Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh :
FITRI WIANDARI
2001105165
Jaka Santosa
Akademi Manajemen Informatika Bina Sarana informatika Bekasi
E-mail : jaka.jos@bsi.ac.id
ABSTRACT
Human Resources is an indispensable asset for managing both government and private organizations.
The existence of giving motivation to work in such a way to employees is expected to improve the spirit
and performance of employees. To be able to know the effect of work motivation on employee
performance at Kantor Kelurahan Jatirasa Kota Bekasi author using observation, interview,
questionnaire and literature study. The author distributes questionnaires to 34 respondents, and then the
data is processed using SPSS version 20.0. Based on the calculation of product moment correlation
coefficient obtained results of 0.751, where the number of scores indicates the strength of the relationship
between work motivation on employee performance. From the calculation of the coefficient of
determination can be seen that the work motivation affect employee performance of 56.4% and seen from
the regression equation formed Y = 4.906 + 0.833X. This indicates that there is a positive and significant
influence between work motivation on employee performance. Based on the results of research, it is
necessary to increase the maximum work motivation to improve employee performance.
I. PENDAHULUAN
Melaksanaan tugas dan pekerjaan adalah merupakan kewajiban bagi semua pegawai/karyawan
suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta. Tujuan pelaksanakan tugas dan kewajiban tersebut
adalah untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan maka setiap organisasi harus
mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-
masing.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam suatu organisasi maka dibutuhkan motivasi kerja di
kalangan pegawai. Adanya pemberian motivasi kerja sedemikian rupa kepada pegawai diharapkan
mampu meningkatkan semangat dan bekerja lebih giat lagi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang
dapat mendukung tercapainya kinerja yang maksimal, karena motivasi adalah keadaan intern diri
seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada sasaran tertentu.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama dalam sumber daya manusia aparatur negara
mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
baik pembangunan fisik, maupun non fisik. Kelurahan Jatirasa kota Bekasi merupakan instansi
pemerintahan yang berpedoman pada kebijakan pemerintah pusat dan peraturan perundang-undangan
e-issn : 2614-3747 91
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
yang berlaku, dan ditunjang dengan keberadaan berbagai sumber daya, baik sumber daya dana yang besar
dan sumber daya manusia yang mumpuni serta kewenangan yang luas dalam otonomi daerah.
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat yang efektif dan efisien, maka
dibutuhkan kinerja prima dari penyelenggara pelayanan publik. Dalam mencapai kinerja prima, maka
dibutuhkan adanya integritas, profesional, netral dan bebas dari tekanan apapun, dan bersih dari praktik
KKN pada setiap penyelenggara pelayanan publik. Sehingga penyelenggara pelayanan publik mampu
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan” atau daya penggerak. Motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya,
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya
(Sondang Siagian, 2003). Motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang yang menyebabakan orang
tersebut melakukan tindakan (Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2006 ).
Motivasi adalah sekelompok faktor yang menyebabkan individu berperilaku dalam cara-cara
tertentu (Grifin, 2003). Motivasi merujuk pada kekuatan-kekuatan internal dan eksternal seseorang yang
membangkitkan antusiasme dan perlawanan untuk melakukan serangkaian tindakan tertentu. Motivasi
karyawan mempengaruhi kinerja, dan sebagian tugas seorang manajer adalah menyalurkan motivasi
menuju pencapaian tujuan-tujuan organisasional.
Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow
1) Kebutuhan Fisiologis
2) Kebutuhan Rasa Aman
3) Kebutuhan Sosial
4) Kebutuhan Penghargaan
5) Kebutuhan Aktualisasi diri
e-issn : 2614-3747 92
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
Sebagaimana yang ditulis oleh A. Manullang dan Marihot Manullang (2004) dari pendapat
Peterson dan Plowman menyatakan bahwa orang mau bekerja dikarenakan faktor-faktor berikut ini :
1) Keinginan untuk hidup, merupakan kegiatan utama dari setiap orang, manusia untuk dapat
melanjutkan hidupnya.
2) Keinginan untuk suatu posisi, dengan memiliki sesuatu yang merupakan keinginan manusia mau
bekerja.
3) Keinginan akan kekuasaan, merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki
yang mendorong orang mau bekerja.
4) Keinginan akan pengakuan, penghormatan dan status sosial merupakan jenis terakhir dari
kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja.
B. Pengertian Kinerja
Kinerja pegawai merupakan istilah yang berasal dari kata job performance atau prestasi kerja
merupakan suatu usaha yang diperoleh oleh seorang pegawai dari kemampuan yang dimilikinya terhadap
suatu tugas atau pekerjaan yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut dengan baik, dan prestasi kerja
tersebut adalah hasil dari penilaian / pengukuran oleh perusahaan dimana memuat beberapa kriteria
terhadap pegawai yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.
Hasibuan (2001) menyatakan bahwa kinerja adalah sesuatu hasil karya yang dapat dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Sedangkan Sadili Samsudin (2006) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas
yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-
batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Lebih lanjut T. Hani Handoko (2001) mendefinisikan prestasi kerja sebagai proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai. Kegiatan ini dapat memperbaiki
keputusan-keputusan memberikan umpan balik kepada pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka.
e-issn : 2614-3747 93
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
10) Hasil penilaian kinerja (performance appraisal) pegawai dapat memperbaiki keputusan-keputusan
personalia dan memberikan umpan balik pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka.
Kinerja Pegawai
Motivasi Kerja
H1 (Y)
(X)
Penetitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisa deskriptif dengan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran dibantu dengan bantuan program aplikasi SPSS 20.0. Data
dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan studi pustaka.
A. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas Motivasi Kerja (X) dan variabel
terikat Kinerja Pegawai (Y). Variabel Motivasi Kerja (X) menggunakan indikator : kebutuhan fisiologi,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri (Maslow
e-issn : 2614-3747 94
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
dalam Hasibuan 2008:149) Sedangkan variabel Kinerja Pegawai (Y) menggunakan indikator : kualitas
kerja, kuantitas kerja, waktu produksi, efektifitas, kemandirian, komitmen kerja (Bernardin dalam
Robbins, 2003)
Jawaban Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2016:93)
A. Data Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian melalui angket kuesioner yang disebarkan,
didapatkan data karakteristik responden yang tercantum dalam tabel
e-issn : 2614-3747 95
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin laki –
laki sebayak 22 responden dengan prosentase sebanyak 65%, sedangkan jumlah responden dengan jenis
kelamin wanita sebanyak 12 responden dengan prosentase sebanyak 35%.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan usia 20 – 30 tahun
sebanyak 12 responden dengan prosentase 35%, sedangkan jumlah responden dengan usia 31 – 40 tahun
sebanyak 13 responden dengan prosentase 38%, dan jumlah responden dengan usia diatas 40 tahun
sebanyak 9 responden dengan prosentasi sebanyak 27%.
2. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas variabel Motivasi kerja (X) dapat dijelaskan pada tabel 6 sebagai berikut
Reliability Statistics
.910 10
e-issn : 2614-3747 96
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
N %
Valid 34 58.6
Total 58 100.0
procedure.
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Berdasarkan tabel 6 nilai alpha cronbach 0,81 s/d 1,00 berarti sangar reliabel. Dari hasil yang
didapat pada variabel Motivasi kerja (X) adalah 0,910 maka hasilnya adalah sangat reliabel artinya
penelitian ini dapat dilanjutkan.
Tabel 7 Reliabilitas variabel Y
Reliability Statistics
.936 10
N %
Valid 34 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
Berdasarkan tabel 7 nilai alpha cronbach 0,81 s/d 1,00 berarti sangat reliabel. Dari hasil yang
didapat pada variabel Kinerja Pegawai (Y) adalah 0,936 maka hasilnya adalah sangat reliabel artinya
penelitian ini dapat dilanjutkan.
e-issn : 2614-3747 97
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan senilai 0,000<0,05 maka
keputusannya H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai.
N 34 34
**
Pearson Correlation .751 1
N 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data penelitian yang diolah
Berdasarkan pada tabel 9 diatas koefisien korelasi dapat diketahui bahwa nilai R sebesar 0,751,
dapat diartikan bahaw hubungan motivasi kerja dan kinerja pegawai memiliki hubungan yang kuat searah
karena bernilai positif.
Berdasarkan pada tabel 10 Model Summary dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,564
atau 56,4% artinya kinerja pegawai dipengaruhi oleh motivasi kerja, sisanya 43,6% dipengaruhi oleh
faktor lain.
e-issn : 2614-3747 98
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan senilai 0,000<0,05 keputusannya
adalah H0 ditolak, H1 diterima, maka kesimpulannya adalah persamaan regresi signifikan sehingga
persamaan regresinya adalah
Y = 4,906 + 0,833X
Dimana:
Y = Kinerja Pegawai
X = Motivasi Karyawan
Artinya jika X = 0 atau tanpa ada motivasi kerja maka kinerja pegawai sebesar 4,906
Dan jika X naik 1 angka atau setiap kenaikan motivasi kerja sebesar 1 maka akan menaikkan kinerja
pegawai sebesar 5,739
Hipotesis
H0 : Motivasi Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
H1 : Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
Kriteria pengujian
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
T tabel dengan signifikan 0,05 / 2 = 0,025 dan derajat kebebasan df = 34 -2 = 32, hasil yang diperoleh
sebesar 2,037. Nilai t hitun (6,433) > t tabel (2,037) maka H0 di tolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kineja pegawai pada kantor Kelurahan Jatirasa
Kota Bekasi. Nilai koefisien B positif, artinya jika motivasi kerja naik maka kineja pegawai juga naik.
Pengujian bedasarkan signifikansi:
Dari hasil output SPSS 20.0 pada tabel 11 di dapat nilai signifikansi 0,000<0,05, maka hasilnya
adalah H0 di tolak maka H1 diterima. Jadi kesimpulan akhirnya bahwa motivasi kerja berpengaruh positif
terhadap kineja pegawai pada KantorKelurahan Jatirasa Kota Bekasi.
e-issn : 2614-3747 99
Managerial – Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen
Vol. 1 No. 1 2018
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisis data statistik dari kuesioner
yang disebarkan, observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor
kelurahan Jatirasa kota Bekasi sebesar 0,751 dan termasuk dalam katagori kuat setelah di hitung
dengan menggunakan rumus koefisien korelasi.
2. Berdasarkan dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20.0 diperoleh R Square sebesar 0,564.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pada kantor Kelurahan Jatirasa Kota Bekasi sebesar 56,4 % dan sisanya 43,6% dipengaruhi oleh
faktor lain.
3. Berdasarkan perhitungan analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y = 4,906 +
0,833X yang menunjukkan bahwa tanpa adanya motivasi kerja, maka kinerja pegawai sebesar
4,906 dan jika X naik 1 (satu) atau motivasi kerja dinaikkan sebesar 1 (satu) maka akan
menaikkan kenerja pegawai sebesar 5,739
5W + 1H
1. What?
Analisa Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan Jati Rasa
Kota Bekasi
2. Who?
Penelitian dilakukan oleh Jaka Santosa Mahsiswa Jurusan Manajemen Informatika Bina Sarana
Informatika Bekasi
4. Why?
Karena untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam suatu organisasi maka dibutuhkan motivasi
kerja di kalangan pegawai. Adanya pemberian motivasi kerja sedemikian rupa kepada pegawai
diharapkan mampu meningkatkan semangat dan bekerja lebih giat lagi. Motivasi merupakan salah
satu faktor yang dapat mendukung tercapainya kinerja yang maksimal, karena motivasi adalah
keadaan intern diri seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada
sasaran tertentu.
5. How?
1. Berdasarkan dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20.0 diperoleh R Square sebesar
0,564. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai pada kantor Kelurahan Jatirasa Kota Bekasi sebesar 56,4 % dan sisanya 43,6%
dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Berdasarkan perhitungan analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y = 4,906 +
0,833X yang menunjukkan bahwa tanpa adanya motivasi kerja, maka kinerja pegawai sebesar
4,906 dan jika X naik 1 (satu) atau motivasi kerja dinaikkan sebesar 1 (satu) maka akan
menaikkan kenerja pegawai sebesar 5,739
DAFTAR PUSTAKA
A.Griffin, Emory. 2003. A First Look at Communication Theory. Fifth Edition. Boston: McGraw-Hill
As'ad, Moh, 2001. Psikologi Industri, Liberty, Yogyakarta.
Hani Handoko, 2001, “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, BPFE, Yogyakarta
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Husein Umar, 2005, Riset Sumber daya manusia dalam organisasi, Gramedia, Jakarta.
Manullang, Marihot AMHManullang. 2004.Maanajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Cetakan
Keenam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Reksohadiprodjo, Soekanto, dan Hani Handoko, 1996, Organisasi Perusahaan: Teori, Struktur dan
Perilaku, Yogyakarta, BPFE.
Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2006, Human Resources Management. Alih Bahasa Jakarta :
Salemba Empat.
Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2006, Human Resources Management. Alih Bahasa Jakarta :
Salemba Empat.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Index. Jakarta
Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2006, Metode PenelitianBisnis , Alfabeta, Bandung.
Triton PB, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Tugu Publisher,Yoyagkarta.
Teguh Wahyono 2012. Analisis Mudah Statistik dengan SPSS 20.0. Elek Media Koputindo
Veithzel Rivai, 2003, “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan”, Murai Kencana, Jakarta.