Anda di halaman 1dari 3

ETIKA BISNIS PROFESI

KELOMPOK : 3

KELAS : F

1. Dery Achmad Sholeh 31196193


2. Ricky Aji Purnomo 31196185
3. Dandi Wahono 31196187
4. Alif Kurniawan 31196186
5. Amirah Balqis Salsabila 31196188
6. Kiki Intan Riantika 31196247

TUGAS JUMAT, 11 Juni 2021

Macam-Macam Kebijakan Publik.


1. Kebijakan publik yang dilihat dari pembuatnya
• Pusat: Pada kebijakan ini dibuat oleh suatu pemerintah
atau lembaga negara yang berada di pusat
untuk mengatur semua warga negara dan seluruh
wilayah Indonesia.
• Daerah: Pada Kebijakan ini dibuat oleh pemerintah atau
suatu lembaga Daerah untuk mengatur suatu daerahnya
masing-masing.
2. Kebijakan publik menurut Sifatnya
• Kebijakan distributif adalah kebijakan atau program yang dibuat oleh
pemerintah dengan tujuan dapat mendistribusikan kekayaan, hak
kepemilikan dan nilai-nilai yang lain diantara berbagai kelas sosial
masyarakat atau etnisitas di dalam masyarakat.

• Kebijakan ekstraktif, yaitu kebijakan yang tujuannya menyerap semua


sumber daya materi yang ada. Dikeluarkannya kebijakan ekstraktif
membuat pemerintah menerima sesuatu dari masyarakatnya. Contoh
kebijakan ini adalah kebijakan mengenai bea cukai tembakau yang
ditambah, kebijakan tentang pajak, dan retribusi, dan lain-lain.
• Kebijakan Regulatif, yaitu kebijakan yang harusdilaksanakan oleh
masyarakat. Jika dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka semua warga
negara harus melaksanakannya. Sementara jika dikeluarkan oleh
pemerintah pusat, maka hanya masyarakat setempat yang harus
mematuhi. Contoh kebijakan regulatif adalah kebijakan kenaikan harga
tarif dasar listrik. Semua masyarakat akan merasakan dampaknya dan
harus melaksanakan.

Dampak Bagi Bisnis


• Regulasi pajak
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia
adalah kebijakan fiskal, yakni kebijakan ekonomi yang digunakan untuk
mengelola perekonomian negara agar menjadi lebih baik. Caranya adalah
dengan fokus pada penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Secara tidak
langsung, kebijakan fiskal bisa berpengaruh terhadap bisnis di Indonesia,
yakni dalam hal pajak.
Pasalnya, salah satu sumber pemasukan pemerintah berasal dari
pajak, termasuk pajak bisnis. Pebisnis diharuskan untuk membayar pajak
sejumlah sekian persen dari hasil keuntungan mereka. Belum lagi pajak
gedung jika Anda memiliki kantor. Alhasil, demi bisa membayar pajak
kepada pemerintah, pebisnis menaikkan harga produk yang dijual. Itulah
mengapa saat konsumen membeli makan di restoran, misalnya, mereka
diharuskan untuk membayar pajak sebanyak 10%.

• Flukturasi harga barang ekspor-impor


Menjelang akhir 2017 lalu, Menteri Keuangan Indonesia Sri
Mulyani Indrawati menerbitkan postingan di Facebook tentang
dampak yang bisa terjadi jika kewajiban bea masuk ditiadakan.
Berdasarkan penjelasan beliau, jika bea masuk ditiadakan,
barang-barang impor akan mudah menguasai pasar Indonesia
sehingga kegiatan produksi dalam negeri pun terancam. Alhasil,
diberlakukan kebijakan bea tentang barang bawaan penumpang
dari luar negeri yang merupakan otoritas dari Direktorat Jenderal
Bea

• Indexs harga saham


Keberlangsungan suatu bisnis juga sangat dipengaruhi oleh
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama bagi bisnis-
bisnis yang sudah go public dan memungkinkan publik untuk ikut
berinvestasi pada bisnis mereka. Jika IHSG menurun, bisnis bisa
kelimpungan karena mereka khawatir publik tidak akan kembali
membeli saham investasi mereka kembali. Jika tidak ada investasi
yang cukup, bisnis tentu bisa tersendat.
• Cukai
Di satu sisi, hal ini sebetulnya berdampak baik bagi para
pebisnis yang menjual barang-barang lokal. Namun, di sisi lain,
para pebisnis yang menjual barang-barang impor, terutama para
pebisnis online, jadi kelabakan. Jumlah pajak yang dikenakan
mau tak mau membuat pebisnis barang impor menaikkan harga
mereka. Jika harga produk tidak dinaikkan, pebisnis barang impor
hanya bisa mengambil untung sedikit atau bahkan tidak sama
sekali.

Anda mungkin juga menyukai