Anda di halaman 1dari 20

Tugas 02-OJT 1

Tugas 02-OJT 1 Melakukan Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran

Peserta membaca dan mempelajari bahan bacaan yang menjadi satu rangkaian dalam bahan pembelajaran Diklat Calon Kepala
Sekolah agar dapat mendalami materi-materi yang berkaitan dengan Pembentukan Karakter, Manajerial Sekolah, Kepemimpinan
Pembelajaran Melalui Coaching dalam Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan, Pengembangan Kewirausahaan, dan Rencana
Tindak Lanjut Kepemimpinan (RTL).
Peserta dapat mengunduh format Instrumen Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran dari LMS seperti tampak dalam tabel di bawah
ini:

Tabel Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran


Nama Mata Materi
No Resume Hasil Eksplorasi Materi Hal Baru yang Diperoleh
Diklat
a b c d e
1 Pembentukan 1. Dinamika Kelompok Salah satu cara untuk membangun karakter pemimpin Bahwa dengan menggunakan
Karakter calon kepada sekolah adalah dengan melalui kegiatan metode dinamika kelompok dapat
dinamika kelompok.tujuan dari kegiatan dinamika meningkatkan/menguatkan karakter
kelompok ini adalah agar para CKS mampu kepemimpinan CKS
menerapkan nilai nilai kepemimpinan dalam
melaksanakan tupkosinya sebagai kepala sekolah Metoda ini seharusnya dapat juga
pada kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. diterapkan disekolah untuk
Tahapan tahapan dalam kegiatan dinamika kelompok meningkatkan kerjasama antar
diharapkan dapat menguatkan karakter kepemimpinan guru atau juga pada perserta didik
berupa kreatifitas, inovasi, motivasi yang kuat meraih
prestasi, kerjasama, komitmen dan tanggung jawab dll Dinamika kelompok dapat
dilakukan baik dengan moda daring
maupun luring

2. Filosofi Pendidikan Ki Hajar Degradasi nilai dalam masyarakat sebagai akumulasi Bahwa Pendidikan kita harus
Dewantara dan Profil Pelajar proses Pendidikan kita selama ini yang lebih berpusat pada melayani peserta
Pancasila mengedepankan ransformasi pengetahuan daripada didik.
transformasi nilai nilai dalam system Pendidikan. Oleh
karena itu, kitaharus Kembali kepada pilar pilar filosifi Anak anak di sekolah kita harus
Pendidikan yang dicetuskan para tokoh Pendidikan mendapatkan pengalaman belajar
salah satunya KHD. Berbagai rintangan beliauhadapi yang menyernangkan
untuk memperjuangkan kemerdekaan, dibuangpun
beliau pernah merasakannya. Tetapi beliau tidak Kita sebagai guru harus dapat
menyerah, malalui tulisan tulisan beliau tetap berjuang menjadi teladan bagi anak anak
dan tentu saja melalaui Pendidikan. Salah satu didik kita, harus jadi pembimbing
wujudnya ad ataman siswa yang memiliki beberapa ditengah tengah mereka dan
prinsip yang luar biasa yakni : Di samping menjadi pendorong, penyemangat,
memberikan pengetahuan pelindung dibelakang mereka
yang diperlukan dan bermanfaat, guru perlu
membuat siswa cakap dalam mencari Pendidikan disekolah kita
hendaknya tidak hanya
sendiri pengetahuannya dan menggunakannya
mengembangkan aspek
agar diperoleh manfaat., penggunanaan Bahasa intelektualitas saja karena akan
ibu, permainan anak memegang peranan penting memisahkan dari orang
dalam mendidik anak (pembelajaran yang kebanyakan hendaklah Pendidikan
menyenangkan) kemudian semboyan beliau yang itu memperkaya individu tetapi
sangat terkenal yakni tut wuri handayani (dari perbedaan atara masing masing
belakang seorang Guru harus bisa pribadi harus tetap diperhatikan
memberikan dorongan dan arahan), ing madya
mangun karsa (di tengah atau di pendidikan hendaknya
antara murid, Guru harus menciptakan prakarsa memperkuat rasa percaya diri,
dan ide), dan ing ngarsa sung mengembangkan harga diri
tulada (di depan, seorang pendidik harus (manusia merdeka) ; setiap
memberi teladan atau contoh tindakan orang harus hidup sederhana
baik). Filosofis KHD menjadi dasar merdeka dan guru
belajar yang dicanangkan pemerintah, melalui hendaknya rela mengorbankan
profil pelajar Pancasila, kita kuatkan Kembali kepentingan-kepentingan
kebebasan,kemampuan, keberdayaan untuk pribadinya demi
mencapai kebahagiaan dan juga sebagai respon kebahagiaan para peserta
tantangan tantangan yang akan dihadapi dimasa didiknya.
mendatang. Adapun profil pelajar Pancasila
adalah : beriman,bertakwa kepada tuhan yang Ppp menjadi pedoman dalam
maha esa dan berahklaq mulia, kebhinekaan pengembangan kurikulum yang
global,gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dikembangkan oleh satpen.
kreatif Karakter ini diharapkan
dikembangkan didalam kegiatan
kegiatan kompetensi mapel.

3. Menggerakkan komunitas
Belajar di Lingkungan Definisi Community of Practice ini adalah sebuah Pembentukan komunitas belajar
Sekolah, organisasi profesi, komunitas yang berisikan di sekolah sangat penting dalam
dan lingkungan yang lain sekelompok orang yang memiliki profesi sama meningkatkan kualitas belajar
(Community of Practice) berbagi pengetahuan tentang topik peserta didik, meningkatkan
tertentu yang spesifik dengan tujuan prestasi akademis peserta didik,
meningkatnya ilmu pengetahuan, membangun dan untukmengembangkan
relasi serta membuat keputusan kebijakan dari mutu sekolah.
waktu ke waktu.

Sebuah
pembelajaran kolaboratif sosial untuk pemecahan Kepala
masalah, berbagi informasi, sekolah harus selalu
membentuk praktek, memacu inovasi, dan berorientasi pada peningkatan
memfasilitasi pembelajaran melalui profesionalitasnya. Dirinya juga
proses partisipasi guru dan tenaga kependidikan.
Peningkatan professional guru
terdapat 4 teknis pelaksanaan adalah sebagai adalah keniscayaan
berikut : ptm, wbinar, wagroup

4. Inquiry Apresiatif
inquiry apresiatif adalah model manajemen perubahan. Metoda ini dapat diterapkan
Dimana CKS dapat berlatih mererapkan disekolah untuk merubah hal hal
kepemimpinan dengan pendekatan inkuiri apresiatif
yang belum mencapai standar
secara berkelompok dengan peserta diklat yang lain.
Model ini menjalankan tahapan BAGJA untuk dan sudah menjadi kebiasaan
menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan. yang berakar. Metoda ini
Adapun tahapannya adalah Buat Pertanyaan melibatkan peran aktif rekan
(Define); Ambil pelajaran (Discover); Gali sejawat, murid dan pemanggku
mimpi (Dream); Jabarkan rencana (Design); kebijakan sehingga semua
dan A-ur berperan dalam membuat
eksekusi (Deliver). perubahan.

5. Membangun Kebiasaan
Refleksi Secara Mandiri (Self
Regulated Learning) Self regulated learning harus
Dalam dunia pendidikan Self Regulated Learning dimiliki oleh kepala sekolah,
(SRL) atau belajar mandiri guru, siswa dalam rangka
menjadi hal yang harus ditekankan kepada perbaikan dan peningkatan
peserta didik. Seorang kepala kualitas dari waktu ke waktu.
sekolah harus memiliki kebiasaan untuk Self regulated ini menghasilkan
melakukan refleksi secara mandiri dan solusi solusi invotif dalam
juga menumbuhkan kemauan dan kemampuan peningkatan kualitas
guru dan peserta didik dalam
melakukan self regulated learning

Kepala sekolah harus mampu membangun self


regulated learning dimiliki oleh
seluruh warga sekolah. Hal ini dapat diwujudkan
apabila kepala sekolah juga
mempunyai self regulated learning yang bagus.
Seorang kepala sekolah harus
mampu menciptakan gagasan inovasi dalam
mengembangkan kompetensi guru
dan kompetensi siswa. Pengembangan
kompetensi guru akan berdampak pada
peningkatan dan pengembangan kompetensi
siswa. Kemampuan seorang
kepala sekolah berinovasi. Strategi inovasi yang
dipilih kepala sekolah harus
mampu menyelesaikan masalah pembelajaran.
Cara dan beradaptasi dalam
melakukan pengembangan diri ini berkaitan erat
dengan kemampuan kepala
sekolah untuk menentukan gagasan inovasi yang
akan dipilih untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran yang
muncul

6. Mengembangkan
kematangan diri (Self
Maturity) secara holistic bahwa diri yang sehat dan
spiritual, moral, emosi, dan Kematangan diri (self maturity) merupakan matang akan selalu
intelektual. kemampuan individu dalam memandang positif baik
mengaktualisasikan dirinya yang ditandai dengan terhadap kehidupan masa
pribadi yang selalu berjuang depan,
demi mencapai masa depaan dan cita-cita. tanggung jawab terhadap
Dengan keinginan itula, individu pekerjaan, ddantentu saja
yang matang menjadi lebih berani, tekun, mandiri mempunyai emosi yang
dan berkomitmen terhadap matang yang dapat memahami
apa yang menjadi tanggung jawabnya orang lain yang berbeda dengan
dirinya.
Tugas kepala sekolah ada 3 yaitu melaksanakan
tugas manajerial, supervise
guru dan tenaga pendidikan serta pengembangan
kewirausahaan. Kepala
sekolah dalam memenuhi beban kerjanya
tersebut perlu mempunyai pribadi
yang matang. Kematangan diri seorang kepala
sekolah akan membawa pada
kondisi sekolah yang kondusif untuk terciptanya
lingkngan dan komunitas
belajar yang memungkinkan untuk terciptanya
kualitas pembelajaran yang
unggul. Tentu saja kualitas pembelajaran yang
unggul dapat tercipta karena
adanya guru dan tenaga tendik yang professional.

2 Manajerial MANAJERIAL SEKOLAH A. MEMIMPIN UPAYA MEWUJUDKAN VISI Pengelolaan manajerial mencakup
Sekolah A. MEMIMPIN UPAYA SEKOLAH MENJADI BUDAYA BELAJAR YANG 8 standar SNP dengan terperinci
MEWUJUDKAN VISI SEKOLAH BERPIHAK PADA MURID menjelaskan semua tugas kepala
MENJADI BUDAYA BELAJAR sekolah yang harus dikelola
YANG BERPIHAK PADA Fenomena budaya belajar yang berpihak pada murid sebagai manajer sekolah dengan
MURID memiliki indikator seperti sistem pembelajaran lebih mengacu ke 8 Standar Nasional
baik, waktu belajar lebih panjang dan memiliki Pendidikan (SNP).
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran.
Kepala sekolah dan warga sekolah dalam Kepala sekolah harus lebih
merumuskan dan menetapkan visi sekolah mengetahui, memahami dan
memperhatian ketentuan perumusan visi dan misi menerapkan manajerial sekolah
yang baik. Untuk mewujudkan visi, sekolah secara menyeluruh dengan
menciptakan budaya belajar yang berpihak pada mengacu pada 8 standar SNP,
peserta ddidik. seorang Kepala sekolah melakukan sehingga manajerial sekolah dapat
tindakan-tindakan yang berkenaan dengan visi sekolah direncanakan, disusun dan
seperti melibatkan warga sekolah dalam penetapan dilaksanakan sesuai kriteria dan
visi dan program yang mendukung, rambu-rambu yang telah
mengomunikasikan visi dengan berbagai cara yang ditetapkan.
efektif menjangkau warga sekolah, menghimpun
dukungan dari segenap warga sekolah dan komunitas
dalam mewujudkan visi sekolah, dan mendorong
warga sekolah untuk mencoba pendekatan-
pendekatan baru secara interaktif dan reflektif yang
mewujudkan visi sekolah.
Ada beberapa faktor untuk memcapai visi tersebut
yaitu:
a. kepemimpinan kepala sekolah yang profesional
b. guru-guru yang tangguh dan profesional 2
Manajerial Sekolah
c. memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas
d. lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
e. jaringan organisasi yang baik
f. kurikulum yang jelas
g. evaluasi belajar yang baik
h. partisipasi orang tua murid yang aktif dalam
kegiatan sekol
1. Penyusunan RKS
1. Penyusunan Program Sekolah (RKS)
Pada penyusunan RKS, agar
a. Pengertian Rencana Kerja Sekolah tujuan dan fungsinya tercapai
Pentingnya fungsi perencanaan dalam pengelolaan secara maksimal harus berpijak
sekolah dapat dilihat dalam Peraturan Menteri dari hasil analisis Rapor Mutu
Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Sekolah, namun terkadang terjadi
Standar Pengelolaan. Setiap sekolah pada semua miss comukasi karena terjadi
jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK), bahwa kesalahan atau kurang teliti saat
sekolah harus membuat, sebagai berikut: input form PMP.
1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam Berdasarkan hasil kajian modul
kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu kompetensi Manajerial, dan
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan kemudian dibandingkan dengan
komponen yang mendukung peningkatan mutu analisis aplikasi online ARKAS,
lulusan. materi ini sangat sesuai jika
diterapkan langsung di sekolah.
2) Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) yang dilaksanakan berdasarkan Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM).

