Askep KDP
Askep KDP
Oleh :
Angelina Widya Santoso
22020119220106
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk RS : 01 Maret 2020
Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2020
A. Data Demografi
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. A
b. Usia : 43 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. No. Rekam Medik : C582xxx
f. Diagnosa Medis : Penurunan Kesadaran post Craniotimy
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Alamat Rumah : Sabetan Barat
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. J
b. Hubungan dg Klien : Kakak
c. Usia : 50 Tahun
d. Agama : Islam
e. Alamat : Sabetan Baarat
B. Keluhan Utama
Ny. A datang ke rumah sakit pada tanggal 01 Maret 2020 pukul 06.30 WIB
dengan penurunan kesadaran. Satu hari sebelumnya pasien mulai tidak sadarkan
diridengan banyak tidur, intake juga kurang. pasca pulang dari RSDK setelah
dilakukan operasi pengangkatan tumor di dasar tengkorak, saat pulang pasien
sadar dan bisa makan dan minum
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Satu hari sebelum dirawat dirumah sakit kesadaran Ny. A menurun dengan
banyak tidur dan intake kurang, dan sesekali terlihat gelisah dan ingin
melepas alat-alat yang terpasang pada tubuhnya.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny. J mengatakan jika Ny. A mempunyai riwayat tumor otak, namun sudah
dilakukan pengangkatan tumor dan dirawat di RSDK juga.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny. J mengatakan jika Ny. A tidak memiliki riwayat DM, hipertensi, asma,
gagal ginjal, jantung dari keluarga dan penyakit keturunan lainnya..
4. Genogram
D. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan Saat Pengkajian:
Index 0 1 2 3 Keterangan
Mobilitas √ 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet √ 0 : Tergantung bantuan orang lain
1 : Membutuhkan bantuan tapi
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga √ 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Score 3 Ketergantungan total
Sumber: Dewi, Sofia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Geriatrik.
Yogyakarta:
Deepublish.
Ny. J mengatakan
Frekuensi Ny. A Ny. A selama sakit banyak
tid
sebelum sakit ur tidur. Klien hampir tidur
sekitar 6-7 jam. seharian.
Ny. J mengatakan Ny. A bisa untuk tidur
Ny.A sebelum sakit namun sesekali juga
Kualitas tidurnya nyenyak. terbangun.
Ny. J mengatakan Ny. Ny. A terlihat hanya
A sebelum sakit tidak tiduran ditempat tidur, bisa
mengalami gangguan tidur, tidak mempunyai
Gangguan tidur gangguan tidur.
Ny. J mengatakan
bahwa Ny.A tidak
mengkonsumsi obat Ny. A tidak diberikan obat
Obat-obatan tidur. tidur selama di rumah sakit.
4. Kabutuhan Nutrisi dan Cairan
Nutrisi
Saat Pengkajian
A (Antropometri) BB = 50 kg; TB = 150 cm; IMT = 22,22 (normal)
Hemaglobin 11.4 g/dL (L), Eritrosit 3.67 10^6/uL
B (Biokimia) (L)
Leukosit 19.3 10^3/uL (H), Ureum 14mg/dL (L),
Kalsium 1.92 mmol/L (L), Natrium 123 mmol/L (L),
Klorida 90 mmol/L (L)
C (Clinic) Pasien tidak mengalami penurunan berat badan yang
drastis, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Pasien mengatakan bahwa ia makan makanan dari
rumah sakit yang terdiri dari nasi lembek, sayur, dan
lauk pauk. Minum air puti 250 cc
Diet
Input Output
Infus : 20tpm (1500cc) BAK : + 5703 cc
Minum : 850 cc BAB : + 100 cc
Makan : 500 cc IWL : 312, 5 cc/24 jam
Jumlah : 2.850 cc/24 jam Jumlah: 6.115,5 cc/24 jam
Keterangan :
Pasien kekurangan cairan 3.265 cc dalam sehari
5. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum sakit : Ny. J mengatakan bahwa Ny. A sebelum sakit bernapas
normal menggunakan hidung tanpa menggunakan alat bantu pernapas.
