Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penrencanaan tapak merupakan bagian yang penting dan menjadi awal dari proses pembangunan.
Pemahaman akan kondisi tapak mempengaruhi keputusan dalam mengembangkan gagasan
rancangan. Pengetahuan akan prilaku konponen-komponen yang ada dalam tapak dapat menjadi
inspirasi yang cemerlang bagi gagasan akan alokasi dan konfigurasi ruang, penciptaan bentuk,
pemilihan material, pemilihan tanaman bahkan orientasi bangunan. Karakter tapak juga menfadi
embrio “jiwa tempat (spirit of the place)”
1.2 Metode Survey
Dalam proses survey ini kami mengumpulkan data dengan mengunjungi tempat wisata yaitu
Dusun Bambu dan Situ Petenggang, dan kami menggunakan data pustaka dan internet sebagai
tambahan materi kami untuk menunjang proses perancangan tapak berkontur.
1.3 Tujuan Survey
1. Tujuan dari survey ini adalah memaparkan data berdasarkan penelitian dan analisa yang
kemudian kami kembangkan sebagai acuan kami dalam perancangan Tapak berkontur.
2. Agar mahasiswa lebih memahami konsep-konsep dasar, metode, dan proses perencanaan
tapak dalam suatu bentang lahan.
BAB II
STUDY LITERATUR

2.1 Pengertian

Taman wisata adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan fauna, flora,
maupun alam itu sendiri yang mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan untuk kepentingan
rekreasi dan kebudayaan (JOKO UNTORO dan PAULUS)

2.2 Fasilitas Taman Wisata


1. Prasarana Dasar

N UNSUR FASILITAS
O
1 Persedianan Air Bersih Jarinagan Air Bersih
Instalasi Peengelolaan Air Bersih
Bak Penampungan Air Bersih
2 Sumber Listrik PLN
Generator
3 Pengelolaan Limbah Ipal Cair
Terminal Limbah Padat
Saluran Air Limbah
4 Drainase Saluran Drainase
5 Penghijauan Tanaman atau Vegetasi
Ruang Terbuka Hijau

2. Fasilitas dan Pelayanan Pengunjung

NO UNSUR FASILITAS
1 Pintu Masuk Gerbang
Tempat Parkir
2 Fasilitas dalam Kawasan Jalan Setapak
Trail
Trotoar
Drop Point
Kendaraan Wara-wiri
3 Pelayanaan Pengujung Perbelanjaan
Warung Makanan
Restoran
ATM/Money Changer
4 Akomodasi Cottage
Youth Hostel
5 peribadatan Mushola
Masjid
6 Keamanan dan Keselaatan Pos Keamanan
Alat Pemadam Kebakaran
Pos P3k
Ambulance
Menara Pengawas
7 Kebersihan Kamar Mandi/WC
Tempat Sampah
Gerobak Sampah

3. Pelayanan dan Aktivitas Pengunjung

NO UNSUR FASILITAS
1 Gerbanga Pembuatan Pintu Gerbang Masuk
Kekawasan
Loket Karcis
2 Pusat Informasi Rambu-rambu Penunjuk Jalan
TIC
3 Perbelanjaan Warung Cindramata
Rumah Makan
Kios Kebutuhan Pribadi Wisatawan
ATM/Money Changer
4 Pengamanan, Keselamatan dan Pos Keamanan
P3k/Ambulance
Kesehatan
Hydran
Menara Pengawas

2.3 Pengolahan dari sisi Tanah

Teknik dalam pengolahan tanah berkontur adalah dengan cara grading. Grading tanah adalah
meratakan kemiringan tanah tertentu guna memberi kemungkinan desain lantai bangunan yang
bersifat fleksibel(mudah dicapai).

