Anda di halaman 1dari 7

INSTRUMEN PENATAGUNAAN LAHAN

(LAND USE PLANNING)

Kelompok 1
TIARAWATI

REZA RESKI

KEVIN PUATIPANNA

DWI DIAN FITRIANI

BURHANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2020/2021
Perencanaan penggunaan lahan merupakan penilaian yang sistematik
terhadap lahan untuk mendapatkan alternatif penggunaan lahan dan memperoleh
opsi yang terbaik dalam memanfaatkan lahan agar terpenuhi kebutuhan manusia
dengan tetap menjaga agar lahan tetap dapat digunakan pada masa yang akan
datang. Sedangkan evaluasi lahan merupakan penilaian terhadap lahan untuk
penggunaan tertentu FAO (1985).

Penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land
cover). Penggunaan lahan biasanya meliputi segala jenis kenampakan dan sudah
dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan
penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi
yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan merupakan aspek penting karena
penggunaan lahan mencerminkan tingkat peradaban manusia yang
menghuninya.Indonesia Negara yang luas. Disana terdapat begitu banyak pulau
yang terbentang dengan berbagai macam lahan didalamnya.

Identifikasi, pemantauan, dan evaluasi penggunaan lahan perlu selalu


dilakukan pada setiap periode tertentu, karena ia dapat menjadi dasar untuk
penelitian yang mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan lahan.
Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha
melakukan perencanaan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan
keruangan di suatu wilayah.Dalam hubungannya dengan optimalisasi penggunaan
lahan, kebijakan penggunaan lahan diartikan sebagai serangkaian kegiatan
tindakan yang sitematis dan terorganisir dalam penyediaan lahan, serta tepat pada
waktunya, untuk peruntukan pemanfaatan dan tujuan lainnya sesuai dengan
kepentingan masyarakat (Suryantoro, 2002).

Bentuk lahan asal solusional, lahan asal marin, fluvial, denudasi, struktural
dll. Lahan asal solusional adalah sebagian lahan yang terdapat di Indonesia.Banyak
sekali kegunaan lahan ini dan berbagai unsur serta materi-materi di dalamnya.
Selain itu keberadaan kawasan bentuk lahan asal solusional di Indonesia, dewasa
ini dianggap memiliki nilai yang sangat strategis. Di seluruh wilayah kepulauan
Indonesia, luas kawasan bentuk lahan asal solusional mencapai hampir 20 % dari
total luas wilayah. Dari segi keilmuan kawasan bentuk lahan asal solusional
merupakan suatu kawasan yang tidak akan pernah kehabisan
obyek untuk penelitian. Fenomena bentang lahan permukaan bentuk lahan asal
solusional yang sangat unik, fenomena bawah permukaan berupa sistem pergoaan
dan sungai bawah tanah merupakan obyek yang sangat menarik untuk
diteliti.Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal didalamnya yang juga
unik karena mampu bertahan pada kondisi water table yang sangat dalam, dan
hanya dapat memperoleh air dari goa serta mata air juga menarik untuk selalu
dikaji.Sumber daya alam lain yang dapat dikaji adalah beragamnya flora dan fauna
yang khas seperti burung walet dan kelelawar.

Tujuan

1) mengetahui kendala apa saja yang terdapat pada bentuk lahan asal solusional.

2) mengetahui bagaimana pengelolaan bentuk lahan asal solusional.

Sistem klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan adalah sistem


klasifikasi penggunaan lahan menurut Malingreu. Dalam suatu kerangka kerja,
menurut Dent (1981) dalam membuat klasifikasi penggunaan lahan dibagi menjadi
tingkatan-tingkatan ynag terbagi menjadi kelompok-kelompok sebagai berikut :

1. Land cover/land use Order (cover type);

2. Land cover/land use Cover Classes;

3. Land cover/land use Sub-Classes;

4. Land cover/land use Management Units (comparable to land utilization

types).
Penggunaan lahan

Bentuk-bentuk penggunaan lahan di Indonesia dari tempat satu ke tempat


lain beragam bentuknya, tergantung kondisi fisik/lingkungan setempat. Bentuk-
bentuk tersebut dapat didasarkan dari sistem klasifikasi penggunaan lahan yang
paling berpengaruh dalam pembuatan peta penggunaan lahan di Indonesia (dalam
Purwadhi dan Sanjoto, 2008 :125-127), yakni:

a) Klasifikasi penggunaan lahan menurut Darmoyuwono, 1964 menekankan pada


aspek penggunaan lahan berpedoman pada Commision on World Land Use
Survey. Klasifikasinya memiliki hirarki atau penjenjangan yang mantap.Tetapi
klasifikasi menurut Darmoyuwono ini kurang digunakan di Indonesia karena
kurang disosialisasikan.

b) Klasifikasi penggunaan lahan menurut I Made Sandy, 1977 mendasarkan pada


bentuk penggunaan lahan dan skala peta, membedakan daerah desa dan kota.
Klasifikasi ini digunakan secara formal di Indonesia oleh Badan Pertanahan
Nasional (BPN).

