Anda di halaman 1dari 41

Kegiatan Belajar 2 Wilayah Pesisir

dan Pantai

Materi Pembelajaran :

WILAYAH PESISIR dan PANTAI

Penulis:  Karakteristik Wilayah Pesisir

Doni Handriansyah, S.Pd  Macam-macam bentuk pantai

 Ekosistem Pesisir
201502761714
 Pesisir untuk ruang hidup manusia

0
PETA KONSEP

1
DAFTAR ISI

A. PETA KONSEP……………………………………………………………………..1
B. DAFTAR ISI…………………………………….…………………………………..2
C. DESKRIPSI SINGKAT ..................................................................................3
D. RELEVANSI...................................................................................................3
E. PEMETAAN KOMPETENSI DASAR…………………………………..3
F. PETUNJUK BELAJAR ..................................................................................4
G. CAPAIAN PEMBELAJARAN.......................................................................4
H. POKOK MATERI ...........................................................................................4
I. URAIAN MATERI .........................................................................................5
1. DEFINISI PESISIR ..................................................................................6
2. KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIR.................................................8
a. Ciri-ciri wilayah pesisir………………………………………………8
b. Macam-macam bentuk pantai………………………………………..9
3. EKOSISTEM KEPESISIRAN .................................................................14
a. Mangrove ............................................................................................16
b. Lamun .................................................................................................20
c. Terumbu Karang. ................................................................................26
4. PESISIR UNTUK RUANG KEHIDUPAN MANUSIA .........................32
J. RANGKUMAN .............................................................................................34
K. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)..............................................................35
L. RPP………………………………………………………………………………….38
M. GLOSARIUM……………………………………………………………………….39
N. DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................40

2
DINAMIKA HIDROSFER HUBUNGANNYA DENGAN KEHIDUPAN
Modul 5 Kegiatan Belajar 2

WILAYAH KEPESISIRAN

A. DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan pemahaman dasar karakteristik kepesisiran, yang secara


keilmuan masuk dalam bagian oceanografi. Mengkaji komponen penyusun, sistem, dan
proses yang menghadirkan fenomena di wilayah perbatasan darat dengan laut. Tinjauan
geografi menekankan pada bentuklahan marin sebagai ruang berlangsungnya fenomena
geosfer, yang saling pengaruh mempengaruhi dengan kehidupan manusia dalam
mengelola potensi sumberdaya dan bencana.

B. RELEVANSI

Materi ini menjadi dasar untuk memahami dinamika kepesisiran pengaruhnya


terhadap manusia akan potensi sumberdaya dan kebencanaan dalam kontek Indonesia
sebagai negara maritim.

C. PEMETAAN KOMPETENSI DASAR


Kompetensi Inti:
• KI-1 dan KI-2:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara
efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
• KI-3:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

3
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
• KI-4:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar
3.7. Menganalisis dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.
4.7. Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel,
grafik, video, dan/atau animasi

D. PETUNJUK BELAJAR
1. Berdoa sebelum memulai belajar
2. Peserta secara utuh membaca modul ini.
3. Peserta mencari dari berbagai sumber terkait materi sesuai modul.
4. Peserta mengerjakan soal, bila benar kurang dari 7, modul dibaca lagi.
5. Dalam modul disertakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang wajib
dikerjakan secara berkelompok

E. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu menjelaskan dan mengkonstruksi dasar kepesisiran pengaruhnya
terhadap manusia.

F. POKOK MATERI

Karakteristik wilayah pesisir, macam-macam bentuk pantai, ekosistem kepesisiran


meliputi mangrove, lamun, terumbu karang, dan pesisir untuk ruang kehidupan manusia.

4
G. URAIAN MATERI

Apersepi
Amatilah Gambar berikut!

Apakah kalian pernah melihat gambar ini sebelumnya? Menurut


Kalian gambar apakah diatas?
Jika kalian menjawab itu adalah akar napas dari pohon mangrove, kalian benar.
Pernahkah kalian melihat hutan mangrove? Apakah ditempat kalian tinggal terdapat habitat
hutan mangrove? Bagaimana kondisi hutan mangrove di tempat kalian tinggal? Tahukah
kalian apa itu wilayah pesisir? Apakah sama pesisir dengan pantai? Mari kita simak uraian
berikut.

Ananda sekalian selamat anda telah sampai pada KB 2 di Modul 5 ini yang
membahas mengenai Wilayah Kepesisiran. Masih terkait dengan materi di KB 1 tentang
PERAIRAN DARAT DAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS). Pasti kalian
mendapatkan pengalaman ketika membaca KB 1 tersebut. Perairan darat dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) merupakan daerah hulu yang berfungsi menjadi daerah tangkapan hujan.

5
Air hujan yang terperangkap ada yang diserap kedalam tanah (infiltrasi) ada yang
diteruskan di aliran permukaan (runoff) yang bermuara pada sungai, danau atau situ serta
cekungang-cekungan dan rawa-rawa yang terdapat di darat yang mampu menampung air
permukaan. Namun pada tahap berikutnya seluruh perairan darat yang merupakan
rangkaian akhir dari seluruh aliran air di permukaan tanah dan di dalam tanah adalah
bermuara ke laut.
Perairan darat yang bermuara di laut ini dimanfaatkan oleh masyarakat serta
lingkungan wilayah pesisir untuk memberlangsungkan kehidupannya. Wilayah
Kepesisiran inilah yang menjadi titik tekan dalam KB 2 Modul 5 ini. Untuk memahami
wilayah kepesisiran ini alangkah baiknya jika Ananda mau menyaksikan video tentang
pengelolaan wilayah pesisir di Bali pada link berikut: https://youtu.be/9HPlVWvxVbw

1. Definisi Pesisir
Berbicara mengenai lautan, pasti tidak lepas dari lingkungan yang ada di sekitarnya
yaitu pesisir. Seperti yang kita ketahui, wilayah yang berada di persisir biasanya memiliki
aktivitas yang cukup tinggi, lebih kompleks dan padat penduduk. Maka tidak heran jika
terdapat pelabuhan – pelabuhan besar di sekitar daerah pesisir dan menjadi tempat penting
bagi sebuah negara. Berbicara mengenai pesisir adakah diantara Ananda yang tahu apa itu
pesisir? Sebagian besar dari kita pasti akan menjawab jika pesisir merupakan pantai.
Definisi tersebut tidaklah salah, namun pesisir sendiri mempunyai banyak definisi dan ada
banyak contoh dari wilayah pesisir. Oleh karena itu, kali ini akan dibahas mengenai apa itu
wilayah pesisir beserta contohnya. Yuk disimak!

