Anda di halaman 1dari 9

As-Syifaa Vol 05 (01) : Hal.

103-111, Juli 2013


ISSN : 2085-4714

GAMBARAN URINALISA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DAN RAWAT


JALAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI

Tadjuddin Naid, Fitriani Mangarengi, Nursina

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar


Email : tadjuddinnaid@yahoo.co.id

ABSTRACT

A research has been done about urinalysis profile on patient hypertension


inpatient and outpatient at Labuang Baji Hospital was performed. The aim of this
research was to determine urinalysis profile on hypertension patient. This research is
an descriptive study with cross sectional method with total amount of sample was 30
samples. The research result showed that hypertension patient who have
hypertension grade 1 found on 23 (76.7%) people and there were 7 (23.3%) people
who have hypertension grade II with urinalysis profile as the following, the most
numerous age groups were 46-50 years old (50.0%), where females (66.7%) most
numerous than males (33.3%) and the most numerous hypertension grade I found
on inpatient (84.2%) than the outpatient (63.6%) and most numerous hypertension
grade II found on inpatient (36.4%) than outpatient (15.8%). Urinalysis profile in
hypertension grade I almost same with hypertension grade II but there was
difference profile in hypertension grade II such as protein, ascorbic acid increase
compared hypertension grade I.

Key words: Urinalysis, hypertension, glucose, protein, ascorbic acid

PENDAHULUAN 957-987 juta orang. Tahun 2025


Hipertensi adalah peningkatan jumlahnya akan meningkat menjadi
tekanan darah dimana tekanan sistolik 1,5 milyar orang atau 60 % dari
≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ populasi jumlah penduduk dewasa
90 mmHg. Hipertensi sering kali dunia, apabila usaha-usaha
disebut silent killer karena termasuk pencegahan terhadap hipertensi tidak
penyakit yang mematikan, sering dilakukan sedini mungkin (1).
tanpa gejala, kalaupun ada gejala Hipertensi menjadi masalah
tersebut seringkali di anggap sebagai kesehatan yang serius, karena jika
gangguan biasa (1,2). tidak terkendali akan berkembang dan
Perkembangan hipertensi dari menimbulkan komplikasi, seperti
tahun ke tahun mengalami stroke, penyakit jantung, gagal ginjal.
peningkatan.Tahun 2000 pasien Komplikasi tersebut sering dirujuk
hipertensi di dunia mencapai jumlah sebagai kerusakan akhir organ tubuh,

103
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

untuk itu monitoring tekanan darah Tes laboratorium bertujuan


tinggi sangat penting dilakukan secara membantu menentukan penyakit atau
rutin dan berkelanjutan (2). diagnosis, membantu prognosis,
Tekanan darah dipengaruhi memantau perjalanan penyakit atau
oleh cardiac output (curah jantung) memonitor pengobatan dengan cara
yaitu volume darah yang dipompakan pemeriksaan spesimen atau sampel
oleh tiap-tiap ventrikel kiri menuju dari pasien. Salah satu tes yang
aorta per menit. Ketika seseorang dilakukan adalah urinalisis atau
mengalami stres, cortex otak akan analisa urin ( 4 ).
memerintahkan hypothalamus untuk Urinalisis adalah tes yang
mempengaruhi vasomotor pada dilakukan pada sampel urin pasien untuk

