Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan komunikasi pasien, komunikasi terapeutik dan komunikasi SBAR

1. Komunikasi pasien terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien
( DEPKES RI, 1997 )
Teknik Komunikasi Terapeutik
1. Fase pra interaksi
2. Tahap orientasi
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
 Contoh komunikasi therapeutic
a. Fase Pra Interaksi (Fase Persiapan)
Sebelum berjumpa dengan pasien sebaik nya perawat mengetahui terlebih dahulu
berbagai hal diantaranya: indentitas, alamat, pekerjaan dan penyakit yang saat ini
sedang diderita oleh pasien, sehingga perawat pada tahap ini secara tidak langsung
sudah berkenalan dengan pasien.
b. Tahap Orientasi (Tahap Perkenalan)
Pada tahap ini perawat sudah datang dan bertatap langsung dengan pasien dengan
melihat kondisinya secara langsung. Fase ini disebut juga dengan fase perkenalan.
Adapun contoh dialognya adalah sebagai berikut:
Perawat ;Selamat pagi ibu….
Pasien : Pagi ………..
Perawat : Apa ini benar dengan ibu Yani ……….?
Pasien : Ia benar na …..
Perawat : Perkenal kan bu’ saya perawat Agus…. Saya yang akan memeriksa
ibu pagi hari menggantikan piket nya perawat Nining yang biasa memeriksa
ibu’…. (senyum lalu bertanya) “ Bagaimana keadaan ibu hari ini …?
Pasien : Oh iya…., keadaan saya hari ini udah sedikit mendingan dari yang
kemarin…
perawat : syukur deh bu…. berarti itu tanda nya ibu akan segera pulih kembali
Pada tahap ini walaupun kita telah mengetahui nama pasien akan tetapi agar lebih
dekat sebaiknya kita kembali menanyakan nama pasien, inilah titik awal kerja
sama antar perawat dengan pasien.

c. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari komunikasi terapeutik. Pada tahap ini
sudah masuk pada rencana apa yang akan kita berikan sebagai seorang perawat.
Perawat : Apakah saya bisa mula memeriksa ibu’……
Pasien : iya bisa na Agus ……
Perawat : Saya akan memulai dengan memeriksa tekanan darah ibu Bisa kah
ibu menjulur kan tangan ibu..
Pasien : Oh iya bisa na….
Perawat : tekanan darah ibu saat ini 120/80 MmHg ….. lebih baik dari
kemarin… yang saya lihat di catatan darah ibu’ 140/90 MmHg..
Pasien : oohh iya ….? akan tetapi saya sedikit takut karna kepala saya sampai
saat ini masih terasa pusing seperti beputar – putar …Apakah itu tidak apa-apa ?
Perawat : ooohhh ngga’ kok bu’ itu adalah hal yang wajar akan tetapi seiring
dengan waktu rasa pusing yang ibu rasa kan akan perlahan–lahan hilang.
Pasien : Apakah sebaik nya itu tidak diberikan obat saja oleh dokter na
Agus…. ?
Perawat : Oohh ngga’ perlu di berikan obat itu bu’ karna ditakutkan jika ibu
banyak mengonsumsi obat bukan malah sembuh penyakit ibu akan tetapi lebih
parah….
Pasien : Ohh ya na… ? baik lah …. Jika begitu terima kasih untuk saran nya
Perawat : Sama – sama ibu

d. Tahap Terminasi
Tahapan Ini merupakan akhir dari pertemuan, dimana seorang perawat harus
berpisah dengan seorang pasien.
Perawat : Apakah ibu masih ingin bertanya ….
Pasien : Tidak na Agus….
Perawat : baiklah, jika ibu sudah tidak ingin bertanya lagi maka saya izin
permisi ya ibu, nanti saya akan sering-sering melihat perkembangan ibu.
Pasien : Baik na ….
Perawat : Permisi ibu, selamat pagi….
Pasien : Selamat pagi….

 Contoh komunikasi terapeutik


a. Fase pra interaksi
1. Pasien memiliki tanda kaki bengkak dan gejala nyeri
2. Membuat perencanaan interaks yang sesuai denga tanda dan gejala serta
keadaan mental pasien
3. Evaluasi diri sebelum memulai interaksi
b. Tahap orientasi
Perawat 1 : “Selamat pagi Bu”
Pasien : “Selamat Pagi”
Perawat 1 : “Perkenalkan bu, saya .... yang bertugas sebagai perawat yang akan
melakukan pemeriksaan pertama Ibu. Mohon maaf bu tolong sebutkan nama
panjangnya dulu ya
Pasien : “Nama saya ...
Perawat 1 : “Saat ini diduga ada penyumbatan yang menyebabkan bengkak dan
rasa nyeri pada kaki ibu. Sesuai dengan data yang diberikan, Ibu sudah menyetujui
untuk dilakukan diagnosa dengan pemeriksaan vaskular pada esktrimitas bawah,
benar Bu?
Pasien : “Iya, benar sus.”
Perawat :”baik bu, silahkan ikut saya menuju ruang pemeriksaan”
Pasien : “baik sus.”
==Ruang pemriksaan vaskular===
Perawat :”Ini ruangannya ya bu, silahkan masuk dan menunjukkan bukti
administrasi”
Pasien :” iya, terima kasih ya sus”
Teknisi TKV :”selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu bu?”
Pasien : “Ini sus, saya akan melakukan pemeriksaan katanya”
TKV :”baik bu, boleh saya lihat dulu kelengkapan administrasinya?”
Pasien :”ini sus”
TKV :”silahkan duduk dulu ya bu, saya akan menyiapkan alat pemeriksaan.”
Pasien : “iya sus”
TKV :”maaf bu, pemeriksaan ekstrimitas bawah harus melepaskan celana. Jadi,
silahkan ke ruang ganti disebelah sana ya dan juga tolong dilepaskan juga
aksesoris yang digunakan pada kaki jika memamakai”
Pasien : “baik sus”
TKV :”silahkan berbaring di atas ranjang ya bu, perkenalkan saya .... yang akan
melakukan pemeriksaan vaskular eks. Bawah ibu. Ibu tolong disebutkan nama
panjang dan TTL nya bu
Pasien :”iya sus nama saya .... dan saya lahir di...”
TKV :”jadi, pertama saya jelaskan pemeriksaan vaskuler ekstrimitas bawah adalah
pemeriksaan dengan menempelan tranducer dari ujung tungkai sampai pagkal
paha untuk memeriksa adanya kelainan pada pembuluh darah di bagian kaki yang
menyebabkan nyeri dan bengkak pada kaki ibu, jadi ibu harus melepaskan celana
dan aksesoris di kaki”
Pasien :”oh begitu sus, iya sudah saya lepaskan”
TKV :”baik, saya mulai pemeriksaanya ya bu”
Pasien :”iya sus”
TKV :”baik, pereiksaan sudah selesai ya bu, sudah boleh ke ruang gant lagi”
Pasien”baik sus”
TKV :”hasilnya akan diberikan 2 hari lagi ya bu, sesuai dengan jadwal konsultasi
ibu selanjutnya”
Pasien “baik sus”
Perawat :’lekas sembuh dan semoga sehat selalu bu”
TKV :”terimakasih sus”

c. Tahap kerja
Perawat 2 :”selamat siang, bu”
Pasien :” siang sus”
Perawat 2 :”bagaimana bu ..... keadaanya setelah pertemuan sebelumnya?”
Pasien :”iya sus, saya baru menjalani pereiksaan vaskuler dan baru mengambil
hasilnya hari ini.”
Perawat 2:”baik bu, adakah keluhan lain yang timbul setelah pertemuan
kemarin?”
Pasien :”tidak,sus”
perawat 2 ;”baik, berarti tidak ada tanda dan gejala lain yang timbul. untuk
tindakan, kemarin tindakan yang disarankan adalah terapi obat. Ibu silahkan
mengambil hasil pemeriksaan dulu ya bu. Tindakan akan dilakukan jika diagnosa
awal memang benar dan ibu sudah menyetujui kemarin kalau ibu setuju jika
dilakukan terapi obat jika diharuskan”
Pasien :”iya benar sus, setelah dilihat hasilnya dan berkonsultasi lagi saya akan
melakukan tindakan yang dianjurkan”

d. Tahap terminasi
Perawat :”berdasarkan hasil dan perstujuan sebelumnya, ibu akan melakukan
tindakan terapi obat”
Pasien :”iya sus, jasi akan diberikan obat dulu katanya”
Perawat ;”iya bu, obat yang diberikan akan mengurangi penyumbatan yang terjadi
sehingga darah akan mengalir normal kembali.”
Pasien :”lama tidak ya sus saya harus minum obat-obatannya?”
Perawat :”obat yang diberikan akan sesuai dosis dan ibu tetap harsu melakukan
pemantauan ke rumah sakit agar tindakan berjalan dengan efektif”
Pasien :’baik sus, berarti saya hanya perlu meminum obatnya dengan rajin dan
mengikuti waktu konsultasi yang dikatakan dokter”
Perawat ;”iya bu”
Pasien :”baik, terima kasih sus. Saya segera menuju bagaian farmasi untuk
membeli obat yang diresepkan dokter”
Perawat;”silakan bu, lekas sembuh dan semiga sehat selalu bu!”
Pasien :”terima kasih sus”

2. Komunikasi SBAR
SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri
dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini
digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien.
Tehnik Pelaksanaan SBAR :
1. S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
a. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta dokter
yang merawat
b. Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan
2. B : Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
a. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
b. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
c. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
d. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
e. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis
3. A : Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor
nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko jatuh, pivas score,
status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
b. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
4. R : Recommendation
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to
nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.

 Contoh Komunikasi Terapeutik


a. Situation (S) :
- Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2
- Melaporkan pasien nama Tn. A mengalami penurunan pengeluaran urine
40cc/24 jam mengalami sesak napas.
b. Background (D)
- Diagnosis medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 desember 2013,
program HD hari senin-kamis
- Tindakan yang dilakukan semifowler, sudah terpasang dower kateter,
pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu
- Obat injeksi dieuretic 3 x 1 amp
- TD I50/80 mmHG, RR 30x/menit, nadi 100x/menit, oedama ekstremitas
bawah dan asites
- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
- Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki
c. Assessment (A)
- Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit lebih
- Pasien tampak tidak stabil
d. Recommendation (R)
- Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
- apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?
- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

 Contoh Komunikasi Terapeutik


a. Situation (S) :
- Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari
perawatan, DPJP : dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
- Masalah keperawatan:
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
 Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
b. Background (B) :
- Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
- Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
- Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
- Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
- Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
- Diet : rendah protein 1 gram
c. Assessment (A) :
- Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C,
RR 20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine
sedikit, eliminasi faeses baik.
- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
- Pasien masil mengeluh mual.
d. Recommendation (R) :
- Awasi balance cairan
- Batasi asupan cairan
- Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
- Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
- Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
- Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

Anda mungkin juga menyukai