Gambar 1 Penampang Wilayah Pesisir


Sumber: https://simantu.pu.go.id/epel/edok/7abf0_Modul_Teknik_Pantai_Praktis.pdf

6
Mungkin kita sudah tahu jika daerah yang berada di pinggir laut atau daratan yang
berbatasan langsung dengan lautan lebih dikenal dengan sebutan pantai. Dengan kata lain,
pantai dapat diartikan juga sebagai tempat bertemunya antara wilayah lautan dengan
daratan. Mungkin kita juga pernah mendengar istilah shore dan coast, jika diartikan dalam
bahasa Indonesia
memiliki arti yaitu pantai.
Namun, kedua kata
tersebut memiliki makna
yang berbeda. Shore
merupakan
wilayah pantai namun
lebih mengarah daerah
yang basah seperti Gambar 2 Aktivitas Masyarakat Pesisir daerah
pasang surut. Sumber: https://www.greeners.co/berita/rzwp3k-dinilai-belum-memperhatikan-
kedaulatan-masyarakat-pesisir/, diakses 26 April 2021
Sedangkan coast adalah
daerah pantai kering atau pesisir. Dari gambar 1 diatas bisa kita lihat ilustrasi tentang
pesisir. Bahwa pesisir merupakan wilayah daratan yang masih dipengaruhi unsur lautan
dan juga sekaligus daratan. Sebagai negara yang mempunyai wilayah pesisir, sudah tentu
kita harus mengetahui apa itu pesisir terlebih dahulu. Pesisir dapat diartikan sebagai suatu
daerah pertemuan antara daratan dengan lautan. Pada bagian darat bisa meliputi area yang
kering maupun yang terendam dengan air atau wilayah yang masih dipengaruhi oleh sifat
laut seperti pasang surut air laut, angin laut maupun rembesan yang berada dari air laut.
Sedangkan untuk lautan sendiri yaitu area yang masih menjadi bagian laut berupa wilayah
sedimentasi dan aliran air tawar dan lain sebagainya.
Menurut UU No. 1 tahun 2014 yang dimaksud dengan pesisir adalah daerah
peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum
Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan
antara ekosistemdarat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke arah laut 12 mil dari garis pantai
untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan
ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.
Ada beberapa definisi mengenai wilayah pesisir dari berbagai sumber, antara lain:

7
a. Menurut Dahuri wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan
lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (coastal), maka suatu wilayah pesisir memiliki
dua macam batas (boundaries), yaitu batas yang sejajar garis pantai (longshore) dan
batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore)
b. Menurut Poernomosidhi, wilayah pesisir merupakan interface antara kawasan laut dan
darat yang saling memengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara
biogeofisik maupun sosial ekonomi. Wilayah pesisir mempunyai karakteristik yang
khusus sebagai akibat interaksi antara proses-proses yang terjadi di daratan dan di
lautan. Ke arah darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun
terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut
dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut, wilayah pesisir mencakup bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di
darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pesisir adalah suatu wilayah
yang lebih luas daripada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih
mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan)
dan wilayah laut sejauh masih masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan
sedimentasi dari darat). Bagaimana menurut mu? Apa definisi dari Wilayah Pesisir?

2. Karakteristik wilayah Pesisir


a. Ciri-ciri wilayah Pesisir
Setiap wilayah memiliki karakteristik baik secara fisik maupun sosial. Wilayah
Pesisir memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
 Wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-perubahan biologis, kimiawi dan
geologis yang sangat cepat
 Tempat dimana terdapat ekosistem yang produktif dan beragam dan merupakan tempat
bertelur, tempat asuhan dan berlindung berbagai jenis spesies

8
 Ekosistem yang
terdiri dari
terumbu
karang, hutan
bakau, pantai dan
pasir, muara
sungai, lamun dan
sebagainya
merupakan Gambar 3 Wisata Mangrove di Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara
pelindung alam Sumber: https://travel.okezone.com/read/2015/05/17/406/1150953/keliling-taman-
yang
wisata-alam-mangrove-pantai-indah-kapuk, diakses 26 April 2021
penting dari erosi,
banjir dan badai serta dapat berperan serta dalam mengurangi dampak polusi dari
daratan ke laut
 Sebagai tempat tinggal manusia, untuk sarana transportasi, dan tempat berlibur atau
rekreasi.
Pantai (shore/beach) merupakan bagian dari wilayah pesisir. Biasanya jika kita
berrekreasi dengan keluarga atau teman. Pantai merupakan salah satu pilihan lokasi untuk
menghabiskan waktu. Kita lebih mengenal pantai dibandingkan dengan istilah pesisir. Oleh
karena itu mari kita berkenalan dengan beberapa macam pantai. Setiap wilayah memiliki
kekhasan pantainya. Namun sebelum kita menjelaskan tentang macam-macam pantai, mari
kita berkenalan, apa itu pantai?
Pantai adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara daratan dengan lautan
yang masih dipengaruhi oleh gelombang pasang. Wilayah pantai dimulai dari titik terendah
air laut pada saat surut hingga arah ke daratan ampai batas jauh gelombang atau ombak
menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan tadi dinamakan
garis pantai (shore line). Garis pantai ini setiap saat berubahubah sesuai dengan perubahan
pasang-surut air laut.

b. Macam-macam Pantai
Pantai akan berkaitan dengan lingkungan di sekitarnya sehingga terbentuk juga
karena faktor alam di lingkungan sekitarnya. Pantai yang kita ketahui adalah yang
berbatasan dengan air laut, bermain pasir, terbawa arus ombak yang memanggil-manggil

9
dan sebagai. Oleh karena itu mari kita berkenalan dengan wajah-wajah pantai seperti
berikut ini!

Pantai Haff

Gambar 4 Pantai Haff


Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/2021/04/17/perairan-laut-pesisir-dan-pantai/

Pantai Haff, yaitu bagian dari laut di tepi pantai yang terpisah akibat adanya sebuah lidah
tanah (nehrung). Contoh pantai Haff misalnya: Pantai Samas di Yogyakarta.
Nehrung terjadi karena dua hal, yakni:
 Ombak merusak pantai di beberapa tempat sehingga hasil perusakan yang berupa
pasir mengendap dan sebagian lagi diletakkan dekat daratan menjadi nehrung.
 Di dekat sebuah tanjung yang dilalui oleh arus laut sering terjadi nehrung. Nehrung
makin lama semakin tinggi sehingga kering ketika pasang surut. Kemudian angin
laut meniupkan pasir itu ke arah darat dan dan dapat terbentuk bukit pasir.

