atas kegiatan ekspor-impor yaitu Bank Devisa dan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Bank Devisa merupakan bank umum, baik yang

bersifat konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dapat memberikan

pelayanan lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri yang memiliki izin dari bank

Sentral (Bank Indonesia).


9

2.3.3. Kegiatan yang tidak dikenakan PPh Pasal 22 atas Ekspor-Impor

1. Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan tidak terhutang PPh. Pengecualian tersebut, harus dinyatakan

dengan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak;

2. Impor barang-barang yang dibebaskan dari bea masuk:

a. Yang dilakukan ke dalam Kawasan Berikat (mempunyai perjanjian kerjasama);

b. Berupa kiriman hadiah;

c. Untuk tujuan keilmuan;

d. Untuk keperluan ibadah; dan `Untuk keperluan museum;

3. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM,

benda-benda pos, dan telepon.

2.3.4. Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 Pembelian Barang Oleh Bendaharawan

Pemerintah

1. Objek PPh Pasal 22

Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh:

a. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut

pajak pada Perintahan Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga

Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya;

b. Bendahara pengeluaran dengan mekanisme uang persediaan (UP)

c. KPA atau Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh

KPA, kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran

langsung (LS);
10

2. Tarif PPh Pasal 22

Dasar Pengenaan Pajak


Objek Pajak Tarif
(DPP)
Impor barang

1. Mempunyai Angka Pengenal Impor (API); 2,5% Nilai Impor

2. Yang tidak mempunyai Angka Pengenal 7,5% Nilai Impor

Impor (API);

3. Yang tidak dikuasai 7,5% Harga Jual Lelang


Pembelian bahan-bahan hasil perkebunan,

kehutanan , pertanian, dan perikanan untuk Harga Pembelian (sebelum

kegiatan industri dan ekspor dari pedagang 0,5% dikenakan PPN)

pengumpul.
Kegiatan Ekspor Barang 0% Harga Penjualan

3. Saat Terutang dan Saat Pemungutan

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh bendaharawan pemerintah

terutang dan dipungut pada saat pembayaran. ISSN 2303-1174 L. A. Taroreh., J.

Morasa., L.M. Mawikere. 381 Jurnal EMBA Vol.9 No.2 April 2021, Hal. 378-386.

4. Cara Pemungutan

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut pajak ke kas

negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama
11

rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak. Surat Setoran Pajak tersebut

berlaku sebagai bukti pemungutan pajak.

5. Pengecualian Pemungutan

Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak yang jumlahnya paling banyak Rp

2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan bukan

merupakan pembayaran yang dipecah dari suatu transaksi yang nilai sebenarnya lebih

dari Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

2.3.5. Perhitungan PPh Pasal 22 atas Impor

Contoh perhitungan PPh pasal 22:

PT. B adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan buah-buahan dan

telah memiliki Angka Pengenal Impor (API). Pada bulan januari 2019 melakukan impor

Steet Grating dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 23.000. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 11.320

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 23.000,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 23.000,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 23.000,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 23.000,00 x Rp. 11.320,00

= Rp. 260.360.000

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 260.360.000

= Rp. 6.509.000
12

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 260.360.000

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 6.509.000

Bea Masuk Impor Rp. 260.360.000

Bank/Cash Rp. 527.229.000

2.4. Impor

2.4.1. Pengertian Impor

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Transaksi

impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam

daerah pabean Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan yang

berlaku (Tandjung, 2011).

Menurut (Susilo, 2008) impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan

barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain. Pengertian

ini memiliki arti bahwa kegiatan impor berarti melibatkan dua negara. Dalam hal ini bisa

diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar dua negara tersebut, yang berbeda dan

pastinya juga peraturan serta bertindak sebagai supplier dan satunya bertindak sebagai

negara penerima.Impor adalah membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan

ketentuan pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing (Purnamawati,

2013).

Dasar hukum peraturan mengenai Tatalaksana Impor diatur dalam Keputusan

Direktur Jendral Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003. Tentang petunjuk pelaksanaan

Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor


13

453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor. Komoditi yang

dimasukkan ke dalam peredaran bebas di dalam wilayah pabean (dalam negeri), yang

dibawa dari luar wilayah pabean (luar negeri) dikenakan bea masuk kecuali dibebaskan

atau diberikan pembebasan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa impor adalah kegiatan perdagangan

internasional dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean Indonesia yang

dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang bergerak dibidang impor dengan cara

mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dikenakan

bea masuk.

Menurut PT Mitra Kargo Indonesia prosedur impor barang adalah sebagai berikut:

1. Importir dalam negeri dan supplier dari luar negeri mengadakan korespondensi

dan tawar-menawar harga yang akan di impor.

2. Jika sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat perjanjian

jual-beli (sales contract).

3. Importir membuka LC ke Bank Devisa dalam negeri.

4. Bank Devisa dalam Negeri memberitahukan kepada Bank Korespondensi Luar

Negeri tentang pembukaan LC nya.

5. Bank Koresponden Luar Negeri menghubungi Eksportir Luar Negeri.

6. Eksportir Luar Negeri pesan tempat (ruangan) ke agen-agen pelayaran, dengan

maksud agar dapat dimuat-dikirim.

7. Eksportir menyerahkan Invoice, Packing List lembar asli kepada Bank Luar

Negeri dan menarik weselnya sedangkan duplikat dokumendokumen di atas

dikirim langsung kepada importir.


14

8. Bank Luar Negeri mengirim dokumen kepada Bank Devisa dalam Negeri.

9. Bank Devisa dalam negeri menyerahkan dokumen-dokumen asli kepada importir.

10. Importir menyerahkan dokumen-dokumen surat kuasa ke EMKL.

11. EMKL menukar konosemen asli dengan DO kepada agen perkapalan dan

membuat PPUD berdasarkan dokumen, serta membayar bea masuk PPN importir

dll.

12. Barang keluar ke peredaran bebas/diserahkan kepada importir.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Impor

1. Memperoleh Bahan Baku

Sering kali kegiatan produksi suatu negara sangat memerlukan bahan baku

yang tidak tersedia dan jumlah nya terbatas di dalam negeri . Untuk memastikan

ketersediaan bahan baku yang digunakan untuk kegiatan produksi, maka negara

tersebut mengimpor bahan baku yang diperlukan dari negara lain.

2. Menambah pendapatan devisa

Selain kegiatan impor yang dapat menambah pendapatan devisa yaitu

kegiatan impor .hal itu karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misal dari

nilai pendapatan bea masuk barang impor yang nilainya cukup besar.

3. Memperoleh Teknologi Terbaru

Dalam menjalankan berbagai kegiatan ekonomi dan bisnis, misal

memproduksi suatu barang atau jasa tertentu, sering kali memerlukan dukungan alat

dan teknologi terbaru yang belum tersedia didalam negeri. Agar kegiatan produksi
15

barang atau jasa bisa lebih efisien, maka harus mengimpor alat dan teknologi dari

negara lain yang dapat mendukung kegiatan tersebut.

Kegiatan impor memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri. Impor adalah salah satu bentuk dari komunikasi dan kerjasama pada tiap

negara. Paling tidak ada satu hal yang harus membuat negara tersebut membangun

hubungan baik dengan negara lain untuk memenuhi segala kebutuhannya, seperti

dalam kegiatan perekonomian. Sementara itu, tujuan lain dari adanya aktivitas impor

ini adalah demi meningkatkan neraca pembayaran serta mengurangi adanya keluar

devisa pada negara lain. Untuk manfaatnya sendiri, kegiatan impor akan

meningkatkan potensi pada suatu negara dalam mendapatkan bahan baku, barang

serta jasa pada suatu jenis produk tertentu yang jumlahnya terbatas atau tidak mampu

diproduksi dari dalam negerinya. Sehingga, hal tersebut akan mampu mendukung

stabilitas negara secara tidak langsung.

2.4.3 Syarat-Syarat impor

Kegiatan perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negeri masuk ke

dalam wilayah pabean Negara Indonesia harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1. Memiliki API U/P-Nomor Induk Berusaha (NIB)

API (Angka Pengenal Impor) sebagai importir umum, berlaku selama perusahaan

tersebut menjalankan usaha. APIS (Angka Pengenal Impor Sementara), berlaku

selama jangka waktu 2 tahun dan tidak bisa diperpanjang.

2. Surat Ijin Usaha Perusahaan ( SIUP )/NIB Online


16

Diperuntukkan untuk suatu perusahaan menengah dan besar.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) Perusahaan

4. Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) NIB Online

5. Surat Persetujuan Impor (SPI) Jika barang impor ada lartas Laragan Dan

Pembatasan)Impor.

6. Surat Laporan Surveyor (Jika Anda impor garment,impor mainan,impor besi

baja,impor mesin bekas,Impor barang bekas serta Barang barang impor yang terkena

aturan lartas lainnya).

