1. Kebijakan publik yang dilihat dari pembuatnya • Pusat: Pada kebijakan ini dibuat oleh suatu pemerintah atau lembaga negara yang berada di pusat untuk mengatur semua warga negara dan seluruh wilayah Indonesia. • Daerah: Pada Kebijakan ini dibuat oleh pemerintah atau suatu lembaga Daerah untuk mengatur suatu daerahnya masing-masing. 2. Kebijakan publik menurut Sifatnya • Kebijakan distributif adalah kebijakan atau program yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan dapat mendistribusikan kekayaan, hak kepemilikan dan nilai-nilai yang lain diantara berbagai kelas sosial masyarakat atau etnisitas di dalam masyarakat.
• Kebijakan ekstraktif, yaitu kebijakan yang tujuannya menyerap semua
sumber daya materi yang ada. Dikeluarkannya kebijakan ekstraktif membuat pemerintah menerima sesuatu dari masyarakatnya. Contoh kebijakan ini adalah kebijakan mengenai bea cukai tembakau yang ditambah, kebijakan tentang pajak, dan retribusi, dan lain-lain. • Kebijakan Regulatif, yaitu kebijakan yang harusdilaksanakan oleh masyarakat. Jika dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka semua warga negara harus melaksanakannya. Sementara jika dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka hanya masyarakat setempat yang harus mematuhi. Contoh kebijakan regulatif adalah kebijakan kenaikan harga tarif dasar listrik. Semua masyarakat akan merasakan dampaknya dan harus melaksanakan.
Dampak Bagi Bisnis
• Regulasi pajak Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia adalah kebijakan fiskal, yakni kebijakan ekonomi yang digunakan untuk mengelola perekonomian negara agar menjadi lebih baik. Caranya adalah dengan fokus pada penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Secara tidak langsung, kebijakan fiskal bisa berpengaruh terhadap bisnis di Indonesia, yakni dalam hal pajak. Pasalnya, salah satu sumber pemasukan pemerintah berasal dari pajak, termasuk pajak bisnis. Pebisnis diharuskan untuk membayar pajak sejumlah sekian persen dari hasil keuntungan mereka. Belum lagi pajak gedung jika Anda memiliki kantor. Alhasil, demi bisa membayar pajak kepada pemerintah, pebisnis menaikkan harga produk yang dijual. Itulah mengapa saat konsumen membeli makan di restoran, misalnya, mereka diharuskan untuk membayar pajak sebanyak 10%.
• Flukturasi harga barang ekspor-impor
Menjelang akhir 2017 lalu, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati menerbitkan postingan di Facebook tentang dampak yang bisa terjadi jika kewajiban bea masuk ditiadakan. Berdasarkan penjelasan beliau, jika bea masuk ditiadakan, barang-barang impor akan mudah menguasai pasar Indonesia sehingga kegiatan produksi dalam negeri pun terancam. Alhasil, diberlakukan kebijakan bea tentang barang bawaan penumpang dari luar negeri yang merupakan otoritas dari Direktorat Jenderal Bea
• Indexs harga saham
Keberlangsungan suatu bisnis juga sangat dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama bagi bisnis- bisnis yang sudah go public dan memungkinkan publik untuk ikut berinvestasi pada bisnis mereka. Jika IHSG menurun, bisnis bisa kelimpungan karena mereka khawatir publik tidak akan kembali membeli saham investasi mereka kembali. Jika tidak ada investasi yang cukup, bisnis tentu bisa tersendat. • Cukai Di satu sisi, hal ini sebetulnya berdampak baik bagi para pebisnis yang menjual barang-barang lokal. Namun, di sisi lain, para pebisnis yang menjual barang-barang impor, terutama para pebisnis online, jadi kelabakan. Jumlah pajak yang dikenakan mau tak mau membuat pebisnis barang impor menaikkan harga mereka. Jika harga produk tidak dinaikkan, pebisnis barang impor hanya bisa mengambil untung sedikit atau bahkan tidak sama sekali.