10
Pantai Berbukit Pasir (Sand dunes)

Gambar 5 Pantai Sand dunes

Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/2021/04/17/perairan-laut-pesisir-dan-pantai/, diakses 26


April 2021
Pantai berbukit pasir (sand dunes) terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
 Banyak gosong-gosong pasir dekat pantai.
 Perbedaan antara pasang naik dan pasang surut agak besar.
 Kebanyakan bertiup angin laut.
 Pesisir pantai sering mengalami kering.
Contoh pantai berbukit pasir dapat kita temukan di kawasan pantai Parangtritis DI
Yogyakarta.
Gosong pasir, atau gosong saja, adalah bentukan daratan yang terkurung atau
menjorok pada suatu perairan, biasanya terbentuk dari pasir, geluh, dan atau kerikil.
Bentukan geografi ini terjadi akibat adanya aliran dangkal dan sempit sehingga
memungkinkan pengendapan material ringan dan mengarah pada pendangkalan tubuh air.
Gosong dapat terbentuk di laut maupun danau. Daerah muara dan perairan dangkal, seperti
pantai-pantai di Laut Jawa, banyak memiliki gosong.

11
Pantai Mangrove

Gambar 6 Pantai Mangrove

Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/2021/04/17/perairan-laut-pesisir-dan-pantai/ , diakses 26 April


2021
Pantai mangrove merupakan pantai yang rendah dan ditumbuhi oleh hutan bakau.
Ciri khas dari hutan bakau ini adalah memiliki akar napas. Akar-akar dari hutan bakau ini
keluar menjulang ke atas. Di Bagian Ekosistem Pesisir akan dijelaskan lebih rinci

Pantai Bertebing
Pantai bertebing banyak terdapat di daerah berbukit atau pegunungan di mana
ombak selalu menghantam pantai sehingga terjadi perusakan pada batu-batuan dan

Gambar 7 Pantai Bertebing (karang bolong)

Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/2021/04/17/perairan-laut-pesisir-dan-pantai/

akhirnya terbentuklah pantai yang bertebing. Di bawah tebing yang curam kadang-kadang
tertumpuk onggokan batu-batuan, sedangkan pesisir yang ada sangat sempit. Pantai ini
disebut juga Pantai Falaise. Gambar 5 mengilustrasikan tentang pantai bertebing ini.

12
Pantai Berkarang

Gambar 8 Pantai Berkarang

Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/2021/04/17/perairan-laut-pesisir-dan-pantai/
Pantai berkarang, yaitu pantai yang banyak karangnya. Pantai ini terdapat di daerah
yang banyak pulau karangnya di sepanjang pantai.

Delta (Muara Sungai)

13
Gambar 9 Delta Sungai

Sumber: https://lab-geologidinamik-tgl.ft.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/27/2016/08/03_Asistensi2017_Pesisir.pdf , diakses 20 April 2021

Delta adalah daratan yang terjadi karena pengendapan hasil pelapukan di muara
sungai. Sebuah delta dapat terjadi karena:
 banyak hasil pelapukan dibawa oleh sungai sampai ke muaranya,
 perbedaan tingginya air tidak besar ketika pasang naik dan
 pasang surut,
 lautnya sangat dangkal,
 ombaknya tidak besar, dan
 banyak tumbuh-tumbuhan di pantai.

3. Ekosistem Pesisir
Ananda sekalian, pesisir Indonesia mempunyai ekosistem yang beraneka ragam,
antara lain Estuari, hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Mari kita
berkenalan satu persatu.

14
Perlu diketahui berdasarkan material permukaannya, pantai dapat dibedakan
menjadi pantai lumpur dan
pasir. Pada umumnya pantai
berlumpur didominasi oleh
substrat (kandungan) yang
seringkali tergenang dikenal
dengan estuari. Estuari
merupakan suatu bentukan masa
air di lingkungan pesisir, yang
berhubungan langsung dengan
laut lepas, sangat dipengaruhi
Gambar 10 Ilustrasi Estuaria
oleh efek pasang-surut, dan masa
Sumber: https://coast.noaa.gov/estuaries/curriculum/climate-
extension.html airnya merupakan campuran dari
air laut dan air tawar. Untuk mengenal estuary silahkan telusuri video pada link berikut:
https://youtu.be/XLumSN4G5P4

Daerah perairan yang termasuk dalam estuaria ini adalah muara sungai, teluk dan
rawa pasang surut. Karakteristik dari pantai berlumpur berupa estuari diantaranya sebagai
berikut:
 Kemiringan dasar laut atau
pantai sangat kecil.
 Terdapat banyak muara
sungai yang membawa
sedimen suspensi dalam
jumlah besar ke laut.
 Gelombang di pantai relatif
tenang sehingga tidak mampu Gambar 11 Pantai Estuaria
membawa sedimen ke Sumber: Sumber:
https://andimanwno.wordpress.com/2021/04/17/perairan-laut-
perairan dalam di laut lepas. pesisir-dan-pantai/, diakses 26 April 2021

Di estuari berkembang
ekosistem mangrove. Keberadaan hutan mangrove di kawasan pesisir biasanya tumbuh dan

15
berkembang berkaitan erat dengan ekosistem lainnya, seperti padang lamun, algae dan
terumbu karang.

Gambar 12 Pembagian ekosistem pesisir

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , PPG, Kemendikbud RI,
2019

a. Mangrove
Mangrove juga disebut hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan
bakau. Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang
pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. khas tumbuh di
sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan
mangrove dapat hidup dengan subur kalau wilayah pesisir tersebut memenuhi syarat berikut
ini, antara lain:
 Terlindungi dari gempuran ombak dan arus pasang surut yang kuat.
 Daerahnya landai atau datar.

Fungsi Hutan Mangrove

16
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting
di wilayah pesisir. Berikut beberapa fungsi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Mari kita
jelaskan!
Fungsi ekologis:
a. Penyedia nutrien bagi biota perairan,
b. Tempat pemijahan dan asuhan bagi bermacam biota,
c. Penahan abrasi,
d. Penahan amukan angin taufan, dan tsunami,
e. Penyerap limbah,
f. Pencegah intrusi air laut,
Fungsi ekonomis:
a. Penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan.
b. Kawasan wisata alam Hutan
Fungsi Kesehatan:
a. sebagai bahan baku obat-obatan ini telah dimanfaatkan secara tradisional oleh
sebagian besar masyarakat pesisir di tanah air.
Hal yang paling mendasar dan penting untuk dipahami adalah bahwa jenis
tumbuhan mangrove mampu tumbuh dan berkembang pada lingkungan pesisir
yang berkadar garam sangat ekstrim, jenuh air, kondisi tanah yang kurang stabil dan
anaerob. Dengan kondisi lingkungan tersebut, beberapa jenis tumbuhan mangrove
mampu mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif untuk
mengeluarkan garam dari jaringan. Sementara itu, organ yang lainnya memiliki
daya adaptasi dengan cara mengembangkan sistem akar napas untuk memperoleh
oksigen dari sistem perakaran yang hidup pada substrat yang anaerobik. Namun
sebagaimana halnya dengan jenis tumbuhan lainnya, tumbuhan mangrove ini tetap

17
membutuhkan air tawar secara normal, unsur hara, dan oksigen. Gambar 11
berikut menyajikan bermacam akar mangrove.

Gambar 13 Akar Mangrove. (A) Akar Lutut; (B) Akar Pasak; (C) Akar Tunggang

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , PPG, Kemendikbud RI,
2019

Walaupun habitat hutan mangrove bersifat khusus, namun masing-masing


jenis tumbuhan memiliki kisaran ekologi tersendiri. Kondisi ini menyebabkan
terbentuknya berbagai macam komunitas dan bahkan permintakatan atau zonasi.
Munculnya fenomena permintakatan yang terjadi pada hutan mangrove tersebut
sangat berkaitan erat dengan beberapa faktor, antara lain adalah tipe tanah,
keterbukaan areal mangrove dari hempasan ombak, salinitas, dan pengaruh pasang
surut. Pengaruh tipe tanah atau substrat tersebut, sangat jelas terlihat pada jenis-
jenis hutan mangrove, Rhizophora, misalnya pada tanah lumpur yang dalam dan
lembek akan tumbuh dan didominasi oleh Rhizophora mucronata yang kadang-
kadang tumbuh berdampingan dengan Avicennia marina, kemudian untuk
Rhizophora stylosa lebih menyukai pada pantai yang memiliki tanah pasir atau
pecahan terumbu karang, dan biasanya berasosiasi dengan jenis Sonnerafia alba.
Sedangkan untuk jenis Rhizophora apiculata hidup pada daerah transisi.
Selain tipe tanah, kondisi kadar garam atau salinitas pada substrat juga
mempunyai pengaruh terhadap sebaran dan terjadinya permintakatan. Berbagai
macam jenis tumbuhan mangrove mampu bertahan hidup pada salinitas tinggi. Jenis

18
Avicennia merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi terhadap kisaran
salinitas yang sangat besar.

Gambar 14 Jenis-jenis hutan Mangrove

Sumber: https://rezamuhammadazhar.wordpress.com/2010/03/31/aliran-materi-dan-rantai-makanan-
pada-ekosistem-mangrove-di-pesisir-kabupaten-karawang-jawa-barat/ , diakses 20 April 2021

Disamping faktor-faktor tersebut di atas, pasang-surut air laut juga


mempunyai pengaruh terhadap jenis tumbuhan mangrove yang tumbuh pada suatu
daerah. Berikut ini akan dijelaskan lima kelas genangan yang merupakan korelasi
antara tingginya genangan air pasang dan lama genangan, dengan jenis
tumbuhan mangrove. Adapun klasifikasi kelas genangan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Kawasan pantai digenangi oleh setiap air pasang. Di tempat seperti ini hanya
Rhizophora mucronata yang mampu hidup.
2) Kawasan pantai digenangi oleh air pasang agak besar. Di tempat seperti ini
yang muncul adalah jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp.

19
3) Kawasan pantai digenangi oleh air pasang rata-rata. Tempat ini mencakup
sebagian besar hutan mangrove, yang ditumbuhi jenis Rhizopora mucronata,
Rhizophora apiculata, Ceriops tagal dan Bruguiera parviflora.
4) Kawasan pantai digenangi oleh air pasang perbani. Di daerah ini jenis tumbuh
jenis Bruguiera sp., dan umumnya adalah Bruguiera cylindrica membentuk
tegakan murni, namun kadang-kadang pada areal yang baik drainasenya
ditumbuhi oleh Bruguiera parviflora dan Bruguiera sexangula.
5) Kawasan pantai yang kadang-kadang digenangi oleh pasang tertinggi. Di
tempat ini Bruguiera gymnorrhiza berkembang dengan baik, dan kadang
berasosiasi dengan paku-pakuan Acrostichum sp.

Gambar 15 Klasifikasi Kelas genangan

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , PPG, Kemendikbud RI, 2019

b. Lamun (seagrass)
Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal yang ditumbuhi oleh
tumbuhan rerumputan yang telah beradaptasi terhadap air asin. Rerumputan tersebut
adalah anggota dari tumbuhan monokotil, berbunga, berdaun, berbunga, dan
memiliki akar rimpang, sehingga tumbuhan tersebut mampu bertahan dari
hempasan ombak dan arus. Lamun dalam bahasa Inggris disebut seagrass, berbeda

20
dengan rumput laut yang dikenal oleh masyarakat luas. Lamun merupakan makanan
utama duyung. Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang

Gambar 16 Morfologi tumbuhan lamun

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , PPG,
Kemendikbud RI, 2019

memiliki akar, batang, daun, bunga, dan biji, hidup terendam di bawah air laut,
sedangkan batang dan akarnya merambat di bawah pasir. Padang Lamun atau
lamun ini memiliki 2 famili, 12 genus dan 48 spesies yang hidup dan berkembang
baik pada lingkungan perairan laut dangkal, estuari dengan kadar garam tinggi,
daerah yang selalu tergenangan atau tidak saat air surut, subtrat pasir, pasir
berlumpur, lumpur lunak, dan karang. Kedalaman air, pengaruh pasang surut, dan
struktur substrat mempengaruhi zonasi sebaran spesies dan bentuk pertumbuhan
lamun. Spesies lamun yang sama dapat tumbuh pada habitat yang berbeda dengan
menunjukkan bentuk pertumbuhan yang berlainan. Gambar 14 berikut menyajikan
morfologi tumbuhan lamun.
Spesies-spesies lamun dapat berkembang di perairan laut dangkal karena
mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya untuk berhasil hidup di laut.
Sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mampu hidup di dalam media air asin
2) Mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam.
3) Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
4) Mampu melaksanakan daur generatif dalam keadaan terbenam.
Ananda sekalian, berikut ini untuk memberikan deskripsi yang lebih jelas
mengenai kaitan antara lingkungan habitat dengan spesies lamun yang tumbuh.

21
Tabel 1 berikut akan menyajikan tentang pertumbuhan jenis kelompok lamun pada
habitat tertentu.

Tabel 1 Pertumbuhan jenis kelompok lamun pada habitat tertentu

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , PPG,
Kemendikbud RI, 2019

Lamun merupakan salah satu sumber daya perairan laut yang paling utama,
karena memberikan jasa ekosistem laut yang sangat penting secara ekologis
maupun ekonomis. Lamun berfungsi dalam stabilisasi sedimen, peningkatan
kualitas air, dan dalam siklus karbon dan nutrisi, serta menyediakan habitat bagi
berbagai bentuk kehidupan di perairan pantai dan sebagai tempat pembibitan,
tempat berteduh, dan tempat mencari makan bagi banyak spesies, termasuk
sejumlah ikan dan kerang yang penting secara komersial. Selain itu, padang lamun
juga berperan penting dalam menopang kehidupan terumbu karang dan
produktivitas perikanan lainnya. Lamun juga dikenal sebagai salah satu ekosistem
laut yang paling produktif setelah mangrove dan terumbu karang, karena
keanekaragaman hayati yang relatif tinggi.

22
Gambar 17 Manfaat dari padang Lamun

Sumber: https://kkp.go.id/djprl/artikel/, diakses 26 April 2021

23
Lamun (seagrass) adalah satu-satunya tumbuhan dari kelas Liliopsida
(monokotil) yang sepenuhnya mampu beradaptasi di lingkungan laut khususnya
pesisir. Lamun merupakan spesies kunci dalam ekosistem pesisir yang berperan
sebagai tempat pemijahan, mencari makan, tempat asuhan, dan berlindung berbagai
jenis organisme pesisir. Manfaat lain dari Padang Lamun diantaranya adalah
sebagai media untuk filtrasi atau menjernihkan perairan laut dangkal, dimana lamun
berperan dalam menyaring debu-debu yang terdapat di permukaan air laut. Padang
lamun berfungsi sebagai tempat
tinggal berbagai biota laut,
termasuk biota laut yang bernilai
ekonomis, seperti ikan
baronang/lingkis, ikan cendro,
rajungan atau kepiting, teripang
dan lain-lain. Keberadaan biota
tersebut bermanfaat bagi manusia
sebagai sumber bahan makanan.
Gambar 18 Enhalus Acoroides, yang banyak di temukan di
Manfaat lainnya yaitu sebagai Indonesia
tempat mencari makanan bagi Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Enhalus_acoroides_(3077
berbagai macam biota laut, 4220094).jpg , diakses 26 April 2021

terutama ikan cendro dan penyu yang hampir punah, mengurangi besarnya energi
gelombang di pantai dan berperan sebagai penstabil sedimen sehingga mampu
mencegah erosi di pesisir pantai dan berperan dalam Berperan dalam mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim.
Padang lamun juga mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal. Adanya gangguan
berupa cekaman biotik mapupun abiotik pada lamun dapat berdampak langsung
terhadap berbagai komunitas yang mendiami padang lamun itu sendiri.

24
Gambar 19 Jenis Lamun dan Status Padang Lamun di Indonesia

Sumber: https://kkp.go.id/djprl/artikel/5, diakses 26 April 2021

Namun sayangnya ekosistem lamun dilaporkan mengalami penurunan di


seluruh belahan bumi. Termasuk di kawasan Indonesia. Suhu tinggi ketika terjadi
pasang surut mampu menurunkan laju pertumbuhan dan bahkan menginduksi
kematian lamun. Beberapa jenis lamun juga dilaporkan mengalami kenaikan
persentase kematian di akhir musim panas.

25
c. Terumbu Karang

Anda pasti pernah menyaksikan film Finding Nemo (2003) yang


menceritakan tentang seekor ikan badut (clown fish) dan spesies ikan lainnya yang
hidup disebuah terumbu karang di Australia. Atau anda yang pernah mengikuti
kegiatan snorkeling dan diving?
Kegiatan menyelam ini juga pasti
akan membawa anda kedalam dunia
bawah laut dan bertemu dengan
panorama-panorama yang berbeda
dari permukaan atau daratan. Ini
mengenai hutan yang hidup di
Gambar 20 Terumbu Karang sebagai habitat dari biota
laut karang-karang, dialah yang
Sumber: menyerap karbon dioksidan (CO2)
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fgera
va.com%2Fikan- dan karbon monoksida (CO) alias
nemo%2F&psig=AOvVaw1aqrZkICkZT0oyPkexBPbn&ust=1618
991791679000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoT polusi yang ditangkap oleh ombak
COjZwcesjPACFQAAAAAdAAAAABAD , di akses 20 April 2021
ketika menggulung di atas
permukaannya. Panorama tersebut tentang terumbu karang.
Karang (coral) adalah hewan tak bertulang belakang dari filum
Coelenterata ordo scleractinia, yang semua anggotanya mempunyai skeleton
(kerangka) batu kapur keras. Sementara terumbu karang adalah struktur di dasar
laut berupa deposit kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan terutama oleh hewan
karang. Hewan karang penyusun terumbu karang, terdiri dari polip (lunak) dan
skeleton (keras). Polip terdapat tentakel (tangan-tangan) untuk menangkap plankton
sebagai sumber makanannya. Setiap polip karang mengsekresikan zat kapur CaCO3

26
yang membentuk kerangka skeleton terumbu karang. Gambar 16 berikut
menyajikan Polip dan Skeleton karang.

Gambar 21 Polip dan skeleton Terumbu karang

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , 2019

Ekosistem terumbu karang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan


laut seperti tingkat kejernihan air, arus, salinitas dan suhu. Tingkat kejernihan air
dipengaruhi oleh partikel tersuspensi antara lain akibat dari pelumpuran dan ini akan
berpengaruh terhadap jumlah cahaya yang masuk ke dalam laut, sementara cahaya
sangat diperlukan oleh zooxanthella yang fotosintetik dan hidup di dalam jaringan
tubuh binatang pembentuk terumbu karang. Dijelaskan sebagai berikut:
a. Suhu Perairan. Suhu ideal berkisar antara 27-29°C. kenaikan suhu air laut di
atas suhu normalnya, akan menyebabkan pemutihan.
b. Cahaya Matahari. Karang hidup bersimbiosis dengan alga zooxanthellae yang
sehingga memerlukan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
c. Salinitas. Salinitas ideal bagi pertumbuhan adalah berkisar antara 30-36 %o.
d. Sedimentasi. Butiran sedimen dapat menutupi polip karang.
e. Kualitas perairan. Terumbu karang memerlukan air bebas pencemaran.
f. Arus dan sirkulasi air laut. Arus dan sirkulasi air diperlukan dalam suplai makanan,
oksigen, dan pembersihan endapan yang menempel pada polip.