7. Commercial Invoice / Packing List Barang Impor

8. Purchasing Order ( PO) / Sales Contract (SC/S.O)

9. Surat Kuasa Impor untuk staff lapangan sebagai petugas/wakil untuk melakukan

prosedur customs

10. Surat Kuasa Kepabeanan Pemberitahuan Impor Barang

11. Dokumen Pengiriman Barang Impor ( MAWB / Bill of Lading)

12. Deklarasi Nilai Pabean (Jika di minta oleh bea cukai melalui permintaan Informasi

Nilai Pabean)

2.4.4. Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atau

lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan pemungutan bea

masuk(UU.No.10/95).Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Kep. Menkeu
17

No. 453/KMK 04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor, sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Kep. Menkeu No.112/KMK 04/2003. Kep.

DJBC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di

Bidang Impor yang telah beberapa kali di ubah terakhir dengan peraturan DJBC

No.112/mk 04/2003 (Sasono, 2012).

1. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah daratan,

perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi

Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang No.10

Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

2. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di Pelabuhan laut,

bandar udara atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang

sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jendral Bea dan Cukai.

3. Impor untuk dipakai

a. Memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai oleh

orang yang berdomisili di Indonesia.

b. Memasukan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh

orang yang berdomisili di Indonesia.

4. Pengeluaran barang impor untuk dipakai setelah :

a. Diserahkan pemberitahuan pabean dan dilunasi bea masuk dan PDRI

b. Diserahkan pemberitahuan pabean dan jaminan

c. Diserahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan

5. Penjaluran
18

Barang impor yang telah diajukan PIB dilakukan pemeriksaan pabean secara selektif,

dalam rangka pemeriksaan pabean secara selektif inilah ditetapkan jalur pengeluaran

barang, yaitu :

a. Jalur merah

Adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan

dilakukan pemeriksaan fisik, dan dilakukan penelitian dokumen sebelum

diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

b. Jalur hijau

Adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan

tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah

diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

c. Jalur kuning

Adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan

tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen sebelum

diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

d. Jalur prioritas

Adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor yang tidak

dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen, setelah ada penetapan dari

Pemerintah terhadap importir jalur prioritas tersebut.

6. Kriteria penjaluran

Arus barang impor yang masuk ke Indonesia dan melalui Kantor Bea dan Cukai,

kemudian akan didistribusikan sesuai klasifikasi dan identifikasi barang impor.


19

Setiap penjaluran penanganan barang impor yang masukmemiliki kriteria masing-

masing, berikut penjelasannya (Sasono, 2012) :

a. Kriteria jalur kuning:

1) Importir yang beresiko tinggi yang mengimpor komoditi beresiko rendah,

artinya importir tersebut belum terlalu dikenal kejujurannya oleh aparat Bea

dan Cukai. Lazimnya, mereka adalah importir pemula atau importir yang

pernah melakukan illegal activities dan masuk dalam daftar hitam.

2) Importir yang beresiko menengah yang mengimpor komoditi beresiko

menengah.

b. Kriteria jalur hijau

1) Importir yang berisiko menengah yang mengimpor komoditi beresiko rendah.

2) Importir yang beresiko rendah yang mengimpor komoditi beresiko rendah

atau menengah.

c. Kriteria jalur prioritas

1) Importir yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai importir jalur prioritas.

2) Barang impor yang terkena pemeriksaan acak.

d. Kriteria jalur merah

1) Importir baru adalah orang atau perusahaan yang memasukkan barang-

barang dari luar negeri atau mengimpor barang untuk pertama kalinya.

2) Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi adalah importir yang

tingkat pelanggarannya tinggi atau importir yang telah banyak melakukan

pelanggaran ketentuan pabean.


20

3) Barang impor sementara adalah barang yang di impor untuk sementara

waktu yang selanjutnya akan diekspor kembali.

4) Barang re-impor adalah barang ekspor yang karena sebab tertentu diimpor

kembali.

a) Terkena pemeriksaan acak.

b) Barang impor tertentu yang ditetapkan pemerintah.

c) Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau

berasal dari negara yang berisiko tinggi.

d) Pemberitahuan pabean

i. Pemberitahuan Impor Barang (PIB), dibuat dengan modul

importir/PPJK

ii. Dokumen pelengkap pabean antara lain:

a. PIB adalah pemberitahuan pabean untuk pengeluaran

barang yang diimpor untuk dipakai.

b. Invoice adalah daftar barang kiriman yang dilengkapi

dengan nama, jumlah dan harga yang harus dibayar

oleh pembeli.

c. Packing List adalah dokumen yang menerangkan

tentang jenis, jumlah, berat dan volume barang atau

komoditi dalam perdagangan internasional.

d. Bill of Ladingadalah dokumen perjalanan barang

melalui laut/dokumen pengapalan yang menyatakan


21

bukti penerimaan barang bukti kepemilikan barang dan

bukti adanya kontrak/perjanjian pengangkutan.

e. Polis Asuransi adalah suatu perjanjian asuransi ataupun

pertanggungan untuk melindungi barang dari berbagai

macam resiko.

f. Surat Setoran Pabean Cukai Pajak (SSPCP) adalah

formular yang digunakan oleh wajib pajak untuk

melakukan penyetoran pungutan serta pajak-pajak

dalam rangka impor seperti cukai, bea masuk,

PPN/PPn-BM, PPh pasal22impor.

g. Surat Kuasa adalah sebuah surat yang menyatakan

pemberian wewenang untuk melakukan sebuah

kegiatan dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa

yang keduanya menyertakan buktisah dengan

pernyataan disetai materai atau tanda tangan sebagai

bukti (Sasono, 2012).

2.4.5. Klasifikasi Barang Impor

Sistem klasifikasi barang impor ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 110/PMK.010/2006 tanggal 15 November 2006.

Pembebanan tarif bea masuk atas barang impor ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 110/PMK.010/2006 tanggal 15 November 2006.

Sedangkan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor dalam rangka skema Common

Effective Prefential Tariff (CEPT) for AFTA ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri
22

Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/PMK.010/2006 tanggal 15 November 2006.

HS (Harmonize System) adalah sistem uraian klasifikasi barang yaitu dengan diberikan

penomoran, untuk masing-masing barang yang diselaraskan dan dapat dipergunakan

untuk berbagai kepentingan perdagangan luar negeri. Dengan memberikan penomoran

tersebut menjadi jelas antara macam barang yang satu dengan barang yang lainnya.

Dalam satu kelompok barang juga dapat dibedakan dalam kualitasnya, atau ukuran atau

cara memprosesnya (Arbi, 2004).


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Organisasi

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi

PT. Karlita Emas merupakan perusahaan yang didirikan sejak Agustus 2003

dibawah nama PT. Karlita Erdes dan berubah nama menjadi PT. Karlita Emas pada Juli

2007. PT Karlita Emas memiliki Head Office yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta

Utara. Sedangkan untuk Workshop berlokasi di Jl. Metro Inti Purnama No 24 A, Desa

Telanjung, Kec. Cikarang Barat, Bekasi.

Produk PT. Karlita Emas telah dipakai di semua wilayah di Indonesia, seperti

untuk Power Plants, Light Chemical Industry, Petro-Chemistry, Mall, Factories, dan

lainnya. Filosofi Perusahaan :

1. Provide customer with best hospitality

2. “Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan ramah”

3. Sell products with high quality at competitive prices and technically supported by

our skilled engineers

4. “Menjual produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif dengan teknis

yang didukung oleh para engineering kami”

5. Valuing the individual and build cooperation

6. “Menghargai setiap individu dan membangun kerja sama”

7. Always strive for the best

8. “ Selalu berusaha untuk yang terbaik”

18
19

a. Visi Perusahaan

Become one of the best managed companies in the Asia Pasific region with

emphasis on sustainable growth with the development of competencies through

human resources development, a solid financial structure, customer satisfaction and

effeciency.

“Menjadi salah satu perusahaan yang dikelola dengan manajemen terbaik di

wilayah Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan berkelanjutan dengan

pengembangan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur

keuangan.

b. Misi Perusahaan

1) To provide top quality products & services with global expertise. “Untuk

menyediakan produk dan layanan bermutu dengan keahlian global.”

2) To build a harmonius environtment for employees growing together with

company.

3) “Membangun lingkungan yang harmonis bagi karyawan dalam tumbuh bersama

perusahaan.”

4) To contribute to the advancement of both industry & society. “Untuk

berkontribusi pada kemajuan industry dan masyarakat.”


20

c. Logo Perusahaan

Logo perusahaan, seperti ditunjukkan pada gambar 1.1

Sumber: https://www.karlitaemas.com/

Gambar 3. 1 Logo PT. Karlita Emas

d. Moto 5s Perusahaan

Keep on focus with company and customer goals

Able to complete wor of high quality within the shortest time

Respect people and create an active workplace worth woring in Liability to cutomers

quality product

Implement open and fair company activity Team work

Ability to do the best Effectiveness in all aspect Maintain customers relations Able to

help our customers to deal with all their difficulties Service exellence for our

cutomers

“Tetap fokus terhadap tujuan perusahaan dan pelanggan”

“Mampu menyelesaikan pekerjaan berkualitas tinggi dalam waktu singkat”

“Hormati orang dan ciptakan tempat kerja aktif yang layak untuk

“Kewajiban memberikan produk yang berkualitas kepada pelanggan”


21

“Melaksanakan kegiatan perusahaan yang terbuka dan adil”

“Kerja sama”

“Kemampuan untuk mengerjakan yang terbaik”

“Efektif dalam segala aspek”

“Mempertahankan hubungan dengan pelanggan”

“Dapat membantu pelanggan kami untuk menghadapi semua kesulitan mereka”

“Pelayanan terbaik untuk pelanggan kami.

e. Produk Perusahaan

1) Steel Grating

Steel Grating adalah bentukan dari besi yang berbentuk kotak- kotak

dengan jarak tertentu yang sama. Biasanya tersebut dari 2 macam profil, yaitu

plat strip atau flat bar dengan round bar atau besi ulir. Penggunaan Steel

Grating :

1. Flooring

2. Catwalk

3. Loteng

4. Tangga

5. Rak

Area Pengaplikasian Steel Grating :

a) Pembangkit tenaga listrik

b) Perusahaan Gas dan Minyak


22

c) Perusahaan semen

d) Petrokimia

e) Bandara

f) Tempat parkir

Sumber : PT Kalita Emas

Gambar 3. 2 Steel Grating

2) Steel Structure

Steel Structure adalah serangkaian pekerjaan dari beberapa komponen

yang dirakit menjadi bahan tunggal, dengan implementasi secara bertahap

sampai menjadi bentuk salah satu jenis konstruksi yang dapat dipasang kedalam

bentuk bangunan untuk penyelesaiannya. Terdapat beberapa proses dalam

pembuatan Steel Structure diantaranta, seperti proses pemotongan, proses

pengeboran, proses assembling, proses pengelasan, proses finishing, tanda,

proses penghalusan, dan proses pengecatan.

Sumber : PT Karlita Emas


Gambar 3. 3 Steel Structur
23

Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perusahaan adalah gambaran ataupun susunan organisasi

dalam suatu perusahaan. Struktur Organisasi Perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan

penempatan tugas atau kewenangan seseorang yang ditetapkan oleh atasan dalam suatu

perusahaan. Berikut penjelasan tentang tugas masing-masing departemen pada PT.Karlita

Emas.

Direktur

HRD,Finance, Engineering Project Control


Accounting Purchasing Sales & Drafter Production & PPIC Logistic
,GA
Purchasing Sales Staff Engineering Production Project
HRD & GA Local Staff staff Control
Staff
Purchasing
Impor Quality
Finance & Drafter Staff PPIC
Acounting Control
Staff
Sumber : PT. Karlita Emas MTC Logistik

Gambar 3. 4 Struktur Organisasi PT. Karlita Emas

1. HRD, GA, Keuangan dan Accounting :

a. HRD adalah suatu divisi yang fokus kepada pengurusan individu didalamnya,

dalam hal perusahaan. HRD juga wajib memfasilitasi kegiatan yang tujuannya

untuk mengembangkan keterampilan dari karir karyawan, seperti training skill.

HRD juga bertugas untuk membuat SOP, job deskripsi karyawan, dan training

b. GA ( General Affairs ) adalah pengurus umum yang mengerjakan segala urusan

sifatnya umum seperti segala pengelolaan gedung,air,peralatan dan perlengkapan

kantor, sampai pada kebersihan. GA pun bertugas dalam pengadaan ATK,

mengurusi segala kegiatan operasional perusahaan seperti outsourcing.


24

c. Keuangan adalah divisi yang bertugas dalam pengelolaan, pencarian,

pengalokasian dana, dan pembayaran apada perusahaan.

d. Accounting adalah divisi yang bertugas memproses dan mengelola laporan

keuangan dalam perusahaan.

2. Purchasing :

a. Purchasing lokal adalah divisi purchasing yang bertugas membeli barang

ataupun jasa dari supplier lokal

b. Purchasing Impor adalah divisi purchasing yang bertugas membeli barang

ataupun jasa dari luar negeri atau Impor.

3. Sales :

Sales adalah departemen yang bertugas untuk membantu perusahaan dalam

menjual produknya kepada para pembeli. Sales juga bertugas dalam penyusunan

strategi pemasaran, mencari mitra kerja, menjamin kepuasan pelanggan karena sales

merupakan orang terdepan yang berhadapan langsung dengan pembeli.

4. Engineering dan Drafter :

a. Engineering adalah divisi yang bertugas dalam melukan pengawasan

teknis,menjaga kelancaran proses produksi perusahaan, menyiapkan Surat Jalan,

membuat Bill of Material.


25

b. Drafter adalah divisi yang bertugas mempersiapkan gambar-gambar kerja teknik,

sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti oleh orang

lain dan mudah dalam proses pembentukan objek gambar tersebut.

5. Production :

a. Staff Produksi adalah divisi yang bertugas dalam melakukan proses produksi,

menyiapkan bahan-bahan / material yang diperlukan dalam proses produksi.

b. Quality Control adalah divisi yang bertugas dalam pengecekan kualitas dari

barang yang di produksi maupun material / barang yang dibeli oleh divisi

purchasing, apakah sudah memenuhi standar yang telah ditentukan atau tidak.

c. MTC adalah divisi yang bertugas untuk memperbaiki dan melakukan perawatan

pada investasi perusahaan seperti alat dan bangunan.

6. PPIC dan Projek Kontrol :

a. PPIC adalah divisi yang mengantur, membuat rencana serta mengontrol proses

produksi.

b. Projek Kontrol adalah divisi yang bertugas untuk mengendalikan progress

proyek, memastikan ketersediaan sumber daya, menyusun jadwal projek.

c. Logistik adalah divisi yang bertugas dalam mengkoordinasi

pengiriman,mengelola gudang.
26

3.1.2. Kegiatan Perusahaan

Purchasing dalam organisasi manufakturing menjadi fungsi dalam pengadaan

material dan fungsi biaya dalam perusahaan. Purchasing menentukan perencanaan dalam

pengadaan material dan hubungan antara tahapan-tahapan dalam siklus proses produksi

dengan memasukkan pertimbangan faktor kondisi material, harga dan perusahaan

supplier. Pada manajemen biaya dalam departemen purchasing, proses yang digunakan

dalam harga pembelian, perhitungan rate biaya proses, perhitungan harga pembelian, dan

metode yang digunakan dalam penghematan biaya material. (Supriyanto & Masruchah,

2000)

Pada PT Karlita Emas, terdapat 2 bagian dalam divisi Purchasing. Purchasing

lokal dan Purchasing Impor. Selama kegiatan magang industri, penulis ditempatkan pada

bagian purchasing impor yakni bagian pengadaan material yang dibutuhkan dalam

proses produksi yang diperoleh dari luar negeri. Kegiatan yang dilakukan pada divisi ini

adalah :

1. Membuat Purchase Order Impor

Purchase Order (PO) adalah bukti tertulis dari pembeli kepada penjual yang

secara sungguh-sungguh berminat melakukan pembelian dengan adanya keterangan

secara rinci mengenai barang yang akan dibeli. (Fadila & Oktivasari, 2015).

PO dibuat supaya memudahkan kontrol perusahaan, karyawan, serta supplier

dalam melakukan proses bisnis. Kegiatan yang dilakukan tahap pertama pada divisi

ini adalah membuat Purchase Order Impor atau biasa disingkat dengan PO Impor.

Pembuatan PO Impor ini dilakukan setelah bagian purchasing import mendapatkan

Proforma Invoice dari pihak Importir. Pembuatan PO Impor pada PT Karlita Emas
27

memakai sistem yakni Intacs. Di dalam PO Impor yang dimuat adalah sebagai

berikut :

a. Nama Eksportir

b. Lokasi gudang

c. Jenis Pembayaran

d. Biaya Freight yang tertera di Proforma Invoice

e. Item Barang

f. Jumlah Barang

g. Harga Barang Nilai Tukar

Sumber : PT Karlita Emas

Gambar
Sumber : PT Karlita Emas3. 5 Purchase Order Impor
28

2. Pelacakan Dokumen Impor Pada Jasa Pengiriman FedEx

Setelah pembuatan PO Impor, kegiatan impor yang dilakukan pada bagian

Purchasing Impor yakni pelacakan dokumen impor pada website jasa pengiriman

FedEx. Pihak Eksportir biasanya akan mengirimkan nomer resi setelah kurang lebih

11 hari pengiriman Proforma Invoice. Cara untuk melacak atau dikenal dengan

istilah tracking dokumen di website FedEx dapat dilakukan dengan membuka

website FedEx, yakni www.fedex.com. Setelah menu FedEx terbuka, klik menu

pelacakan. Pada menu pelacakan, masukan nomor resi yang telah dikirimkan oleh

pihak importir di email. Setelah nomor dimasukan, akan muncul keterangan barang

yang dikirim. Apabila barang sudah dikirim, akan terlihat sudah sampai mana barang

tersebut. Kalau pun barang belum dikirim, akan terlihat pula estimasi kapan barang

akan dikirim.

Sumber : www.fedex.com

Gambar 3. 6 FedEx Impor


29

3. Memeriksa Dokumen Impor

Sebelum dokumen impor dikirim oleh pihak eksportir,terlebih dahulu puhak

eksportir mengirimkan soft copy dari dokumen impor yang akan dikirim melalui e-

mail. Setelah menerima e-mail yang berisikan dokumen impor seperti Commercial

Invoice, Packing List, Bill of Lading, Cargo Insurance, Form E, Certificate.

Dokumen-dokumen tersebut diperiksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai dari jenis

barang, harga barang, jumlah barang, nomor b/l sudah sesuai atau belum. Jika dari

beberapa dokumen tersebut terdapat data yang salah, Purchasing Impor akan

mengirimkan kembali Soft Copy dokumen yang salah kepada pihak eksportir untuk

revisi bagian pada dokumen tersebut yang salah. Jika sudah benar, maka dokumen

tersebut akan diteruskan kepada pihak Freight Forwarding. Sebuаh рerusаhааn

Freight Forwarding раdа intinyа melаksаnаkаn fungsi yаng bertujuаn untuk

mengurus semuа kegiаtаn yаng diрerlukаn bаgi terlаksаnаnyа рengirimаn dаn

рenerimааn bаrаng melаlui jаlur trаnsрortаsi dаrаt, lаut, dаn udаrа. Dengаn kаtа lаin,

Freight Forwarding bertаnggung jаwаb mulаi dаri bаrаng diterimа ditemраt

рengirim sаmраi bаrаng diserаhkаn ditemраt рenerimа dаn аkаn mengаtur

рengаngkutаn mengunаkаn beberара modа trаnsрortаsi dаrаt, lаut, аtаu рun udаrа.

(Supriono, 2018).

4. Menerima Dokumen Impor

Setelah bagian purchasing impor sudah menerima dokumen impor asli yang

dikirim via FedEx oleh pihak eksportir, langkah yang dilakukan pertama kali

mengecek apakah dokumen yang dikirim sudah benar jumlahnya sesuai yang
30

dikirimkan melalui email. Selain mengecek dari jumlah barang, dicek kembali isi

dari dokumen seperti nama barang, jumlah barang, tipe barang, nomor invice yang

harus sesuai dengan di Form E, dll. Apabila terdapat kesalahan, maka staff

purchasing impor menghubungi pihak eksportir dan meminta untuk merevisi

dokumen yang salah. Apabila tidak ada kesalahan atau sudah sesuai, langkah-

langkah yang dilakukan selanjutnya adalah :

a. Scan dokumen tersebut lalu email file tersebut kepada pihak Freight

Forwarding

b. Foto copy semua dokumen tersebut

c. Memberikan Cap pada halaman b/l

d. Menghubungi pihak Freight Forwarding bahwa dokumen sudah dapat

diambil guna keperluan pengeluaran barang di pelabuhan serta mengurus Custom

Clearance dengan pihak Bea Cukai.

5. Memberikan dokumen penunjang kepada pihak PPJK

Setelah bagian purchasing impor mengirimkan scan dokumen impor kepada

pihak Freight Forwarding, pihak Freight Fowarding akan mengirimkan beberapa

dokumen guna keperluan pengambilan barang di pelabuhan dan juga pengurusan

custom clearance dengan pihak Bea Cukai. Dokumen-dokumen ini sebagai dokumen

penunjang selain dokumen impor yang diperlukan. Dokumen dokumen

tersebut,seperti :

a. Letter of Idemnity
31

Letter of Idemnity merupakan jaminan perlindungan atas kerugian atau jaminan

ganti rugi kepada perusahaan asuransi yang telah menerbitkan asuransi surety

bond dikarenakan dalam pemberian asuransi surety bond tidak mewajibkan

adanya jaminan dari pihak principal. (Novita & Djutwiyastuti, 2016)

b. Surat Pernyataan Keterangan Asal

Surat Pernyataan Keterangan Asal adalah surat yang menyatakan bahwa barang

yang diimpor benar berasal dari negara yang mengimpor barang tersebut.

c. Permohohan cetak B/L

Surat Permohonan cetak B/L digunakan guna menyelesaikan proses custom

clearance untuk proses pengeluaran barang yang diimpor oleh pihak Importir

yakni PT Karlita Emas.

d. Surat kuasa PPJK

Untuk mengurus penerbitan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) diperlukan

beberapa dokumen, salah satunya yakni Surat Kuasa PPJK. Surat ini dibuat

untuk memberikan kuasa dalam penyelesaian proses Impor. Serta proses

pengambilan DO kepada Forwarder atau PPJK.

e. Surat Kuasa

Surat kuasa ini menjadi bukti perusahaan menyerahkan dokumen Impor asli

yang dikirim oleh pihak Eksportir kepada pihak Importir yakni PT Karlita Emas.

Kelima dokumen tersebut akan dikirimkan oleh pihak freight forwarding dalam

bentuk soft copy melalui e-mail. Setelah bagian purchasing impor menerima e-

mail, yang dilakukan adalah :


32

1) Print semua dokumen tersebut menggunakan kop surat

2) Setelah print, tempelkan materai pada bagian nama direktur

3) Lalu meminta tanda tangan direktur

4) Cap dokumen pada bagian tanda tangan direktur mengenai materai

5) Lalu fotocopy dokumen sebagai arsip perusahaan

Setelah melakukan ke 5 hal tersebut, pihak purchasing impor akan

mempersiapkan pengambilan dokumen impor serta dokumen penunjang tersebut

untuk diserahkan kepada pihak Freight Forwarding.

6. Pihak Freight Forwarding memberikan lembar PIB

Setelah dokumen-dokumen impor serta doumen penunjang sudah berada

pada pihak freight forwarding, pihak forwarding akan mengirimkan soft copy PIB

serta struk billing DJBC guna pembayaran PIB. PIB adalah pemberitahuan atas

barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap pabean sesuai dengan

prinsip self assessment. (Barata, 2013). Soft Copy PIB serta struk billing DJBC akan

diberikan kepada bagian Finance guna pembayaran PIB untuk proses custom

clerance.

7. Update Stock Barang Impor

Setelah barang impor sampai di warehouse, kegiatan selanjutnya yang

dilakukan oleh bagian purchasing impor adalah update jumlah barang impor yang

tersedia di gudang pada papan guna sebagai informasi untuk divisi sales dan

engineering terkait jumlah barang yang tersedia di gudang untuk dapat di jual.

Update barang impor dapat dilakukan dengan cara :


33

a. Buka menu Intac

b. Klik menu Steel Grating

c. Setelah muncul, klik menu Steel Grating After Deducting

d. Lalu akan muncul jumlah stok barang impor yang ada di gudang

Setelah membuka menu tersebut, tugas purchasing impor adalah update jumlah

barang impor pada papan. Tujuannya untuk mempermudah divisi engineering dan

sales untuk melihat jumlah stok yang ada. Update stok ini dilakukan setiap Jumat

pagi.

3.1.3. Proses Purchase Order Impor Barang PT. Karlita Emas

1. Kegiatan membuat Purchase Order Impor

Kegiatan membuat Purchase Order Impor dilakukan sebanyak dua kali

dalam pada bulan Januari, pada bulan Februari 1 kali, dan bulan Maret 1 kali.. Jika

direkap selama 3 bulan, kegiatan membuat Purchase Order Impor hanya dilakukan

selama 3 kali dalam 3 bulan. Paling banyak dilakukan 2 kali di bulan Januari

sedangkan di bulan Februari dan Maret hanya dilakukan 1 kali saja. Kegiatan Impor

ini tidak dilakukan sering. Karena biasanya perusahaan melakukan kegiatan impor

sekali dalam jumlah yang besar.

2. Kegiatan Mengecek Dokumen Impor

Kegiatan mengecek dokumen impor yang dikirim oleh pihak importir

dilakukan sebanyak 3 kali pada bulan Januari, 1 kali pada bulan Februari, dan tidak

melakukan pengecekan pada bulan Maret. Kegiatan mengecek dokumen impor


34

paling banyak dilakukan pada bulan Januari dikarenakan mengecek dokumen impor

dari kegiatan impor yang dilakukan pada bulan Desember.

3. Update Stock Barang Impor

Kegiatan update stock barang impor dilakukan setiap bulan itu 5 kali. Jadi

pada bulan Januari dan Februari dilakukan 5 kali setiap bulan nya. Pada bulan Maret

hanya melakukan sebanyak 2 kali. Karena selebihnya sudah diterapkan WFH oleh

perusahaan.

