Oleh :
EVA C.A.PANGGABEAN
22020119210010
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk untuk mengevaluasi efektivitas terapi aspirasi
dan skleroterapi dengan tetrasiklin kista ovarium.
4. Pertanyaan Penelitian
terapi yang lebih baik dengan harapan meningkatkan kualitas hidup dan
hasil uterus pada pasien ini.
5. Desain Penelitian : Prospective study
6. Metodologi Penelitian
a. Lokasi Penelitian : In the Department of Radio diagnosis, Pt. J. N. M.
Medical College, Raipur, India
b. Karakteristik Responden:
Kriteria inklusi:
- Unilokular
- Anechoic
- Ketebalan dinding (<5mm)
- Ukuran (>5,0 cm)
- Tanpa pemisahan
- Tanpa proyeksi papiler atau nodul mural
- Lama kista 2 bulan
Kriteria Eksklusi
- Kista multilokular
- Kista dengan pemisahan
- Kista ovarium yang mengalami poyeksi papielr atau nodul mural
- Ketebalan dinding kista >5mm
- Ukuran <5cm
- Hasil pertanda tumor (CA 125>35ml/U/1)
- Wanita hamil
- Wanita yang memiliki alergi terhadap tetrasiklin
c. Jumlah Responden : 70 wanita yang memiliki kista ovarium sederhana.
d. Teknik Sampling : -
e. Variabel yang diukur: Diagnosa pra operasi, diagnosis pasca operasi,
jenis opera yang dilakukan, pendarahan, lama tinggal di rumah sakit
f. Prosedur Tindakan :
Setelah semalam, pasien puasa dibawa sesuai prosedur.
Persiapan dilakukan anestesi lokal (xylocaine 2%) diinfiltrasi di tempat
tusukan. Jarum pungsi lumbal 18-gauge diarahkan di bawah bimbingan
sonografi menggunakan transduser 3,5 MHz (Prosound 4000, Aloka);
transabdominally ke kista ovarium tertusuk dengan teknik freehand. Isi
kista disedot. Isi yang disedot dikirim untuk pemeriksaan sitologi.
Kemudian, 5% tetrasiklin disuntikkan ke dalam rongga kista, yang
merupakan 10% dari volume yang disedot. Pasien dikelola berdasarkan
rawat jalan, dan semua wanita menerima analgesik dan antibiotik
setelah prosedur untuk jangka waktu 3 hari. Pasien disarankan untuk
melakukan kunjungan tindak lanjut rutin. Pemeriksaan ultrasonografi
dilakukan dua kali seminggu sampai tetrasiklin diserap, dan kemudian
setiap 3 bulan selama satu tahun untuk memeriksa kekambuhan. Kista
dianggap berulang jika diameternya lebih dari 5.0 cm.
g. Reliabilitas dan Validitas Instrumen yang digunakan: -
h. Uji statistik yang digunakan: -
7. Hasil Penelitian
Dari 70 wanita semuanya memiliki aspirasi serosa. Hasil
evaluasi sitologis menunjukkan lesi jinak. Pada tindak lanjut, 60 wanita
menunjukkan resolusi lengkap kista pada ultrasonografi. 10 wanita
menunjukkan kekambuhan pada berbagai interval yang kemudian
selanjutnya diangkat kembali. Pada tindak lanjut, tidak ada kekambuhan
yang tercatat pada mereka. Uji shows2 menunjukkan bahwa ukuran kista
memiliki hubungan yang signifikan (P = 0,01) dengan kekambuhan kista.
8. Implikasi Hasil Penelitian
Disarankan bahwa pasien memerlukan kontrol rutin untuk memeriksakan
kista ovarium dan melihat ada kekambuhan atau tidak dengan melihat
diameter dari kista tersebut.
9. Kekuatan Penelitian : -
10. Keterbatasan Penelitian : -
11. Kesimpulan
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa aspirasi kista ovarium
sederhana yang diikuti oleh skleroterapi tetrasiklin aman, layak dan efektif
dengan peluang kambuh minimal dan merupakan alternatif yang valid
untuk pembedahan.