Beberapa teknik yang dilakukan dalam grading tanah antara lain :

a. Sistem Cutting
 Kontur terendah yang terdekat dengan lereng dipilih sebagai ketinggian site
permukaan yang rata.
 Kemudian kontur dipindah kesisi belakang site yang lebih tinggi.
 Kontur sisanya menyesuaikan sampai tidak ada garis kontur existing yang melintang
pada site.
Kelebihan Sistem ini adalah keseluruhan site dengan level sama dapat dimanfaatkan sebagai
ruang-ruang yang efektif. Sedangkan kekurangannya adalah tanah sisa penggalian harus
dipindahkan ke tempat lain yang berarti pengeluaran biaya transportasi.
Gambar 1 Sistem Cutting Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

b. System Filling
 Kontur tertinggi dekat dengan lereng dipilih sebagai ketinggian site permukaan yang
rata.
 Kontur dipindahkan ke bagian bawah site Kontur sisanya menyesuaikan supaya tidak
ada garis kontur existing yang melintang pada site.
 Sistem drainase harus direncanakan dengan baik, karena jika sistem ini tidak bekerja,
air akan bergerak menuruni bukit mengalir melawan pola kontur sehingga
mempengaruhi struktur bangunan. Kelebihan sistem ini adalah terciptanya suatu site
yang datar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ruang-ruang efektif. Sedangkan
kekurangannya adalah pemborosan biaya transortasi karena untuk keperluan urugan
harus mendatangkan tanah dari tempat lain.

Gambar 2 Sistem Filling Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

c. Sistem Cut and Fill ( galian dan urugan )


Kelebihan sistem ini adalah adanya keseimbangan kuantitas tanah pas site yang dieliminasi
untuk kebutuhan pengurugan dan penggalian. Hal ini dikerjakan dengan membuat ketinggian
site berada di antara kontur terendah dan tertinggi.

Gambar 3 Sistem Cut and Fill Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Fric

d. Sistem Penopang

Sistem Penopang mengunakan Retaining Wall atau dinding penahan tanah. Dinding Pondasi
lereng diekspos dan berfungsi sebagai retaining wall (dinding penahan) di bagian bawah atau
atas permukaan. Grading ini paling banyak dilakukan meski agak sulit dalam pelaksanaannya.

Gambar 4 Sistem Retaining Wall Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

e. Sistem Split Level


Sistem ini menggunakan bantuan retaining wall dan merupakan sistem yang sedikit banyak
mempertahankan bentuk lahan (landform) alaminya.
Gambar 5 Sistem Split Level Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

f. Sistem Penopang Bangunan


Menggunakan sistem bangunan di atas tanah dengan bantuan penopang agar pemukaan tanah
yang asli tidak terganggu.

Gambar 6 Sistem Penopang Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

Tujuan dari pengadaan grading tanah mencakup banyak hal. Penggunaan grading tanah juga
sangat mempengaruhi proses perancangan dan desain dari arsitektur tersebut. Beberapa tujuan
grading antara lain adalah :

 Mengembangkan tapak bangunan yang menarik dan unik, sesuai dengan bentuk tanah.
 Memberikan pencapaian yang aman, nyaman dan fungsional sesuai tapak baik untuk
tujuan fungsional maupun pemeliharaan.
 Membagi aliran air permukaan dan air bawah permukaan menjauhi bangunan dan
perkerasan trotoar untuk menghindari kejenuhan lapisan dasar yang dapat merusak
struktur bangunan atau melemahkan perkerasan.
 Mempertahankan bentuk kontur sehingga tidak merubah letak peil tanah dalam rangka
mempertahankan aset alam di atasnya

