Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyunting jurnal harus menyelaraskan antara gaya pribadi penyumbang
naskah dengan gaya selingkung yang dianut oleh berkalanya. Faktor keteknisan
substansi dan kedalaman rincian isi juga diperhitungkan untuk menumbuhkan gaya
selingkung suatu jurnal. Gaya selingkung suatu jurnal: Konvergensi keseluruhan
upaya penumbuh kebakuan dan wahana pengungkapan serta penyampaian pesan dan
kesan secara bertaat asas dengan memperhatikan jati diri dan ciri khas
kepribadiannya. Gaya selingkung suatu berkala berkembang dalam suatu rentang
waktu dan menjadi matang.
Pendekatan pengulasan dan penelaahan banyak dilakukan orang dalam
penelitian humaniora dan kemasyarakatan. Bahan baku utamanya sering berupa
bacaan kepustakaan yang luas, sehingga banyak orang menafsirkan bahwa mutu
kecendekiaan artikel ulasan tidaklah sama dengan artikel penelitian.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan gaya selingkung?
b. Apa bagian – bagian pubrik sebagai unsur jati diri berkala?
c. Bagaimana format penulisan gaya selingkung (fungsi dan tata letak)?
d. apa petunjuk yang akan kepada penulis?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan gaya selingkung
b. Untuk mengetahui bagian – bagian pubrik sebagai unsur jati diri berkala
c. Untuk mengetahui format penulisan gaya selingkung (fungsi dan tata letak)
d. Untuk mengetahui petunjuk yang akan kepada penulis

D. Manfaat Penulisan
a. Agar mengetahui yang dimaksud dengan gaya selingkung
b. Agar mengetahui bagian – bagian pubrik sebagai unsur jati diri berkala
c. Agar mengetahui format penulisan gaya selingkung (fungsi dan tata letak)
d. Agar mengetahui petunjuk yang akan kepada penulis

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya Selingkung

Gaya selingkung merupakan salah satu penciri kepribadian dan jati diri suatu
berkala. Gaya ini tumbuh dan berkembang dalam suatu rentang waktu dan menjadi
matang setelah kemantapannya memapankan diri. Dari pengalaman dan kenyataan ini
terlihat bahwa gaya selingkung itu bersifat dinamis. Perubahan evolusioner terjadi
terus menerus sampai didapatkan keunikan dan kesejati dirian yang khas.
Beberapa pengamat melihat bahwa gaya selingkung sebenarnya merupakan hasil
total penampilan fisik dan kedalamam falsafah yang melandasi penuangan pesan yang
disampaikan melalui terbitan. Pada dasarnya terdapat tiga kelompok komponen yang
menentukan gaya selingkung suatu berkala, yaitu perwajahan dan format, pola
penulisan, serta kedalaman dan kerincian penyajian. Kemantapan wajah berkala
(ukuran, warna, hiasan, isi, dan tata letak sampul) setiap terbit merupakan kesan
pertama yang diamati orang. Format dan tata letak halaman, tipe dan ukuran huruf,
sistem penomoran, organisasi atau pengaturan isi naskah, jenis kertas, dan faktor
penampilan fisik merupakan tolok ukur kecermatan para penyunting mempertahankan
kemapanan gaya selingkungnya.
Gaya selingkung dapat deperoleh jika pengamat berhasil menggalang pola,
kebiasaan dan gaya setiap pribadi penyumbang naskah menjadi selaras dengan gaya
selingkung jurnal yang dianut, dipegang, dipelihara, dimapankan, dimantapkan, dan
dikembangkan. Sehingga gaya selingkung adalah pedoman, cara, atau gaya penulisan
yang berlaku di lingkungan sebuah media.

B. Macam Pubrik Sebagai Unsur Penjati Diri Berkala


1. Artikel penelitian
Bagian terbesar dari isi suatu jurnal berkala ilmiah umumya diduduki oleh
artikel penelitian.
2. Artikel ulasan (review article)
Pendekatan pengulasan dan penelaahan banyak dilakukan orang dalam
penelitian humaniora dan kemasyarakatan.
3. Surat kepada penyunting

2|Page
Sebagian besar tulisan yang dianut berkala ilmiah terkenal Nature merupakan
hasil penelitian sangat orisinil yang dikemas secara pendek dalam bentuk
surat. Bobot keintelektualan surat – surat tadi tidak pernah diragukan orang.

