Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SUBJECTIVE

WELL-BEING PADA ANAK JALANAN DI WILAYAH DEPOK

Nurul Lutfiyah
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan
subjective well-being pada anak jalanan di wilayah Depok.Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif.Pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan
penyebaran kuesioner mengenai dukungan sosial dengan subjective well-being. Sampel
penelitian ini adalah anak-anak jalanan di kota Depok dengan jumlah 70 orang. Pengujian
hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi dari Pearson. Teknik sampling yang
digunakan penelitian ini adalah purposive sampling dan accidental sampling yaitu
pengambilan sampel yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan juga
kebetulan dijumpai. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diketahui hasil koefisiensi
korelasi antara dukungan sosial dengan kepuasan hidup sebesar 0,176 dengan taraf
signifikansi 0,025 (p<0,05) sedangkan pada dukungan sosial dengan afek positif sebesar
0,247 dengan taraf signifikansi sebesar 0,020 (p<0,05) kemudian pada dukungan sosial
dengan afek negatif sebesar-0,185 dengan taraf signifikansi 0,177 (p>0,05) Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan kepuasan hidup dan afek
positif diterima sedangkan hubungan antara dukungan sosial dengan afek negatif ditolak
pada anak jalanan diwilayah Depok. Hasil penelitian deskripsi subjek menunjukkan bahwa
dukungan sosial terhadap kepuasan hidup dan afek positif tinggi, sementara itu afek negatif
yang dimiliki sedang.

Kata Kunci: anak jalanan, dukungan sosial, subjective well-being

RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND SUBJECTIVE


WELL-BEING ON STREET CHILDREN IN DEPOK
Abstract

The purpose of this study is to determine the relationship between social support and
subjective well-being on street children in Depok. This study uses qualitative approach.
The sampling data were collected by using questionnaires about social support with
subjective well-being. The sample of this study is 70 street children in Depok. The
hypothesis testing uses correlation analysis technique from Pearson.The sampling
techniques used in this research are purposive sampling and accidental sampling namely
the sampling that meets the requirements that have been determined and also happened to
be met. Based on the data analysis, the correlation coefficient between social support and
life satisfaction is 0.176 with a significance level of 0.025 (p <0.05), meanwhile the
correlation coefficient between social support and positive affects is 0.247 with a
significance level of 0.020 (p <0.05), then the correlation coefficient between social
support and negative affects is -0.185 with a significance level of 0.177 (p> 0.05). These
results indicate that the relationship between social support and life satisfaction and
positive affects is accepted while the relationship between social support and negative

152 Lutfiyah, Hubungan antara…



affects is rejected on street children in Depok region. The results of the subject description
study show that social support for life satisfaction and positive affects is high, while
negative affects is mediocre.

Keywords: street children, social support, subjective well-being

PENDAHULUAN

Semua orang menginginkan keba- the streets adalah Anak-anak yang tumbuh
hagiaan dalam hidupnya.Bagi masyarakat di jalanan.Mereka meng-habiskan seluruh
umum, kebahagiaan mempunyai arti yang waktunya di jalanan, tidak mempunyai
berbeda. Banyak faktor yang menentukan rumah (homeless) dan jarang atau bahkan
kebahagiaan seseorang, se-perti penelitian tidak pernah ber-hubungan dengan
yang dilakukan oleh Seligman (2002) keluarganya. Mereka hidup berpindah-
bahwa kebahagiaan pada setiap orang pindah karena mereka tidak mempunyai
berbeda-beda ada yang ditentukan tempat tinggal tetap.
berdasarkan uang, ada yang dalam Menurut Jufri dan Khumas (2001)
pernikahan, kehidupan sosial, ke-sehatan, beberapa masalah dan resiko yang biasa
agama, usia, pendidikan, dan pekerjaan. menimpa anak jalanan tersebut antara lain
Tidak semua orang mampu mendapatkan gangguan lalu lintas, gangguan pre-man
uang sesuai kebutuhan. Individu yang dan pelacur, selain itu tidak hanya
berada di tingkat ekonomi rendah, dalam kenakalan tetapi kriminalitas serta ren-
memenuhi kebutuhan sehari-hari perlu dahnya akses anak jalanan terhadap
mencari pendapatan yang lebih agar tetap informasi dan pendidikan.Bagi anak ja-
bertahan hidup. Penelitian yang dilakukan lanan pendidikan merupakan suatu im-
oleh Salim Segaf Al Jufri yang dikutip pian yang sangat mahal, sehingga banyak
melalui news online (Fadhilah, 2014) dari mereka tidak sekolah.Saat ini ada
Maret 2014 menunjukkan 80 persen anak banyak sekolah-sekolah yang dikhusus-
jalanan diperintah orang tua untuk kan bagi anak jalanan tanpa harus me-
mencari peng-hasilan dengan menyuruh mikirkan biaya yang harus dikeluarkan.
anaknya mengemis di tempat tertentu Sekolah MASTER yang terletak didaerah
seperti pinggiran jalan atau angkutan Depok salah satunya, yang berlokasi tepat
umum. Anak-anak yang bekerja dijalanan dibelakang terminal Depok. Master
di-kenal dengan anak jalanan. (Masjid Terminal) merupakan suatu
Ishaq (1998) mengemukakan bah- sekolah yang didirikan pada tanggal 28
wa anak jalanan adalah anak-anak yang Oktober 2000 dari bantuan swadaya
berada pada rentang usia wajib belajar 9 masyarakat, yang berawal dari gerakan
tahun (dibawah 18 tahun) yang meng- pemuda masjid yang peduli terhadap
habiskan waktunya atau seluruh waktu lingkungan sekitar khususnya pendidi-
dijalanan dengan melakukan kegiatan- kan, terbukti dengan berhasilnya melu-
kegiatan untuk mendapatkan uang guna luskan anak-anak jalanan yang berkua-
mempertahankan hidup untuk diri sendiri litas, banyak diantara anak-anak jalanan
maupun keluarganya. Sudrajat (1996) yang berhasil mendapatkan beasiswa
membedakan anak jalanan kedalam dua untuk melanjutkan pendidikan di luar
golongan, yaitu children on the streets dan negeri dan tidak sedikit dari mereka yang
children of the streets.Children on the telah berhasil menjuarai lomba-lomba
streets adalah anak-anak yang mencari tingkat daerah sampai nasional (Nur-
nafkah di jalanan, namun masih tinggal hasan, 2012).
bersama keluarga. Sedangkan children of