Saat sakit : Pasien menggunakan alat bantu nafas berupa nasal kanul 7L/menit,
ada cuping hidung, ada retraksi dada dan tidak ada penggunaan otot bantu nafas.
6. Kebutuhan Eleminasi
BAB
Parameter Sebelum Sakit Saat Pengkajian
Fesesnya lunak
Warna Tidak terkaji Berwana coklat tua
Bau seperti bau feses
Bau Tidak terkaji biasanya
Darah Tidak terkasji Tidak ada darah
BAK
Parameter Sebelum Sakit Saat Pengkajian
Frekuensi Tidak terkaji Sering
Jumlah Tidak terkaji 1000-1500 cc
Keluhan Warna Tidak terkaji Kuning
Bau Tidak terkaji Bau seperti bau urin
biasanya
Darah Tidak terkaji Tidak ada darah
Sensori
- Penglihatan: Klien masih mampu melihat benda yang jauh maupun dekat
dengan kurang jelas, dapat membedakan cahaya terang maupun redup, dan
juga warna-warna. Ny. A tidak menggunakan alat bantu.
- Pendengaran: Klien masih dapat mendengar dengan jelas
- Penciuman: Klien masih dapat mencium berbagai macam bau baik wangi
maupun busuk
- Perabaan: Klien dapat membedakan tekstur suatu benda dan menilai
panas atau dingin
- Pengecapan: Klien dapat membedakan rasa asin, manis, dan pahit.
Kognitif
Pada awalnya klien tampak sedikit gelisah, bingung dan linglung, namun klien
masih dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Orientasi dengan lingkungan
sekitar baik. Daya ingat klien masih berfungsi dengan baik dan kemampuan
berbahasa baik. Kemampuan ingatan klien masih baik walaupun
membutuhkan waktu untuk menjawab dari pertanyaan yang diberikan.
8. Kebutuhan Termoregulasi
Sebelum sakit: Ny. J mengatakan di rumah mempunyai kipas angin
sedangkan saat kedinginan Ny. A memakai pakaian lengan panjang dan
selimut untuk menghangatkan tubuhnya.
Selama sakit: Klien menggunakan selimut selama di rumah sakit, namun
terkadang klien melepas selimutnya. Akral teraba hangat, suhu tubuh klien
36,70C.
Suhu : 36,7 0 C
SpO2 : 100 %
4. Head to toe
a. Kepala (Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut)
Inspeksi :
Kepala : terdapat luka bekas jahitan post kraniotomi pada bagian
depan, bentuk mesosephal, penyebaran rambut merata tetapi ada
sebagian dicukur karena operasi, warna rambut hitam..
Telinga : telinga kanan dan kiri simetris, berwarna sawo matang, tidak
terdapat lesi, dan tidak ada gangguan pendengaran.
Mata : mata kanan dan kiri pasien simetris, tidak ada lesi di sekitar mata,
refleks cahaya kanan (+), refleks cahaya kiri (-), pembesaran pupil kanan
4 mm, pembesaran pupil kiri 2 mm, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik
(-), dan pergerakan bola mata sedikit lambat.
Hidung : bentuk simetris, tidak terdapat lesi disekitar hidung, tidak
terdapat pembengkakan, dan tidak terlihat adanya massa.
Mulut : gigi berwarna kekuningan, lidah berwarna pink, mukosa
tampak kering.
Palpasi :
Tidak ada massa dan nyeri tekan di area wajah, mata, hidung, mulut,
dan telinga.
b. Leher
Inspeksi :
Refleks menelan pasien baik, tidak terdapat lesi, tidak terlihat adanya
massa/benjolan, bentuk simetris, dan tidak ada pembesaran tiroid.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan.
c. Paru dan Dada Inspeksi :
Tidak terlihat ada lesi, tidak retraksi intercosta, tidak terlihat adanya
massa/benjolan, pergerakan dada terlihat simetris, dan pernapasan
ireguler.
