Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini berjudul “Komoditi Kopi dan Cokelat”.
Penyusunan makalah ini mendapatkan bantuan dari banyak pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada orang tua, guru-guru, teman-teman dan pihak lainnya yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam proses penyusunan makalah.
Dalam pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mohon bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan kritik dan saran
agar dapat menjadi pedoman penulis untuk menjadi lebih baik lagi dalam
membuat makalah.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi kakao yang melimpah perlu diimbangi dengan perluasan pasar yang
dinamis dan bernilai tambah. Selama ini, dari produksi biji kakao nasional, hanya
20% yang diolah dan dipasarkan dalam bentuk olahan, padahal nilai tambah
terbesar diperoleh dari produk hilirnya, yang meliputi produk setengah jadi dan
produk jadi. Bahan dasar yang digunakan dalam pengolahan produk setengah jadi
dan produk jadi adalah kakao (Theobroma Cacao). Produk setengah jadi meliputi
pasta, bungkil/cake dan lemak yang dapat diproses lebih lanjut menghasilkan
produk jadi seperti bubuk cokelat, permen dan minuman cokelat serta produk lain
yang menggunakan bahan dasar cokelat. Cita rasa cokelat dipengaruhi oleh
berbagai tahapan selama proses pengolahan biji kakao yang meliputi perlakuan pra
panen, pemanenan, fermentasi, pengeringan dan penyimpanan biji, sedangkan
warnanya dipengaruhi oleh tahapan fermentasi dan pengeringan. Tiga sifat utama
yang membedakan cokelat dari produk-produk lain yaitu kekhasan cita rasa, tekstur
1
dan warnanya. Padatan cokelat berperan sebagai pemberi citarasa dan warna,
sedangkan lemak berperan dalam mengendalikan tekstur produk.
Apa saja jenis-jenis yang terdapat pada komoditi kopi dan cokelat?
Apa saja alat yang digunakan saat melakukan pengolahan kopi dan
cokelat?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Jenis kopi arabika memiliki kualitas cita rasa yang tinggi dan kadar
kafein lebih rendah dibandingkan dengan robusta sehingga harganya lebih
mahal. Kualitas cita rasa kopi robusta berada di bawah kopi arabika, tetapi
kopi robusta lebih tahan terhadap penyakit karat daun. Kopi liberika dan kopi
eksela dikenal kurang ekonomis dan komersial karena memiliki banyak
variasi bentuk dan ukuran biji serta kualitas cita rasanya (Rahardjo ,2017).
6
perbedaan proses pengolahan kopi cara basah dan cara kering adalah
ada tidaknya proses fermentasi buah kopi. Perbedaan cara ini
berlangsung hingga diperolehnya biji kopi beras setelah dilakukannya
pengupasan kulit ari. Setelah diperoleh biji kopi beras, tahapan proses
selanjutnya baik pengolahan kopi cara basah maupun cara kering sama.
2.3.1.2 Pengolahan Produk Sekunder
Pada tahap ini terdapat 2 cara, yaitu:
1. Penyiapan Bahan Baku
2. Penyangraian (Roasting)
Tahap penyangraian adalah tahapan pembentukan aroma dan cita
rasa khas biji kopi dengan perlakuan panas. Selama proses
penyangraian, ada tiga tahapan reaksi fisik dan kimiawi yang
berjalan secara berurutan, yaitu penguapan air (suhu 100ºC),
penguapan senyawa volatil dan pirolisis (suhu 180ºC).
7
Fermentasi Mempermudah penghilangan lendir yang ada pada
biji dan menghasilkan prekursor cita rasa,
mengubah warna biji menjadi coklat kehitaman,
mengurangi rasa pahit, asam, manis dan aroma
bunga, meningkatkan aroma coklat dan kacang
(nutty) dan mengeraskan kulit biji menjadi seperti
tempurung.
Menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan
jamur
Perendaman dan Menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki
Pencucian kenampakan dari biji, dimana biji akan nampak
lebih menarik dan warna menjadi coklat cerah.
Pengeringan Menghasilkan kadar air kurang dari 7,5%
Sortasi dan grading Memisahkan kotoran dan benda asing yang
tercampur dalam biji coklat dan untuk
mengelompokkan biji berdasarkan ukuran
Pengemasan dan Melindungi produk dan mempertahankan mutu.
penyimpanan
8
sehingga nib menjadi pasta cair kental.
Pengempaan Memisahkan lemak coklat dari pasta kasar yang
telah dihasilkan.
Penggilingan Menghasilkan partikel lebih halus dalam bentuk
pasta bubuk coklat
Pengemasan Mempertahankan mutu
Alat Fungsi
9
Alat Pengering Kopi (Drying)
10
Alat Pembubuk Kopi
Alat Fungsi
11
Kotak Permentasi Tujuan fermentasi adalah untuk
mematikan lembaga biji agar tidak
tumbuh sehingga perubahan-
perubahan di dalam biji akan
mudah terjadi, seperti warna
keping biji, peningkatan aroma
dan rasa, perbaikan konsistensi
keping biji dan untuk melepaskan
selaput lendir. Selain itu untuk
menghasilkan biji yang tahan
terhadap hama dan jamur.
12
Penghalus Pasta dan Pembubuk Cokelat
Terdapat empat jenis kopi yang umumnya dikenal, yaitu kopi arabika,
kopi robusta, kopi liberika, dan kopi ekselsa. Kopi arabika memiliki
keunggulan pada kualitas bijinya yang jauh lebih baik dari kopi liberika dan
robusta. Kandungan kafein pada kopi arabika lebih rendah, kopi jenis arabika
terkenal nikmat dan memiliki aroma yang sedap dan kuat. Kopi Arabika
Indonesia termasuk salah satu kopi arabika terbaik di dunia karena karakter
rasanya yang khas dan menjadi primadona di pasar kopi dunia. Selanjutnya
kopi robusta Jenis kopi ini dapat tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl
(diatas permukaan laut) dengan suhu 21-24 derajat celcius. Jenis kopi robusta
lebih tahan terhadap serangan penyakit karat daun. Umumnya, jenis kopi ini
memerlukan waktu 10-11 bulan untuk proses pembuahan dari bunga hingga
menjadi buah.
Kopi liberika dapat tumbuh sekitar 9 meter dari tanah. Jenis kopi ini
memiliki ukuran daun, bunga, cabang, buah, dan pohon yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis arabika dan robusta. Kopi liberika agak rentan
terhadap penyakit HV Hemileia vastratix atau penyakit karat daun. Memiliki
kualitas buah yang relatif rendah, namun kopi berjenis liberika mampu
berbuah sepanjang tahun dan dapat tumbuh dengan baik di dataran
rendah. Kopi liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia yaitu yang
13
bervarietas Ardoniana dan Durvei. Terakhir keunggulan Kopi jenis Ekselsa
ini sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran rendah yang basah. Kopi
jenis ini sangat mudah dalam hal pembudidayaannya, karena kopi berjenis
ekselsa tidak rentan diserang penyakit. Kopi ini juga dapat ditanam di areal
lahan gambut. Harga dan kualitasnya masih jauh dibawah jenis kopi arabika
dan robusta tetapi karena tanaman kopi berjenis ini tidak mudah diserang
penyakit, sehingga banyak juga petani kopi yang membudidayakan kopi
berjenis ekselsa ini.
Coklat criollo memiliki keunggulan dengan ciri cita rasa enak dan
beraroma lembut, terdapat sekitar 10% di seluruh dunia terutama di
Venezuela, Equador, Columbia dan Indonesia. Sementara Forastero,
dengan cita rasa lebih pahit dan beraroma lebih kuat, merupakan
mayoritas tanaman kakao dunia terutama dijumpai di Ivory Coast, Ghana,
Nigeria,Malaysia dan Indonesia. Coklat Trinitario merupakan persilangan
antara Criollo dan Forastero, terdapat di Trinidad, Cameroon, Papua New
Guinea dan Jamaica (Anonymous, 2004). Varietas Criollo, Trinitariodan
persilangannya dikenal sebagai penghasil biji kakao mulia atau kakao
edel (fine-cocoa). Varietas Forasterodikenal sebagai penghasil biji kakao
lindak atau kakao curah.
15
(Theobroma cacao) dari pohon kakao berasal dari kawasan hutan Amazon
hingga daerah di Amerika Tengah yang sudah dikenal sejak ratusan tahun
sebelum masehi. Lantas apa saja manfaat coklat untuk menjaga kesehatan
tubuh maupun perawatan kecantikan, yaitu yang pertama memperpanjang
umur, studi epidemiologis yang dilakukan terhadap mahasiswa Universitas
Harvard Amerika Serikat menemukan bahwa kebiasaan makan coklat bisa
memperpanjang harapan hidup. Hal ini karena adanya kandungan antioksidan
fenol dalam coklat yang berkhasiat. Mencegah risiko penyakit kanker dan
jantung koroner, kandungan senyawa aktif memberikan manfaat coklat
karena mampu meningkatkan fungsi kekekalan tubuh yang sekaligus
menekan oksidasi kolesterol LDL (Kolesterol jahat) sehingga berguna
menangkal risiko penyakit kanker maupun jantung koroner yang mematikan.
Biji coklat mengandung lemak 31 % , karbohidrat 14 % dan protein 9 %.
Protein coklat kaya akan asam amino triptopan, fenilalanin, dan tyrosin
(Rahman, 2018).
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika Belanda membawa kopi
dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi
tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia.
Cokelat telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1560, tetapi baru menjadi
komoditas yang penting sejak tahun 1951.
2. Terdapat empat jenis kelompok kopi yang umumnya dikenal, yaitu kopi
arabika, kopi robusta, kopi liberika, dan kopi ekselsa. Jenis-jenis tanaman
coklat atau kakao yang umumnya dibudayakan di Indonesia, yaitu kakao
criollo, kakao forastero, dan kakao trinitaro.
3. Proses pengolahan buah kopi pasca pemanenan dilakukan dengan dua cara
yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah biasanya dilakukan di
perkebunan besar dan buah kopi yang diproses adalah kopi arabica.
Pengolahan cara kering biasanya dilakukan oleh para petani dan buah kopi
yang diproses adalah kopi robusta. Pengolahan coklat dikelompokkan
menjadi dua yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder.
Pengolahan primer menghasilkan biji coklat kering dengan kadar air 7,5%.
Pengolahan sekunder akan menghasilkan produk berupa bubuk coklat.
4. Kopi dan cokelat sangat bermanfaat bagi tubuh kita, baik untuk perawatan
kulit tubuh, muka, organ dalam seperti saraf, mencegah kerusakan sel,
mencegah risiko penyakit kanker dan jantung koroner, memberikan
manfaat pada kulit kepala yaitu menjaga agar rambut tidak mengalami
kerontokan dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti
sampai disini saja menggali ilmu terkait komoditi kopi dan cokelat. Kami
berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui problematika pada
komoditi kopi dan cokelat. Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan
dalam hal-hal penyajiannya maka dari itu kita harus giat belajar agar dapat
18
menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat membangun kami sangat
menunggunya untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, I., & Handoko, B. Perancangan Indonesian Coffee Center Milik Pusat
Penelitian Kopi Dan Kakao Di Jember, Jawa Timur. Interior Design. 3(1):
1-8.
Arifien, M. S. 2013. Sarana Pengolahan Komoditi Perkebunan: Alat Pengolah Kopi dan
Kakao. Surabaya: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Buku Pintar Budi Daya Kakao.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Pusat Studi Biofarmaka LPPM., & Gagas , U. 2014. Sehat alami dengan herbal 250
Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Novitasari, Reni. 2019. Upaya Indonesia untuk Internasionalisasi Kopi. Jember:
Universitas Jember.
Rahardjo, Pudji. 2017. Berkebun Kopi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rahman. S. 2018 . Membangun pertanian dan pangan untuk mewujudkan kedaulatan
pangan .Yogyakarta . CV Budi Utama .
Selvi, S., & Ningrum, L. 2020. Gaya Hidup Minum Kopi Dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Kopi (Studi Kasus Pada Kopi Kenangan Gandaria
City-Jakarta). Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah. 14(01): 23-30.
Siregar, Tumpal H.S., dkk. 2010. Budi Daya Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya.
20