Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL APPRAISAL

Judul Jurnal/Artikel : Efek hepatoprotektif madu hutan pada tikus betina galur wistar yang
diinduksi karbon tetraklorida
Penulis : Yunita Linawati
Publikasi : Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas
Penelaah :
Tanggal Telaah :

Analisis jurnal berdasarkan PICO-VIA

 P (Population, Problem, Patient)

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek hepatoprotektif madu hutan pada tikus
galur wistar yang diinduksi karbon tetraklorida. Hewan percobaan pada jurnal adalah tikus betina
galur Wistar seberat 100-200 gram dan berumur 1-2 bulan dikumpulkan dari Laboratorium
Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hewan percobaan
diinduksi dengan karbon tetraklorida (bahan yang membuat hepatotoksik melalui reaksi stress
oksidatif dan mekanisme biokimia) lalu diberikan madu hutan.

 I (Intervention)

Pada penelitian ini menggunakan madu hutan yang berasal dari lebah yang dapat ditemukan
di pohon Sialang yang terletak di Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan, Riau, Sumatera. Tiga
puluh hewan percobaan secara acak dibagi menjadi 6 kelompok percobaan yang masing-masing
terdiri dari 5 hewan percobaan. Kelompok I diberikan 2,0 mL/kgBB karbon tetraklorida
intraperitoneal, Kelompok II diberikan 2,0 mL/kgBB minyak zaitun intraperitoneal (Kelompok I
dan II darah diambil setelah 24 jam pemberian), Kelompok III diberikan madu hutan dengan
dosis 8,1 mL/kgBB selama 6 hari peroral (darah diambil pada hari ketujuh), Kelompok IV – VI
diberikan madu hutan dengan dosis (berurut) 3,6; 5,4; 8,1 mL/kgBB satu kali sehari selama 6
hari. Pada hari ketujuh diberikan 2,0 mL/kgBB karbon tetraklorida intraperitoneal, 24 jam
setelah diinduksi, darah diambil untuk diuji. Kemudian serum ALT dan AST diukur. Hepar
hewan percobaan diambil dan diperiksa histopatologi melalui mikroskop. Serum ALT dan AST
dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk dan uji One-way ANOVA dengan interval kepercayaan 95%
dan Uji Post Hoc LSD untuk melihat perbedaan diantara semua kelompok. Hasil pemeriksaan
hepatologi hepar dianalisis secara deskriptif untuk menemukan adanya kemungkinan kerusakan
dan perbaikan sel.

 C (Comparison)

Penelitian ini membandingkan serum AST, ALT, dan gambaran histopatologi pada tikus
betina galur Wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I kontrol CCl 4, Kelompok II
kontrol minyak zaitun, Kelompok III kontrol madu hutan, Kelompok IV CCl 4 dan madu hutan
3,6 mL/kgBB, Kelompok V CCl4 dan madu hutan 5,4 mL/kgBB dan Kelompok VI CCl4 dan
madu hutan 8,1 mL/kgBB. Pada jurnal ini tidak membandingkan madu hutan dengan terapi
standar atau plasebo.

 O (Outcome)

Penelitian ini membuktikan bahwa 3,6; 5,4; dan 8,1 mL/kgBB madu hutan dapat
menurunkan tingkat aktivitas serum ALT ke kisaran normal. Serta 3,6; 5,4; dan 8,1 mL/kgBB
madu hutan dapat menurunkan tingkat aktivitas serum AST tetapi masih belum berhasil
menurunkan jumlahnya menjadi kisaran normal. Berdasarkan uji post hoc LSD, terdapat
perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada aktivitas ALT pada pemberian madu hutan
dibandingkan dengan kontrol karbon tetraklorida dan perbedaan yang tidak signifikan
dibandingkan dengan kontrol minyak zaitun. Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada
aktivitas AST pada pemberian madu hutan dibandingkan dengan kontrol karbon tetraklorida dan
minyak zaitun. Berdasarkan gambaran mikroskop pada setiap kelompok percobaan madu hutan,
degenerasi lemak masih terjadi pada ruang periportal dan sekitar vena pada sel hepatosit.

 V (Validity)
1. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?
YA, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek hepatoprotektif madu hutan pada
tikus galur wistar yang diinduksi karbon tetraklorida.
2. Apakah subjek penelitian ini diambil dengan cara yang tepat?
YA, subjek penelitian diambil sesuai tema yaitu tikus betina galur Wistar seberat 100-
200 gram dan berumur 1-2 bulan dikumpulkan dari Laboratorium Hayati Imono Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.mProtokol penelitian dan prosedur
yang diambil telah memperoleh persetujuan dari Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC) Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
3. Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian?
YA, Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melalui instrumen masing-masing variabel.
4. Apakah penelitian ini mempunyai jumlah subjek yang cukup untuk
meminimalisirkan kebetulan?

YA, Besar sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus betina galur Wistar yang
dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus yang diambil secara
acak. Jumlah sampel sesuai dengan ketentuan dari WHO yang menyebutkan bahwa
dalam penelitian eksperimental jumlah sampel minimal 5 ekor dan cadangan 2 ekor tikus
tiap kelompok namun pada penelitian ini cadangan 2 ekor tikus tidak digunakan.
5. Apakah analisis data dilakukan cukup baik?

YA, analisis data sudah dilakukan dengan cukup baik yaitu dengan menggunakan analisis
uji Saphiro-Wilk dan uji One-way ANOVA dengan interval kepercayaan 95% dan Uji
Post Hoc LSD untuk melihat perbedaan diantara semua kelompok. Hasil pemeriksaan
hepatologi hepar dianalisis secara deskriptif untuk menemukan adanya kemungkinan
kerusakan dan perbaikan sel.

Penelitian ini valid.

 I (Importance)

Belum terdapat penelitian mengenai manfaat madu hutan sebagai hepatoprotektif hingga
jurnal diterbitkan. Madu hutan dengan dosis 3,6; 5,4; dan 8,1 mL / kgBB memiliki efek
hepatoprotektif pada 2,0 mL / kgBB karbon tetraklorida yang diinduksi pada tikus betina galur
Wistar.

 A (Applicability)

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi tentang pengaruh madu hutan sebagai zat
hepatoprotektif pada hewan percobaan dan potensi madu hutan sebagai agen hepatoprotektif
pada manusia dapat dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai