Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSPOR AIR PADA TUMBUHAN

MATA KULIAH
FISIOLOGI TUMBUHAN PRAKTIKUM

OLEH:
ANDRO CHAESI TODOAN MANULLANG

2013091016

3 BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS


PENDIDIKAN GANESHA 2021
I. Judul
“Transpor Air Pada Tumbuhan”
II. Tujuan
1. Mengetahui laju transportasi air pada batang dan daun tanaman
2. Mengetahui faktor- faktor yang memengaruhi laju transportasi air pada batang dan daun tanaman.
III. Landasan Teori
Tumbuhan tidak mempunyai mekanisme pemompaan cairan seperti pada jantung manusia. Air dapat
diangkut naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan
karena adanya kapilaritas batang. Sifat ini seperti yang terdapat pada pipa kapiler. Pipa kapiler memiliki
bentuk yang hampir menyerupai sedotan akan tetapi diameternya sangat kecil. Apabila salah satu ujung pipa
kapiler, dimasukkan ke dalam air, maka air yang berada pada pipa tersebut akan lebih tinggi daripada air
yang berada di sekitar pipa kapiler. Begitu pula pada batang tanaman, air yang berada pada batang tanaman
akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan air yang berada pada tanah.

Pengangkutan zat pada tumbuhan berlangsung melalui dua cara, yakni :


1. Transportasi intravaskuler (lintasan air dan mineral dari akar ke daun) Prosesnya yaitu air dan mineral
yang sudah berada di xilem akar lalu menuju batang bergerak menuju xilem pada tangkai daun, lalu masuk
ke xilem urat daun. Pada ujung urat daun, air lepas masuk ke lapisan bunga karang dan sel palisade. Air
yang ada didalam sel bunga karang lalu diuapkan melalui stomata. Proses penguapan air yang terjadi lewat
stomata tersebut kemudian disebut transportasi atau proses pengangkutan makanan pada tumbuhan.
2. Transportasi ekstravaskuler (Lintasan air dan mineral dari tanah ke akar) Transportasi ekstravasikuler
adalah pengangkutan air dan zat-zat penting yang terjadi di luar berkas pembuluh pengangkut.
Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme,
yaitu apoplas (melalui ruang antar sel) dan simplas (melalui sitoplasma). Proses dari transportasi ini adalah
air dan mineral dari dalam tanah melalui rambut akar menuju ke sel epidermis lalu menuju korteks, setelah
itu ke endodermis, lalu silinder pusat. Namun bila terjadi pada akar muda, air dan mineral tersebut langsung
menuju ke xilem. Sedangkan pada sel yang sudah tua tidak langsung ke xilem, tetapi menuju ke floem
terlebih dahulu, lalu baru kemudian ke sel kambium dan terakhir ke xilem ( Filter, 1991).

Kapilaritas batang dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi. Gaya pengangkutan air pada
tumbuhan dari akar sampai daun melalui berkas pembuluh pengangkut (berkas vaskular). Dalam
pengangkutan intravaskular, air diangkut dari xilem akar ke xilem batang dan diteruskan ke daun. Air dan
mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke
stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan. Setelah melewati sel-sel
akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke xilem, dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara
vertikal dari akar menuju batang sampai ke daun. Xilem mengangkut air dan garam mineral dari akar hingga
ke daun. Pembuluh xilem disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam
proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk
pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel–sel penyusun jaringan tersebut
mengalami fusi (penggabungan) (Toto, T., & Yulisma, L. 2017).
IV. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Transpor Air pada Tumbuhan” adalah sebagai berikut ;
1. Gelas plastik
2. Plastik
3. Karet
4. Penggaris
5. Pisau
6. Pewarna makanan tanpa rasa
7. Air
8. Tumbuhan

V. Langkah Kerja
Langkah kerja yang digunakan pada praktikum “Pengamatan Laju Transportasi Air pada Tanaman”
adalah sebagai berikut ;

