Teknik Pemasangan Intrauterine Device
Teknik Pemasangan Intrauterine Device
Oleh
Teknik yang digunakan dalam pemasangan Intrauterine device (IUD) atau alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) secara umum menggunakan dua prinsip yaitu no touch technique saat
insersi sonde uteri dan tabung IUD, serta teknik withdrawal saat melepaskan lengan IUD dari
tabung inserter.
Persiapan Pasien
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pemasangan IUD adalah konseling KB,
pemeriksaan panggul, dan persiapan alat IUD yang akan dimasukkan.
Konseling KB
Dokter / Bidan harus memberikan konseling kontrasepsi terlebih dulu mengenai jenis-jenis alat
kontrasepsi, cara penggunaan alat kontrasepsi, masa penggunaan alat kontrasepsi, manfaat
penggunaan alat kontrasepsi, efek samping yang mungkin dialami pasien, serta kontraindikasi
penggunaan alat kontrasepsi.
Setelah selesai memutuskan pemilihan alat kontrasepsi, dan pasien serta suaminya sudah
menyepakati akan dilakukan pemasangan IUD (informed consent), lakukan pemeriksaan fisik
secara umum termasuk tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, frekuensi napas), dan
memeriksa gejala serta tanda adanya kontraindikasi IUD.
Pemeriksaan Panggul
Persiapan IUD
Persiapkan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD Cu T380A) di dalam kemasan sterilnya. Buka
sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang. Kemudian, masukkan pendorong ke dalam
tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril.
Letakkan kemasan pada tempat yang datar, lalu selipkan karton pengukur di bawah lengan IUD.
Pegang kedua ujung lengan dan dorong tabung inserter sampai lengan IUD terlipat ke dalam
tabung.
Peralatan
Posisi Pasien
Untuk memasang IUD, pasien diposisikan tidur terlentang dalam posisi litotomi (kedua kaki
mengangkang).
Prosedural
Follow up
Follow up setelah pemasangan IUD dilakukan setelah 4 minggu bila tidak ada keluhan. Namun,
bila pasien mengalami keluhan atau tidak bisa meraba benang IUD, pasien diedukasi untuk
segera kontrol ke dokter.