Nim :19003786
Tugas :UTS
1. Yang saya ketahui tentang puasa muharram adalah puasa yang di lakukan pada bulan muharram berupa
puasa asyura dan puasa tasu’a yang mempunyai banyak kemulian dan keberkahan.
1. Menjalankan Sunnah Rasu l
Menjalankan sunah Rasul merupakan bagian dari ibadah. Hal ini juga sebagaimana disampaikan
dalam QS Ali Imran ayat 131: “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah
(sunah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”.
Puasa adalah salah satu cara kita untuk bisa mendapatkan ridho dan kekikhlasan. Tentu
saja puasa ini bisa memberikan kebahagiaan tersendiri karena kita menjalankannya akan mendapatkan
pahala.
Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang menghidupkan
satu sunnah dari sunnah -sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan
(pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka
sedikit pun“
Dengan berpuasa di bulan muharam kita juga bisa mengingat tentang berbagai macam peristiwa
yang ada di masa Nabi Muhammad saat Bulan Muharram.
Sebagaimana terdapat dalam salah satu hadist yang artinya: “Setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus
kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), kecuali amalan puasa.
Dengan melakukan puasa, maka kita pun juga secara otomatis bisa menjaga makanan sebagai
asupan kita. Kita tidak mudah untuk memakan yang aneh-aneh, menjaga waktu makan, mengatur hanya
pagi dan malam memakan atau meminum sesuatu. Tentu ini menjadi gaya hidup sehat jika kita terapkan.
Dengan melakukan puasa, maka kita pun juga secara otomatis bisa menjaga makanan sebagai
asupan kita. Kita tidak mudah untuk memakan yang aneh-aneh, menjaga waktu makan, mengatur hanya
pagi dan malam memakan atau meminum sesuatu. Tentu ini menjadi gaya hidup sehat jika kita terapkan.
Dengan berpuasa kita juga bisa menyeimbangkan gula dan menstabilkan tekanan darah kita.
Untuk itu berpuasa dapat menjadikan tubuh kita lebih sehat, fit dan juga segar.
Dengan berpuasa kita pun juga bisa membatasi jumlah makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Pasalnya saat berpuasa makan hanya subuh (sahur) dan malam
3. Seperti dikutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), zakat emas dan perak merupakan
sejumlah zakat yang dikenakan atas emas, perak, atau logam lainnya yang sudah mencapai nisab dan
haulnya. Untuk emas, nisabnya adalah senilai 85 gram. Sedangkan bagi perak mencapai 595 gram. Zakat
yang harus dibayarkan sejumlah 2,5 persen atas emas atau perak yang dimiliki seseorang. Jadi, secara
umum, rumus untuk menghitung zakat emas dan perak adalah: 2,5 persen X jumlah emas atau perak yang
dimiliki selama satu tahun tersebut.
Sebagai contoh soal ibu Tini memiki 50 gram emas yang tersimpan selama satu tahun, maka sudah
wajib dikenakan zakat. Dengan asumsi harga emas sama dengan Rp500.000 per gramnya, maka total nilai
emas tersebut sejumlah Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah). Untuk perhitungan zakat emas ini
adalah: 2,5 persen dikalikan R 25.000.000 menjadi Rp625.000. (enam ratus dua puluh lima ribu rupiah).
Berarti, zakat emas yang wajib dibayar kan ibu Tini senilai Rp625.000.( enam ratus dua puluh lima ribu
rupiah).
4. Adapun yang harus kita lakukan ketika menjumpai orang yang sakratul maut adalah sebagai berikut:
Saat berhadapan dengan orang yang sedang menghadapi kematian, kita diperintahkan
untuk menuntunnya membacakan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, tidak ada Tuhan selain Allah.
Dalam salah satu hadis, Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang
akhir ucapannya adalah kalimat ‘La Ilaha Illallah’ maka dia akan masuk surga.” (H.R. Abu
Dawud).
Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Hakim dan Baihaqi disebutkan bahwa
sesungguhnya Barra bin Ma’rurr pernah berwasiat meminta dihadapkan ke arah kiblat jika datang
ajalnya, sebab Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam pernah bersabda, “Hal yang seperti itu
sesuai dengan fitrah.”
Mendoakan si mayit
5. Adapun 4 jenis pernikahan yang diharamkan dalam agama islam adalah sebagi berikut:
1. Nikah Syighar
Jika seorang laki-laki menyerahkan anak atau saudara perempuannya untuk dinikahi oleh
lelaki lain dengan syarat lelaki itu juga menyerahkan anak atau saudara perempuannya untuk ia
nikahi, baik dengan mahar maupun tidak, maka praktik pernikahan itu disebut nikah syighar.
2. Nikah Muhallil
Jika seseorang lelaki menikahi perempuan yang sudah ditalak tiga selesai masa idahnya,
kemudian ia menceraikannya agar perempuan tersebut bisa dinikahi kembali oleh suami
pertamanya, maka itulah yang disebut dengan nikah muhallil.
3. Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah terjadi apabila seorang laki-laki menikahi seorang perempuan dengan batas
waktu tertentu, baik satu hari, dua hari atau lebih dan dengan menyerahkan imbalan berupa uang
maupun sesuatu yang lain.
4. Nikah dalam Masa Iddah
Baik karena perceraian maupun karena kematian suaminya. Jika menikahi sebelum masa
iddahnya selesai, maka nikah itu dianggap batal. Di samping itu, tidak ada warisan di antara
keduanya dan tidak ada kewajiban memberikan nafkah serta mahar bagiku wanita tersebut
darinya.