27
g. Substrat. Larva karang yang disebut planula memerlukan substrat yang keras
dan stabil untuk menempel, hingga tumbuh menjadi karang dewasa. Substrat pasir
akan sulit bagi planula untuk menempel.

Gambar 22 Kolase dari keindahan panorama laut Bunaken

Sumber: https://www.gotravelly.com/blog/taman-laut-nasional-bunaken/, diakses 26 April 2021

Arus membawa oksigen yang dibutuhkan hewan-hewan terumbu karang.


Kekuatan arus mempengaruhijumlah makanan yang terbawa dengan demikian
mempengaruhi juga kecepatan pertumbuhan binatang karang. Suhu laut optimum
bagi kehidupan terumbu karang adalah antara 27° C - 29° C, kenaikan atau penurunan
suhu dalam waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan kematian hewan karang.
Proses pembentukannya terumbu karang dikelompokkan berikut:
Terumbu karang tepi, merupakan jenis yang berkembang dari pantai
sampai sampai perairan dangkal ke arah laut.
Terumbu karang penghalang, merupakan terumbu karang yang berkembang
jauh terpisah dari perairan dangkal pulau utama.
Terumbu karang cincin (Atol), merupakan terumbu yang ada disekeliling pulau
kecil yang relatif sempit, memanjang, serta berbentuk melingkar.
Ketiga terumbu karang tersebut merupakan proses evolusi yang diawali
terumbu karang tepi, karang penghalang, dan karang cincin. Gambar 17 menyajikan
ketiga jenis karang.

28
Gambar 23 (a) Terumbu karang tepi, (b) karang penghalang, (c) Karang cincin (atoll)

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , PPG, Kemendikbud RI, 2019

Untuk zonasi pertumbuhan terumbu karang dari pantai ke arah laut dapat
dibedakan berdasarkan posisi dan kedalaman. Berdasarkan posisi dapat dibagi
dalam zona rataan terumbu, zona tubir terumbu, dan zona lereng terumbu. Untuk
kedalaman didasarkan respon cahaya matahari yang masih menembus yaitu
mintakat eufotik sampai kedalaman 60 m. Masing-masing zone tumbuh dan
berkembang jenis karang yang berbeda-beda. Perkembangan terumbu karang
berdasarkan kedalaman litoral yang masih dapat ditembus matahari disajikan pada
Gambar 18.

Gambar 24 Tipe terumbu karang yang hidup di zona cahaya matahari

Sumber: Dr. Nugroho HP, M.Si.,Modul 5 Hidrosfer dan Hubungannya dengan Kehidupan, , 2019

FUNGSI DAN NILAI TERUMBU KARANG

29
Ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan
obat-obatan bagi manusia di masa kini maupun di masa mendatang. Selain itu
keindahannya juga menjadi daya tarik yang bisa menjadi sumber devisa bagi negara
melalui kegiatan pariwisata. Wisata bahari Indonesia tengah berkembang pesat dan
ekosistem terumbu karang merupakan salah aset utamanya.
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan
tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang
mencari makan dan
berlindung di ekosistem ini.
Berjuta penduduk Indonesia
bergantung sepenuhnya pada
ekosistem terumbu karang
sebagai sumber pencaharian.
Jumlah produksi ikan, kerang
dan kepiting dari ekosistem
terumbu karang secara lestari Gambar 25 Terumbu karang adalah habitat bagi berbagai jenis ikan
di seluruh dunia dapat Sumber: https://limakaki.com/keunikan-taman-laut-bunaken-yang-wajib-
diketahui.html, diakses 26 April 2021
mencapai 9 juta ton atau
sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia. Sumber perikanan yang ditopang
oleh ekosistem terumbu karang memiliki arti penting bagi masyarakat setempat yang pada
umumnya masih memakai alat tangkap tradisional.
Selain nilai ekonominya, ekosistem terumbu karang juga merupakan laboratorium
alam yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian yang dapat mengungkapkan
penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis spongs, misalnya,
merupakan binatang yang antara lain terdapat di ekosistem terumbu karang yang
berpotensi mengandung bahan bioakif yang dapat dijadikan bahan obat-obatan antara lain
untuk penyembuhan penyakit kanker. Selain itu binatang karang tertentu yang
mengandung kalsium karbonat telah dipergunakan untuk pengobatan tulang rapuh. Fungsi
lain dari ekosistem terumbu karang yang hidup di dekat pantai ialah memberikan
perlindungan bagi berbagai properti yang ada di kawasan pesisir dari ancaman pengikisan
oleh ombak dan arus.

30
TERUMBU KARANG INDONESIA
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah
pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir 81.000 km yang dilindungi
oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove. Indonesia
merupakan salah satu Negara terpenting di dunia sebagai penyimpan keanekaeagaman hayati
laut tertinggi. Di Indonesia terdapat 2,500 spesies of molluska, 2,000 spesies krustasea, 6
spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut. Luas ekosistem
terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 2,5 juta ha. Dengan ditemukannya 362
spesies scleractinia (karang batu) yang termasuk dalam 76 genera, Indonesia merupakan
episenter dari sebaran karang batu dunia. Ekosistem pesisir (padang lamun, mangrove dan
terumbu karang) memainkan peranan penting dalam industri wisata bahari, selain memberikan
pelindungan pada kawasan pesisir dari hempasan ombak dan gerusan arus. Selain itu
ekossistem pesisir ini merupakan tempat bertelur, membesar dan mencari makan dari beaneka
ragam biota laut yang kesemuanya merupakan sumber produksi penting bagi masyarakat
pesisir.
Di samping peranannya yang penting, ekosistem terumbu karang Indonesia dipercaya
sedang mengalami tekanan berat dari kegiatan penangkapan ikan dengan mempergunakan
racun dan bahan peledak. Selain itu
penangkapan berlebihan
sedimentasi dan pencemaran juga
merupakan ancaman yang tak kalah
beratnya. Belakangan ini
diperkirakan hamper 25 persen dari
kehidupan di ekosistem terumbu
karang telah mati, antara lain akibat
dari peningkatan suhu mencapai Gambar 26 Terumbu karang di Bunaken

sebesar 4ο C. Pada tahun 1994 LIPI Sumber: https://travel.tribunnews.com/2019/04/20/, diakses 26 April 2021

mengadakan survei pada 371 buah station transek nasional dengan menggunakan prosedur
standar pemantauan internasional. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi ekosistem terumbu
karang Indonesia telah mengalami kerusakan yang sangat serius
Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang
dapat memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk
mengelolanya, yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia

31
sepanjang zaman. Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem
terumbu karang akan menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya
dipenuhi oleh patahan-patahan karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan sangat
diperlukan untuk mengatur aktivitas manusia serta mengurangi dan memantau cara-cara
pemanfaatan yang merusak. Pengelolaan terumbu karang harus berbasis pada keterlibatan
masyarakat, sebagai pengguna langsung sumber daya laut ini. Keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya terumbu karang sangat penting mulai dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan sampai pada tahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan. Indonesia
yang terletak di sepanjang katulistiwa, mempunyai terumbu karang terluas di dunia tersebar
mulai dari Aceh sampai Irian Jaya. Dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa, yang 60 persennya
tinggal di daerah pesisir, maka terumbu karang merupakan tumpuan sumber penghudupan
utama.
Di samping sebagai sumber perikanan, terumbu karang memberikan penghasilan antara
lain industri ikan hias sampai pada tingkat nelayan pengumpul. Terumbu juga merupakan
sumber devisa bagi negara, termasuk usaha pariwisata yang dikelolah oleh masyarakat nelayan.
Sayangnya terumbu karang di Indonesia semakin memburuk kondisinya, yang secara
langsung dapat dibuktikan dari hasil tangkapan ikan oleh nelayan yang semakin menurun.
Selain jumlah hasil tangkapan ikan semakin menurun, juga ukuran ikannya semakin kecil
disamping itu nelayan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencari ikan. Peningkatan
jumlah penduduk dan pembangunan di daerah pesisir yang semakin meluas, menyebabkan
meningkatnya tekanan terhadap ekosistem terumbu karang.

4. Pesisir untuk Ruang hidup manusia


Ruang pesisir bagi kehidupan manusia menyediakan sumberdaya. Disisi lain ruang
pesisir juga punya potensi kebencanaan baik secara alami maupun akibat kerusakan lingkungan
oleh ulah manusia. Kerusakan lingkungan muncul ketika manusia dalam memanfaatkan
sumberdaya tidak memenuhi kaidah yang baik dan benar. Dengan demikian dalam
memanfaatkan ruang wilayah perlu pengelolaan yang di dasari oleh tata ruang.
Model penataan ruang pesisir yang terpadu (integrated areal planning) tidak
berdasarkan batas administrasi tetapi lebih ke batas ekologis. Dalam batas ekologis diperlukan
pendekatan-pendekatan antara lain ekoregion, sedimen sel, dan catchment area atau Daerah
Aliran Sungai (DAS). Dalam tatanan ekologi, DAS merupakan daerah yang menghubungkan
antara hulu, hilir dan kawasan pesisir, dimana aktivitas manusia di daerah hulu dan hilir

32
mempengaruhi kondisi di kawasan pesisir, baik akibat pencemaran maupun sedimentasi akibat
erosi pada DAS. Karena keterkaitan inilah, maka pengelolaan suatu kawasan pesisir harus
diintegrasikan dengan pengelolaan DAS.
Salah satu persoalan di wilayah pesisir adalah banjir ketika musim hujan Pada dasarnya
kejadian banjir di kota-kota di wilayah pantai disebabkan karena kedudukan dan perkembangan
kota yang terletak pada bentuklahan akibat proses banjir. Selain itu juga dikontrol oleh interaksi
antara sistem sungai dengan sistem laut.
Pengendalian banjir dalam konteks interaksi wilayah dalam ruang DAS adalah dengan
menahan air supaya lebih lama tersimpan di DAS ketika musim hujan. Dalam konteks
ekohiroulik hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat tampungan air atau polder berupa
waduk buatan berukuran kecil di sepanjang bantaran aliran sungai. Polder dibuat pada wilayah
bantaran yang konturnya tidak jauh berbeda dengan ketinggian kontur permukaan alur sungai.
Metode ini dikenal sebagai river side polder (Maryono, 2004).
Wilayah-wilayah dengan genetika proses fluvial dan marin, secara alamiah telah
terkandung kerentanan terhadap banjir. Pada saat terjadi arus urbanisasi sepanjang sungai dari
hulu ke hilir dan di sepanjang tepi pantai, maka sistem hidrologi alamiah pada bentuklahan
marin akan terpengaruh. Pembangunan sistem hidrologi sebagai bagian dari proses urbanisasi
yang tidak memperhatikan sistem hidrologi alamiah berdasarkan bentuklahan akan menambah
tingkat kerawanan terhadap banjir.
Identifikasi bentuk lahan marin yang rawan terhadap banjir dan perhitungan
data hidrologi pesisir sangat diperlukan untuk pengembangan wilayah. Berdasarkan pada
kelompok bentuklahan asal marin tersebut, maka secara umum yang dapat dikembangkan
sebagai kawasan terbangun adalah gisik yang lebar, beting gisik, dataran aluvial pantai, dataran
delta yang jauh dari aliran, dan teras pantai bagian belakang. Bentuklahan tersebut relatif aman
dari genangan air meskipun tetap diperlukan adanya rekayasa teknik untuk pengaliran dan
pengatusan.
Pada bentuklahan lainnya dapat dikembangkan ke berbagai aktivitas yang tetap
mempertahankan kondisi alamiahnya dengan mempertimbangkan kondisi sirkulasi air.
Bentuklahan laguna yang terjadi sirkulasi antara air laut dengan air di dalam laguna dapat
dikembangkan sebagai loksi wisata air atau budidaya perairan. Sementara untuk bentuklahan
yang tingkat sirkulasi airnya rendah seperti laguna mati, rawa payau, rawa belakang delta
lebih tepat untuk budidaya perairan. Untuk pantai Rataan lumpur pemanfatan untuk konservasi

33
dengan penanaman Mangrove dapat memiliki nilai ekologis yang sangat tinggi dibandingkan
pemanfaatan lainnya.