C. Format Penulisan Gaya Selingkung


Untuk format penulisan gaya selingkung, kami mengambil contoh format
penulisan gaya selingkung pada jurnal ilmiah.
 Gaya/ style
Konvensi tata keseragaman tulis menulis, antara lain meliputi; penggunaan
tanda baca, pengapitalan nama atau istilah tertentu, pemiringan huruf,
pengejaan kata majemuk, penggunaan angka/singkatan, kebiasaan
penyajian naskah, perancangan tabel dan indeks, penulisan
referensi/bibliografi, dll.
Gaya khas suatu jurnal ilmiah tertentu gaya selingkung.
Gaya dan format jurnal yang dibakukan; untuk keperluan suatu lingkungan
penerbitan umunya disebut ‘gaya selingkung’ (in house style). Faktor keteknisan
substansi dan kedalaman rincian isi juga diperhitungkan untuk menumbuhkan gaya
selingkung suatu jurnal.
 Gaya selingkung suatu jurnal:
Konvergensi keseluruhan upaya penumbuh kebakuan dan wahana
pengungkapan serta penyampaian pesan dan kesan secara bertaat asas dengan
memperhatikan jati diri dan ciri khas kepribadiannya.
 Gaya selingkung suatu berkala berlambang dalam suatu rentang waktu dan
menjadi matang. Ini dapat terjadi sebagai akibat kegiatan pengelolanya
dalam menggariskan kebijakan.
1) Gaya dan format
2) Tingkat keteknisan dan kedalaman isi
3) Bentuk dan penampilan perwajahan
4) Ukuran dan tebal terbitan dan jilid
5) Keberkalaan
Mati hidup suatu berkala bergantung pada keterlibatan banyak pihak, jadi
banyak faktor luar maupun dalam yang mempengaruhi perkembangan kemampuan
gaya selingkung secara langsung.

3|Page
 Faktor internal yang dalam pengaruhnya pada gaya selingkung:
1) Kegigihan para penyunting dalam mempertahankan gaya
selingkungnya;
2) Kesadaran bahwa fungsi sosial penyuntingan adalah unsur penentu
dalam kelestarian gaya selingkung.
Perkembangan teknologi juga berdampak besar terhadap pemapanan gaya
selingkung. Kemajuan teknik percetakan, keadaan produksi dan perdagangan kertas,
dan pembakuan universal akan menentukan kesinambungan gaya selingkung.
Kecanggihan komputer dengan perangkat lunaknya sangat mempengaruhi tampilan
gaya selingkung suatu berkala.
Kemapanan gaya selingkung sering berarti keberhasilan mempertahankan
visualisasi berkala secara sepintas. Unsur penampakan merupakan komponen yang
menonjol dalam menjaga kemapanan gaya selingkung.
Pola yang dimapankan oleh: bentuk, ukuran lebar pinggir, penemptan bagian
tercetak, pemilihan tipe dan besaran huruf, yang semuanya tertuang secara harmonis,
selaras, dan berimbang sehingga enak dipandang.

1. Fungsi Gaya Selingkung


Adanya gaya selingkung ini, wartawan akan “kompak” dalam penggunaan
ejaan, kalimat dan penulisan sebuah kata.
Penerapan gaya selingkung satu media dengan media lainnya berbeda – beda.
Tidak semua media menaati Ejaan Yang Disempurnaan (EYD).
Karena kebutuhan maupun karena ingin menciptakan gaya yang khas, maka
bermunculan berbagai “House Style Book” dari berbagai penerbit maupun media
yang berwibawa. Selain itu, gaya selingkung ini bisa dibilang merupakan gaya
bahasa baku bagi penerbit terkait.

2. Tata Letak Gaya Selingkung

Format Pola yang dibekukan oleh bentuk, ukuran, lebar pinggir, dan penempatan
bagian tercetak, serta juga pemilihan tipe huruf, yang kesemuanya tertuang secara
harmonis, selaras, dan seimbang sehingga menghasilkan tata letak yang enak
dipandang.

4|Page
Ketaatasasan penulisan dan pengejaan kata, istilah, angka, lambang, satuan
ukuran, singkatan, rumus, dan kata-kata asing dalam tubuh teks merupakan dasar
pemapanan gaya selingkung yang tidak segera terlihat oleh orang awam. Cara
penyuguhan ilustrasi dan tabel beserta rincian keterangan pendukungnya ikut
berperan dalam menjaga jati diri berkala. Konsistensi pola perujukan dan
pendokumentasian pustaka yang dipakai merupakan bagian yang paling sering kurang
disimak oleh calon penyumbang naskah.

