Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zulia Khikmatun Nahar

NIM : 2110610004

Kelas : A1TMR’21

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen : Irma Rumaya Syurfa Munif, M.Pd

1. Pendidikan Pancasila dimasukkan dalam kurikulum pendidikan tinggi dan wajib untuk ditempuh
sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU). Menurut pendapat Anda bagaimanakah mata kuliah
ini akan berimbas terhadap diri Anda secara pribadi?
Jawaban:
Menurut saya imbas dari Pendidikan Pancasila dimasukkan dalam kurikulum pendidikan
tinggi dan wajib untuk ditempuh sebagai mata kuliah dasar umum terhadap diri saya
sendiri adalah Pendidikan Pancasila sebagai dasar dalam menyiapkan diri sendiri untuk
hidup dan berkehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara. Membangun budaya
pancasila sebagai salah satu faktor penentu dalam kehidupan. Berdasarkan SK Dirjen
Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai
mata kuliah pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari mata kuliah
pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional,
dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara
mengantarkan mahasiswa:
1) agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai
hati nuraninya;
2) agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta cara-cara pemecahannya;
3) agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni;
4) agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Selain itu, dengan adanya pendidikan Pancasila ini generasi penerus diharapkan tidak
mudah terpengaruh oleh paham-paham asing yang mulai masuk di era globalisasi yang
menyebabkan lunturnya nilai-nilai Pancasila.
2. Pancasila menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia sejak jaman dahulu kala.
a. Bagaimanakah penjelasan Anda mengenai kalimat tersebut?
Jawaban:
Maksud dari kalimat tersebut ialah Pancasila sudah dikenal sejak zaman kerajaan Kutai
sampai Majapahit. Dikutip dari buku ‘Pancasila Diklat Ujian Dinas Tingkat I’ terbitan
Kementrian Keuangan Republik Indonesia, nilai-nilai Pancasila yaitu unsur Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial sudah ada sejak zaman
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dokumen-
dokumen tertulis seperti peninggalan kerajaan Kutai yaitu Prasasti Yupa, pada zaman ini
sudah mempercayai adanya Tuhan. Dokumen lainnya, seperti Telaga Batu, Kedukan
Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur. Pada kerajaan Majapahit terdapat
kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menguraikan susunan
pemerintahan pada masa itu yang musyawarah, hubungan antar negara tetangga dan
sebagainya. Selain itu, dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, terdapat tulisan
tentang toleransi kehidupan beragama, khususnya agama Budha dan Hindu di zaman
tersebut. Pancasila telah melalui berbagai langkah hingga pada akhirnya dijadikan
sebagai dasar negara Indonesia.
b. Globalisasi merupakan salah satu isu yang sering terdengar dalam satu dekade ini.
Terkait dengan hal ini, bagaimanakah Pancasila penempatan agar dapat kokoh
ataukah beradaptasi dalam arus globalisasi. Jelaskan jawaban Anda, baiknya disertai
contoh nyata.
Jawaban:
Pancasila merupakan ideologi terbuka, yang artinya ideologi yang terbuka dalam
menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa.
Pada era globalisasi ini banyak sekali tantangan yang muncul, oleh karena itu bangsa
Indonesia harus menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Penempatan Pancasila agar tetap kokoh dan dapat beradaptasi di era globalisasi
diantaranya, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dengan baik dan benar.
Selanjutnya, membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan atau pembelajaran di
seluruh wilayah di Indonesia.
3. Ada banyak contoh ancaman keutuhan negara Indonesia.
a. Beberapa ancaman tersebut justru menjadi contoh dari lepasnya satu daerah di
negara Indonesia menjadi milik negara lain, yakni lepasnya pulau Sipadan dan
Ligitan masuk ke wilayah Malaysia (2002), dan berdirinya negara Timur Leste
(1999). Coba Anda gali kedua peristiwa tersebut dan bagaimanakah peran Pancasila