medulla oblongata untuk mengatur tujuan diagnosis dan evaluasi berbagai


jenis penyakit ginjal, memantau
diameter arteriol. Hal ini akan memicu
perkembangan penyakit seperti diabetes
sistem syaraf simpatis sehingga terjadi
dan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
vasokontriksi dengan menaikkan curah
skrining terhadap status kesehatan umum.
jantung sehingga tekanan darah
(4,5)
meningkat (1).
Urin berasal dari darah atau
Protein didalam urin
plasma yang mengalami filtrasi oleh
(proteinuria) merefleksikan kerusakan
glomerulus kemudian disekresi,
ginjal. Gagal ginjal dapat terjadi karena
diabsorbsi dan dieksresi melalui
kerusakan progresif akibat tekanan
saluran kemih. Berdasarkan uraian di
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
atas maka akan dilakukan penelitian
glomerulus. Dengan rusaknya
dengan rumusan masalah adalah
glomerulus, darah akan mengalir
bagaimanakah gambaran urin pasien
keunit-unit fungsional ginjal, nefron
hipertensi . Tujuan penelitian adalah
akan terganggu dan dapat berlanjut
untuk mengetahui gambaran urin pada
menjadi hipoksia dan kematian.
pasien hipertensi yang rawat inap dan
Dengan rusaknya membran
rawat jalan. Manfaat dari penelitian ini
glomerulus, protein akan keluar
diharapkan dapat menambah
melalui urin sehingga tekanan osmotik
informasi ilmiah mengenai gambaran
koloid plasma berkurang,
urin pada pasien hipertensi. Dapat
menyebabkan edema yang sering
membantu dalam memfollow up
dijumpai pada hipertensi kronik ( 3 ).
penyakit hipertensi.

104
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

METODOLOGI PENELITIAN P = Proporsi atau keadaan yang


A. Desain Penelitian akan dicari (dari pustaka)
Penelitian ini merupakan atau perkiraan proporsi
studi analitik deskriftif dengan penyakit/efek pada populasi
pendekatan croos sectional dari peneliti sebelumnya. P :
terhadap spesimen urin penderita 0,09
hipertensi. Q = 1 - P ( 0,91 )
B. Tempat Penelitian : d = Tingkat ketepatan absolut
Penelitian dilakukan di yang dikehendaki = 0,1
Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Jumlah sampel minimal dalam
C. Populasi dan Perkiraan Besar penelitian ini:
Sampel a2
n
Populasi sampel adalah d2
penderita penyakit hipertensi yang (1, 6)2 . (0,0 ).(0, 1)
n=
rawat inap dan rawat jalan di (0,1)2
Rumah Sakit Labuang Baji n = 31,4 ; dibulatkan menjadi 30
Makassar. Sampel adalah semua sampel
populasi terjangkau yang D. Kriteria Sampel
memenuhi kriteria penelitian di a. Kriteria Inklusi
Rumah Sakit Labuang Baji 1. Subjek penelitian ini adalah
Makssar. Besar sampel pasien yang memeriksakan
diperkirakan dengan Rumus (8): urinnya di Laboratorium RSU
a2 Labuang Baji Makassar dan
n
d2 didiagnosa oleh dokter
Keterangan : sebagai penderita Hipertensi
n = Besar sampel 2. Mengajukan permintaan tes
zα = Deviat baku normal untuk urin.
tingkat kemaknaan, α 3. Penderita hipertensi Usia
(ditetapkan). Nilai α ini dipilih dewasa baik laki-laki maupun
sesuai dengan IK yang wanita.
diinginkan, bila IK 95% b. Kriteria Eksklusi
berarti α= 0,05, sehingga zα= 1. Penderita wanita yang
1,96. sedang mengalami
menstruasi.
105
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

2. Penderita wanita yang c. Pasien menjalani


sedang hamil. pemeriksaan laboratorium
E. Alat dan Bahan Penelitian dengan sampel urin
Alat-alat yag digunakan d. Pengumpulan spesimen urin
dalam penelitian ini adalah Urine 1) Tangan di cuci
analizer, Tabung reaksi, Kertas menggunakan sabun
tissue, Rak tabung, pipet tetes, kemudian dikeringkan
lampu spiritus. Adapun bahan- dengan handuk atau
bahan yang digunakan adalah tissu
reagen strip test : Uriscan strip 2) Urin dikeluarkan, aliran
reagen, dan sampel yang yang pertama dibuang,
digunakan : urin sewaktu. aliran selanjutnya
F. Prosedur Penelitian ditampung dalam wadah
1. Alokasi subjek. yang sudah
Penelitian dilakukan pada disiapkankan
semua sampel yang telah 3) Urin selesai ditampung
didiagnosis memiliki tekanan sebelum aliran urin
darah di atas nilai normal ( habis.
>140/90 mmHg ) yang memiliki G. Pemeriksaan Urin
kriteria sampel yang melakukan 1. Metode carik celup
pemeriksaan dirumah sakit a. Prinsip :
Labuang Baji. Sampel di dalam
2. Cara penelitian tabung akan bereaksi,
a. Melakukan pencatatan setelah pada permukaan
identitas pasien yang strip urine yang telah dilapisi
memenuhi kriteria sampel kertas sellusosa berupa
dan memberikan penjelasan adanya perubahan warna
lengkap mengenai hal apa pada masing-masing
saja yang akan dilakukan parameter, selanjutnya akan
terhadap mereka. dianalisa pada alat Uriscan
b. Pasien menjalani Pro S-300
pemeriksaan tekanan darah b. Cara kerja :
dengan spgymomanometer. Tes dilakukan dengan
alat automatik Uriscan Pro
106
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