2.3 Permasalahan dan Potensi Tapak berkontur


1. Peluang pembangunan
 Meningkatnya pendapatan daerah.
 Meningkatnya kemampuan dan kepedulian dunia usaha dan masyarakat.
 Terkendalinya pertumbuhan penduduk.
 Rencana Tata Ruang yang terlah tersusun dari tingkat propinsi sampai
kecamatan.
 Perkembangan Teknologi.
 Kordinasi yang makin membaik dalam pembangunan.
2. Kendala pembangunan
 Terbatasnya lahan yang tersedia.
 Rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat.
 Terbatasnya informasi.
 Terbatasnya kemampuan pemerintah daerah.
2.4 Contoh-contoh penyelesaian lahan/tapak berkontur. Gambar Rencana Lahan/tapak berkontur
1. Denah
2. Tapak
3. Potongan
4. Perspektif 3D
2.5 Kaidah-Kaidah Penataan Lahan berkontur
1. Massa/Ruang Luar Pengelompokan massa bangunan terdiri dari :
 Kelompok Publik
 Kelompok Semi Publik
 Kelompok Service
2. Sirkulasi Dan Parkir
a. Sirkulasi Pejalan kaki dan Sepeda
 Jenis dan pola jalur pejalan kaki dan jalur sepeda
 Pedestrian
 Jalur Sepeda dan lintasan
b. Sirkulasi Kendaraan
 Jenis-jenis pola jalan kendaraan
 Klasifikasi jalan
 Tipe jalan
 Pola parkir
3. Topografi/Kontur
 Cut (kupasan)
 Fill (Urugan)
 Cut and Fill (Kupasan dan urugan)
4. Utilitas Lahan/Tapak
 Sistem drainase permukaan.
 Sistem drainase bawah-tanah tertutup.
 Sistem drainase bawah-tanah tertutup dengan tempat penampungan pada
tapak.
 Sistem kombinasi drainase tertutup untuk daurah yang diperkerasan dan
terbuka untuk daerah yang tidak diperkeras.
5. Tata Hijau Fungsi vegetasi khususnya vegetasi antara lain :
 Pengendali Angin
 Pengendali Kebisingan
 Pengendali Udara
 Pengendali Erosi
 Pembatas (Privasi)
 Pengarah
 Tempat habitat makhluk hidup
 Dll

BAB III
STUDY BANDING

NO POINT SITU PATENGGANG DUSUN BAMBU


1. ENTRANCE

Akses pintu masuk dan keluar area


wisata berbeda, namun akses
tersebut tidak tersedia untuk kaum
difable. Akses masuk ke area dusun
bambu sama dengan akses
keluarnya. Gapura pembelian
karcis terlihat lebih sempit dari
keadaan di situ patenggang.

2. AKSEBILITAS

Jl. Kolonel Masutri, Cisarua


Jalan raya ciwidey, rancabali Bandung Barat

3. SIRKULASI Pada area wisata ini memiliki Pada area wisata dusun bambu
sirkulasi untuk pejalan kaki, namun memiliki 2 sirkulasi yaitu untuk
pejalan kaki dan kendaraan. Pada
tidak ada jalan khusus untuk kaum sirkulasi pejanalan kaki terdapat
difable. Trem untuk kaum Difabel.

4. MATERIAL
Jalur pejalan kaki ada yang
menggunakan dek kayu ada pula
yang menggunakan paving
block. Terdapat dinding yang
menggunakan material batu kali.
Menggunakan paving block pada
area pejalan kaki.

Dikarenakan kondisi tapak berada


ditepi danau dengan kontur yang
miring kearah danau sehingga aliran
5. DRAINASE air hujan maupun kotor langsung
disalurkan kearah danau, dan
danaupun dapat digunakan sebagai Bisa dibilang sungai buatan ini
penunjangan resapan. dapat digunakan sebagai alur
drainase karena sebagai resapan
juga airnya pun menuju danau.

6. UTILITAS
Utilitas air bersih yang salah
satunya digunakan wastefel juga
utilitas penerangan buatan di
Terdapat lampu di sekitar jalan koridor dekat dapur masak yang
menuju situ patenggang, dan tempat terbuat dari bambu dan masih
sampah yang cukup banyak. banyak penerangan dan air
bersih yang lain.

7. PARKIR
Terdapat tempat 3 area tempat Area parkir motor dan area
parkir yang cukup luas, untuk bus, parkir mobil terpisah namun
motor, dan mobil pribadi. bersebelahan dan memiliki lahan
yang luas.

8. VIEW

Point of view dari situ patenggang View yang menarik dari dusun
jelas terdapat pada situ itu sendiri bambu adalah adanya taman
dengan sarana penunjang seperti bunga dan juga sungai buatan.
perahu.

Terdapat lahan yang dicut untuk


9. CUT AND FILL sirkulasi seperti tangga alami untuk
mempermudah akses pejalan kaki. Terdapat lahan yang di cut
contohnya seperti pada gambar
yang tujuannya menjadikan
amphiteater dan di fill sebagai
taman bunga.
Di sekitar Area wisata ini, hampir Keadaan sekitar area dusun
LINGKUNGAN
10. seluruhnya perkebunan. Namun, bambu merupakan kawasan
SEKITAR
sebelum masuk ke area wisata rumah tinggal warga.
terdapat perumahan warga.

Akifitas yang dilakukan


pengunjung berwisata,
mengabadikan moment, meting,
dan menginap.

AKTIFITAS
11.
PENGGUNA

Banyak pedagang yang meramaikan


di sekitar area wisata, dan
pengunjung yang menikmati
fasilitas yang ada.

ORIENTASI
12. Terbenam Terbit Terbenam terbit
MATAHARI

Didalam area dusun bambu


Pada area wisata ini, yang terletak di
terdapat vegetasi yang berfungsi
13. VEGETASI daerah bukit di dalamnya terdapat
sebagai peneduh, penunjuk arah,
pepohonan yang sangat rindang
pembatas, dan buffer.
sehingga udaranya cukup sejuk.
Potensi kedepan pada area situ Potensi kedepan yang akan
patenggang memanfaatkan lahan dilakukan oleh pihak dusun
14. POTENSI kosong yang dapat ditambahkan bambu menarik pengunjung
fasilitas fasilitas penunjang untuk dengan cara penambahan area
menarik perhatian pengunjung hiburan

15. FASILITAS

Terdapat fasilitas mobil yang


Fasilitas di area wista ini cukup digunakan untuk para
lengkap seperti, gazebo, toilet, area pengunjung yang tidak mau
souvenir dan kuliner. berjalan kaki.

16. PENCAHAYAAN

Terdapat pencahayaan buatan dan ditaman wisata Dusun Bambu


alami. Lampu gantung sederhana memiliki pencahayaan alami dan
menjadi unsur cahaya buatan buatan.

17. KEBISINGAN
Melihat posisi area wisata ini
terletak di daerah bukit maka tingkat
kebisingannya sangat minim. Area wisata dusun bambu
terletak sedikit menjauh dari
jalan raya utama, sehingga
tingkat kebisingn sangat rendah
Tingkat polusi tergolong sangat
Tingkat polusi tergolong sangat rendah dikarenakan area dusun
rendah dikarenakan area situ bambu jauh dari akses jalan raya.
patenggang jauh dari akses jalan Adapaun polusi merupakan asap
18. POLUSI
raya. Adapaun polusi merupakan rokok yang timbul dari
asap rokok yang timbul dari pengunjung
pengunjung. Dan fasilitas dari mobil antar
jemput dari pihak dusun bambu

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil survey adalah, dilihat dari study banding yang dilakukan dari dua
taman wisata, bahwa setiap taman wisata memiliki tingkat perbedaan, tergantung dari fasilitas dan
kenyamanan yang diberikan oleh taman wisata tersebut.
Semakin lengkap fasilitas yang ditawarkan, maka pengunjung akan semakin banyak
berdatangan. Umumnya yang menjadi pertimbangan para pengunjung adalah fasilitas, keindahan dan
harga. Disetiap taman wisata, ada juga jenis taman wisata yang menyediakan penginapan untuk
menunjang kegiatan pengunjung menikmati keindahan alam tersebut.
LAPORAN HASIL SURVEY
Studio Perancangan Tapak II

Anggota Kelompok :

Adi Kurnia Sandi 10413036

Aditya Darmatugasanda 10413035

Agapitus Andi Pasak 10413032

Cah Ayu Retno Astuti 10413029

Hendra Triyatmoko 10413023

Dosen:

Tita Cardiah, S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

TEKNINK ARSITEKTUR

2013

Anda mungkin juga menyukai