Gaya selingkung suatu berkala berkembang dalam suatu rentang waktu dan
menjadi matang. Ini dapat terjadi sebagai akibat kegiatan pengelolanya dalam
menggariskan kebijakan:

1. Gaya dan format


2. Tingkat keteknisan dan kedalaman isi
3. Bentuk dan penampilan perwajahan
4. Ukuran sertatebal terbitan dan jilid
5. Keberkalaan

Kedalaman dan kerincian data serta informasi, gaya bahasa dan nuansa yang
tersirat, urutan penyuguhan fakta dan argumentasi, serta intensitas pemikiran yang
mendasari penulisan isi berkala, merupakan segi gaya selingkung yang menjamin jati
diri dan sekaligus mutu suatu berkala. Dengan demikian gaya selingkung merupakan
cermin besar kepribadian dan jati diri suatu berkala. Pengembangan kemapanannya
hanya dapat diperoleh melalui kesinambungan penerbitan dan ketaatasasan
pemeliharaan gaya setiap penerbitan. Keberhasilannya untuk dipertahankan sangat
ditentukan oleh kesungguhan para penyuntingnya dalam melaksanakan hak,
kewajiban, tugas, dan fungsinya secara bertaatasas.

Bagi calon penyumbang naskah, gaya selingkung harus diperhatikan agar


potensi keberterimaan naskah cukup tinggi. Dengan substansi seperti yang telah
dirancang, calon penyumbang naskah dapat mengatur bahasa maupun tampilan
sehingga sesuai dengan gaya selingkung berkala yang akan dimasukinya. Sosialisasi
gaya selingkung biasanya diletakkan di halaman belakang atau justru di halaman
sebalik sampul. Gaya selingkung terwujud dalam ketentuan naskah dalam suatu

5|Page
berkala. Sebagai contoh dapat diambil ketentuan naskah Jurnal Penelitian Saintek
(JPS) sebagai berikut:
1. Naskah merupakan naskah asli yang berkaitan dengan pengembangan sain dan
teknologi (ringkasan hasil penelitian atau telaah litaratur) dan belum pernah
diterbitkan baik di dalam maupun di luar negeri. Naskah ditulis dalam bahasa
Indonesia dengan jarak 1,5 spasi, sepanjang 10-15 halaman kuarto. 4 Naskah dikirim
atau diserahkan ke sekretariat JURNAL PENELITIAN SAINTEK rangkap dua
disertai disket dilengkapi biodata penulis dan alamat lengkap (kantor dan rumah).
2. Judul naskah menggambarkan isi pokok tulisan, ditulis secara ringkas dan jelas.
3. Nama Penulis disertai catatan kaki tentang profesi dan lembaga tempat penulis
bekerja.
4. Abstrak naskah diketik satu spasi, tidak lebih dari 200 kata dalam bahasa Indonesia
dan Inggris. Abstrak menggambarkan intisari dari permasalahan, metode, hasil, dan
simpulan.
5. Pendahuluan meliputi uraian tentang latar belakang masalah, ruang lingkup
penelitian, dan telaah pustaka yang terkait dengan permasalahan yang dikaji, serta
rumusan hipotesis (jika ada). Uraian pendahuluan maksimum 20% total halaman.
6. Bahan dan Metoda meliputi uraian yang rinci tentang bahan yang digunakan,
metoda yang dipilih, teknik, dan cakupan penelitian. Uraian bahan dan metoda
maksimum 15% total halaman.
7. Hasil dan Pembahasan merupakan uraian obyektif tentang hasil-hasil penelitian dan
pembahasannya. Uraian hasil dan pembahasan minimum 45% total halaman.
8. Simpulan dirumuskan berdasarkan hasil-hasil penelitian.
9. acknowledgment
10. Daftar Pustaka disusun berdasarkan abjad, dan disesuaikan dengan rincian berikut:
a. Buku: nama penulis, tahun penerbitan, judul lengkap buku, penyunting (jika ada),
nama penerbit, dan kota penerbitan.
b. Artikel dalam buku: nama penulis, tahun penerbitan, judul artikel/tulisan, judul
buku, nama penyunting, kota penerbitan, nama penerbit, dan halaman.
c. Terbitan berkala: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, judul terbitan
(bila disingkat, sebaiknya menggunakan singkatan yang baku), volume, nomor,
dan halaman.
d. Artikel dalam internet: nama penulis, judul, dan situsnya.

6|Page
11. Tabel diberi nomor dan judul dilengkapi dengan sumber data yang ditulis dibawah
badan tabel, diikuti tempat dan waktu pengambilan data.
12. Ilustrasi dapat berupa gambar, grafik, diagram, peta, dan foto diberi nomor dan judul.
Beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar berkala dapat
mempengaruhi perkembangan pemapanan gaya selingkung. Meski demikian, kunci
utama terletak di tangan penyunting, terutama penyunting pelaksana yang
bertanggung jawab atas pengejawantahan produksi dan penampilan berkalanya.
Tekanan dari luar dapat mempengaruhi gaya selingkung secara langsung,
seperti misalnya ada penyumbang naskah yang mempunyai otoritas besar, sehingga
penyunting sungkan untuk mengubah naskahnya.

D. Petunjuk Kepada Penulis

Berkala membantu dirinya dan juga calon penulis yang akan menyusun dan
memasukkan naskah untuk diperhatikan pemuatannya jiak menyediakan petunjuk
kepada penulis yang lengkap.
Penulis harus mematuhi petunjuk ini. Petunjuk kepada penulis memuat informasi:
1. Tentang macam dan isi artikel yang bisa dimasukkan (hasil penelitian, laporan
kemajuan, ulasan pustaka), kedalaman kespesialisan keilmuan ang dicakup,
kespesifikan format yang dipertimbangkan, dan jumlah halaman ang
diperkenankan.
2. Tata cara pengiriman naskah, meliputi surat pengantar (yang harus
mencantumkan nama dan alamat penulis yang bisa dan perlu dihubungi untuk
korespondensi perbaikan), bentuk dan jumlah kopi naskah yang harus dikirim,
apa hardcopy masih diperlukan, dan kalau ya cara pengetikannya, serta
program pengolah kata komputer yang bisa diterima, biaya per halaman yang
harus ditanggung kalau ada.

Dalam petunjuk untuk penulis, gaya dan format penjian naskah perlu
diperinci, mulai dari batasan panjang judul, susunan dan panjang abstrak, teks,
dan pembaban berikut judul – judulnya, lalu perincian gaya ilmiah seperti tata
nama dan satuan ukuran, serta persyaratan ilustrasi dan tabel berikut format
alternatif yang diperkenankan, dan bilamana perlu buku pegangan gaya dan
kamus yang direkomendasikan untuk dipacu.

7|Page
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gaya selingkung merupakan salah satu penciri kepribadian dan jati diri suatu
berkala. Gaya ini tumbuh dan berkembang dalam suatu rentang waktu dan menjadi
matang setelah kemantapannya memapankan diri. Gaya selingkung dapat deperoleh
jika pengamat berhasil menggalang pola, kebiasaan dan gaya setiap pribadi
penyumbang naskah menjadi selaras dengan gaya selingkung jurnal yang dianut,
dipegang, dipelihara, dimapankan, dimantapkan, dan dikembangkan. Sehingga gaya
selingkung adalah pedoman, cara, atau gaya penulisan yang berlaku di lingkungan
sebuah media.
Format penulisan gaya selingkung dipenga Konvergensi keseluruhan upaya
penumbuh kebakuan dan wahana pengungkapan serta penyampaian pesan dan kesan
secara bertaat asas dengan memperhatikan jati diri dan ciri khas kepribadiannya. Di
samping itu, gaya selingkung memberikan manfaat dalam; dengan adanya gaya
selingkung ini, wartawan akan “kompak” dalam penggunaan ejaan, kalimat dan
penulisan sebuah kata. Penerapan gaya selingkung satu media dengan media lainnya
berbeda – beda. Tidak semua media menaati Ejaan Yang Disempurnaan (EYD).
Namun, ada beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar berkala dapat
mempengaruhi perkembangan pemapanan gaya selingkung. Meski demikian, kunci
utama terletak di tangan penyunting, terutama penyunting pelaksana yang
bertanggung jawab atas pengejawantahan produksi dan penampilan berkalanya.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan referensi baru bagi pembaca, dan
memberikan manfaat serta berguna sebagai bahan pembelajaran tambahan.
Penyusun menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kritik dan saran sangat penyusun butuhkan sebagai bahan perbaikan.

8|Page
DAFTAR PUSTAKA
main.permi.or.id/.../format_n_gaya%20selingkung-lts....

https://rullyindrawan.wordpress.com/.../isi-format-dan...

www.aljamiah.or.id/support/bukupedoman.pdf

staff.uny.ac.id/.../Gaya%20Selingkung%20Artikel.ppt

kkik.fsrd.itb.ac.id/wp-content/.../11.-Templete-.pdf

ppsub.ub.ac.id/.../PENULISAN%20ARTIKEL%20JU...

www. Unipdu.ac.id/index.php/artikel/.

9|Page

Anda mungkin juga menyukai