S-300. Data pasien berupa HASIL PENELITIAN


nama dan no pemeriksaan Penelitian telah dilaksanakan di
dituliskan di wadah yang Laboratorium RSUD Labuang Baji
telah disiapkan. Kemudian Makassar pada tanggal 12 Maret
On-kan alat urin analyzer. sampai dengan tanggal 9 April 2012.
Selanjutnya Uriscan strip Subjek penelitian yaitu adalah pasien
reagen dicelupkan ke dalam Hipertensi rawat inap dan rawat jalan
urin selama ± 1 menit, di RSUD Labuang Baji Makassar
Rembesan urin dibersihkan dengan permintaan tes urin dengan
dengan kertas tissu. Strip jumlah sampel sebanyak 30 orang
diletakkan pada chamber dengan rentang usia pasien 46 – 66
alat urin analyzer. Proses tahun. Terdapat jumlah pasien rawat
identifikasi berlangsung dan inap 11 orang dan pasien rawat jalan
hasil akan keluar melalui 19 orang.
print out.
Tabel 1. Data dasar penelitian pasien Hipertensi di RSUD Labuang Baji Makassar
Parameter Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 33,3
Perempuan 20 66,7

Umur
46-50 tahun 15 50,0
51-55 tahun 8 26,7
56-60 tahun 5 16,7
>60 tahun 2 6,7
Tekanan Darah
Hipertensi tingkat I (140-159 /90-99) 23 76,7
Hipertensi tingkat II ( ≥160 / ≥ 100 ) 7 23,3
Perawatan
Rawat Inap 11 36,7
Rawat Jalan 19 63,3

Dari tabel diatas menunjukkan umur 51-55 tahun sebanyak 8 orang


bahwa dari 30 sampel penelitian (26,7 %), untuk umur antara 56-60
didapatkan jumlah laki-laki sebanyak tahun sebanyak 5 orang (16,7 %) dan
10 orang (33,3 %) dan perempuan 20 untuk umur >60 tahun sebanyak 2
orang (66,7 %). Untuk umur terbanyak orang (6,7 %). Untuk pemeriksaan
ditemukan pada umur 46- 50 tahun tekanan darah di dapatkan yang
yaitu 15 orang (50,0 %), kemudian mengalami hipertensi tingkat I

107
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

sebanyak 23 orang (76,7%) dan orang (36,7%) dan rawat jalan 19


hipertensi tingkat II 7 orang ( 23,3%). orang (63,3%).
Untuk sampel rawat inap sebanyak 11
Tabel 2. Karakteristik penelitian Hipertensi di RSUD Labuang Baji

Hipertensi
Hipertensi tingkat I N ( % ) Hipertensi tingkat II N ( % )
Perawatan
Rawat Inap 7 ( 63,6 ) 4 ( 36, 4)
Rawat jalan 16 ( 84,2 ) 3 ( 15,8)
Umur
46 – 50 tahun 13 ( 86,7) 2 ( 13,3 )
51 – 55 tahun 7 ( 87,5 ) 1 ( 12,5)
56 – 60 tahun 2 ( 40,0) 3 ( 60,0)
> 60 tahun 1 ( 50,0) 1 ( 50,0 )
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 (34,8%) 2 ( 28,6%)
Perempuan 15 (65,2%) 5 (71,4%)