Jurnal Psikologi Vol. 10 No. 2 Desember 2017 153



Ketika seorang anak jalanan yang rasa cinta dan kasih sayang.Menurut
berasal dari keluarga ekonomi rendah Stanley (dalam Muslihah, 2011) faktor-
dapat menghasilkan suatu prestasi yang faktor yang mempengaruhi dukungan
membanggakan, anak jalanan bisa mem- sosial adalah kebutuhan fisik, kebutuh
bahagiakan dirinya sendiri dan keluarga- psikis dan juga kebutuhan sosial.
nya sehingga timbul rasa kepuasan pada Dukungan sosial pada anak-anak
dirinya. Suatu istilah yang dapat men- jalanan dari orang terdekat maupun ling-
jelaskan mengenai kebahagiaan dan ke- kungan disekitarnya dapat memberikan
puasan hidup adalah Subjective well-being perubahan positif dalam kehidupan anak
(O’Connor, 1993).Menurut Pavot & jalanan, anak jalanan akan lebih merasa
Diener (2004) subjective well-being dihargai dan diperhatikan sehingga dapat
merupakan salah satu prediktor kualitas memotivasi anak jalanan untuk menjadi
hidup karena subjective well-being dapat individu yang baik dimata sendiri dan
mempengaruhi keberhasilan individu da- orang lain dan dapat berprestasi sehingga
lam berbagai domain kehidupan. Individu mampu menjadi kebanggaan baik untuk
dengan tingkat subjective well-being yang dirinya sendiri maupun orang lain.
tinggi akan merasa lebih percaya diri, Berbeda dengan anak-anak yang
dapat menjalin hubungan sosial dengan hidup berkecukupan, masih dapat tinggal
lebih baik, serta menunjukkan bersama keluarga, serta anak-anak yang
performansi kerja yang lebih baik. masih berada di bangku sekolah,anak
Komponen subjective well-being meliputi anak yang berada dalam lingkaran kasih
komponen kognitif yang berkaitan deng- sayang tentu akan lebih mudah men-
an aspek kepuasan hidup individu dan dapatkan dukungan dan kasih sayang serta
komponen emosi yang yang terdiri dari perhatian dari orang-orang dise-kitarnya
perasaan positif dan perasaan negatif sehingga mampu menjadikan motivasi
(Diener, 2009). bagi seorang anak dalam me-ningkatkan
Setiap individu dalam mencapai kualitas dan kepuasan dalam hidupnya.
subjective well-being dalam hidupnya Hipotesis yang akan diajukan da-
tentu tidak terlepas dari dukungan ke- lam penelitian ini adalah: Apakah ada
luarga dan lingkungan disekitarnya. Se- hubungan yang signifikan dengan arah
perti yang dikemukakan oleh Rook (dalam hubungan yang positif antara dukungan
Kumalasari dan Ahyani, 2012) yang sosial dan kepuasan hidup pada anak
mengatakan bahwa dukungan sosial jalanan di wilayah Depok, dimana se-
merupakan salah satu fungsi dari ikatan makin tinggi dukungan sosial, semakin
sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut tinggi kepuasan hidup pada anak jalanan
menggambarkan tingkat kualitas umum di wilayah Depok?
dari hubungan interpersonal. Ikatan dan Hipotesis kedua dalam penelitian ini
persahabatan dengan orang lain dianggap adalah: Apakah ada hubungan yang
sebagai aspek yang memberikan kepuas- signifikan dengan arah hubungan yang
an secara emosional dalam kehidupan positif antara dukungan sosial dan afek
individu. Saat seseorang didukung oleh positif pada anak jalanan di wilayah
lingkungan maka segalanya akan terasa Depok, dimana semakin tinggi dukungan
lebih mudah. sosial, semakin tinggi afek positif pada
Menurut Kartoni (dalam Maharani anak jalanan di wilayah Depok?Dan
dan Andayani, 2003) dukungan sosial hipotesis ketiga dalam penelitian ini ada-
dapat diperoleh dari keluarga, kerabat, lah: Apakah ada hubungan yang signi-
sahabat, serta rekan kerja. Seperti ke- fikan dengan arah hubungan yang negatif
luarga yang biasanya memberikan du- antara dukungan sosial dan afek negatif
kungan kepada individu dalam bentuk pada anak jalanan di wilayah Depok,

154 Lutfiyah, Hubungan antara…



dimana semakin tinggi dukungan sosial, Scale of Perceived Social Support


semakin rendah afek negatif pada anak (MSPSS) yang dikembangkan oleh Gre-
jalanan di wilayah Depok? gory D. Zimet pada tahun 1988 (Zimet,
Dahlem, Zimet and Walker, 1991).
METODE PENELITIAN Multidimensional Scale of Perceived
Social Support (MSPSS) terdiri dari tiga
Variabel terikat dalam penelitian ini aspek yaitu Family Subscale, Friends
adalah Subjective well-beingadalah suatu Subscale, Significant Other Subscale
bentuk evaluasi individu baik kog-nisi yang masing-masing terdiri dari 4 item
maupun afeksinya terhadap kepuasan sehingga berjumlah 12.
hidupnya sehingga dapat meningkatkan Populasi dan sampel dalam pene-
kualitas hidup yang lebih baik. Dalam litian ini adalah anak-anak jalanan deng-
penelitian ini untuk mengukur subjective an rentang usia 10 - 14 tahun yang berada
well-being digunakan 2 alat ukur yaitu alat di sekitar kota Depok. Sampel penelitian
ukur untuk mengukur kepuasan hidup dan berjumlah 70 orang yang masing-masing
kedua, alat ukur untuk mengukur terdiri dari 35 anak jalanan yang tinggal
kepuasan emosi yang telah diadaptasi bersama orang tua (children on the street)
sehingga sesuai dengan komponen dan 35 anak jalanan yang sudah tidak
subjective well-being menurut Diener. tinggal bersama keluarga (children of the
Kepuasan hidup dinilai dengan street), berjenis kelamin laki-laki dan
menggunakan skala kepuasan hidup yang perempuan.
secara umum diadaptasi dari Satisfaction Teknik pengambilan sampel yang
with Life Scale (SWLS) yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan pada semua umur dari anak- nonprobability sampling. Adapun teknik
anak hingga dewasa, dikembangkan oleh nonprobability sampling yang digunakan
Diener dkk (dalam Diener, 1984). Kom- adalah accidental sampling dan pur-
ponen emosi (Affective well-being) diukur posive sampling. Menurut Sugiyono
dengan menggunakan 20 kata sifat (2002), accidental sampling adalah tek-
mengenai suasana hati (mood) dari nik penentuan sampel berdasarkan kebe-
positive and negative affect schedule tulan bertemu, sedangkan purposive
(PANAS) oleh Watson Clark & Tellegen sampling adalah teknik penentuan sampel
(1988). Pernyataan PANAS menggam- dengan pertimbangan tertentu.
barkan emosi dan perasaan yang berbeda- Teknik pengumpulan data dengan
beda dan bisa dikelompokkan menjadi menggunakan kuesioner. Adapun kuesi-
skala positive affect dan skala negative oner yang digunakan disusun berdasar-
affect. kan skala dukungan sosial dan skala
Variabel bebas dalam penelitian ini subjective well-being yang mengacu pada
adalah dukungan sosial adalah suatu skala model Likert.
bagian dari hubungan interpersonal yang
menggambarkan kualitas suatu hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dianggap sebagai aspek yang mem-
berikan kepuasan secara emosional dalam Berdasarkan perhitungan mean em-
kehidupan individu didalam berbagai pirik skala dukungan sosial (Multidi-
keadaan yang penuh tekanan sehingga mensional Scale of Perceived Social
seseorang dapat merasa diperhatikan, Support) pada anak jalanan diperoleh
dicintai, dihormati, dan dihargai oleh dukungan sosial berada pada posisi tinggi
orang lain. Hal ini berarti bahwa anak jalanan yang
Untuk mengukur dukungan sosial tinggal di wilayah Depok telah menerima
digunakan alat ukur Multidimensional dukungan sosial dari keluarga ataupun

Jurnal Psikologi Vol. 10 No. 2 Desember 2017 155



lingkungan disekitarnya. Hal tersebut dukungan sosial yang tinggi dari keluarga
sesuai dengan pendapat yang dikatakan ataupun lingkungan di-sekitarnya
oleh Rueger, dkk (2008) lingkungan sehingga dapat menimbulkan perasaan
terdiri dari rumah dan lingkungan se- tenang dan damai.
kolah. Dirumah terdapat orang tua dan Berdasarkan perhitungan deskripsi
disekolah terdapat teman dan guru. Te- subjek menurut rentang usia dapat dike-
man sekelas, teman dekat, sekolah, orang tahui bahwa dukungan sosial (Multi-
tua dan guru merupakan sumber dukung- dimensional Scale of Perceived Social
an sosial, sehingga dapat dikatakan bah- Support) dan tingkatan kepuasan hidup
wa orang tua, guru dan teman merupakan (Satisfaction with iife scale) lebih banyak
sumber dukungan sosial yang ber- dirasakan pada usia anak yang lebih muda
pengaruh pada subjective well-being. yaitu 11 tahun kebawah.
Kemudian berdasarkan hasil perhitungan
mean empirik pada skala kepuasan hidup Uji Validitas dan Reliabilitas
(Satisfaction With Life Scale) pada anak
jalanan dapat diperoleh bahwa kepuasan Pada skala dukungan sosial, dari 12
hidup termasuk kedalam kategori mean aitem skala MSPSS (Multidimensional
empirik yang tinggi. Hal ini berarti bahwa Scale of Perceived Social Support) yang
sebagian besar anak jalanan yang tinggal diujikan menghasilkan 10 aitem yang
di wilayah depok telah memperoleh memiliki daya diskriminasi aitem dan
kepuasan hidup didalam dirinya. Dan itu terdapat 2 aitem yang gugur, dengan nilai
terbukti pada anak jalanan diwilayah korelasi yang berada antara 0,368 sampai
Depok dengan hasil mean empirik sebesar dengan 0, 555.
26,74% yang masuk dalam kategori Pada skala kepuasan hidup, 5 aitem
tinggi. Hal tersebut sesuai dengan skala yang diujikan. 5 aitem dinyatakan
pendapat yang dikatakan oleh Sulo dan berdiskriminasi aitem dengan nilai kore-
Huber (dalam Morgan, Vera, Gonzales & lasi ≥ 0,30 yang berada antara 0,409
Conner, 2011) menyatakan bahwa sampai dengan 0,511.Pada skala positive
dukungan dari orang tua merupakan affect schedule, dari 10 aitem komponen
prediktor terkuat dari kepuasan afek menyenangkan (pleasant affect), 9
hidup.Tidak hanya dukungan orang tua, item dinyatakan diskrimiasi item dengan
dukungan sosial dari guru juga dinyatakan nilai korelasi yang berada antara 0,327
berpengaruh pada kepuasan hidup. sampai dengan 0,521. Sedangkan pada
Kemudian berdasarkan hasil perhitungan skala negative affect schedule dari 10
mean empirik skala afek positif (Positive aitem komponen afek tidak menye-
Affect Schedule) pada anak jalanan nangkan (unpleasant affect), 7 item
didapatkan hasil kepuasan hidup termasuk dinyatakan diskrimiasi item dengan nilai
kedalam kategori tinggi. Hal ini berarti korelasi yang berada antara 0,375 sampai
bahwa sebagian besar anak jalanan yang dengan 0,534, Sedangkan uji reliabilitas
tinggal di wilayah depok telah merasakan dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach
afek positif dalam dirinya. Selanjutnya dan diperoleh nilai alpha sebesar 0,719.
berdasarkan hasil perhitungan mean Pada skala dukungan sosial, di-
empirik pada skala afek negatif (Negative peroleh nilai alpha sebesar 0.788, setelah
Affect Schedule) dapat diperoleh bahwa dilakukan uji kembali dengan menggu-
afek negatif termasuk kedalam kategori nakan aitem diskriminasi aitem nya saja
sedang. Hal ini berarti bahwa sebagian didapatkan angka koefisien reliablitas
besar anak jalanan yang tinggal di wilayah sebesar 0,799 berarti alat ukur tersebut
Depok memiliki sedikit perasaan atau afek mendekati sempurna keterhandalannya.
negatif didalam dirinya karena mendapat Pada skala kepuasan hidup diperoleh nilai

156 Lutfiyah, Hubungan antara…



alpha sebesar sebesar 0,710.Pada skala pada pengujian skala MSPSS dengan
positive affect schedule diperoleh nilai skala PAS (Positive Affect Schedule)
alpha sebesar 0,725 setelah di-lakukan uji diperoleh nilai F sebesar 4.423 dengan
kembali dengan mengguna-kan aitem taraf signifikansi sebesar 0,039 yang
diskriminasi aitem saja didapatkan angka berarti terdapat hubungan yang linier
koefisien reliablitas sebesar (p<0,05). Lalu pada pengujian skala
0,728.Sedangkan pada skala afek tidak MSPSS dengan NAS (Negative Affect
menyenangkan (unpleasant affect) Schedule) diperoleh nilai F sebesar 0,823
diperoleh nilai alpha sebesar 0,719 se- dengan nilai signifikansi sebesar 0.353
telah dilakukan uji kembali dengan yang berarti terdapat hubungan yang tidak
menggunakan aitem diskrimiasi itemnya linier (p>0,05).
saja didapatkan angka koefisien re-
liablitas sebesar 0,711. Uji Hipotesis