RKJM adalah rencana kerja yang berisi tujuan,


program, kegiatan, dan estimasi sumber daya untuk
jangka waktu 4 (empat) tahun. Sedangkan RKT adalah
program jangka pendek atau tahunan sebagai jabaran
atau operasionalisasi RKJM.
RKS disusun dengan tujuan:
1) menjamin agar tujuan sekolah yang telah
dirumuskan dapat dicapai dengan tingkat kepastian
yang tinggi dan resiko yang kecil;
2) memberikan arah kerja yang jelas tentang
pengembangan sekolah;
3) acuan dalam mengidentifikasi dan mengajukan
sumberdaya pendidikan yang diperlukan dalam
pengembangan sekolah;
4) menjamin keterkaitan dan konsistensi dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan
masyarakat; dan
6) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkesinambungan.

RKS disusun bersama antara kepala sekolah dengan


seluruh pemangku kepentingan dan warga sekolah.
Adapun RKS berfungsi sebagai:
1) Legitimasi
RKS disahkan oleh pihak-pihak yang berwenang yang
menjadi dasar dan legitimasi sekolah untuk
menjalankan seluruh progrm dan kegiatan.
2) Pengarah
RKS akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu
dengan cara lebih terkoordinasi dan terarah sesuai
dengan tujuan pendidikan.
3) Minimalisasi ketidakpastian
Perubahan seringkali sesuai dengan apa yang kita
perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula di luar
perkiraan kita sehingga menimbulkan ketidakpastian.
Ketidakpastian inilah yang coba diminimalkan melalui
penyusunan RKS.
4) Minimalisasi pemborosan sumber daya
RKS juga berfungsi untuk meminimalisasikan
pemborosan sumberdaya. RKS disusun dengan baik
akan memberikan gambaran tentang jumlah
sumberdaya yang dilperlukan, bagaimana cara
penggunaannya, dan untuk pengunaan apa saja
sumberdaya tersebut dimanfaatkan dapat diestimasi
sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian
pemborosan yang terkait dengan pengunaan
sumberdaya yang dimiliki sekolah akan diminimalkan
sehingga tingkat efisiensi menjadi meningkat.

5) Penetapan standar kualitas


RKS berfungsi sebagai penetapan kualitas yang harus
dicapai oleh sekolah dan diawasi pelaksanaannya
dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam proses
pengawasan, manajemen sekolah membandingkan
antara tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi di
lapangan.

Prosedur penyusunan RKS


Prosedur penyusunan RKS adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
Pelaksanaan EDS menggunakan instrumen yang
diturunkan dari regulasi tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
2) Peta mutu sekolah yang menggambarkan kondisi
sekolah yang merupakan capaian SNP sekolah.
Peta mutu sekolah juga bisa dilihat dari rapor mutu
sekolah. Yang perlu dicermati dengan penggunaan
rapor mutu sekolah adalah proses pengisian
instrumen dan proses entri instrumen Pemetaan
Mutu Pendidikan (PMP) di satuan pendidikan.
3) Dari hasil EDS kemungkinan diperoleh berbagai
kekurangan atau masalah pada masing-masing
standar. Dari kekurangan atau masalah akan
dibuat rekomendasi untuk perbaikan. Mengingat
keterbatasan sumberdaya, kumpulan rekomendasi
yang jumlahnya cukup banyak kemudian dipilih
dengan menggunakan skala prioritas. Kajian rapor
mutu atau hasil EDS adalah temuan atau masalah
pada Standar Kompentensi Lulusan (SKL) sebagai
muara dari seluruh aktivitas sekolah. Kekurangan
atau masalah pada SKL harus dianalisis untuk
dicari akar masalahnya, dan ada kemungkian
berhimpitan dengan masalah pada standar yang
lain. Dengan demikian, program kerja dan kegiatan
yang disusun dan dimuat dalam RKS adalah hal-
hal penting yang mempunyai dampak signifikan
terhadap peningkatan mutu sekolah.
4) Dalam rangka penjaminan mutu, selama proses
pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan
monitoring secara internal oleh satuan pendidikan.
Selain itu pada akhir periode dilakukan evaluasi
kegiatan dan hasilnya dibuat laporan sebagai salah
satu bentuk akuntabilitas manajemen
penyelenggaraan sekolah. Hasil evaluasi kegiatan
digunakan sebagai peta mutu sekolah berikutnya,
dan hasil tersebut digunakan sebagai dasar
penentuan standar kinerja, dan selanjutnya
digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana
kerja berikutnya

b. Menganalisis Target Capaian dan Menelaah


Rencana Kerja Sekolah

Kepala sekolah sebagai manajer sekolah mampu


menentukan target capaian dan tonggak keberhasilan
dalam melaksanakan RKS, baik dalam Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) 4 tahun maupun Rencana
Kerja Tahunan (RKT) 1 tahun sehingga pelaksanaan
perencanaan program lebih operasional dan terukur
pencapaiannya. Secara konkret, kepala sekolah
menentukan tujuan atau sasaran 1 tahunan dan 4
tahun ke depan dalam program RKJM dan RKAS

c. Pengembangan Dokumen Rencana Kerja


Sekolah
Rencana Kerja Sekolah (RKS) adalah dokumen
penting yang digunakan sebagai salah satu pedoman
sekolah. Oleh karena itu, RKS harus memuat hal-hal
penting yang dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh terhadap kebutuhan pengembangan
sekolah. Sekolah dapat menetapkan standar mutu
baru di atas SNP apabila seluruh standar dalam SNP
telah terpenuhi. Acuan utama RKS adalah
pengembangan sekolah berdasarkan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan. Sebagaimana diuraikan
tersebut, RKS berupa RKJM dan RKT. RKJM yang
baik
2. Pengelolaan Standar
Kompetensi Lulusan 2. Pengelolaan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
(Pengelolaan Peserta Didik)
Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses dan
standar penilaian, standar guru dan tenaga
kependidikan, Standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan dan standar pembiayaan. Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah
Fungsi Standar Kompetensi Lulusan Standar
kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.
3. Pengelolaan Standar Isi
(Pengelolaan Kurikulum)
3. Pengelolaan Standar Isi (Pengelolaan
Kurikulum dan Bahan Pembelajaran)

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat


kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ditetapkan
untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan Pendidikan
Permendikbud No. 61 tahun 2014 menyebutkan
bahwa komponen KTSP meliputi 3 dokumen yaitu
sebagai berikut:
a. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP
berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan,
pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan;
b. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP
berisi silabus;
c. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP
berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang
disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik di lingkungan belajar

4. Pengelolaan Standar Proses 4. Pengelolaan Standar Proses


Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Pengelolaan Standar
Penilaian 5. Pengelolaan Standar Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian
hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah

Penilaian Autentik (Authentic Assessment)


Penilaian Autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan`

B. MEMIMPIN DAN B. MEMIMPIN DAN MENGELOLA PROGRAM


MENGELOLA SEKOLAH YANG SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA
BERDAMPAK PADA PESERTA PESERTA DIDIK
DIDIK
Memimpin dan mengelola program sekolah yang
berdampak pada peserta didik meliputi beberapa
kegiatan:
1. Menyusun prioritas dan merancang program yang
sesuai visi sekolah, realistis, dan mengacu peta
kebutuhan murid
2. Mengelola sumber daya sekolah
a. Mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya
dari berbagai sumber yang sah untuk menjalankan
program sekolah
b. Menggerakkan dan memberdayakan sumber daya
sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas
belajar
3. Menunjukkan praktik yang menjadi teladan dalam
pelaksanaan program sekolah yang berdampak
terhadap murid
4. Mengarahkan warga sekolah menjalankan program
dengan menjelaskan keterkaitannya dengan visi
sekolah
1. Pengelolaan Standar 1. Pengelolaan Guru, Tenaga Kependidikan dan
Pendidik dan Tenaga Peserta Dididk
Pendidikan
A. Pengelolaan guru terdiri dari:
- Kualifikasi akademik (melalui Pendidikan formal)
- Melalui kompetensi guru

B. Pengeloaan Tenaga Kependidikan (tenaga


administrasi sekolah) yang terdiri dari :
- Kualifikasi Tenaga Administrasi Sekolah
- Kompetensi tenaga adminidtrasi sekolah.

C. Pengelolaan Peserta Didik


1). Perencanaan dan penerimaan peserta didik.
2). Penempatan dan pengembangan Kapasitas
peserta didik baru;
a. penempatan peserta didik
b. pengembangan kapasitas peserta didik
c. kegiatan ekstrakurikuler,
d. pembinaan kesiswaan,
e. pembiasaan keteladanan

2. Pengelolan Standar Sarana 2. PENGELOAAN STANDAR SARANA DAN


dan Prasarana PRASARANA
Permendikbud No. 24 tahu 2007 menyebutkan
Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang
dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana
adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi
sekolah. Nurochim (2016;181).

A. Sarana sekolah terdiri dari:


a. perabot sekolah,
b. alat pelajaran,
c. media pendidikan.

B. Prasarana sekolah terdiri darai:


a. ruang kelas,
b. ruang perpustakaan,
c. ruang laboratorium,
d. ruang keterampilan,
e. ruang kesenian,
f. fasilitas olahraga.

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah terdiri


dari:
1) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah
2) Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
3) Inventarisasi dan pelaporan sarana dan
prasarana sekolah
4) Pemanfaatan sara dan prasarana sekolah,
5) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
6) Penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

3. PENGELOLAAN STANDAR PENGELOLAAN


3. Pengelolaan Standar
Pengelolaan Pengelolaan standar pengelolaan meliputi:
1. Perencanaan Program Sekolah
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
3. Pengawasan dan Evaluasi
Kegiatan ini berupa monitoring dan evaluasi
dengan tahapan sebagai berikut :
 Konsep monitoring dan evaluasi
 Tujuan monitoring,
 Tujuan evaluasi,
 Manfaat monitoring evaluasi
 Prinsip monitoring dan evaluasi,
 Penyusunan program, instrument, dan system
pelaksanaan monitoring evaluasi,
 Instrument monev,
 Sistem pelaksanaan monev,
 Pelaporan kegiatan dan tindak lanjut monev.
4. Kepemimpinan sekolah
5. System informasi manajemen, meliputi:
a. Penggunaan system informasi manajemen di
sekolah
b. Menganalisis masalah dan solusinya dalam
pengelolaan SystemInformasi Manajemen
(SIM) di sekolah.

4. PENGELOLAAN STANDAR PEMBIAYAAN


4. Pengelolaan Standar a. Konsep pengelolaan keuangan sekolah
Pembiayaan
b. Sumber-sumber pendanaan sekolah, terdiri
dari dana pemerintah, dana masyarakat, dana
swadaya, dan sumber lain.
c. Perencanaan dan pembelanjaan keuangan
sekolah, meliputi :
1) Penyususnan RKAS, RKT, RKJM
d. Pelaksanaan pembelanjaan anggaran sekolah
disesuaikan dengan sumbernya,
e. Pengawasan dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan sekolah

3 Kepemimpinan A. PEMBELAJARAN 1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian Pada prinsipnya kegiatan


pembelajaran BERDIFFERENSIASI keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat pembelajaran harus
melalui oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan mengutamakan keadaan dan
coaching dalam murid. kebutuhan peserta didik.
Supervisi Guru
B. PENERAPAN COACHING Coaching clinic merupakan
dan Tenaga DALAM SUPERVISI 2. Coaching dilaksanakan setelah kepala sekolah evaluasi dari kegiatan supervisi,
Kependidikan AKADEMIK melaksanakan supervisi. Hasil supervisi akan serta sebagai upaya tindak lanjut
dianalisis mana yang menjadi potensi guru dan untuk perbaikan proses
mana yang menjadi kelemahan guru dalam pembelajaran.
mengajar.
C. KONSEP DAN
IMPLEMENTASI SUPERVISI 3. Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik Supervisi akademik harus
AKADEMIK (GURU) dengan tujuan untuk mengukur, memperbaiki dan dilakukan secara rutin, dengan
mengembangkan potensi yang dimiliki guru dalam tujuan untuk meningkatkan mutu
kegiatan pembelajaran. pembelajaran di sekolah.
D. KONSEP DAN
4. Kegiatan supervisi Tenaga kependidikan biasanya Kegiatan supervisi tendik perlu
IMPLEMENTASI SUPERVISI
lebih mengarah pada evaluasi dan peningkatan dilakukan dalam upaya evaluasi
TENDIK (TENAGA
kompetensi manajerial, yaitu standar tenaga dan peningkatan mutu kompetensi
KEPENDIDIKAN)
kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana manajerial.
prasarana, dan standar pembiayaan.
E. PELAKSANAAN COACHING
5. Pelaksanaan coaching dilaksanakan setelah Pelaksanaan coaching clinic
OLEH KEPALA SEKOLAH
kegiatan supervisi berakhir. Melalui kegiatan ini, digunakan sebagai teindak lanjut
kepala sekolah jadi dapat mengetahui kelebihan dan kegiatan supervisi yangtelah
potensi yang dimiliki guru, membahas kekurangan dilaksanakan sebelumnya,
yang perlu diperbaiki, dibuatkan solusi melalui sehingga bisa diketahui kelebihan
diskusi dan kemudian dibuatkan komitmen untuk dan kekurangan yang perlu
menjadikan hasil supervisi ini menjadi pijakan awal diperbaiki untuk peningkatan mutu
menuju perubahan yang lebih baik dalam kegiatan pembelajaran.
pembelajaran.

4 Pengembangan 1. Pengembangan Komunitas Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong Menjadi kepala sekolah adalah
Kewirausahaan Berbasis Aset (PKBA) komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang sebuah amanah untuk menjalankan
dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset- tiga tujuan tertinggi
aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua mengembangkan sekolah (ultimate
peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) concern) yaitu :
adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif. 1. menjalankan kebijakan
2. Ekosistem sekolah pemerintah dalam bidang
Sekolah adalah sebuah komunitas manusia yang pendidikan di sekolah. (Daoed
berkumpul bersama untuk saling belajar. Belajar Joesoef, 2018).
adalah proses menguasai pengetahuan dan 2. mengelola sekolah agar tumbuh
keterampilan baru. Relasi di antara peserta didik, berkembang harmonis bersama
sekolah dan belajar diikat dalam sebuah ekosistem. dengan kehidupan politik,
Maka keseimbangan pendidikan di sekolah mengakui ekonomi, sosial dan budaya
adanya saling ketergantungan yang sangat penting masyarakat di sekitarnya.
diantara semua aspek pengembangan dalam setiap (Daoed Joesoef, 2014).
diri peserta didik dan lingkungan sekolah secara 3. dalam buku kerja kepala
keseluruhan (Ken Robinson, 2015). Jadi kita bisa sekolah, menjaga dan
menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran di membudayakan nilai-nilai
sekolah ditentukan oleh interrelasi antara kepala karakter dan moral agar bisa
sekolah, guru dan siswa. hidup tumbuh dan berkembang
di dalam dunia pendidikan,
3. Aset – aset dalam sebuah komunitas yakni di lingkungan sekolah
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset diantara guru, siswa, orang tua,
building and community development, masyarakat dan lingkungan
ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut menjadi aspek penting dalam
sebagai modal utama, yaitu: pengelolaan sekolah.
1. Modal Manusia (Kemdikbud, 2017).
2. Modal Sosial
3. Modal Fisik
4. Modal Lingkungan Alam
5. Modal Finansial
6. Modal Politik
7. Modal Agama dan Budaya
2. Gagasan Inovasi
Pengembangan Sekolah Kemampuan, kekuatan, kesanggupan, dan/atau daya
kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang
memungkinkan kepala sekolah mempengaruhi,
menggerakkan, memberdayakan dan
mengembangkan sumber daya yang dimiliki sekolah
adalah potensi kepemimpinan kepala sekolah. Kepala
sekolah harus menjadi learning model agen perubahan
di sekolah yang efektif (Agent of Change). (Michael
Fullan, 2014).
Inovatif adalah karakteristik yang dimiliki seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan berpikir kreatif,
mengembangkan ide-ide baru yang bermanfaat di
setiap kesempatan, memanfaatkan sumber daya yang
tersedia, dan mampu memecahkan masalah (Mattare;
Chen; Okudan &Rzasa; Gupta, MacMillan & Surie
dalam Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009).
Pemimpin yang inovatif melekat kemampuan
kreatifnya. Ia selalu menciptakan ide atau gagasan,
dan atau produk yang bercirikan novelty (baru),
original (orisinal), useable (bermanfaat), dan high
product (produk berkualitas tinggi)
Cara berpikir dan bertindak kepala sekolah/madrasah
yang inovatif, antara lain: (1) berani ke luar dari
kawasan nyaman (comfort zone); (2) tidak berpikir
secara konvesional; (3) bertindak lebih cepat
dibanding orang lain;
(4) mendengarkan ide stakeholders
sekolah/madrasah; (5) bertanya kepada warga
sekolah/madrasah dan stakeholders apa yang perlu
diubah di sekolah/madrasah ini secara berkala; (6)
memotivasi diri dan orang lain untuk cepat bergerak
dengan selamat; (7) berharap untuk menang dan
memiliki kesehatan dan kekuatan; dan
(8) “rekreasi” secukupnya untuk mendapatkan ide-ide
baru (Anonim 3, 2005).

3. Pengorganisasian Kepala sekolah/madrasah perlu mengasah kepekaan


pelaksanaan program naluri jiwa kewirausahaannya. Naluri jiwa
inovatif berbasis peningkatan kewirausahaan merupakan seperangkat sifat-sifat
kualitas pembelajaran seorang wirausahawan, seperti proaktif, kreatif,
inovatif, berani mengambil risiko, kerja keras, pantang
menyerah, motivasi tinggi, peka menangkap peluang,
ingin selalu melakukan perbaikan dan pengembangan,
tidak pernah puas dengan apa yang dicapai, dan
keinginan agar orang lain tumbuh dan berkembang
jiwa wirausahannya, dan juga mengembangkan unit
usaha sebagai sumber belajar siswa. Kepala
sekolah/madrasah yang memiliki naluri kewirausahaan
akan menciptakan pengalaman dan sumber belajar
bidang kewirausahaan bagi guru dan peserta didiknya.
Ada 3 metode pembelajaran kepemimpinan
kewirausahaan yang harus dikuasai, yaitu: (1)
pembelajaran berbasis pengalaman(experiential
learning); (2) pembelajaran melalui interaksi sosial
(social interaction learning); dan (3) pembelajaran
melalui pengenalan peluang (opportunity recognition).
4. Pengelolaan Kewirausahan
Sekolah Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan
kewirausahaan sekolah adalah sebagai berikut :
- Perencanaan Program Kewirausahaan Sekolah
- Pelaksanaan Program Kewirausahaan Sekolah
Adapun beban kerja kepala sekolah terkait
dengan pengembangan kewirausahaan adalah
sebagai berikut :
a. Merencanakan program pengembangan
kewirausahaan.
b. Melaksanakan program pengembangan
kewirausahaan:
c. Melaksanakan Evaluasi Program
Pengembangan Kewirausahaan
- Evaluasi Program Kewirausahaan Sekolah
5 Rencana Tindak Ruang Lingkup 1. Rambu-rambu OJT2
Lanjut 2. Rencana Penyusunan Proyek Kepemimpinan
(RPK)
3. Kajian Managerial (KM)
4. Peningkatan Kompetensi (KM)
5. Pelaksanaan Monev
6. Penyusunan Laporan RencanaTindak Lanjut (RTL)
7. Kegiatan Presentasi dan Gelar Karya