Tabel 3. Hasil Tes urinalisa pasien hipertensi di RSUD Labuang Baji Makassar

Parameter Nilai
Hipertensi tingkat I Hipertensi tingkat II
Eritrosit Negative Negatif
Bilirubin Negatif Negative
Urobilinogen Normal Normal
Keton Negative Negative
Protein ± 10 - +30 mg/dl +2 ( 100 mg/dl)
Nitrit Negative Negative
Glukosa Negative +2 (100mg/dl ) – +4 (2000 mg/dl)
Ph 5,5 - 6,5 6,5 – 7,5
Berat jenis 1,010 - 1,025 1,010 - 1,025
Leukosit Negative Positif + 10 wbc/ul
Vitamin c +10 mg/dl Negative

PEMBAHASAN akan terjadi kebocoran pada ginjal.


Hipertensi erat kaitannya Berdasarkan data hasil penelitian 30
dengan ginjal dimana ketika sampel pasien di RSUD Labuang Baji
seseorang menderita hipertensi maka Makassar, 10 orang laki-laki (33,3%)
kemungkinan besar akan mengalami dan 20 orang perempuan (66,7%).
kerusakan ginjal. Karena filter dari Terdapat jumlah pasien perempuan
ginjal atau glomerulus mendapatkan yang lebih banyak dalam penelitian ini,
tekanan darah yang sangat tinggi, jika karena distribusi sampel penelitian di
terjadi secara terus-menerus maka dapatkan pasien yang menderita

108
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

hipertensi di RSUD Labuang Baji kematian sekitar 50% diatas umur 60


adalah perempuan. Dari data the Joint tahun. Hipertensi lebih banyak terjadi
National Comitte (JNC), ditemukan pada pria bila terjadi pada usia
prevalensi hipertensi pada laki-laki dewasa muda. Tetapi lebih banyak
59,1 % dan perempuan 61,0%. Sugiri menyerang wanita setelah umur 50
dijawa tengah mendapatkan angka tahun, sekitar 60% penderita
prevalansi 6,0 % untuk pria dan 11,6% hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
untuk perempuan. Prevalensi di dikaitkan dengan perubahan hormon
Sumatra barat dimana pria 18,6% dan ekstrogen setelah menopause.
perempuan 17,4%, sedangkan daerah Pada gambar 1 menunjukkan
perkotaan dijakarta (pertukangan) bahwa jumlah populasi sampel lebih
didapatkan 14,6 % pria dan 13,7 % banyak hipertensi tingkat I pada
perempuan. Menurut penelitian yang pasien rawat jalan daripada hipertensi
dilakukan oleh Ade Dian Anggraini tingkat II. Sementara untuk populasi
jumlah penderita hipertensi yang hipertensi tingkat II lebih banyak pada
berjenis kelamin laki-laki (45,7%) dan rawat inap dari rawat jalan. Pasien
wanita (54,3%). Namun berdasarkan hipertensi tingkat I rutin melakukan
laporan dari National Health and rawat jalan dan checkup laboratorium
Nutrition Examination Survery untuk pengendalian hipertensi.
(NHNES), prevalensi hipertensi antara Sementara hipertensi tingkat II sudah
penderita dengan jenis kelamin laki- mengalami komplikasi sehingga perlu
laki dan jenis kelamin perempuan penanganan khusus.
masih menjadi kontroversi. (6,7) Dari tabel 3 menunjukkan
Dari tabel 1 menunjukkan lebih bahwa dari hasil pemeriksaan hasil
banyak pada kelompok umur 46 – 50 untuk hipertensi tingkat I dan tingkat II
tahun. Kondisi yang berkaitan dengan di dapatkan hasil yang hampir sama.
usia ini adalah produk samping dari Tetapi yang membedakan pada
keausan ateriosklerosis dari arteri- parameter protein dan vitamin C.
arteri utama, terutama aorta dan akibat meningkat pada hipertensi tingkat I,
dari berkurangnya kelenturan. Dengan sedang glukose dan leukosit
bertambahnya umur, risiko terkena meningkat pada hipertensi tingkat II.
hipertensi lebih besar sehingga Tekanan darah yang tinggi dan tidak
prevalensi dikalangan usia lanjut terkontrol pada penderita hipertensi
cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan dapat merusak jaringan pembuluh
109
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