Uji Normalitas dan Linearitas Hipotesis pertama mengenai hu-


bungan antara dukungan sosial dengan
Berdasarkan pengujian normalitas kepuasan hidup dengan skor sebesar 0,176
pada variabel dukungan sosial diperoleh dengan taraf signifikansi 0,025 (p<0,05),
hasil signifikansi sebesar 0,053 (p > 0.05). artinya terdapat hubungan yang signifikan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara dukungan sosial dengan kepuasan
bahwa sebaran skor skala MSPSS pada hidup dan hipotesis kedua mengenai
subjek penelitian adalah normal, yaiutu hubungan antara dukungan sosial dengan
nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,05). afek positif yang meng-hasilkan skor
Adapun pada skala kepuasan hidup sebesar 0,247 dengan taraf signifikansi
diperoleh hasil koefisien sebesar sebesar 0,020 (p<0,05) , artinya terdapat
0,005.Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang signi-fikan antara
sebaran skor skala SWLS (Satisfaction dukungan sosial dengan afek positif.
With Life Scale) pada subjek penelitian Diterimanya hipotesis pertama dan kedua
adalah tidak normal, yaitu nilai sig- mengenai dukungan sosial dan kepuasan
nifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05).Skala hidup serta dukungan sosial dan afek
PAS (Postitive Affect Schedule) diperoleh positif adalah adanya intensitas dukungan
hasil signifikansi sebesar 0,057.Hal ini sosial yang tinggi yang diterima oleh
menunjukkan bahwa sebaran skor skala anak-anak jalanan di Depok dari
PAS (Postitive Affect Schedule) pada lingkungan sekitar seperti sekolah
subjek penelitian adalah normal, yaitu MASTER atau masyarakat sekitar se-
nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,05). hingga dapat meningkatkan kepuasan
Dan pada skala negative affect schedule hidup dan perasaan postif pada anak-anak
diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,050. jalan di wilayah Depok.
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran skor Dan hipotesis mengenai hubungan
skala NAS (Negative Affect Schedule) antara dukungan sosial dengan afek
pada subjek penelitian adalah tidak negatif ditolak dengan skor sebesar -0,113
normal, yaitu nilai signifikansi tidak lebih dengan taraf signifikansi 0,177 (p>0,05)
dari 0,05 (p ≥ 0,05). yang berarti tidak terdapat hubungan yang
Berdasarkan hasil uji linearitas pada singnifikan antara du-kungan sosial
hubungan dukungan sosial dan kepuasan dengan afek negatif. Di-tolaknya hipotesis
hidup pada anak jalanan diperoleh nilai F dukungan sosial dengan afek negatif ialah
sebesar 3.950 dengan taraf signifikansi keberadaan dukungan sosial yang tinggi
0.051 yang berarti terdapat hubungan dapat memi-nimalkan perasaan negatif,
yang tidak linier (p>0,05). Sedangkan sehingga da-pat menghadirkan perasaan

Jurnal Psikologi Vol. 10 No. 2 Desember 2017 157



positif atau-pun kepuasan hidup pada anak Berdasarkan perhitungan tinggal


jalanan. Meskipun terbukti hubungan bersama dapat diktahui anak jalanan yang
negatif di-antara keduanya melalui tinggal sendiri lebih tinggi dukungan
analisis Pearson Correlation. Berbagai sosial dan kepuasan hidupnya di-ban-
faktor yang me-nyebabkan tidak dingkan dengan anak jalanan yang ting-
terbuktinya hipotesis adalah faktor-faktor gal dengan orang tuanya.
lain yang turut mempengaruhi adanya Bagi para peneliti yang tertarik
perasaan negatif, seperti yang untuk meneliti lebih lanjut mengenai
dikemukakan oleh Santrock (dalam hubungan dukungan sosial dan subjevtive
Fajarwati, 2014) menyatakan bah-wa well-being dapat diketahui bahwa du-
pengalaman dari lingkungan yang dialami kungan sosial merupakan salah satu faktor
remaja, lebih berkontribusi pada yang sangat penting dalam ter-capainya
perubahan emosi mereka. subjevtive well-being pada anak jalanan.

SIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
Terdapat dua hipotesis yang di- Diener, E. (2009). The science of ed
ajukan dalam penelitian ini yang diterima Diener. USA: Springer. Journal of
yaitu mengenai hubungan antara du- Personality & Social Psychology.
kungan sosial dengan kepuasan hidup Diener, Ed. (1984). Subjctive well-being.
diterima, artinya terdapat hubungan yang American Psychological Association
sangat signifikan antara dukungan sosial Inc. Psychological Bulletin, Hal 95
dengan kepuasan hidup dan hipotesis diakses tanggal 17 September 2014
mengenai dukungan sosial dengan afek http://internal.psychology.illinois.edu
positif diterima, artinya terdapat hu- /~ediener/Documents/Diener_1984.p
bungan yang signifikan antara dukungan df.
sosial dengan afek positif pada anak Fadhilah, R. (2014). 80 persen anak
jalanan diwilayah Depok. jalanan mengemis disuruh orang
Dukungan sosial dan subjective tua.Diakses tanggal 10 September
well-being yang didapatkan menunjukkan 2014 http://www.merdeka.com/
komponen subjective well-being seperti peristiwa/80-persen-anak-jalanan-
kepuasan hidup, afek positif yang dimi- mengemis-disuruh-orang-tua.html.
liki berada dalam posisi tinggi, sedang- Ishaq, M. (1998). Pengembangan modul
kan afek negatif yang dimiliki berada pada literasi jalanan untuk peningkatan
posisi sedang. kemampuan hidup bermasyarakat
Berdasarkan kategori deskriptif anak-anak jalanan. Makalah
responden penelitian pada setiap variabel lokakarya modul literasi jalanan di
diketahui bahwa dukungan sosial BPKB Jayagiri-Lembang. Bandung:
(MSPSS) dan tingkatan kepuasan hidup Yayasan Bateran Unicef.
(SLWS) lebih banyak dirasakan pada usia Jufri A dan Khumas, M. (2001).
yang lebih muda yaitu 11 tahun kebawah. Pemberdayaan anak jalanan. (hasil
Sedangkan perempuan memi-liki tingkat penelitian FKIP UNM).
dukungan sosial, kepuasan hidup dan afek Kumalasari, F. & Ahyani, L.N. (2012).
positif serta afek negatif yang lebih tinggi Hubungan antara dukungan sosial
dibandingkan dengan laki-laki dan anak dengan penyesuaian diri remaja di
jalanan yang memiliki pendapatan lebih panti asuhan. Kudus: Fakultas
dari Rp. 100.000 me-miliki tingkat Psikologi Universitas Muria Kudus.
kepuasan hidup yang tinggi dibandingkan Hal. 1.
dengan pendapatan yang lain.

158 Lutfiyah, Hubungan antara…



Maharani, O.P., Andayani, B. (1991). support and psychological and


Hubungan antara dukungan sosial academic adjustment in early
ayah dengan penyesuaian sosial pada adolescence: Comparisons across
remaja laki-laki. Jurnal psikologi.No. gender. Journal of Youth Adolescence
1. Hal. 23-25 Yogyakarta: Universitas Hal.47-61.
Gajah Mada. Seligman, Martin E.P. (2002). Authentic
Morgan, M. L., Vera, E. M., Gonzales, R. happiness: Using the new positive
R., Conner, W. (2011). Subjective psychology to realize your potential
well-being in urban adolescence for lasting fulfillment. New York: Free
interpersonal individual and Press.
community influences. Sage Sudrajat, T. (1996). Anak jalanan dan
Publication. Journal of Youth & masalah sehari-hari sampai
Society. Hal. 43(2). kebijaksanaan. Bandung: Yayasan
Mushlihah, S. (2011). Studi hubungan Akatiga.
dukungan sosial, penyesuaian sosial di Sugiyono. (2002). Statistika untuk
lingkungan sekoah dan prestasi penelitian. bandung: ALFABETA.
akademi siswa SMPIT Assyfa Watson, D., Clark, L. A., Tellegen, A.
Boarding school Subang Jawa Barat. (1988). Development and validation
Jurnal Psikologi Undip. Hal. 106. of brief measures of positive and
Nurhasan. (2012). Sejarah master profil negative affect: The PANAS Scales.
SMP. Depok: Yayasan Bina Insan Journal of Personality and Social
Mandiri. Psychology, Hal.54 .
O’Connor, R. (1993). Issues in the Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G.
measurement of health related quality & Farley, G.K. (1988). The
of life. Australia. multidimensional scale of perceived
Rueger, S. Y., Malecki, C. K., Demaray, social support. Journal of Personality
M. K. (2008). Relationship between Assesment. Hal. 30-41.
multiple sources of perceived social

Jurnal Psikologi Vol. 10 No. 2 Desember 2017 159

Anda mungkin juga menyukai