Pendahuluan
Epinephrine (adrenaline)
- Menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan
kecepatan glikogenolisis di dalam liver
- Rangsangan sekresi epinephrine bisa berupa stres fisik
atau emosional yang bersifat neurogenik
Glucagon
- Menaikkan konsentrasi gula darah dengan mendorong
glikogenolisis di dalam liver
- Sekresi glucagon juga dipengaruhi oleh konsentrasi gula
darah, tetapi berlawanan dengan mekanisme pada insulin
(gula darah turun → sekresi glucagon naik)
atau: pengeluaran glucagon dirangsang oleh hypoglycemia
dan ditekan oleh hyperglycemia
Tyroksin
- Memacu konversi glikogen menjadi glukosa di dalam liver
- Mempercepat absorpsi glukosa di dalam usus
Bahaya hyperglycemia
- Konsentrasi gula darah tinggi → tekanan osmotik
ekstraseluler tinggi → dehidrasi
- Bila sel otak mengalami dehidrasi → koma
- Bila konsentrasi >600 mg/dL biasanya akan terjadi koma
dan ketidakseimbangan elektrolit
- Gula darah yang tinggi dalam waktu lama bisa
mengakibatkan ”glikosilasi hemoglobin A” (HB Ac 1), yaitu
terjadinya ikatan kovalen antara glukosa dan terminal valine
dari hemoglobin A, oleh karena itu kandungan HB Ac 1
dipakai sebagai parameter penderita diabetes (normal: 4-
6%; tidak normal: 7-11%)
- Diabet merupakan gangguan metabolisme karbohidrat,
tetapi juga mempengaruhi metabolisme protein dan lemak:
(1) protein – washing → memaksa konversi asam
amino menjadi glukosa
(2) menaikkan metabolisme trigliserida diikuti
dengan over-produksi ketone bodies dan kolesterol
Hal-hal tersebut ditandai dengan:
(a) poly urea (volume urine berlebihan)
Bila kadar gula darah naik di atas 180 mg/dL, ginjal
tidak dapat lagi menahan → sebagian gula ke urine
→ kadar gula urine tinggi → menarik air banyak
(osmolitas gula) → poly urea
(b) poly dipsia (haus)
Keadaan tersebut akan mengganggu neraca air
dalam tubuh → poly dipsia = rasa haus terus
(c) poly phagia (lapar)
Pada waktu bersamaan, meskipun kadar gula darah
berlebihan, tetapi tidak dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi sel → glucose stored state →
kelaparan
(d) penurunan berat badan
Karena tubuh harus memecah protein/lemak untuk
keperluan energinya → penurunan berat badan
Vitamin A
Vitamin D
Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai
lima kali AKG yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari,
akan menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan
absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan
kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti
ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain. Tanda-tanda khas
adalah akibat hiperkalsemia seperti lemah, sakit kepala, kurang
nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan
pengeluaran urin berlebihan. Bayi yang diberi vitamin D
berlebihan menunjukkan gangguan saluran cerna, rapuh
tulang, gangguan pertumbuhan, dan kelambatan
perkembangan mental.
Di masa bayi seringkali diberi tambahan vitamin D
sebanyak satu tetes setiap hari. Pemberian vitamin D yang
terlalu banyak, misalnya satu sendok teh setiap hari akan
mengakibatkan timbulnya keracunan. Gejala keracunan vitamin
D yaitu nafsu makan hilang, muntah-muntah, berasa sangat
haus, mengalami sembelit, dapat mengalami diare, kehilangan
berat dan bersifat mudah marah. Apabila overdosis
berlangsung terus menerus, anak dapat mengalami koma dan
akhirnya mati.
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin C
Vitamin B6
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama
berbulan-bulan akan menyebabkan kerusakan saraf yang tidak
dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan pada kaki, kemudian
mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu
bekerja. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat
pada konsumsi sebanyak 25 mg sehari. Hal ini perlu
diperhatikan bila menggunakan suplemen vitamin B6 dalam
jumlah berlebihan.
ebenarnya kalau dilihat lebih jauh, ini bukan anomali, karena kadar trigliserid berbanding
terbalik dengan HDL, bila HDL tinggi maka kadar trigliseridnya rendah. Itu yang
membedakan saya dengan kolega saya. Meski total kolesterol diatas 200, tetapi trigliseridnya
dibawah 150,karena HDL diatas 40, cenderung diatas 60 bahkan pernah diatas 90.