darah ginjal sehingga terjadi tingkat I dengan gambaran urinalisa


peradangan pada glomerulus yang sebagai berikut :
bertugas untuk menyaring darah Gambaran urinalisa antara
sehingga ginjal tidak dapat berfungsi hipertensi tingkat I dan tingkat II
sebagaimana mestinya akibat adanya hampir sama hasil yang di dapatkan
kerusakan pada ginjal, darah yang tapi yang membedakan adalah pada
diterima unit penyaring menjadi lebih hipertensi tingkat I parameter protein
sedikit dan tekana darah di dalam dan vitamin C meningkat dibandingkan
ginjal tidak bisa dikendalikan sehingga hipertensi tingkat II,sedang glukose
zat buangan bisa masuk kembali ke dan leukosit meningkat pada
dalam darah dan zat kimia yang hipertensi tingkat II dibandingkan
dibutuhkan tubuh dan protein akan hipertensi tingkat I.
keluar ikut bersama urin. DAFTAR PUSTAKA
Nilai glukosa yang meningkat Ridwan, Muhammad. Mengenal,
Mencegah, Mengatasi Silent
pada pasien hipertensi tingkat II Killer Hipertensi. Pustaka
merupakan hipertensi sekunder yaitu Widyamara. Semarang. 2009
hipertensi yang di sebabkan oleh http://www.ptaskes.com/uploads/artikel
penyakit lain misalnya diabetes /HIPERTENSI.pdf [ diakses
tanggal 10 maret 2010 ]
mellitus bukan hipertensi primer
(esensial) yaitu hipertensi yang tidak Brunner & Suddart. Buku Ajar
Keperawatan Medical-bedah.
diketahui penyebabnya. Pada orang Edisi 8 Volume II. Terjemahan
normal tidak didapati glukosa dalam EGC. Jakarta. 2002.
urin. Glukosaria dapat terjadi karena Soewoto Hafiz, H. Biokimia
peningkatan kadar glukosa dalam eksperimen laboratorium.
Universitas Indonesia
darah yang melebihi kapasitas Fak.Kedokteran Bag.Biokimia.
maksimun tubulus untuk mereabsorpsi Jakarta. 2001
glukosa seperti pada diabetes mellitus. Hardjoeno & Fitriani . Substansi dan
KESIMPULAN cairan tubuh, penerbit
LEPHAS, Makasaar. 2007
Berdasarkan hasil penelitian
Dian Ade Anggraini. 2008. Faktor-
yang telah dilakukan, dapat faktor yang behubungan
disimpulkan bahwa penderita dengan kejadian hipertensi
pada pasien yang berobat
hipertensi rawat inap dan rawat jalan dipoliklinik dewasa puskesmas
terbanyak mengalami hipertensi Bangkunan [serial on the
internet]. 26 juni 2008.

110
Gambaran Urinalisa Pasien Hipertensi Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Labuang Baji

Available from. Urin Metode Carik Celup.


http://www.yayanakhyar.wordp Departemen Kesehatan
ress.com Republik Indonesia. Jakarta .
2004.
Yundini.2006.Factor resiko terjadinya
hipertensi [serial on the Kaplan LA, Pesce AJ, Kazmiesczak
internet] 29 agustus 2006. Sc. Clinical Chemistry Theory,
Available from Analysis, Correlation. 4th
http://docs.yahoo.com/Inp/Ter Ed.Mosby An Affiliate of
ms/ Elseuier St louis, Missouri
2003.
Dahlan, S.M. Besar sampel dan cara
pengambilan sampel dalam Sudiono H, Iskardar I, Halim SL,
penelitian kedokteran dan Santoso R, sinsanta.
kesehatan. Salemba Medika. Urinalisis. Fakultas
Jakarta. 2009. Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana (UKRIDA).
Direktorat Jendral pelayanan medik. Jakarta. 2006
Pedoman Pemeriksaan Kimia

111

Anda mungkin juga menyukai