0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penganggaran biaya tradisional dan Activity-Based Costing (ABC). Sistem tradisional kurang dalam melacak biaya tidak langsung, sementara ABC mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang terkait dengan produk. ABC memiliki manfaat untuk menganalisis profitabilitas produk dan pelanggan serta mengestimasi biaya produk baru, meski biayanya lebih mahal dari sistem tradisional.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penganggaran biaya tradisional dan Activity-Based Costing (ABC). Sistem tradisional kurang dalam melacak biaya tidak langsung, sementara ABC mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang terkait dengan produk. ABC memiliki manfaat untuk menganalisis profitabilitas produk dan pelanggan serta mengestimasi biaya produk baru, meski biayanya lebih mahal dari sistem tradisional.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penganggaran biaya tradisional dan Activity-Based Costing (ABC). Sistem tradisional kurang dalam melacak biaya tidak langsung, sementara ABC mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang terkait dengan produk. ABC memiliki manfaat untuk menganalisis profitabilitas produk dan pelanggan serta mengestimasi biaya produk baru, meski biayanya lebih mahal dari sistem tradisional.
2. Novi Dea A C1C019023 3. Annisa Nur Puspita C1C019035 4. Fanisa Indah Rahayu C1C019044 5. Sifa Nur Awaliyah C1C019045 6. Faizah Nur Fitriani C1C019098 7. Diah Pitaloka C1C019118
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman 2021 A. Penganggaran Sistem Tradisional Penganggaran ini dikebanyakan perusahaan tidak melacak biaya tidak langsung. Keuntungannya adalah pengimplementasiannya tidak rumit, dimana menerapkan konsep apa yang kamu dapatkan itulah yang kamu bayar. Manajer yang menggunakan penganggaran ini akan memutuskan bahwa implementasi sistem biaya yang lebih rumit lebih besar daripada keuntungan potensialnya. Produk yang kompleks biasanya disebut overcosted dan produk yang sederhana disebut undercosted. Terdapat 3 poin utama yang harus dibuat untuk menyempurnakan sistem ini, yaitu: 1. Melacak beberapa biaya secara langsung terhadap barang dan jasa jika memungkinkan selama biayanya tidak melebihi keuntungan. 2. Mengelompokkan biaya tidak langsung yang tidak dengan mudah untuk dilacak menjadi cost pools (biaya barang secara kelompok atau individu) 3. Mengalokasikan biaya untuk menempatkan biaya tidak langsung ke produk. Idealnya memiliki hubungan dengan cost pool. B. Activity Based Costing System (ABC) Merupakan metode yang biayanya ditetapkan berdasarkan aktivitas dan untuk barang dan jasanya ditetapkan berdasarkan seberapa banyak barang dan jasa tersebut digunakan dalam aktivitas. Perhitungan ABC ini muncul karena sistem akuntansi biaya tradisional dianggap kurang memenuhi kebutuhan informasi yang akurat. ABC digunakan untuk menetapkan biaya produk terutama untuk tujuan pengambilan keputusan. Terdapat langkah-langkah untuk menerapkan Activity-Based Costing System, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan Mengklasifikasikan Aktivitas yang Terkait Produk yang dapat silakukan dengan 2 cara, yaitu: a. Hierarki 5 Level Sumber Daya Unit-Level Resources and Activites yang dibutuhkan secara spesifik untuk unit barang/jasa secara individu terkait bahan-bahan dan komponennya yang dapat dilacak. Batch-Level Resources and Activities untuk membuat kelompok/batch/produk serupa termasuk aktivitas yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan pada batch tertentu dan dapat dilacak. Product-Level Resources and Activities untuk memproduksi dan menjual barang/jasa yang spesifik termasuk peralatan khusus, desain iklan, dsb Costumer-Level Resources and Activities untuk menyajikan barang/jasa kepada pelanggan termasuk peralatan khusus untuk pelanggan, jasa konsultasi, dan pendistribusian khusus. Facility-Level Resources and Activities untuk menyediakan kapasitas umum bagi barang/jasa yang diproduksi termasuk tanah, bangunan, research and development, dsb. b. Klasifikasi Objektif dengan membagi menjadi 2 kategori, yaitu mendeskripsikan secara akurat bagaimana perusahaan bekerja dan kemampuan perusahaan untuk melacak biaya sumber daya dan aktivitas yang dibutuhkan. Terdapat beberpa metode yang dapat dilakukan, yaitu: Top-down Approach. Pendekatan ini berfokus pada pembuatan aturan aktivitas yang dilakukan dengan cepat dan murah. Interview or Participative Approach. Pendekatan ini fokus pada pembuatan aturan pekerjaan yang lebih akurat dimana karyawan lebih memahami pekerjaan mereka dibandingkan pengawas. Recycling Approach. Pendekatan ini menggunakan kembali dokumentasi proses yang dikembangkan untuk tujuan lain yang memungkinkan. 2. Mengestimasi Biaya Aktivitas Seluruh karyawan harus mengindikasikan berapa banyakrata-rata waktu yang mereka gunakan pada setiap aktivitas lalu mengidentifikasi sumber daya fisik yang mendukung aktivitas tersebut. 3. Menghitung Cost Driver Rate untuk Aktivitas Cost Driver merupakan karakteristik dari aktivitas atau kejadian yang menyebabkan suatu biaya. Hal ini dinilai dengan melacak atau menentukan biaya dalam aktivitas. Karakteristik cost driver ini harussecara logis harus berhubungan dengan sebab akibatnya, dapat diukur, dapat diprediksi atau dijelaskan penggunaannya dengan akurat, dan juga dasarnya dari sumber daya yang mendukung aktivitas. Perhitungannya dapat menggunakan metode predeterminated overhead rates yang hasilnya akan mendekati rates yang sebenarnya. Ada juga perusahaan yang berhenti di langkah ke 3 ini dan menggunakan informasi dari langkah-langkah sebelumnya. 4. Menetapkan Biaya Aktivitas untuk Produk Langkah ini digunakan perusahaan jika mereka berfokus pada aktivitas yang lebih mahal dan memodifikasi proses untuk mengurangi atau menghilangkan biaya. C. Perbedaan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing 1. Activity Based Costing menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya untuk menentukan berapa besar setiap overhead tidak langsung dari setiap produk yang digunakan oleh produk tersebut, sedangkan sistem tradisional mengalokasikan overhead secara arbirer berdasarkan satu atau dua alokasi yang non representatif. 2. Activity Based Costing mengkonsumsi overhead yang dapat dibagi ke dalam empat kategori: unit, batch, produk dan penopang fasilitas (facility substaining), sedangkan sistem tradisional membagi biaya overhead ke dalam unit dan biaya yang lainnya. 3. Fokus Activity Based Costing adalah pada biaya, mutu dan faktor waktu, sedangkan sistem tradisional memfokuskan pada kinerja keuangan jangka pendek seperti laba yang akurat. D. Menganalisis Profitabilitas Produk dan Pelanggan Biaya pelanggan menganalisis biaya dari aktivitas pelanggan yang spesifik sedangkan analisis peluang pelanggan akan mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari tiap pelanggan spesifik untuk meningkatkan peluang perusahaan secara keseluruhan. Informasi dari ABC ini digunakan untuk menganalisis produk yang dapat mengukur kontribusi pelanggan untuk menciptakan profit. E. Mengestimasi Biaya Produk Baru Menggunakan ABC Informasi dari perhitungan ABC akan berguna untuk mengestimasi biaya produk baru jika aktivitas digunakan untuk membuat produk baru ini serupa dengan yang digunakan untuk membuat yang lainnya. F. ABC dalam Kegiatan Jasa dan Perusahaan Dagang Dalam perusahaan dagang, ABC dapat membantu mengindikasikan bahwa besarnya transaksi kartu debit lebih murah dan kartu kredit lebih mahal daripada membayar tunai. G. Biaya, Manfaat, dan Kelemahan Penggunaan ABC Penggunaan ABC ini akan menambah nilai bagi perusahaan atau organisasi tetapi biayanya cukup mahal. Biayanya akan digunakan untuk pengembangan dan pengimplementasian sistem, menyediakan penyimpanan tambahan. Mengubah sistem komputer, dan menyewa konsultan. Dalam pengimplementasiannya, manajer harus mempertimbangkan masalah yang akan muncul, seperti biaya biaya tidak langsung memiliki proposi signifikan untuk biaya langsung sehingga memerlukan satu atau dua cost driver, barang dan jasa merupakan hal yang kompleks dan memerlukan proses dan input yang berbeda, tiap departemen yang berbeda percaya bahwa biaya yang diidentifikasi itu tidak akurat, dsb.
Contoh Perhitungan Sederhana Menggunakan ABC
Pada tahun 2019, perusahaan X memproduksi baju basket dan baju tenis dengan sistem penetapan biaya dimana semua biaya tidak langsung dialokasokan berdasarkan jam mesin sebagai berikut: Baju Basket Baju Tenis Total Unit diproduksi 1000 3000 4000 BBB (Per Unit) Rp 200 Rp 100 TOTAL Rp 200.000 Rp 300.000 Rp500.000 BTKL Rp 100.000 Rp200.000 Rp. 300.000 Jam Desain 3.000 jam 2.000 jam 5.000 jam Setup 100 50 150 Jam Mesin 5.000 jam 10.000 jam 15.000 jam Biaya Overhead Desain Rp 100.000 Setup Rp 30.000 Lain-lain Rp 600.000 TOTAL Rp 730.000 Hitunglah biaya produksi per unit pada setiap produk dengan menggunakan metodr ABC! Jawab Tarif Overhead Desain= Overhead desain/total jam keja desain = Rp 100.000/5000 jam = Rp 20 per jam Setup= OH setup/setup= Rp30.000/150= Rp 200 per setup OH Lain-lain= Rp 600.000/15.000 jam mesin = Rp 40 jam mesin Baju Basket Baju Tenis Total BBB Rp 200.000 Rp 300.000 Rp 500.000 BTKL Rp 100.000 Rp200.000 Rp. 300.000 Biaya Overhead Desain Rp 60.000 Rp 40.000 Rp 100.000 (Rp20 x 3000 jam) (Rp20 x 2000 jam) Setup Rp 20.000 Rp 10.000 Rp 30.000 (Rp200 x 100) (Rp200 x 50) Lain-lain Rp 200.000 Rp 400.000 Rp 600.000 (Rp40 x 5000 jam) Rp40 x 10.000 jam) Total Biaya Rp580.000 Rp950.000 Rp 1.530.000 Unit Produksi 1.000 unit 3.000 unit 4.000 unit Biaya Per Unit Rp 580 Rp 317 Sumber: 2, D. P. (2021, Agustus 10). Activity Based Costing. Retrieved from Dosen Pendidikan: https://www.dosenpendidikan.co.id/activity-based-costing/ Angelina, S. (2019, 08 12). Rangkuman ABC. Retrieved from StuDocu: https://www.studocu.com/id/document/universitas-surabaya/akuntansi-biaya/rangkuman- activity-based-costing/8644906 Moeller, R. R. (2016). Brink's Modern Internal Auditing. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.