dalam kedua peristiwa tersebut gagal menjadi faktor penyatu bangsa.
Jawaban:
 Dalam dokumen pemetaan, Indonesia dan Malaysia keduanya tidak menyebutkan
bahwa pulau Sipadan dan Ligitan masuk ke dalam wilayah masing-masing. Dalam
artian lain pulau ini tidak ada yang memiliki. Hingga akhirnya Indonesia dan
Malaysia sepekat untuk menyelesaikan kasus dua pulau ini yang berpotensi
menganggu hubungan bilateral anatarbangsa.
Indonesia mengajukan bukti bahwa kedua pulau ini merupakan bagian dari NKRI
yang didasarkan pada Deklarasi Djuanda dengan menarik garis dari lintang tanpa
batasan. Indonesia juga menunjukkan bukti kapal induk Belanda pernah berpatroli ke
sekitar dua pulau ini, dengan asumsi bahwa Belanda pernah ke daerah ini, maka
daerah ini merupakan milik Indonesia.
Malaysia mengajukan bukti bahwa kedua pulau ini bagaian dari negaranya yang
didasarkan pada perjanjian Sultan Sulu dengan Inggris yang kemudian menjadi
wilayah Malaysia setelah negara ini merdeka dari Inggris. Selain itu, Malaysia juga
menunjukkan bukti bahwa Inggris pernah melakukan penarikan pajak ke peternak
penyu di dua pulau ini pada tahun 1930. Di dua pulau ini juga terdapat mercusuar
dengan tulisan “dibangun oleh Inggris”.
Dari beberapa bukti yang telah ditunjukkan oleh kedua negara ini, akhirnya pulau ini
jatuh kepada negara Malaysia. Dengan alasan dulu negara Inggris pernah melakukan
kegiatan secara hukum yaitu penarikan pajak di dua pulau ini. Penarikan pajak ini
menyebabkan pulau Sipadan dan Ligitan keluar dari Indonesia dan resmi menjadi
milik Malaysia. Indonesia menerima hasil akhir dari kasus ini secara damai yang
didasarkan pada sikap bangsa Indonesia yang cinta damai yang berpedoman
Pancasila.
 Pada tahun 1975 salah satu partai politik besar di provinsi Timor Timur yaitu Fretilin
(Frente Revolucionaria do Timor Leste Independente), menguasai banyak wilayah
disana tepatnya pada bulan November mendeklarasikan kemerdekannya sebagai
Republik Demokratik Timor Leste dari kuasa Portugis. Pada awal bulan Desember,
pasukan Indonesia menyerbu dan menduduki daerah ini. Hingga pada tahun 1976
Indonesia mendeklarasikan bahwa negara Timor Leste merupakan bagian dari negara
Indonesia yaitu provinsi Timor Timur.
Selama kurang lebih 20 tahun lamanya Indonesia menduduki provinsi Timor Timur
banyak penduduknya yang tewas akibat pertempuran, kelaparan, dan penyakit yang
mengikuti invasi. Kurangnya mengamalan nilai-nilai Pancasila yaitu nilai persatuan
juga menyebabkan lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Kemudian rakyat Timor
Timur memilih untuk menentukan nasibnya sendiri. Rakyat Timor Timur menolak
tawaran status khusus dengan otonomi luas, maka pemerintah Indonesia melepaskan
provinsi Timor Timur secara damai dan terhormat sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
b. Bagaimanakah peran aktif Pancasila dan bangsa Indonesia dalam menghadapi
ancaman keutuhan negara misal dalam kasus pemberontakan yang ada di beberapa
wilayah Indonesia (kasus di dalam negeri) ataupun kasus klaim China terhadap Laut
China Selatan (kasus di luar negeri).
Jawaban:
Untuk menghadapi ancaman keutuhan negara baik kasus di dalam maupun luar negeri
diperlukan adanya kesadaran bangsa Indonesia dalam bela negara sebagai upaya
menghadapi ancaman-ancaman tersebut. Seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah
bahwa kebijakan bela negara diharapkan dapat mewujudkan tujuan negara yaitu
melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman, mendorong pendidikan
kewarganegaraan yang berdasar pada Pancasila. Menguatkan rasa patriotisme, cinta
tanah air, dan semangat bela negara, serta upaya untuk memperteguh kebhinnekaan.
Peran aktif Pancasila dalam menghadapi ancaman keutuhan negara diantaranya, toleransi
antar pemeluk agama dan aliran kepercayaan, pengakuan negara terhadap hak tiap
bangsa dalam menentukan nasibnya sendiri, pengakuan negara terhadap Bhinneka
Tunggal Ika, keputusan dengan asas musyawarah mufakat, dan perlakuan adil terhadap
setiap warga Indonesia untuk kemakmuran rakyat.

Anda mungkin juga menyukai