Rambu-Rambu On The Job On The Job Training 1 adalah tahap pertama diklat
Training yang dilaksanakan 20 JP @45 menit.
Peserta melaksanakan aktivitas mendalami materi
pembentukan karakter, kepemimpinan managerial,
pengembangan kewirausahaan dan supervise,
melakukan identifikasi permasalahan pembelajaran
dan melakukan analisis kebutuhan Pengembangan
Keprofesian (AKPK)

On The Job Training 2 adalah pembelajaran di


lapangan dilakukan 2 sekolah yakni sekolah asal dan
sekolah magang.

Rencana Proyek Kepemimpinan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) adalah Tujuan penyusunan RPK adalah :
Penjabaran rencana pengembangan sekolah secara 1. Peningkatan kinerja sekolah
operasional yang di dalamnya memuat tindakan- 2. Peningkatan kompetensi kepala
tindakan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam sekolah
menjalankan program kegiatan untuk memecahkan 3. Peningkatan kualitas
masalah pembelajaran. pembelaran
Kajian Managerial A. Melakukan pemetaan capaian SNP yang Kajian Managerial adalah kegiatan
didasarkan pada kondisi nyata dan rapot mutu sekolah melakukan pemetaan capaian SNP
dalam menyusun rancangan perangkat layanan berdasarkan raport mutu sekolah.
pembelajaran berorientasi pada peserta didik.

B. Rambu-rambu :
1. Menyusun Aspek untuk SN
2. Memasukan Aspek ke Matriks
3. Menyusun kondisi ideal semua aspek berdasarkan
regulasi yang berlaku.
4. Menentukan semua aspek berdasarkan bukti nyata
di sekolah

Peningkatan Kompetensi
A. Peningkatan Kompetensi
tujuannya untuk meningatkan kompetensi
berdasarkan kebutuhan individu dengan belajar
dari kepsek (mentor 2)
B. Rambu.-Rambu :
Memilih salah satu dimensi kompetensi yang paling
rendah hasil AKPK.
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data
pelaksanaan kegiatan dan membandingkannya
dengan rencana kegiatan yang telah disusun
Jadwal RTL sebelumnya

Tujuan Penyusunan RTL adalah :


1. Memanadu peserta diklat dalam melaksanakan
kegiatan RTL
2. Menjadi alat control pelaksanaan kegiatan RTL
Laporan Rencana Tindak Lanjut Untuk mengetahui tingkat
Laporan RTL terdiri dari bagian awal, isi, dan penutup keberhasilan suatu kegiatan yang
direncanakan.

Kegiatan Gelar Karya Gelar karya dilakukan dalam


Gelar karya adalah aktivitas peserta menampilkan bentuk menampilkan hasil
proses dan hasil pelaksanaan kegiatan berupa hasil pelaksanaan RTL
inovasi yang dilakukan selama melaksanakan rencana
proyek kepemimpinan

Petunjuk pengisian hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran:


1. Kolom “a” diisi dengan nomor urut;
2. Kolom “b” diisi dengan nama Mata Diklat;
3. Kolom “c” diisi dengan materi yang ada dalam bahan pembelajaran
4. Kolom “d” diisi dengan resume hasil eksplorasi materi secara garis besar;
5. Kolom “e” diisi dengan hal-hal baru yang diperoleh setelah mendalami materi.

Catatan:
Peserta mengunggah hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran ke LMS yang telah disediakan apabila moda daring.
Peserta mempresentasikan hasil pengisian instrument refleksi bahan pembelajaran dan mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada
pengajar diklat.

Anda mungkin juga menyukai