1. Mempersiapkan alat dan bahan


2. Menuangkan air pada gelas plastik masing- masing dengan jumlah yang sama
3. Menambahkan 5 tetes pewarna makanan pada masing-masing gelas lalu aduk sampai homogen
4. Mengukur panjang setiap tumbuhan yang akan digunakan sebelum direndam dalam air
5. Memfoto setiap tumbuhan yang akan digunakan sebelum direndam dalam air
6. Merendam tumbuhan dalam gelas yang telah diisi air dan pewarna
7. Menunggu hingga tumbuhan menyerap air pewarna
8. Setelah direndam di air dan pewarna lalu angkat dan foto kembali tumbuhan yang sudah direndam
VI. Hasil Praktikum

Tabel Hasil Pengamatan Transpor Air Pada Daun dan Batang

Nama Foto Sebelum Foto Sesudah Waktu Kecepat


Tanaman an

Sawi 72 menit 3,5 x 10-5


Putih

(Brassica
rapa
subsp.
pekinensi
s)

Sawi 78 menit 3,2 x 10-5


Hijau

(Brassica
chinensis
var.
parachine
nsis)
Bayam 81 menit 3,1 x 10-5

(Amarant
hus)

Tabel Hasil Praktikum Transpor Air Pada Akar

Nama Foto Sebelum Foto Sesudah Wak Kecep


Tana tu atan
man

Seledr 300 8,3


i meni 10-6
t
(Apiu
m
graveo
lens)

Kang 260 9,5 x


kung meni 10-6
(Ipom t
oea
aquati
ca)
Baya 312 8x
m meni 10-6
(Amar t
anthus
)

Serai 280 8,9 x


meni 10-6
(Cymb
t
opogo
n
citratu
s)

Daun 191 1,3 x


Bawa meni 10-5
ng t
(Alliu
m
fistulo
sum)

VII. Grafik Kecepatan Daya Isap Daun dan Kapilaritas Batang


Grafik Kecepatan Daya Isap Daun dan Kapilaritas Batang

82

80

78

76

74

72

70

68

66
Sawi Putih Sawi Hijau Bayam
VIII. Grafik Waktu Transpor Air dengan Daya Tekan Akar
Series 1
350

300

250

200

150

100

50

0
Seledri Kangkung Bayam Serai Daun Bawang

IX. Pembahasan
Dari praktikum ini diketahui bahwa tidak semua batang tumbuhan mengalami perubahan warna
setelah direndam. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tekanan akar, daya
kapilaritas batang, suhu lingkungan, diameter, serta rongga dari tumbuhan tersebut dapat mempengaruhi
transportasi air dari akar ke batang. Jika diamati pada perlakuan-2 batang dan akar dari tumbuhan daun
bawang (Allium fistulosum) mengalami lebih cepat kenaikan zat warna yang lebih cepat dibandingkan
dengan tumbuhan lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada batang tumbuhan tersebut terdiri dari berlapis-
lapis dan beserat, sehingga dapat mempercepat transportasi air dari akar ke batang.
Pada praktikum tersebut membuktikan bahwa tumbuhan memiliki sistem transportasi untuk
mengalirkan air dan mineral yang diserap oleh akar, kemudian dialirkan ke seluruh tubuh tumbuhan dengan
bantuan pembuluh yang dimiliki oleh tumbuhan.
Mekanisme tekanan akar dapat terjadi pada tumbuhan yang bagian pucuknya dipotong. Pada
praktikum ini juga diberikan perlakuan secara anaerob dengan cara menutup ujung batang dengan
menggunakan plastik bening yang kemudian diikat dengan karet. Tekanan akar pada tumbuhan dapat dilihat
jika transpirasinya rendah, hal ini dapat dilihat pada proses gutasi di pagi hingga siang hari. Tekanan akar
dan daya kapilaritas sangat rendah dalam proses transportasi tersebut, khususnya pada tumbuhan yang
berukuran besar dan tinggi.

X. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tekanan akar berperan dalam
mempengaruhi naiknya air ataupun mineral pada tumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya beberapa perubahan yang terjadi pada batang tumbuhan diantaranya saat proses transpirasi
terjadi. Transportasi ekstravaskuler berupa pengangkutan air dan zat hara tanpa melalui pembuluh
xylem ataupun floem. Pengangkutan tersebut terjadi melalui antar sel dan umumnya dengan arah
horizontal, yang dimulai dari epidermis rambut akar, lalu menuju ke lapisan korteks, kemudian
menuju endodermis hingga sampai kepada berkas pembuluh angkut.

Anda mungkin juga menyukai