Palpasi :
Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan dan benjolan, taktil
fremitus teraba seimbang pada paru kiri dan kanan.
Perkusi :
Perkusi suara paru sonor pada semua lapang paru.
Auskultasi :
Suara napas vesikuler di seluruh lapang paru, suara bronkovesikuler di
area bronkus, dan tidak ada suara napas tambahan.
d. Jantung Inspeksi :
Bentuk datar dan simetris pada kedua sisi, tidak nampak iktus kordis
Palpasi :
Pulsasi teraba di ICS V midklavikularis sinistra
Perkusi :
Terdengar bunyi pekak. Batas kiri jantung ICS 2 sternal kiri, ICS 4
sternal kiri dan batas kanan ICS 2 sterna kanan dan ICS 4 mid axilla
kanan.
Auskultasi :
Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak terdengar bunyi tambahan.
e. Abdomen Inspeksi :
Perut tampak normal, tidak terdapat lesi.
Auskultasi :
Bising usus 10x/menit.
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan dan perut teraba keras.
Perkusi :
Terdengar bunyi pekak
f. Anus dan Genital
Tidak terdapat luka di di area anus
g. Ekstremitas Atas Kanan/ Dextra:
Warna kulit tersebar merata, CRT <2 detik, akral hangat, edema (-),
tidak terdapat nyeri tekan, kuku pendek, dan pasien mudah
menggerakan ekstremitas atas. Kekuatan otot (5).
Kiri/ Sinistra:
Tangan kiri pasien terlihat terpasang infus, warna kulit tersebar merata
tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, CRT <2 detik, akral
hangat, dan pasien mudah menggerakan ekstremitas atas. Kekuatan
otot (5).
HEMATOLOGI
Hemaglobin 11.4 g/dL 11,7 - 15,5 L
Eritrosit 3.67 10^6/u 4,4 - 5,9 L
Leukosit 19,3 10^3/uL 3,6 - 11 H
KIMIA KLINIK
Ureum 14 mg/dL 15 - 39 L
Kalsium 1,92 mmol/L 2,12 - 2,52 L
Klorida 90 mmol/L 95 - 105 L
KOAGULASI
Waktu Protrombin 11,2 detik 9,4 - 11,3 H
- Lesi solid pada konveksitas os sphenoid wing kiri, regio parasella kiri dan
fossa media kiri, curiga sisa massa
- Tak tampak infark maupun perdarahan tekanan intrakranial
- Tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
- Sphenoiditis kanan kiri
D. TERAPI MEDIS DAN KEPERAWATAN
Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi dan Kontraindikasi Efek Samping Implikasi
Cara Kerja Keperawatan
Dexametason 5 mg/ml IV Dexametason Pada kasusu Nafasu makan Pantau
berkerja dengan hipersensitivitas, berkurang, berat terjadinya nyeri
mengurangi infeksi akut yang bada bertambah, kepala (skrining
peradangan dan tidak diobati, perubahan siklus nyeri)
menurunkan dan adanya mentsruasi,gangguan
sistem kekebalan infeksi jamur. tidur, pusing, sakit
tubuh Pada pasien kepala, sakit perut.
ulkus peptikum.
Untuk mengatasi
Pada pasien
peradangan, reaksi
tuberkulosis juga
alergi dan penyakit
autoimun perlu berati-hati
karena dapat
membuat infeksi
aktif kembali.
Triofusin 500 15 mL/Kg IV Digunakan untuk Pasien yang Demam, nyeri akut Selalu monitor
memenuhi nutrisi memiliki pada tempat injeksi, ttv klien,
kebuuhan energi hipersensitivitas trombosis vena, monitor tempat
total dan parsial terhadap flebitis, ekstravasasi injeksi
secara parental komposisi dalam dan hipervolemia.
triofusin
Viccilin - sx 5 mg/ml IV Infeksi yang Pasien dengan Ruam kulit, mengi, Kaji riwayat
disebabkan oleh riwayat alergi diare dan muntah, alergi obat,
mikroorganisme penicilin sakit perut, gatal monitor ttv
gatal, infeksi vagina,
kesulitan bernafas.
IV Sebagai cairan Alergi terhadap Nyeri dada, detak Monitor
hidrasi dan sodium laktat, jantung abnormal, elektrolit,
elektrolit, untuk tidak boleh penurunan tekanan skiring nyeri.
Ringer Lakta meringankan diberikan darah, kesulitan
dengan kondisi bersamaan bernapas,
ketidakseimbangan dengan obat peningkatan volume
elektrolit seperti injeksi cairan
diare, luka bakar, ceftriaxone
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah
Ranitidine 25 mg/ ml IV Mengobati Lansia, ibu hamil, Pantau pola
lambung dan ibu menyusui, eliminasi,
duodenum, kanker lambung, anjurkan makan
melindungi penyakit ginjal, sedikit tapi
lambung dan mengonsumsi sering
duodenum agar obat non-
tidak terjadi ulkus, steroid, anti-
mengobatai gejala inflamasi, sakit Sembelit atau diare,
sakit maag beserta paru-paaru, mual, muntah, sakit
gejala yang diabetes, kepala, depresi,
ditimbulkan masalah dengan kegelisahan,
system halusinasi, reaksi
kekebalan tubuh alergi
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISIS DATA
Nama Pasien : Ny. A
No. Rekam Medik : C582xxx
Ruang Rawat : Rajawali 1A
1. Data Subjektif
Keluarga mengatakan yang
Bicaranya rancu
Data Objektif
- Tingkat kesadaran klien Apatis, GCS 13
- Respon pupil tidak sama
- Hasil MSCT tampak tanda-tanda peningkatan tekanan Gangguan Neurologis
intrakranial Pola Napas Tidak Efektif (PTIK)
- Hasil MSCT curiga sisa massa (D.0005)
- RR 28x/menit
- Terdapat retraksi intercosta
- Napas dengan cuping hidung
Data Subjektif
- Klien mengatakan sering merasa haus
2.
3. Data Subjektif:
Gangguan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan tubuhnya lemah lemas ( D.0054) Kelemahan
Data Objektif:
- Klien tampak gelisah
- Klien dalam periode pemulihan pasca-operasi
- Klien terlihat lemah
- ADL klien ketergatungan total
B. PERUMUSAN MASALAH
2. 03 Maret 2020
Resiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036)
Ganguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan
3. (D.0054) 03 Mare t2020
III. PERENCANAAN KEPERAWATAN
P: Lanjutkan intervensi
2 21.15 S:-
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor intake dan output cairan
- Anjurkan sedikit minum tetapi sering
- Kolaborasi pemberian cairan intravena
3 21.20 S:-
P: Lanjutkan Intervensi
- Latihan ROM Pasif
- Dampingi saat makan dan minum
04/03/2020 1 07.00 S: -
O: Klien masih gelisah, sesekali meminta untuk dicopot
alat yang terpasang ditubuh
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 07.15 S: -
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output cairan
- Anjurkan sedikit minum tetapi sering
- Kolaborasi pemberian cairan intravena
3 07.20 S: -
O: Klien bisa memiringkan badan mandiri, belum bisa
makan minum sendiri, belum bisa berjalan, ekstremitas
klien sudah rileks
P: Lanjutkan intervensi
- Latih ROM pasif
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi melakukan
ROM pasif
05/03/2020 1 07.00 S: -
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
3 07.25 S: -
P: Lanjutkan intervensi
- Latih ROM pasif
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi melakukan
ROM pasif