Lahan (land) merupakan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup


semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada
di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk,
relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh
aktivitas.
Penatataan merupakan suatu proses perencanaan, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan untuk semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna
dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan nserta keterbukaan ,
persamaan keadilan dan perlindungan hukum.
Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah
yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud
konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait
dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan
masyarakat secara adil.
Konsolidasi Tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali
penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber
daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Konsolidasi Tanah
merupakan kebijakan dari pertanahan untuk melakukan penataan kembali,
penguasaan dan penggunaan tanah yang pada awal pembangunannya tidak tertib
dan
teratur sementara memposisikan masyarakat sebagai subyek dari
pembangunan tersebut, sehingga masyarakat benar-benar dilibatkan secara
langsung sehingga pada akhirnya tempat tinggal mereka menjadi lebih baik,
tertata, dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan dapat bermanfaat untuk
kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Tujuan penatagunaan tanah


Penata gunaan tanah bertujuan untuk:
a. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan yang sesuai
dengan arahan tata ruang wilayah, sehingga tidak terjadi penggunaan tanah
yang salah tempat;
b. mengatur persediaan tanah bagi berbagai kegiatan pembangunan dengan
mengusahakan agar terjadi penatagunaan tanah yang salah urus;
c. mewujudkan tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup, yaitu
dengan mengendalikan kebutuhan masyarakat akan tanah;
d. menjamin kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah.

Model penatagunaan tanah


Dalam perencanaan penggunaan tanah dikenal beberapa model, yaitu:
a. Model Tertutup (zoning)
Model tertutup (zoning) adalah suatu model penatagunaan tanah, dengan membuat
zona-zona penggunaan tanah atas dasar pertimbangan teknis, untuk jangka waktu
yang telah ditentukan, model penggunaan tanah ini sulit diterapkan oleh karena:
1.Peruntukan penggunaan tanah telah ditetapkan sebelum ada kebijakan
penggunaan tanah.
2. Hak atas tanah dan penggunaan tanah yang telah ada dikesampingkan.
3. Mendorong timbulnya spekulan tanah.
4. Kondisi tanah atau keadaan tanah sering tidak mendukung.
5. Kesulitan dalam memperoleh tanah kosong.
6. Perkembangan wilayah sering tidak merata.
Kelebihan model zoning adalah: lingkungan tertata dengan baik menggunaan
tanah tidak tumpang tindih, dan biaya untuk menetapkan model zoning tidak
begitu mahal.
b. Model Terbuka.
Model terbuka, artinya bahwa beberapa ruang atas tanah dalam suatu wilayah tidak
dibagi dalam zona-zona penggunaan sebagaimana dalam model zoning, tetapi
pelaksanaan kegiatan pembangunan disesuaikan dengan kondisi tanah, bagi tanah
yang subur hanya boleh digunakan untuk usaha pertanian, sedangkan tanah yang
kurang subur dapat dipergunakan untuk mendirikan bangunan.

c. Model penggunaan yang mengabdi pada pembangunan


Dalam model penggunaan tanah yang mengabdi pada pembangunan, maka
perencanaan dan penggunaan tanah mengikuti keperluan kegiatan pembangunan
sehingga penggunaan tanah sesuai dengan arah kebijaksanaan pembangunan seta
model penggunaan tanahnya secara berencana, yaitu dengan:
1. Tanah disediakan setelah ada dana dan penetapan proyek pembangunan
yang selaras.
2. Proyek pembangunan yang ditetapkan atas dasar kaitan yang selaras
antara sasaran pembangunan dan fakta daerah secara seksama.
3. Ada ijin perubahan penggunaan tanah.

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN

Perencanaan penggunaan lahan merupakan penilaian yang sistematik


terhadap lahan untuk mendapatkan alternatif penggunaan lahan dan memperoleh
opsi yang terbaik dalam memanfaatkan lahan agar terpenuihi kebutuhan manusia
dengan tetap menjaga agar lahan tetap dapat di gunakan pada masa yang akan
datang.

Apa yang di maksud dengan penggunaan lahan?


Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan
kegiatan {intervensi} manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang bersifat
dinamis dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun
spiritual.

Manfaat tata ghuna lahan?


Bisa terjadinya pemerataan fungsi lahan yang baik dan sekaligus menjaga sumbeer
daya alam yang ada agar tidak rusak dan tercemar. Dengan adanya tata guna lahan
yang baik bisa mengurangi terjadinya dampak negatif apabila tyerjadi sebuahj
bencana alam pada suatu wilayah atau daerah.

Apa yang menjadi sasaran perencanaan penggunaan lahan?


{land use planing}
Tujuan perencanaan tata guna lahan adalah untuk melakukan penentuan pilihan
dan penerapan salah satu pola tata guna lahan yang terbaik dan sesuai dengan
kondisi yang ada sehiinga diharapkan dapat mencapai suatu sasaran tertentu.

Mengapa perlu adanya perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan?


Perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan disusun untuk mendukung dan
memberi masukan kritis terhadap rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
melalui penjabaran kondisi dan bentuk pengelolaan wilayah yang telah ada dalam
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai