Anda di halaman 1dari 5

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)

1. DEFINISI

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah infeksi kronik telinga tengah disertai
perforasi membran timpani dan keluarnya secret. Sekret yang keluar mungkin serosa, mukus atau
purulen. Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari Otitis Media Akut (OMA) dan
sebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani akibat trauma telinga1.

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang kronik mukosa telinga tengah dan
kavum mastoid dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya cairan dari liang
telinga (otore) lebih dari dua bulan, baik terus menerus atau hilang timbul, dan dapat
menyebabkan perubahan patologik yang permanen. OMSK juga disertai dengan proses infeksi
kronik dan pengeluaran cairan (otorea) melalui perforasi membran timpani disertai dengan
keterlibatan mukosa telinga tengah dan juga rongga pneumatisasi di daerah tulang temporal2.

2. KLASIFIKASI

Otitis media supuratif kronik terbagi atas 2 bagian berdasarkan ada tidaknya kolesteatom:2

a. Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Benigna (OMSKB)


OMSKB atau tipe tubo-timpanum atau tipe safe ialah proses peradangan yang terbatas
pada mukosa, tidak mengenai tulang. Peforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK
tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe
benigna ini tidak terdapat kolesteatom, OMSKB dibagi menjadi tipe aktif, tipe laten
dan tipe inaktif. Pada OMSKB tipe laten, saat pemeriksaan kavum timpani kering
setelah mendapat pengobatan, tetapi sebelumnya ada riwayat otore yang hilang timbul.
OMSKB inaktif bila ada riwayat otore di masa lalu dan saat pemeriksaan kavum
timpani kering tanpa kemungkinan kekambuhan dalam waktu dekat. Pada otitis media
supuratif tipe benigna proses infeksi hanya terbatas pada mukosa telinga tengah saja
dan yang terkena adalah mesotimpanun dan hipotimpanum serta tuba auditoria. Tipe
ini jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya
b. Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Maligna
OMSK tipe maligna, atau tipe atikoantral atau tipe unsafe ialah peradangan yang
disertai kolesteatom dan perforasi membran timpani, biasanya terletak di marginal atau
atik. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya dapat timbul pada tipe ini.

3. ETIOLOGI

Meskipin etiologi dari OMSK belum jelas, namun infeksi saluran napas atas berulang dan
kondisi sosio-ekonomi yang buruk (perumahan padat, higienitas dan nutrisi yang buruk)
mungkin berhubungan dengan perkembangan dari OMSK. Penyebab paling umum dari OM akut
adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis.6-7
Namun Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri aerob yang
paling sering ditemukan pada pasien OMSK, diikuti dengan Proteus vulgaris dan Klebsiella
pneumonia. Komplikasi ini bisa hanya otorrhea yang menetap, mastoiditis, labirinitis, paralisis
saraf fasialis sampai pada komplikasi serius seperti abses intrakranial atau trombosis3.

Faktor-faktor yang diduga menyebabkan terjadinya OMSK dari faktor internal adalah
lingkungan sekitar, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah pasien terpapar air,
pelayanan tidak komprehensif dari provider sebelumnya. Provider tidak melakukan toilet telinga
dan memberikan antibiotik amoksisilin oral. dan memberi informasi lengkap tentang bagaimana
cara merawat telinga1.

Faktor predisposisi kronisitas otitis media diduga karena :1


a. Disfungsi tuba auditoria kronik, infeksi fokal seperti sinusitis kronik, adenoiditis
kronik dan tonsilitis kronik yang menyebabkan infeksi kronik atau berulang saluran
napas atas dan selanjutnya mengakibatkan udem serta obstruksi tuba auditoria.
Beberapa kelainan seperti hipertrofi adenoid, celah palatum mengganggu fungsi tuba
auditoria. Gangguan kronik fungsi tuba auditoria menyebabkan proses infeksi di
telinga tengah menjadi kronik.
b. perforasi membran timpani yang menetap menyebabkan mukosa telinga tengah selalu
berhubungan dengan udara luar. Bakteri yang berasal dari kanalis auditorius eksterna
atau dari luar lebih leluasa masuk ke dalam telinga tengah menyebabkan infeksi
kronik mukosa telinga tengah.
c. Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang
tersering diisolasi pada OMSKB, sebagian besar telah resisten terhadap antibiotika
yang lazim digunakan. Ketidaktepatan atau terapi yang tidak adekuat menyebabkan
kronisitas infeksi.
d. Faktor konstitusi, alergi merupakan salah satu faktor konstitusi yang dapat
menyebabkan kronisitas.