4. Membuat quotation

Quotation adalah penawaran harga yang diberikan kepada customer sesuai

dengan permintaan customer. Selama melakukan kegiatan magang, penulis juga

ditempatkan pada divisi sales. Selama penempatan pada divisi sales, melakukan

kegiatan yaitu membuat quotation. Kegiatan membuat quotation pada bulan Januari

sebanyak 5 kali, di bulan Februari 4 kali, dan di bulan Maret sebanyak 6 kali.

Menyerahkan Memforward PIB


Membuat dokumen impor serta dan struk DJBC
Purchase dokumen penunjang kepada pihak
Order Impor kepada pihak Freight Finance untuk
Forwarding pembayaan PIB

Memberikan copy- Menerima dokumen


an Purchase Order Update stockBarang
Impor dan memeriksa Impor
Impor kepada kembali kelengkapan
Finance serta isi dokumen

Tracking Dokumen Memeriksa soft copy


Impor yang dikirim dokumen impor yang
oleh pihak dikirim pihak
Eksportir E ksportir melalui
email

Sumber : PT Karlita Emas

Gambar 3. 7 Alur Kerja Purchasing Impor


35

3.2 Hasil Penilitian

3.2.1. Analisis Nilai Impor dan PPh Pasal 22 yang di Setor PT. Karlita Emas

Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tanjung Priok, adalah badan

atau organisasi yang melakukan tugas membantu Kementerian Keuangan di bidang

kepabeanan dan cukai, yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk dan keluar

daerah pabean dan pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan negara lainnya

berdasarkan aturan perundang-undangan.yang berlaku. KPP Bea dan Cukai memunyai

tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap PPh Pasal 22 atas kegiatan impor

barang yang dilakukan oleh importir atau wajib pajak dari luar negeri dan masuk kedalam

daerah pabean dalam negeri. Dokumen pelengkap yang berhubungan dengan kegiatan

impor ini adalah pemberitahuan impor barang, packing list, invoice, dan airway bill untuk

pengangkutan lewat udara atau bill of leading untuk pengangkutan lewat laut.

Dalam mengitung pajak penghasilan pasal 22 atas impor barang maka harus

diperhatikan besanya tarif bea masuk yang akan dikenakan pada setiap barang

berdasarkan jenisnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tabel berikut ini

menunjukan sebagian tarif bea masuk menurut PT. Karlita Emas yang sering terjadi.
36

Sumber : PT. karlita Emas


Gambar 3. 8 PIB PT. Karlita Emas

Adapun penjelasan Tabel diatas adalah Pos yaitu kode barang secara umum,. Sub pos

yaitu kode barang yang disajikan terperinci,. Uraian barang yaitu nama barang yang

diuraikan secara mendetail.


37

Proses penyetoran transaksi yang berhubungan dengan PPh pasal 22 dalam hal ini

penyetoran dilaukan bersumber dari dokumen pemberitahuan impor (PIB) dimana saat

diterbitkanya PIB maka wajib pajak atau importir harus segera membayar pajak dan

menyerahkan dokumen PIB serta dokumen pelengkap paben lainnya seperti packing list,

invoice dan airway bill dalam jangka waktu 1(satu) hari. Seluruh pencatatan khsusunya

PPh Pasal 22 dilaporkan setiap bulan ke kantor wilayah. Dengan melihat pencatatan

setiap transaksi, maka Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tanjung Priok

melaporkan pajak dalam bentuk laporan bulanan.

Dalam melakukan perhitungan PPh Pasal 22 atas kegiatan impor barang didasarkan

pada penetapan tarif API, PT. Karlita yang menggunakan API dikenakan 2.5% dari nilai

impor. Pada dasarnya PT. Karlita Emas dalam menghitung PPh Pasal 22 Impor Barang

yang harus di setor pada tahun 2019 dan 2020:

Tabel III.1

Nilai Impor dan PPh 22 PT. Karlita Emas

Tahun Anggaran 2019 (Januari-Desember)

Bulan Nilai Impor PPh 22


Januari US$ 52.950,00 Rp. 18.867.408,75
Februari US$ 62.224,00 Rp. 17.483.699,52
Maret US$ 17.581,00 Rp. 6.243.892,15

April US$ 52.777,60 Rp. 18.540.770,88


Mei US$ 18.145,00 Rp. 6.500.446,25
Juli US$ 16.342,80 Rp. 5.777.588,37
Juli US$ 19.650,00 Rp. 6.919.256,25
Agustus US$ 40.970,00 Rp. 14.598.635,25
September US$ 62.486,20 Rp. 22.237.276,425
Oktober US$ 55.701,90 Rp. 19.743.538,455
November US$ 34.081,11 Rp. 11.988.030,4425
Desember US$ 15.975,10 Rp. 5.560.664,955
Tabel 3 1 Nilai Impor dan PPh 22 Tahun 2019
38

Nilai Impor dan PPh 22 PT. Karlita Emas

Tahun Anggaran 2020 (Januari-Desember)

Bulan Nilai Impor PPh 22


Januari US$ 15.571,70 Rp. 5.390.533,2475
Februari US$ 35.512,20 Rp. 12.162.040,695
Maret US$ 29.394,00 Rp. 10.708.234,2
April US$ 44.626,10 Rp. 18.418.307,1225
Mei US$ 43.819,01 Rp. 16.480.329,661
Juni US$ 307.153,25 Rp. 15.316.734,3294
Juli US$ 46.987,00 Rp. 17.234.831,6
Agustus US$ 42.542,10 Rp. 15.771.420,0225
September US$ 50.701,78 Rp. 18.781.206,8565
Oktober US$ 38.707,71 Rp. 14.269.597,2915
November US$ 47.490,00 Rp. 16.820.958
Desember US$ 72.904,00 Rp. 25.822.596,8
Tabel 3 2 Nilai Impor dan PPh 22 Tahun 2020

Untuk menghitung nilai impor dan PPh 22 yang disetor penulis menggunakan rumus:

Nilai Impor = Harga Insurance and Freight (FI) + Free On Board (FOB) +
(Bea Masuk 0% x ∑FI&FOB

Dasar Pengenaan Pajak = Nilai Impor x Nilai Kurs

PPh 22 yang dipungut = 2,5% x ∑Dasar Pengenaan Pajak PPh 22

1. Perhitungan Nilai Impor Barang dan PPh 22 yang di Setor PT. Karlita Emas

Tahun 2019
39

a. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Januari 2019

Pada bulan Januari 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 52.950,00. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.253

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 52.950,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 52.950,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 52.950,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 52.950,00 x Rp. 14.253,00

= Rp. 754.696.350

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. Rp. 754.696.350

= Rp. 18.867.408,75

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 754.696.350

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 18.867.408,75

Bea Masuk Impor Rp. 754.696.350

Bank/Cash Rp. 1.528.260.108,75

b. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Februari 2019

Pada bulan Februari 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 62.224,00. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.049,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 62.224,00
40

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 62.224,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 62.224,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 62.224,00 x Rp. 14.049,00

= Rp. 874.184.976

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 874.184.976

= Rp. 17.483.699,52

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 874.184.976

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 17.483.699,52

Bea Masuk Impor Rp. 874.184.976

Bank/Cash Rp. 1.765.853.651,52

c. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Maret 2019

Pada bulan Maret 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 17.581,00. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.206,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 17.581,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 17.581,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 17.581,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 17.581,00 x Rp. 14.206,00


41

= Rp. 249.755.686

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 249.755.686

= Rp. 6.243.892,15

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 249.755.686

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 6.243.892,15

Bea Masuk Impor Rp. 249.755.686

Bank/Cash Rp. 505.755.264,15

d. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan April 2019

Pada bulan April 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 52.777,60. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.052,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 52.777,60

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 52.777,60 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 52.777,60

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 52.777,60 x Rp. 14.052,00

= Rp. 741.630.835,2

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 741.630.835,2

= Rp. 18.540.770,88

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 741.630.835,2


42

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 18.540.770,88

Bea Masuk Impor Rp. 741.630.835,2

Bank/Cash Rp. 1.501.802.441,28

e. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Mei 2019

Pada bulan Mei 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari china

dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 18.145,00. Bea Masuk yang

dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.330,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 18.145,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 18.145,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 18.145,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 18.145,00 x Rp. 14.330,00

= Rp. 260.017.850

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 260.017.850

= Rp. 6.500.446,25

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 260.017.850

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 6.500.446,25

Bea Masuk Impor Rp. 260.017.850

Bank/Cash Rp. 1.501.802.441,28

f. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Juli 2019


43

Pada bulan Juli 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari china

dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 16.342,80. Bea Masuk yang

dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.141,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 16.342,80

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 16.342,80 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 16.342,80

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 16.342,80 x Rp. 14.141,00

= Rp. 231.103.534,8

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 231.103.534,8

= Rp. 5.777.588,37

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 231.103.534,8

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 5.777.588,37

Bea Masuk Impor Rp. 231.103.534,8

Bank/Cash Rp. 467.984.657,97

g. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Juli 2019

Pada bulan Juli 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari china

dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 19.650,00. Bea Masuk yang

dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.085,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 19.650,00

Pungutan :
44

Bea Masuk 0% x US$ 19.650,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 19.650,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 19.650,00 x Rp. 14.085,00

= Rp. 276.770.250

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 276.770.250

= Rp. 6.919.256,25

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 276.770.250

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 6.919.256,25

Bea Masuk Impor Rp. 276.770.250

Bank/Cash Rp. 560.459.756,25

h. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Agustus 2019

Pada bulan Agustus 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 40.970,00. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.253,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 40.970,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 40.970,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 40.970,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 40.970,00 x Rp. 14.253,00


45

= Rp. 583.945.410

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 583.945.410

= Rp. 14.598.635,25

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 583.945.410

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 14.598.635,25

Bea Masuk Impor Rp. 583.945.410

Bank/Cash Rp. 1.182.489.455,25

i. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan September 2019

Pada bulan September 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 62.486,20. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.235,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 62.486,20

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 62.486,20 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 62.486,20

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 62.486,20 x Rp. 14.235,00

= Rp. 889.491.057

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 889.491.057

= Rp. 22.237.276,425

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 889.491.057

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 22.237.276,425


46

Bea Masuk Impor Rp. 889.491.057

Bank/Cash Rp. 1.801.219.390,425

j. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Oktober 2019

Pada bulan Oktober 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 55.701,90. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.178,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 55.701,90

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 55.701,90 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 55.701,90

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 55.701,90 x Rp. 14.178,00

= Rp. 789.741.538,2

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 789.741.538,2

= Rp. 19.743.538,455

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 789.741.538,2

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 19.743.538,455

Bea Masuk Impor Rp. 789.741.538,2

Bank/Cash Rp. 1.599.226.614,855

k. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan November 2019


47

Pada bulan November 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 34.081,11. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.070,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 34.081,11

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 34.081,11 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 34.081,11

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 34.081,11 x Rp. 14.070,00

= Rp. 479.521.217,7

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 479.521.217,7

= Rp. 11.988.030,4425

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 479.521.217,7

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 11.988.030,4425

Bea Masuk Impor Rp. 479.521.217,7

Bank/Cash Rp. 1.801.219.390,425

l. Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 di setor bulan Desember 2019

Pada bulan November 2019 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 15.795,10. Bea Masuk

yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 = Rp. 14.082,00
48

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 15.795,10

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 15.795,10 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 15.975,10

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 15.795,10 x Rp. 14.082,00

= Rp. 222.426.598,20

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 222.426.598,20

= Rp. 5.560.664,955

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 276.770.250

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 6.919.256,25

Bea Masuk Impor Rp. 276.770.250

Bank/Cash Rp. 1.801.219.390,425

2. Perhitungan Nilai Impor Barang dan PPh 22 yang Di Setor PT. Karlita Emas

Tahun 2020

a. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Januari 2020

Pada bulan Januari 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 15.571,70. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 13.847,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 15.571,70
49

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 15.571,70 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 15.571,70

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 15.571,70 x Rp. 13.847,00

= Rp. 215.621.329,9

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 215.621.329,9

= Rp. 5.390.533,2475

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 215.621.329,9

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 5.390.533,2475

Bea Masuk Impor Rp. 215.621.329,9

Bank/Cash Rp. 436.633.193,0475

b. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Februari 2020

Pada bulan Februari 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 35.512,20. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 13.699,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 35.512,20

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 35.512,20 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 35.512,20


50

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 35.512,20 x Rp. 13.699,00

= Rp. 486.481.627,8

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 486.481.627,8

= Rp. 12.162.040,695

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 486.481.627,8

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 12.162.040,695

Bea Masuk Impor Rp. 486.481.627,8

Bank/Cash Rp. 985.125.296,295

c. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Maret 2020

Pada bulan Maret 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 29.394,00. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.572,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 29.394,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 29.394,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 29.394,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 29.394,00 x Rp. 14.572,00

= Rp. 428.329.368

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 428.329.368


51

= Rp. 10.708.234,2

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 428.329.368

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 10.708.234,2

Bea Masuk Impor Rp. 428.329.368

Bank/Cash Rp. 867.366.970,2

d. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan April 2020

Pada bulan April 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 44.626,10. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 16.509,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB) US$ 44.626,10

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 44.626,10 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 44.626,10

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 44.626,10 x Rp. 16.509,00

= Rp. 736.732.284,9

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 736.732.284,9

= Rp. 18.418.307,1225

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 736.732.284,9


52

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 18.418.307,1225

Bea Masuk Impor Rp. 736.732.284,9

Bank/Cash Rp. 1.491.882.876,9225

e. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Mei 2020

Pada bulan Mei 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 43.819,01. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 15.044,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 43.819,01

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 43.819,01 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 43.819,01

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 43.819,01 x Rp. 15.044,00

= Rp. 659.213.186,44

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 659.213.186,44

= Rp. 16.480.329,661

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 659.213.186,44

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 16.480.329,661

Bea Masuk Impor Rp. 659.213.186,44

Bank/Cash Rp. 17.798.756.033,88


53

f. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Juni 2020

Pada bulan Juni 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 307.153,25. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 1.994,67

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 307.153,25

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 307.153,25 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 307.153,25

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 307.153,25 x Rp. 1.994,67

= Rp. 612.669.373,1775

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 612.669.373,1775

= Rp. 15.316.734,3294

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 612.669.373,1775

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 15.316.734,3294

Bea Masuk Impor Rp. 612.669.373,1775

Bank/Cash Rp. 1.240.655.480,6844

g. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Juli 2020
54

Pada bulan Juli 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating dari

china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 46.987,00. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.672,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 46.987,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 46.987,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 46.987,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 46.987,00 x Rp. 14.672,00

= Rp. 689.393.264

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp 689.393.264

= Rp. 17.234.831,6

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 689.393.264

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 17.234.831,6

Bea Masuk Impor Rp. 689.393.264

Bank/Cash Rp. 1.396.021.359,6

h. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Agustus 2020

Pada bulan Agustus 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 46.987,00. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.672,00
55

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 42.542,10

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 42.542,10 US$ 0 +

Nilai Impor US$42.542,10

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 42.542,10 x Rp. 14.829,00

= Rp. 630.856.800,9

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 630.856.800,9

= Rp. 15.771.420,0225

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 630.856.800,9

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 15.771.420,0225

Bea Masuk Impor Rp. 630.856.800,9

Bank/Cash Rp. 1.277.485.021,8225

i. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan September

2020

Pada bulan September 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 50.701,78. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.817,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 50.701,78

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 50.701,78 US$ 0 +


56

Nilai Impor US$ 50.701,78

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 50.701,78 x Rp. 14.817,00

= Rp. 751.248.274,26

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 751.248.274,26

= Rp. 18.781.206,8565

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 751.248.274,26

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 18.781.206,8565

Bea Masuk Impor Rp. 751.248.274,26

Bank/Cash Rp. 1.521.277.755,3765

j. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Oktober 2020

Pada bulan Oktober 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 38.707,71. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.746,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 38.707,71

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 38.707,71 US$ 0 +

Nilai Impor US$

38.707,71

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 38.707,71 x Rp. 14.746,00

= Rp570.783.891,66
57

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 570.783.891,66

= Rp. 14.269.597,2915

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 570.783.891,66

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 14.269.597,2915

Bea Masuk Impor Rp. 570.783.891,66

Bank/Cash Rp. 1.155.837.380,6115

k. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan November

2020

Pada bulan November 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 47.490,00. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.168,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 47.490,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 47.490,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 47.490,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 47.490,00 x Rp. 14.168,00

= Rp672.838.320

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 672.838.320

= Rp. 16.820.958

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang


58

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 672.838.320

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 16.820.958

Bea Masuk Impor Rp. 672.838.320

Bank/Cash Rp. 1.362.497.598

l. Perhitungan Nilai Impor dan PPh Pasal 22 Disetor Bulan Desember 2020

Pada bulan Desember 2020 PT. Karlita Emas melakukan impor Steel Grating

dari china dengan harga Cost Insurance and Freight (CIF)US$ 72.904,00. Bea

Masuk yang dikenakan sebesar 0% nilai kurs pada saat itu adalah US$ 1 =

Rp. 14.168,00

Harga Insurance and Freight (IF) dan Free On Board (FOB)US$ 72.904,00

Pungutan :

Bea Masuk 0% x US$ 72.904,00 US$ 0 +

Nilai Impor US$ 72.904,00

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 22 = US$ 72.904,00x Rp. 14.168,00

= Rp. 1.032.903.872,00

PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 2,5% x Rp. 1.032.903.872,00

= Rp. 25.822.596,8

Pencatatan PPh Pasal 22 atas kegiatan Impor Barang

CIF (Cost, Insurance, and Freight) Rp. 1.032.903.872

Prepaid tax pph pasal 22 Rp. 25.822.596,8

Bea Masuk Impor Rp. 1.032.903.872,00

Bank/Cash Rp. 2.091.630.340,8


59

Tabel III.3

Nilai Impor dan PPh 22 PT. Karlita Emas

Tahun Anggaran 2019 - 2020 (Januari-Desember)

Tahun 2019 Tahun 2020


Nilai Impor PPh 22 Disetor Nilai Impor PPh 22 Disetor
Bulan
Januari US$ 52.950,00 Rp. 18.867.408,75 US$ 15.571,70 Rp. 5.390.533,2475
Februari US$ 62.224,00 Rp. 17.483.699,52 US$ 35.512,20 Rp. 12.162.040,695
Maret US$ 17.581,00 Rp. 6.243.892,15 US$ 29.394,00 Rp. 10.708.234,2

April US$ 52.777,60 Rp. 18.540.770,88 US$ 44.626,10 Rp. 18.418.307,12


Mei US$ 18.145,00 Rp. 6.500.446,25 US$ 43.819,01 Rp. 16.480.329,661
Juni US$ 307.153,25 Rp. 15.316.734,32
Juli US$ 16.342,80 Rp. 5.777.588,37
Juli US$ 19.650,00 Rp. 6.919.256,25 US$ 46.987,00 Rp. 17.234.831,6
Agustus US$ 40.970,00 Rp. 14.598.635,25 US$ 42.542,10 Rp. 15.771.420,02
September US$ 62.486,20 Rp. 22.237.276,42 US$ 50.701,78 Rp. 18.781.206,85
Oktober US$ 55.701,90 Rp. 19.743.538,45 US$ 38.707,71 Rp. 14.269.597,29
November US$ 34.081,11 Rp. 11.988.030,44 US$ 47.490,00 Rp. 16.820.958
Desember US$ 15.975,10 Rp. 5.560.664,955 US$ 72.904,00 Rp. 25.822.596,8
Jumlah US$ 393.182,21 Rp. 154.461.207,685 US$ 775.406,85 Rp. 187.176.798,8035

Tabel 3.3 Nilai Impor dan PPh 22 Tahun 2019-2020


60

Berdasarkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ;

a. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Januari

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Januari Tahun 2019 sebesar US$

52.950,00 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 15.571,70 Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan.hal tersebut

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan Januari

Tahun 2019 sebesar Rp. 18.867.408,75 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.

5.390.533,2475. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada tahun 2020

mengalami penurunan angka, hal tersebut terjadi karena sedikitnya

barang/bahan yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak

pada saat bulan Januari 2020. Namun, nilai impor dan PPh 22 nilai nya

turun, PT. Karlita tetap akan mendapatkan juga keuntungan.

b. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Februari

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Februari Tahun 2019 sebesar US$

62.224,00 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 35.512,20 Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan.hal tersebut

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan Februari

Tahun 2019 sebesar Rp. 18.867.408,75 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.
61

12.162.040,695. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada tahun 2020

mengalami penurunan angka, hal tersebut terjadi karena sedikitnya

barang/bahan yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak

pada saat bulan Februari 2020. Namun, nilai impor dan PPh 22 nilai nya

turun, PT. Karlita tetap akan mendapatkan juga keuntungan.

c. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Maret

Tahun 2019 dan 2020

Analisis capaian nilai impor bulan Maret Tahun 2019 sebesar US$

17.581,00 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 29.394,00 Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami peningkatan hal tersebut

disebabkan karena pembelian barang/bahan yang terlalu banyak pada saat

tahun 2020. Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan

Maret Tahun 2019 sebesar Rp. 6.243.892,15 dan pada tahun 2020 sebesar

Rp. 10.708.234,2. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada bulan Maret

tahun 2020 mengalami peningkatan angka, hal tersebut terjadi karena

banyaknya dan juga perbedaan nilai kurs setiap bulannya yang

mengakibatkan nilai PPh 22 naik/turun. Barang/bahan yang dibeli oleh

PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak pada saat bulan Maret 2020.

d. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor April Tahun

2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan April Tahun 2019 sebesar US$

52.777,60 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 44.626,10 Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan.hal tersebut


62

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan April

Tahun 2019 sebesar Rp. 18.540.770,88 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.

18.418.307,12. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada tahun 2020

mengalami penurunan angka, hal tersebut terjadi karena sedikitnya

barang/bahan yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak

pada saat bulan April 2020.

e. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Mei Tahun

2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Mei Tahun 2019 sebesar US$

18.145,00 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 43.819, Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami peningkatan hal tersebut

disebabkan karena pembelian barang/bahan yang terlalu banyak pada saat

tahun 2020. Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan

Januari Tahun 2019 sebesar Rp. 6.500.446,25 dan pada tahun 2020

sebesar Rp. 16.480.329,661. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada

bulan Maret tahun 2020 mengalami peningkatan angka, hal tersebut

terjadi karena banyaknya dan juga perbedaan nilai kurs setiap bulannya

yang mengakibatkan nilai PPh 22 naik/turun. Barang/bahan yang dibeli

oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak pada saat bulan Mei 2020.
63

f. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Juni Tahun

2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Juli Tahun 2019 sebesar US$

16.342,80 sedangkan pada tahun 2020 bulan Juni sebesar US$

307.153,25, Artinya capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami

peningkatan hal tersebut disebabkan karena pembelian barang/bahan

yang terlalu banyak pada saat tahun 2020. Sedangkan, Analisis capaian

nilai PPh 22 yang disetor bulan Juli Tahun 2019 sebesar Rp.

5.777.588,37 dan pada tahun 2020 bulan Juni sebesar Rp. 15.316.734,32.

Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada bulan Juni tahun 2020 mengalami

peningkatan angka nilai impor dan PPh 22 yang disetor dibandingkan

bulan Juli 2019, hal tersebut terjadi karena banyaknya dan juga

perbedaan nilai kurs setiap bulannya yang mengakibatkan nilai PPh 22

naik/turun. Barang/bahan yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu

banyak pada saat bulan Juni 2020. Dan disini peneliti membandingkan

nilai impor dan PPh 22 bulan Juli 2019 dan bulan Juni 2020, di tahun

2019 bulan Juni tidak melakukan impor barang, tetapi di bulan Juli

melakukan impor barang 2 kali. Jadi, peneli membandingkannya dengan

bulan Juni 2020 dengan bulan Juli pertama 2019.

g. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Juli Tahun

2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Juli kedua Tahun 2019 sebesar US$

19.650,00, sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 46.987,00, Artinya


64

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan. Hal tersebut

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan Juli kedua

Tahun 2019 sebesar Rp. 6.919.256,25 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.

17.234.831,6. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada bulan Juni tahun

2020 mengalami peningkatan angka nilai impor dan PPh 22 yang disetor

dibandingkan bulan Juli kedua 2019, hal tersebut terjadi karena

banyaknya dan juga perbedaan nilai kurs setiap bulannya yang

mengakibatkan nilai PPh 22 naik/turun. Barang/bahan yang dibeli oleh

PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak pada saat bulan Juli 2020.

h. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Agustus

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Januari Tahun 2019 sebesar US$

40.970,00, sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 42.542,10, Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami peningkatan hal tersebut

disebabkan karena pembelian barang/bahan yang terlalu banyak pada saat

tahun 2020. Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan

Agustus Tahun 2019 sebesar Rp. 14.598.635,25 dan pada bulan Agustus

tahun 2020 sebesar Rp. 15.771.420,02. Artinya nilai PPh 22 yang disetor

pada bulan Agustus tahun 2020 mengalami peningkatan angka nilai

impor dan PPh 22 yang disetor dibandingkan bulan Agustus tahun 2019,

hal tersebut terjadi karena banyaknya dan juga perbedaan nilai kurs setiap

bulannya yang mengakibatkan nilai PPh 22 naik/turun. Barang/bahan


65

yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak pada saat bulan

Agustus 2020.

i. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan September

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan September Tahun 2019 sebesar US$

62.486,20 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 50.701,78. Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan.hal tersebut

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan Januari

Tahun 2019 sebesar Rp.22.237.276,42 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.

18.781.206,85. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada tahun 2020

mengalami penurunan angka, hal tersebut terjadi karena sedikitnya

barang/bahan yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak

pada saat bulan September 2020. Namun, nilai impor dan PPh 22 nilai

nya turun, PT. Karlita tetap akan mendapatkan juga keuntungan.

j. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Oktober

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Oktober Tahun 2019 sebesar US$

55.701,90 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 38.707,71,. Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan. Hal tersebut

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan Oktober

Tahun 2019 sebesar Rp.19.743.538,45 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.
66

14.269.597,29. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada tahun 2020

mengalami penurunan angka, hal tersebut terjadi karena sedikitnya

barang/bahan yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak

pada saat bulan Oktober 2020. Namun, nilai impor dan PPh 22 nilai nya

turun, PT. Karlita tetap akan mendapatkan juga keuntungan.

k. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan November

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Januari Tahun 2019 sebesar US$

34.081,11 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 47.490,00, Artinya

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami penurunan.hal tersebut

disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat tahun 2020.

Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan November

Tahun 2019 sebesar Rp. 11.988.030,44 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.

16.820.958. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada bulan November

tahun 2020 mengalami peningkatan angka nilai impor dan PPh 22 yang

disetor dibandingkan bulan November tahun 2019, hal tersebut terjadi

karena banyaknya dan juga perbedaan nilai kurs setiap bulannya yang

mengakibatkan nilai PPh 22 naik/turun. Barang/bahan yang dibeli oleh

PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak pada saat bulan November 2020.

l. Analisis Capaian Nilai Impor dan PPh 21 yang Disetor Bulan Desember

Tahun 2019-2020

Analisis capaian nilai impor bulan Desember Tahun 2019 sebesar US$

15.975,10 sedangkan pada tahun 2020 sebesar US$ 72.904,00, Artinya


67

capaian nilai impor pada tahun 2020 mengalami peningkatan. Hal

tersebut disebabkan karena pembelian yang terlalu sedikit pada saat

tahun 2020. Sedangkan, Analisis capaian nilai PPh 22 yang disetor bulan

Desember Tahun 2019 sebesar Rp. 5.550.664,955 dan pada tahun 2020

sebesar Rp. 25.822.596,8. Artinya nilai PPh 22 yang disetor pada bulan

November tahun 2020 mengalami peningkatan angka nilai impor dan

PPh 22 yang disetor dibandingkan bulan Desember tahun 2019, hal

tersebut terjadi karena banyaknya dan juga perbedaan nilai kurs setiap

bulannya yang mengakibatkan nilai PPh 22 naik/turun. Barang/bahan

yang dibeli oleh PT. Karlita Emas tidak terlalu banyak pada saat bulan

Desember 2020.

Berdasarkan Tabel III.3 dapat dilihat bahwa peningkatan maupun

penurunan penerimaan nilai impor dan PPh 22 yang disetor selalu diikuti

dengan peningkatan maupun penurunan pajak impor secara keseluruhan. Hal

ini dikarenakan barang impor yang dibeli dan nilai kurs terhadap harga

barang selalu berubah-ubah tiap bulan jika dibandingkan dengan komponen

PPh 22 yang disetor.

Sesuai dengan perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 yang disetor

pada Tabel III.2 s/d Tabel III.3 di atas dapat diketahui bahwa, setiap tahunnya

selama tahun 2019 – 2020 Nilai Impor dan PPh 22 yang disetor cukup besar

terhadap harga barang impor nya, Nilai Impor dan PPh 22 yang disetor adalah

yang paling penting untuk barang yang diimpor, dapat dilihat pada Tabel III.3

di atas bahwa pada setiap tahunnya Nilai Impor dan PPh 22 yang disetor
68

cukup besar bagi Barang yang di Impor tetapi bersifat fluktuatif yaitu

mengalami kenaikan serta penurunan setiap tahunnya. Berdasarkan analisis

tingkat Nilai Impor dan PPh 22 terhadap Barang yang di Impor di PT Karlita

Emas tahun 2019 – 2020 menunjukkan bahwa pada Tahun 2019 Nilai Impor

dan PPh 22 yang disetor memberikan kontribusi terendah pada sebesar US$

393.182,21 untuk nilai impor keseluruhan tahun 2019, Rp. 154.461.207,685

untuk nilai PPh 22 yang disetor tahun 2019 dan kontribusi tertinggi terjadi

pada Tahun 2020 sebesar US$ 775.406,85 untuk nilai imporn keseluruhan

tahun 2020, Rp. 187.176.798,8035 untuk nilai PPh 22 yang disetor tahun

2020 secara keseluruhan.


BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Penelitian Analisis Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 yang Disetor Terhadap Barang

Impor dan Pajak PPh 22 pada PT. Karlita Emas Tahun Anggaran 2019-2020 merupakan

penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan

studi dokumentasi. Dari pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis dalam Tugas

Akhir ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses penyetoran transaksi yang berhubungan dengan PPh pasal 22 dalam hal ini

penyetoran dilaukan bersumber dari dokumen pemberitahuan impor (PIB) dimana

saat diterbitkanya PIB maka wajib pajak atau importir harus segera membayar

pajak dan menyerahkan dokumen PIB serta dokumen pelengkap paben lainnya

seperti packing list, invoice dan airway bill dalam jangka waktu 1(satu) hari.

2. Prosedur perhitungan PPh Pasal 22 atas barang impor didasari oleh penggunaan

Angka Pengenal Impor (API) maupun yang tidak memakai Angka Pengenal Impor

(Non API) dan penetapan tarif bea masuk didasarkan pada jenis barang dengan

menggunakan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) .

3. Prosedur pelaporan penerimaan pajak PPh 22 pada PT. Karlita Emas disajikan

dalam bentuk laporan pada bulan yang berjalan dan dilaporkan setiap tanggal yang

berbeda pada bulan berikutnya.

4. Dari hasil penelitian diketahui bahwa capaian target perhituangn nilai impor dan

PPh 22 yang disetor tahun 2019 capaian target penerimaan nilai impor mengalami

61
62

5. Penurunan sebesar US$ 393.182,21, sedangkan PPh 22 yang disetor sebesar Rp.

154.461.207,685. Pada tahun 2020 adanya peningkatan sebesar US$ 775.406,85

untuk keseluruhan nilai impor, sedangkan PPh 22 yang disetor sebesar Rp.

187.176.798,8035 untuk tahun 2020.

6. Bahwa adanya nilai impor dan PPh 22 yang disetor dapat meningkatkan

Pendapatan PT Karlita Emas, hal ini menyebabkan angka Insurance and Freight

(IF) dan Free On Board (FOB) serta Nilai Kurs yang berfluktuasi sejalan dengan

fluktuasi yang terjadi pada Nilai Impor dan PPh 22 yang Disetor.

4.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas sebagai masukan, penulis mengajukan saran untuk

Perhitungan Nilai Impor dan PPh 22 yang disetor:

1. Perusahaan dapat melakukan cara untuk permasalahan cek dokumen impor

selain staff purchasing mengisi form kelengkapan adalah form tersebut dapat

dicek kembali oleh kepala purchasing dan ditandatangani sebagai bukti dokumen

tersebut sudah benar dan lengkap sebelum diberikan kepada pihak Freight

Forwarding. Perusahaan juga dapat melakukan training atau pelatihan dalam

bidang impor bagi para staff purchasing impor agar dapat lebih paham mengenai

dokumen impor ataupun proses impor.

2. Karyawan PT. Karlita Emas sebaiknya melakukan pemeriksaan yang sekiranya

memiliki potensi sebagai sumber Pengeluaran Impor baik dari Nilai Impor dan

PPh 22 yang disetor.


DAFTAR PUSTAKA

Arbi, H. . S. (2004). Petunjuk Praktis Perdagangan Luar Negeri. BPFE.

Matheus, Reza Sondakh. 2013. Evaluasi Perhitungan dan Pelaporan Pajak PPh

Pasal 22 atas Impor Barang. Jurnal EMBA. Vol. 1 No.3

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1841/1452. Diakses 9

April 2016. Hal. 419-426

Purba, R. (1983). Pengetahuan Perdagangan Luar Negeri Indonesia.

Pustaka Dian.

Purnamawati, A. (2013). Dasar-Dasar Ekspor Impor. Sinar Grafindo.

Sasono, H. B. (2012). Manajemen Pelabuhan dan Realisasi Ekspor Impor. CV.

Andi Offset.

Susilo, A. (2008). Buku Pintar Eskpor-Impor. Trans Media Pustaka.

Tandjung, M. (2011). Aspek dan Prosedur Ekspor Impor. Salemba Empat

64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata Mahasiswa

NIM : 62180036

Nama Lengkap : Asti Parastika

Tempat / Tanggal Lahir : Bima , 18 Januari 2000

Alamat Lengkap : Komplek Asrama Yon Ang Air


Jl.Ananta 1 No. Gk 14 Rt/Rw 006/002 Kel.Semper Barat
Kec.Cilincing Jakarta Utara.
II. Pendidikan

a. Formal

1. SD Negeri 15 Jakarta, lulus tahun 2012


2. SMP Negeri 123 Jakarta , lulus tahun 2015
3. SMA Negeri 92 Jakarta , lulus tahun 2018

III. Riwayat Pengalaman berorganisasi

1. Pencak Silat Bima Sakti Jakarta Utara


2. Tim Basket Putri SMAN 92 Jakarta Utara
3. Tim Volly Putri Komplek Asrama Yon Ang Air , Jakarta Utara
4. Tim Basket Putri Komplek Asrama Yon Ang Air , Jakarta Utara.

Jakarta , 1 Juli 2020

Asti Parastika

65
SURAT KETERANGAN PKL

66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A. 1 Hasil Wawancara

67
68
Lampiran A. 2 Billing DJBC PT. Karlita Emas

69
Lampiran A. 3 PIB PT. Karlita Emas

70
Lampiran A. 4 Rekapan PPh 22 Impor Tahun 2019

71
Lampiran A. 5 Rekapan PPh 22 Impor Tahun 2020

72

Anda mungkin juga menyukai