H. RANGKUMAN
1. Wilayah kepesisiran adalah daerah pertemuan antara daratan dan laut, ke arah daratan
meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih terpengaruh sifat-
sifat laut, sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di daratan. Sementara pantai (shore) adalah jalur sempit
daratan pada pertemuan dengan laut, meliputi antara garis air tinggi dengan garis air rendah.
2. Ekosistem yang terdiri dari terumbu karang, hutan bakau, pantai dan pasir, muara sungai,
lamun dan sebagainya merupakan pelindung alam yang penting dari erosi, banjir dan badai
serta dapat berperan serta dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut Sebagai
tempat tinggal manusia, untuk sarana transportasi, dan tempat berlibur atau rekreasi.
3. Salah satu persoalan di wilayah pesisir adalah banjir ketika musim hujan Pada dasarnya
kejadian banjir di kota-kota di wilayah pantai disebabkan karena kedudukan dan
perkembangan kota yang terletak pada bentuklahan akibat proses banjir. Selain itu juga
dikontrol oleh interaksi antara sistem sungai dengan sistem laut

34
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1

Satuan pendidikan : SMA


Kelas : X IPS
Semester : 2 (Genap)

A. Kompetensi inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
jilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif,kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif. Dalam ranah
konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi dasar :
3.7. Menganalisis dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.
4.7. Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel,
grafik, video, dan/atau animasi

35
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Tahun Ajaran : 2020/2021


Satuan pendidikan : SMA
Kelas : X IPS
Semester : 2 (Genap)

Kelas :………………………………………
Nama Kelompok :……………………………………….
Nama Anggota Kelompok :
1) ………………………………
2) ………………………………
3) ………………………………
4) ……………………………….

A. Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)


a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum mengerjakan tugas
b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati antara guru dengan siswa
e. Diskusikan dalam kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam
mengerjakan tugas
B. Penilaian Kognitif
1. Perhatikan tabel ekosistem pesisir berikut!
N Ekosistem Definisi Syarat Jenis-jenis Fungsi dan
o Pesisir dan terbentuk manfaatnya
Karakteri nya
stik
1 Mangrove

(…gambar….)
2 Padang Lamun

(…gambar….)
3 Terumbu
karang

(…gambar….)

36
2. Berdasarkan tabel no 1 diatas. Jelaskan permasalahan yang di hadapi oleh ketiga
ekosistem wilayah pesisir tersebut!
3. Dari permasalahan yang dihadapi oleh ketiga ekosistem pesisir ini. Kalian sebagai
pelajar upaya apa saja yang bisa di lakukan untuk menyelamatkan ekosistem
pesisir kita di Indonesia?
C. Penilaian Psikomotorik
1. Secara berkelompok, membuat animasi video yang berkaitan dengan wilayah
pesisir dan pantai, misalkan:
- Kampanye lingkungan untuk menjaga ekosistem pesisir
- Cara asik mengelola wilayah mangrove
- Cara berkebun rumput laut
- Dsb.
2. Silahkan kalian pilih salah satu tema diatas.
3. Durasi video tidak lebih dari 3 menit
4. Format MP4 atau sejenisnya
5. Silahkan dikreasikan semenarik mungkin
6. Share di youtube channel anda dan kirimkan linknya sebagai bukti pengumpulan
tugas.

37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA LABSCHOOL KEBAYORAN
MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021
KOMPETENSI DASAR TOPIK: HIDROSFER
3.7 Menganalisis dinamika Hidrosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan Wilayah Pesisir dan Pantai
4.7 Menyajikan proses dinamika Hidrosfer
menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, ALOKASI WAKTU: 2 Jam
grafik, video, dan/atau animasi Pelajaran
TUJUAN PEMBELAJARAN: Pembelajaran dilakukan jarak jauh
dengan menggunakan moda:
Melalui pembelajaran berbasis STEAM dengan
model discovery learning peserta didik dapat 1. WA
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif 2. Google meet / zoom cloud meeting
dalam proses belajar mengajar dengan menentukan 3. Google Form / google drive
karakteristik wilayah pesisir dan pengaruhnya 4. Whiteboard.fi
terhadap kehidupan
KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Melalui WA grup kelas pembelajaran geografi PD (Peserta Didik) utk mengisi DH (Daftar
Hadir) dengan google form (10 menit saat kelas dibuka)
 melalui google meet memberi salam, berdo’a dan memotivasi PD, menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai, menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan; serta menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. (15
menit)
 Karakteristik jenis sungai (20 menit)
 Memberikan pemahaman dan permasalahan tentang Perairan darat (Air Sungai dan tanah)
serta pengaruhnya di permukaan bumi dalam kehidupan sehari-hari (40 menit)
 Penutup, terima kasih sudah mengikuti pembelajaran jarak jauh ini dengan baik, sampai
ketemu dipembelajaran berikutnya (5 menit)
PENILAIAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
LKPD Modul 5 KB 2 LKPD Modul 5 KB 2
Membuat animasi video tentang wilayah pesisir dan
pantai (file diberi nama : Nama_No. Absen_kelas)
SIKAP
Pengamatan, kerjasama, dan kreativitas

Jakarta, April 2021


Mengetahui
Kepala SMA Labschool Kebayoran Guru Mata Pelajaran

Risang Danardana L. Doni Handriansyah, S.Pd.


NIP. - NIP.-

38
GLOSARIUM
1. Pesisir/coast: wilayah daratan yang masih dipengaruhi unsur lautan dan juga sekaligus
daratan
2. Pantai/Shore: wilayah pantai namun lebih mengarah daerah yang basah seperti daerah
pasang surut
3. shore line: pertemuan antara air laut dengan daratan
4. Nehrung: endapan pasir yang melintang berbentuk seperti lidah (lidah pantai)
5. Anaerob: respirasi yang tidak membutuhkan oksigen
6. Substrat: permukaan dimana sebuah organisme (seperti tumbuhan, fungus dan hewan)
hidup. Substrat dapat meliputi material biotik dan abiotik dan hewan
7. Mintakat: Zonifikasi/perwilayahan, pembagian zona-zona
8. Salinitas: Jumlah kandungan garam terlarut dalam air laut
9. Zooxanthellae: Alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu
10. Fotosintetik: mahluk yang menggunakan energi cahaya matahari untuk mereduksi
karbin dioksida menjadi karbohidrat

39
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, Rokhman. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Hutabarat, S. dan Stewart Evans, M. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Universitas


Indonesia (UI-Press).

Hari Purnomo, Nugroho, Dr., M.Si., Modul 5: Hidrosfer dan Hubungannya dengan
Kehidupan, 2019, PPG Kemendikbud RI

Nontji, Anugerah. 1986. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan

http://repository.unpas.ac.id/30078/3/02.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20TEORI.pdf,
diakses 20 April 2021

http://coremap.oseanografi.lipi.go.id/berita/520 , diakses 21 April 2021

https://fpk.unair.ac.id/pentingnya-ekosistem-lamun/ , diakses 21 April 2021

40

Anda mungkin juga menyukai