4. GEJALA KLINIS

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan infeksi kronis dengan karakteristik
adanya perforasi membran timpani lebih dari 2 bulan dan sekret yang keluar terus menerus atau
hilang timbul dari telinga tengah4.

Gejala yang paling utama adalah otorea yang berbau dan juga penurunan pendengaran.
Gejala berupa otalgia jarang ditemukan, kecuali pada otitis media akut. Otalgia yang menetap
khususnya yang sering berhubungan dengan sakit kepala biasanya terjadi setelah komplikasi
penyakit ke susunan saraf pusat. Temuan khas lainnya yaitu berupa penebalan granular mukosa
telinga tengah, polip mukosa dan kolesteatoma dalam telinga tengah. Jika ada keluhan vertigo
maka kemungkinan terjadi labirintitis atau fistula labirin. Vertigo munculnya terutama pada
waktu akan membersihkan sekret serta tindakan aspirasi sekret, sedangkan nistagmus spontan
yang muncul bersamaan dengan vertigo kemungkinan disebabkan oleh fistula labirin2.

5. PENATALAKSANAAN

Penanganan OMSK dapat dibagi atas konservatif dan operatif. Penanganan konservatif
bertujuan untuk mengontrol proses infeksi yang berupa pembersihan telinga dan pemberian
antibiotik topikal atau sistemik. Penanganan operatif dilakukan untuk eradikasi jaringan patologi
yang terdapat di dalam rongga mastoid dan kavum timpani, dapat berupa mastoidektomi
sederhana, mastoidektomi radikal, dan mastoidektomi radikal modifikasi4.

Penatalaksanaan yang biasa dilakukan adalah irigasi dengan larutan NaCl 0,9% disertai
dengan aural toilet, diberikan amoksiklav 625 mg sehari tiga kali selama lima hari dan
ciprofloxacin tetes telinga sehari dua kali sebanyak dua tetes3.

Kombinasi antibiotik topikal dan sistemik merupakan terapi terbaik dalam tatalaksana
OMSK. Antibiotik topikal golongan kuinolon lebih direkomendasikan karena lebih efektif
dibandingkan dengan golongan aminoglikosida dan tidak mempunyai efek samping ototoksik.
Amoksisilin/clavulanat merupakan obat antibiotik sistemik pilihan pertama sedangkan golongan
kuinolon merupakan obat pilihan kedua pada pasien OMSK. Selain itu, edukasi untuk menjaga
telinga supaya tetap kering agar pengobatan optimal dan dapat mencegah infeksi berulang4.
DAFTAR PUSTAKA

1. D, Anggraini. 2013. Otitis Media Supuratif Kronis dan Tonsilitis Kronis Serta Karies
Dentis dan Perilaku Kuratif Ibu. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal.
Medula, Volume 1. Nomor 2, Oktober 2013.
2. Pasyah, Muhammad Faris, Wijana. 2016. Otitis Media Supuratif Kronik pada Anak.
Departemen SMF Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Jurnal. Globab Media and Health Communication, Vol. 4 No. 1 Tahun 2016.
3. Yusi, dkk. Tatalaksana Terkini Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK). Bagian THT
Universitas Lampung. Jurnal. J Medula Unila, Volume 6, Nomor 1, Desember 2016.
4. Edward, Yan, Sri Mulyani. 2017. Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik. Bagian
THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.

Anda mungkin juga menyukai