Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI ADMINISTRASI KURIKULUM

OLEH:

AYU SANGRILA (17029087)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahtullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala. Yang telah menganugerahkan
kemampuan, kesehatan, serta karunia sehingga terselesaikannya makalah ilmiah ini sesuai
dengan yang diharapkan.

Makalah ini membahas “IMPLEMENTASI ADMINISTRASI KURIKULUM”. Adapun


penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Administrasi dan Suspensi Pendidikan. Dan ditujukan kepada
pembaca agar dapat memahami implementasi administrasi pendidikan.

Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Drs. Irsyad, M.Pd. Sebagai dosen pembimbing
mata kuliah Administrasi dan Suspensi Pendidikan Universitas Negeri Padang yang telah
memberikan tugas pemakalahan ini sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat pada waktu
yang telah ditentukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padang, 16 Mei 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi merupakan suatu proses aktualisasi ide, konsep, kebijakan atau inovasi ke
dalam bentuk tindakan praktis sehingga berimplikasi pada pengetahuan, keterampilan, dan
tingkah laku seseorang. Menurut Mulyasa implementasi adalah “proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap”. Penjelasan tersebut menggiring
pemahaman bahwa implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan dari guru terhadap
kurikulum sebagai rancangan tertulis.

Implementasi kurikulum merupakan penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang


telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan
pengelolaan, senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik
peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Implementasi
kurikulum juga merupakan aktualisasi suatu rencana atau program kurikulum dalam bentuk
pembelajaran. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional
adalah aspek kurikulum.

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem
pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan
institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam
mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan
dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat
dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam
memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses administrasi kurikulum?


2. Apa saja tahap – tahap iimplementasi administrasi pendidikan?
3. Bagaimna pelaksanaan kurikulum ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan bagaimana proses administrasi kurikulum


2. Mengetahui tahap – tahap iimplementasi administrasi pendidikan
3. Menjelaskan bagaimna pelaksanaan kurikulum

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Proses Administrasi Kurikulum

1. Perencanaan

Perencanaan kurikulum sebagian besar dilaksanakan dan ditentukan oleh Departemen


Pendidikan Nasional ditingkat pusat. Ini berarti bahwa ditingkat daerah dan sekolah tidak ada
perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut:

a. Penyusunan, program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:

1) Landasan, program dan pengembangan kurikulum,

2) Garis-garis besar program pengajaran, dan

3) Pedoman pelaksanaan kurikulum.

b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan kalender


pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program
pengajaran dan pedoman penyusunan persiapan pengajaran.

Perencanaan kurikulum yang akan digunakan di sekolah seperti kurikulum tingkat satuan
pendidikan harus berlandaskan kepada Pancasila sebagai falsafah negara dan Undang-undang
Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk merumuskan
kurikulum hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam pengembangan
dan perumusan kurikulum itu sendiri yaitu:

a. Prinsip relevansi,

b. Prinsip efektifitas,

c. Prinsip efisiensi,

d. Prinsip continuitas dan,

e. Prinsip fleksibelitas.

Di samping itu, perencanaan kurikulum yang dilakukan ditingkat daerah juga meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan untuk
setiap tahun ajaran pada masing-masing daerah.

Penyusunan kalender pendidikan dimaksudkan agar terdapat pembakuan pelaksanaan


kegiatan di sekolah, sehingga setiap kepala sekolah dapat mengadakan perencanaan dan
pengaturan secara cermat terhadap kegiatan di sekolah yang dipimpinnya.

4
Kalender pendidikan antara lain berisikan:

a. Permulaan tahun ajaran,

b. Penerimaan siswa barudan persiapan tahun ajaran baru,

c. Kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah,

d. Hari belajar efektif di sekolah,

e. Upacara-upacara sekolah,

f. Hari-hari libur sekolah baik libur umum, libur khusus maupun libur semester atau catur
wulan,

g. Ulangan semester atau catur wulan, UNAS,

h. Pengisian, pembagian rapor dan kenaikan kelas dan

i. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.

Dalam melaksanakan kalender pendidikan wajib memperhatikan prinsi-prinsip operasional


kegiatan sekolah antara lain:

a. Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektifitas dan efisiensi pendidikan.

b. Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang relevan.

c. Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.

d. Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektifitas pelaksanaan


kegiatan ekstra kurikuler.

2. Pelaksanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:

a. Penyusunan Program Pengajaran Semesteran/Caturwulan

Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan ini adalah untuk:

1). Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses belajar mengajar.

2). Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan secara
bertahap dan tepat.

Fungsi program pengajaran semester atau caturwulan ini adalah:

5
1). Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu semesteran dan
caturwulan

2). Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran semester/caturwulan


yaitu:

1) Mempelajari GBPP mata pelajaran yang dibina


2) Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP menjadi beberapa
satuan bahasan.
3) Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selam satu semester/caturwulan.
4) Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selam satu semeter/caturwulan
dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.
5) Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai dengan hari
efektif sekolah.
6) Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu efektif
sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.

b. Penyusunan persiapan mengajar yang akan digunakan dan dipedomani oleh guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.

c. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

d. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstra Kurikuler

3. Pengawasan

Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan. Sedangkan dalam
kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan penjagaan, jadi pengawasan berarti
mempertahankan dan menjaga dengan baik. Menurut winardi, pengawasan adalah semua
aktivitas yang dilaksankan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk memastikan bahwa
apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Pengawasan itu meliputi pemeriksaan
apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan
dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.

Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan
diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari pengawasan, Simbolon (2004: 62) mengemukakan
bahwa, fungsi dari pengawasan yaitu:

6
1) Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang
ditentukan.
3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan,
agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
4) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak
mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

4. Evaluasi

a. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan uang dilakukan guna memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah
dicapai siswa. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar adalah:

1) memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujaun untuk memperbaiki cara
belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa
pada situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

2) memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan
tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajaran.

3) menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan kepada
orang tu, penentuan kenaikan kelas, dan kelulusan siswa.

b. Evaluasi program pengajaran

Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat keberhasilan program tersebut.

B. Tahap Implementasi Kurikulum

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
bentuk tindakan praktis sehingga memberi dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok,
yaitu: pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi

Keterangan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan,
mingguan dan harian. Selain itu, ada juga program bimbingan dan konseling atau program
remedial.

7
2. Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kea rah yang lebih
baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.

3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur wulan atau
semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh
untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

Implementasi kurikulum seharusnya menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih


dari penguasa materi. Dalam kaitan ini, siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses
pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran yang multi arah seharusnya dikembangkan
sehingga pembelajaran kognitif dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa tidak hanya
penguasaan materi.

Selain itu, pembelajaran sebaiknya dikembangkan dengan menekankan pada aktivitas siswa
untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan merekonstruksi sehingga terbentuk
pengetahuan baru dalam diri siswa. Oleh sebab itu, pembelajaran bukan hanya mentransfer atau
memberikan informasi, namun lebih bersifat menciptakan lingkungan yang memungkinkan
siswa dapat berfikir kritis dan membentuk pengetahuan. Implementasi kurikulum mencakup
semua kegiatan melaksanakan desain atau dokumen kurikulum, meliputi pembelajaran,pelatihan,
pembimbingan, pengelolaan kelas, pemberian tugas, evaluasi, kegiatan ko-dan ekstra kurikuler,
pengembangan media dan fasilitas belajar mengajar, dll. Secara sempit implementasi kurikulum
berkenaan dengan kegiatan pembelajaran, pembelajaran teori dan praktik, di kelas, di luar kelas
dan di luar sekolah, penugasan, bimbingan dan evaluasi hasil belajar.

C. Administrasi Kegiatan Kurikulum

Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum

Merujuk kepada buku Prof. Dr. Oemar Hamalik, Kegiatan-kegiatan dalam administrasi
kurikulum antara lain adalah sebagai berikut:

1.Menyusun rencana kegiatan tahunan

2.Menyusun rencana pelaksanaan program/unit

3.Menyusun jadwal pelksanaan kegiatan

4.Melaksanakan kegiatan PBM

5. Mengatur pelakasanaan pengisian buku laporan pribadi

6.Melaksanakan kegiatan-kegiatan ektrakurikuler

8
7.Melaksanakan evaluasi belajar

8.Mengatur alat perlengkapan pendidikan

9.Melakasanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan

10.Merencanakan usaha peningkatanmutu guru

Kemudian, pokok-pokok kegiatan diatas dapat dikelompokkan menjadi sembilan pokok


kegiatan, yakni: 1.

