Anda di halaman 1dari 14

Daya Dukung Lahan Pertanian dan

Perkebunan
Aspek Fisling Kelas C
SYERLI HERLIANY. S
AYU ANDINI
NILMAWATI
ASRIATI TADA
ANNIZA PUTRI MAHARANI
Metode
Penelitian

9/3/20XX
9/3/20XX Presentation Title
Presentation Title 2
Pendekatan penelitian
menggunakan pendekatan
Pendekatan dan penelitian kasus (case research)
yang dianalisis secara deskriptif
Pengumpulan kuantitatif dengan metode survey
Data Penelitian (Sugiyono, 2011). Penelitian ini
dilakukan di Kabupaten Polewali
Mandar.

9/3/20XX Presentation Title 3


Analisis daya dukung lingkungan yang
Metode dilakukan adalah analisis daya dukung
lahan berbasis produktivitas dengan melihat
Analisis perbandingan antara ketersediaan lahan dan
Daya kebutuhan lahan dalam memenuhi
kebutuhan produk hayati wilayah sesuai
Dukung dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009.

9/3/20XX Presentation Title 4


HASIL DAN PEMBAHASAN SEKTOR PERTANIAN

Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah,
dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga
sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara itu, kebutuhan lahan dihitung
berdasarkan kebutuhan hidup layak. Penghitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan, dengan persamaan:

Dimana:
SL = Ketersediaan lahan (ha)
Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditi (satuan tergantung kepada jenis komoditas).
Komoditas yang diperhitungan meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan
dan perikanan.
Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/ satuan) di tingkat produsen
Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen
Ptvb= Produktivitas beras (kg/ha) yaitu total produksi beras (Pb) dibagi total luas panen
padi sawah dan padi ladang (Lb). Persamaannya adalah (Pb)/(Lb).

Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan produk non beras dengan beras
adalah harga.
1. Ketersediaan Lahan (SL) ditentukan berdasarkan data total produksi aktual dari tiap komoditi disuatu wilayah,
dengan menjumlahkan produk dari semua komoditi yang ada di wilayah tersebut (Maisyaroh, 2014).

No. Komponen Simbol Satuan Nilai

1. Total Nilai Produksi ∑ (Pi*Hi) Rp 1.765.171,926


2. Harga Beras Hb Rp/Kg 8000
3. Total Beras dari Padi Sawah Pb Kg 209,292
4. Luas Panen dari Padi Sawah Lb Ha 38,082
5. Produktivitas Beras Ptvb Kg/Ha 5.495
Ketersediaan Lahan SL Ha 40.154.05

9/3/20XX Presentation Title 6


2. Penghitungan Kebutuhan (demand) Lahan, dengan persamaan:

Dimana:
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup
layak per penduduk, dengan ketentuan (Permen LH Nomor: 17
tahun 2009):

a. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per


penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk
dibagi produktifitas beras lokal.

b. Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1


ton setara beras/kapita/ tahun.

c. Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras lokal,


dapat menggunaan data rata-rata produktivitas beras nasional
sebesar 2400 kg/ ha/tahun

d. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per


penduduk (KHLL) = 1 ton setara beras dibagi produktivitas
beras (Ptvb).
9/3/20XX Presentation Title 7
2. Kebutuhan lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak per penduduk. Kebutuhan
hidup layak per penduduk diasumsikan satu ton setara beras/kapita/tahun (Permen LH Nomor 17
Tahun 2009).

No. Komponen Simbol Satuan Nilai


1. Jumlah Penduduk N Jiwa 483 920
2. Produktivitas Beras Ptvb Kg/Ha 5.495
3. Luas Lahan untuk Hidup Layak per KHLL Ha 0.18
penduduk
Kebutuhan Lahan DL Ha 87.105.6

9/3/20XX Presentation Title 8


Status Daya Dukung Lahan di Polewali Mandar

Hasil analisis daya dukung lingkungan dengan pendekatan daya dukung lahan berdasarkan perbandingan antara
ketersediaan dan kebutuhan lahan berbasis produktivitas lahan dalam mendukung pemenuhan kebutuhan produk
hayati penduduk di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2021 sesuai dengan konsep perhitungan dalam Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009, termasuk dalam kategori Defisit. Dari hasil analisis
ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan, menunjukkan bahwa ketersediaan lahan lebih kecil daripada kebutuhan
lahan dalam memenuhi kebutuhan penduduk terhadap produk hayati di wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Hasil
perhitungan status daya dukung lahan disajikan pada table berikut

No. Komponen Simbol Satuan Nilai


1. Ketersediaan Lahan SL Ha 40.154.5
2. Kebutuhan Lahan DL Ha 87.105.6
Surplus jika SL > DL
Status Daya Dukung Lahan Defisit
Defisit jika SL > DL

9/3/20XX Presentation Title 9


HASIL DAN PEMBAHASAN SEKTOR PERKEBUNAN
Ketersediaan Lahan

Harga Satuan Ketersediaan Lahan


Produktivitas (Ptvb)
No. Komoditas Pi x Hi Beras (Hb) (SL)
(Rp/Kg) (Kg/Ha) (ha)
1. Kelapa Dalam 45.049.488 8000 1,124 500.995.195.73
2. Kelapa Hibrida 1.705.696 8000 1,403
3. Kopi 40.087,074 8000 783
4. Cengkeh 26.921,264 8000 792
5. Kakao 1.575.529.900 8000 876
6. Lada 18.997.080 8000 758
7. Kemiri 43.741.124 8000 965
8. Aren 13.140.300 8000 824
HASIL DAN PEMBAHASAN SEKTOR PERKEBUNAN
Kebutuhan Lahan

Luas Lahan Hidup Layak


No. Komoditas Penduduk (N) Kebutuhan Lahan (DL)
Perpenduduk (KHLL)
1. Kelapa Dalam 483 920 0.889 430,204.88
2. Kelapa Hibrida 483 920 0.712 344,551.04
3. Kopi 483 920 1.277 617,965.84
4. Cengkeh 483 920 1.262 610,707.04
5. Kakao 483 920 1.141 552,152.72
6. Lada 483 920 1.319 638,290.48
7. Kemiri 483 920 1.036 501,341.12
8. Aren 483 920 1.213 586,994.96
Status Daya Dukung Lahan di Polewali Mandar

Ketersediaan Lahan Status Daya Dukung


No. Komoditas Kebutuhan Lahan (DL) Asumsi
(SL) Lahan (DDL)
1. Kelapa Dalam 430,204.88 SL . DL
2. Kelapa Hibrida 344,551.04 SL . DL
3. Kopi 617,965.84 SL . DL
4. Cengkeh 610,707.04 SL . DL
5. Kakao 552,152.72 SL . DL
6. Lada 638,290.48 SL . DL
7. Kemiri 501,341.12 SL . DL
8. Aren 586,994.96 SL . DL
Dengan demikian, Status daya
dukung lahan diperoleh dari
pembandingan antara ketersediaan
lahan ( SL ) dan kebutuhan lahan
(DL) . Bila SL > DL, daya dukung
lahan dinyatakan surplus. Bila SL <
DL, daya dukung lahan dinyatakan
defisit atau terlampaui.
HASIL PEMBAHASAN PARIWISATA

Anda mungkin juga menyukai