1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah


2) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
3) Kegiatan yang berhubungan dengan murid
4) Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
5) Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler
6) Kegiatan pelaksanaan evaluasi
7) Kegiatan pelaksanaan pengaturan alat
8) Kegiatan dalam bimbingan dan penyuluhan

D. Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat
sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada
tingat kelas yang berperan adalah guru. Walau dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas
guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan
administrasi, kedua tingkat tersebut dalam pelaksanaannya senantiasa bergandengan dan
bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan proses kurikulum.

1.Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah

Dalam undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
disebutkan bahwa, “Tenaga kependidikan bertuga melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan.” Dalam hal pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, seorang yang
bertanggung jawab penuh adalah kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah berkewajiban
melakukan kegiatan-kegiatan utamanya yang berkaitan dengan jalanya kurikulum di sebuah
sekolah.

Kegiatan tersebut seperti: menyusun rencana tahunan, jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin
rapat, membuat statistik sekolah, laporan sekolah dan lain sebagainya. Beberapa kegiatan kepala
sekolah dapat dijabarkan dalam poin-poin selanjutnya.

a. Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan

9
Menurut J. Robert Starrat, kepala sekolah meupakan agen dari berbagai komponen. Salah
satu dari unsur tersebut adalah negara. Maksudnya bukan kepala sekolah merupakan kepala
negara, namun memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan
haluan negara dalam mengupayakan pendidikan paling baik bagi anak-anak di sekolah tertentu.
Para kepala sekolah perlu terus-menerus mengikuti perkembangan prakarsa kebijakan yang
sedang dipertimbangkan oleh pemerintah. Kepala sekolah juga agen komunitas lokal yang
melayani orang tua yang mengirim putra-putrinya ke sekolah dan berusaha memelihara
lingkungan pendidikan yang bisa menjawab kebutuhan anak-anak mereka. Kepala sekolah juga
harus menanggapi komponen lain, yakni para pendidik. Mereka bertanggung jawab unruk
meningkatkan profesionalitas kerja di sekolah, rnengatasi praktik-praktik buruk dan tidak layak
para staf baik di ruang kelas maupun di lingkungan sekolah, mengapresiasi basil karya yang
istimewa dari para siswa maupun guru, dan menyediakan kesempatan pengembangan profesi
bagi stafnya.

b. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Nurkolis dalam bukunya manajemen berbasis sekolah mengungkapkan bahwa sebagai


administrator, maka kepala sekolah memiliki dua tugas utama. Pertama, sebagai pengendali
struktur orgnisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut
harus dikerjakan dan dengan siapa berinteraksi dalam mengerjakan tugas tersebut. Kedua,
melaksanakan administrative substantif yang mencakup administrasi kurikulum, kesiswaan,
personalia, keuangan, sarana, hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum.

Beberapa prilaku yang perlu dikembangkan oleh seorang administrator dalam kegiatan sehari-
harinya diantaranya adalah:

1)Respond to day-in day-out for assistance subordinate

2)Render intellectual out emotional support member of his group in carrying out the program
educational

3)Permits latitude to subordinate in performing their responsibilities

4)Encourage subordinate in participate in planning

5)Make himself available to staff for solving problems

6)Exhibit integrity in performance appraisal

7)Get feedback from individuals

8)Motivate others to help themselves.

c. Penyusunan Rencana Tahunan

10
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Bab VIII tentang Standar Pengelolaan
oleh Satuan Pendidikan, Pasal 53, ayat (1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola
atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi 4 (empat) tahunan.

Dalam hal ini, kita mengenal istilah RKS/M sebagai singkatan dari Rencana Kerja Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Dalam draft panduan penyusunanya, disebutkan bahwa tujuan
utama penyusunan RKS/M adalah agar sekolah/madrasah dapat mengetahui secara rinci
tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan
sekolah/madrasah dapat dicapai. RKS/M juga menjamin bahwa semua program dan kegiatan
yang dilakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah sudah memperhitungkan harapan-
harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah/madrasah. Oleh sebab itu proses
penyusunan RKS/M harus melibatkan semua pemangku kepentingan.

d. Pembinaan Organisasi Sekolah

Pembinaan kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Sekolah-


sekolah yang tergolong sekolah mapan, pada umumnya pelaksanaan kurikulumnya ditunjang
oleh jumlah guru bidang studi yang memadai, kualitas guru yang baik, pengadaan alat bantu
mengajar, bagian perpustakaan yang menyediakan sumber bacaan dan dioperasikan sesuai
tuntutan kurikulum, staf karyawan TU yang cakap, laboraturium tempat diadakannya percobaan
dan praktik, sarana UKS yang dikelola atau dibina dokter, perawat, tenaga spikiater, bagian
bimbingan dan penyuluhan (BP) yang dibina guru tenaga konselor yang ahli, terdapat bagian
yang bertugas membina kegiatan-kegiatan extrakurikuler semacam kepramukaan, organisasi
siswa sebagai wadah siswa mengembangkan diri, organisasi orang tua/wali murid, dan bagian
pembinaan kerohanian siswa di sekolah. Semua organisasi-organisasi tersebut bekerja sama
secara terpadu dibawah koordinasi dan pengawasan yang baik dari kepala sekolah, agar
semuanya terarah ke pencapaian tujuan instruksional sekolah yang bersangkutan.

Layaknya sebuah organ tubuh, maka setiap bagian dan komponen organisasi harus dijaga
dengan baik. Karena bilamana ada bagian yang sakit atau bekerja tidak secara semestinya, akan
mengakibatkan turunnya kinerja bagian lainya. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki tanggung
jawab yang besar untuk menyehatkan setiap program dan terus memantau bagian-bagian
organisasi tersebut.

e. Koordinasi dalam Pelaksanaan Kurikulum

11
Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal dan
staf pada suborganisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan kurikulumnya.
Pelaksanaan koordinasi sejalan dengan pelaksanaan fungsi administrasi, yakni:

1) Koordinasi dalam perencanaan Tindakan-tindakan koordinasi tersebut secara bersama-


sama atau secara parsial diarahkan dalam pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan
institusional sekolah

2)Koordinasi dalam pengorganisasian Koordinasi dalam pengorganisasian diperlukan agar


setiap sub-organisasi sekolah bersangkutan bergerak bersama-sama sesuai dengan tujuan, fungsi
dan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sub organisasi untuk
mencapai tujuan bersama

3)Koordinasi pergerakan motivasi personal Koordinasi dalam pergerakan motivasi


ketenagaan diperlukan agar kepala sekolah dan kepala sub organisasi menyadari bahwa tanggung
jawab menggerakkan bawahan supaya melakukan tindakan yang diharapkan adalah dipundak
mereka

4)Koordinasi dalam pengawasan dan supervisi Koordinasi pengawasan dan supervisi


pelaksanaan kurikulum dimaksudkan agar terjadi dan terbinanya perbaikan proses belajar
mengajar.

5)Koordinasi dalam anggaran biaya pendidikan Koordinasi dalam pengunaan anggaran


pendidikan dimaksudkan agar penggunaan biaya yang telah disediakan untuk kegiatan kurikuler
berjalan secara seimbang dan lancar, dilaksanakan sesuai anggaran masing-masing jenis bidang
kegiatan

6)Koordinasi dalam program evaluasi. Koordinasi bisang evaluasi dimaksudkan agar


pelaksanaan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi program terlaksana secara
objektif, komprehensif dan dilaksanakan serta dipertanggung jawabkan oleh semua guru.

f. Kegiatan Memimpin Rapat Kurikuler

Rapat Dewan Guru merupakan forum untuk menyampaikan informasi dan menyepakati
berbagai kebijakan yang akan diberlakukan di lingkungan sekolah. Dalam rapat dewan guru juga
ada etikanya. Makna rapat akan menjadi penting jika dapat dilaksanakan seeara efektif dan
efisien. Waktu pelaksanaan dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak mereporkan dan
menyusahkan peserta rapat yang lainnya dan mengganggu proses belajar mengajar. Rapat
biasanya dipimpin oleh pimpinan rapat. Pimpinan rapat dewan guru bisa seorang Kepala
Sekolah, Koordinator Bidang, atau orang yang dituakan.

Rapat akan dapat berfungsi sebagai sarana untuk membangun komunikasi sehingga dapat
terbangun kesepakatan bersama antara peserta rapat yang lainnya. Hasil rapat bersifat mengikat

12
ke dalam dan ke luar, artinya apapun yang telah disepakati pada forum harus dapat dijunjung dan
dijalankan oleh warga sekolah tersebut.

Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan,
hasil-hasil dari berbagai masalah kurikuler di sekolah. Rapat dapat diselenggarakan pada awal
tahun akademik, pertengahan tahun/semester, akhir tahun akademik, atau di1aksanakan secara
insidental menurut kebutuhan yang ada di sekolah bersangkutan. Penyelenggaraan rapat
mungkin oleh kepala sekolah atau kepala sub organisasi, atau ketua bidang studi bergantung
pada permasalahan yang dihadapi.

g. Sistem Komunikasi dan Pembinaan Kurikulum

Kepala sekolah merupakan orang yang dipercaya untuk memimpin sekolah. Kualitas
kepemimpinan seorang kepala sekolah akan menentukan balk atau tidaknya suatu sekolah. Oleh
karena itu, kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk menyusun, merumuskan, dan
melaksanakan berbagai program kerjanya. Salah satu sarana untuk mengadakan interaksi demi
terjalin kerjasama adalah dengan media komunikasi. Secara umum, komunikasi dibagi menjadi
dua bagian penting yaitu formal dan non-formal. Komunikasi formal bisa berupa individual atau
tunggal seperti menghadapi langsung guru yang bersangkutan, atau secara majemuk seperti
dalam forum rapat sekolah. Sedangkan komunikasi nonformal dapat dilakukan pada selain
kegiatan resmi sekolah eperti saat bersantai, makan siang bersama dan lain sebagainya.

2. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas

Setelah membahas bagaimana implementasi kurikulum dalam tingkat sekolah, sekarang


saatnya kita melanjutkan pembahasan kepada pelaksanaan kurikulum tingkat kelas. Bila pada
tingkat sekolah tanggung jawab lebih dibebankan kepada kepala sekolah, maka pada tingkat
kelas guru-lah yang memiliki tanggung jawab terpenting dalam pelaksanaan kurikulum. Agar
pelaksanaan kurikulum lebih mapan, maka perlu ada pembagian tugas-tugas kepada guru.
Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu:

a. tugas mengajar
b. Pembagian tugas pembinaan ekstrakurikuler, dan
c. Pembagian tugas bimbingan belajar

Pembagian tugas dilakukan melalui musyawarah guru yang dpimpin oleh kepala sekolah.
Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu semester
atau satu tahun akademik. Pembagian tugas-tugas guru pada prinsipnya harus
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

a.Tugas-tugas yang ditetapkan kepada guru-guru hendaknay disesuaikan dengan kemampuan


individual, spesialisasi, pengalaman, serta minat yang bersangkutan.

13
b.Pada sekolah-sekolah yang melaksanakan tugas guru kelas, mengadakan pembagian tugas
kepada guru untuk memegang kelas tertentu, yang berarti bahwa jika ada 6 kelas maka paling
tidak ada 6 guru dan satu kepala sekolah. Tiap guru bertanggungjawab mengajar sejumlah
bidang pelajaran bagi kelas yang bersangkutan.

c.Sekolah yang telah melaksanakan sistem bidang studi, pembagian tugas guru-guru
berdasarkan keahlian/spesialisasi dalam salah satu bidang studi dengan ketentuan jumlah jam
pelajaran yang telah ditetapkan. Guru bersangkutan bertugas mengajar satu bidang studi saja
bagi semua kelas.

d.Guru-guru yang memiliki keahlian khusus ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan


kurikuler lainya dan atau program ekstrakurikuler.

e.Ada sejumlah sekolah di daerah pedesaan yang masih kekurangan guru atau yang tidak ada.
Maka, masalah ini ditanggulangi dengan memberikan tugas-tugas tambahan kepada beberapa
guru lainya.

a.Kegiatan Proses belajar Mengajar

Seorang pakar pendidikan, Robert M. Gagne (dalam buku Instructional Design, edisi ketiga,
1988), menyebutkan tiga peran utama guru dalam kegiatan proses belajar mengajar, yaitu:
a.sebagai perancang pengajaran (designer of instruction)

b. sebagai pengelola pengajaran (manager of instruction), dan

c.Sebagai penilai prestasi belajar siswa (evaluator of student learning)

b. Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wahana pendukung yang amat tepat dan kuat untuk
melatih kemandirian. Anak dilatih dan diberi kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan-
kemampuan yang dimiliki dan mengembangkanya seoptimal mungkin. Kegiatan ekstrakurikuler
amat membantu proses pengembangan ini. sekedar pelengkap, melainkan juga dapat
mengembangkan minat dan bakat peserta didik secara optimal Maka dari itu, perlu
pengorganisasian yang baik sehingga kegiatan ekstrakurikuler bukan. Dalam kurikulum,
kegiatan ekstrakurikuler memang bukan menjadi program instruksional yang dilaksanakan
secara reguler, dan tidak diberi kredit tertentu, tapi mengandung varitas kegiatan secara luas.

c. Kegiatan Bimbingan Belajar

Tidak setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan
belajar. Seringkali kemampuan itu mesti difasilitasi oleh guru dan guru pembimbing untuk dapat
direalisasikan. Walaupun mungkin seorang siswa memiliki potensi yang baik, namun yang
bersangkutan kurang punya kemampuan untuk mengembangkannya, sudah barang tentu hasil
belajarnya kurang baik. Di sisi lain menunjukan bahwa kehadiran orang lain dalam hal ini para
14
guru dan guru pembimbing menjadi amat penting untuk membantu mengembangkan potensi
siswa dan dalam menghadapi masalah-masalah yang berkait dengan belajar.

Guru dan guru pembimbing memiliki kesempatan yang luas untuk secara bersama dengan
siswanya mengembangkan berbagai kemampuan potensial yang diharapkan menunjang kegiatan
belajarnya. Dengan demikian, bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan dari
guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang
kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi
kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Hal
ini mengandung arti bahwa para guru/guru pembimbing berupaya untuk memfasilitasi agar
siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan sampai ada tujuan yang diharapkan.

E. Supervisi Pelaksanaan Kurikulum

Guru bertanggung jawab melaksanakan kurikulum di kelas melalui proses belajar mengajar
secara efektif, karena itu kemampuan profesional guru turut menentukan apakah suatu kurikulum
dapat beroperasi secara efisien dan efektif. Tingkat efisien itu ditentukan oleh derajat kelancaran
yang ditempuh, sedangkan tingkat efektifitasnya ditandai oleh derajat keberhasilannya, yakni
dalam bentuk perubahan perilaku para siswa, yang kita kenal dengan sebutan prestasi belajar.
Apakah dalam pelaksanaan kurikulum yang berdaya guna dan berhasil guna turut sangat
tergantung pada kemampuan guru itu sendiri, atau dengan kata lain di kalangan guru mungkin
ada masalah yang mengalami kesulitan dalam prosedur pelaksanaannya dan mungkin juga ada
yang merasa mendapat hambatan berkenaan dengan kelemahan dalam dimensi tertentu pada
kemampuan profesionalnya.

Dalam situasi ini, maka sudah tentu guru bersangkutan membutuhkan bantuan, bimbingan,
arahan, dorongan kerja, bahkan mungkin nasihat dan petunjuk yang berguna baginya dalam
upaya melaksanakan kurikulum tersebut. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka akan dibahas
mengenai bidang kegiatan supervisi kurikulum, metode supervisi dan supervisor kurikulum dan
pendidikan bagi supervisor. Ketiga hal tersebut dinilai sebagai pokok dalam rangka “Sistem
Pelaksanaan Supervisi Kurikulum” secara keseluruhan.

Pokok-pokok bahasan tersebut akan dibahas satu demi satu, dalam arti senantiasa terdapat
keterkaitan antara pokok bahasan satu dengan pokok bahasan lainnya, sehingga diharapkan
memberikan gambaran menyeluruh tentang supervisi pelaksanaan kurikulum.

BAB III

PENUTUP

15
A. Kesimpulan

Proses administrasi kurikulum berupa perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.


Keberhasilan implementasi kurikulum sangat bergantung pada kemampuan kepala sekolah
sebagai pemimpin, administrator, pengelola organisasi, koordinator kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakulikurer dan juga pengatur komunikasi dalam sekolah.

B. Saran

Diharapkan setelah memngetahui tentang implementasi administrasi kurikulum, system


pelaksanaan pendidikan untuk kedepan nya bias lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Syahril. 2009. Profesi Kependidikan.Padang: UNP PRESS.

Soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai