Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME MANAJEMEN BIAYA

Activity-Based Costing (ABC) Systems

Disusun Oleh:

KELOMPOK 9

1. Nabilah Nurdiati C1C019020


2. Novi Dea A C1C019023
3. Annisa Nur Puspita C1C019035
4. Fanisa Indah Rahayu C1C019044
5. Sifa Nur Awaliyah C1C019045
6. Faizah Nur Fitriani C1C019098
7. Diah Pitaloka C1C019118

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman
2021
A. Penganggaran Sistem Tradisional
Penganggaran ini dikebanyakan perusahaan tidak melacak biaya tidak langsung.
Keuntungannya adalah pengimplementasiannya tidak rumit, dimana menerapkan konsep apa
yang kamu dapatkan itulah yang kamu bayar. Manajer yang menggunakan penganggaran ini
akan memutuskan bahwa implementasi sistem biaya yang lebih rumit lebih besar daripada
keuntungan potensialnya. Produk yang kompleks biasanya disebut overcosted dan produk
yang sederhana disebut undercosted. Terdapat 3 poin utama yang harus dibuat untuk
menyempurnakan sistem ini, yaitu:
1. Melacak beberapa biaya secara langsung terhadap barang dan jasa jika
memungkinkan selama biayanya tidak melebihi keuntungan.
2. Mengelompokkan biaya tidak langsung yang tidak dengan mudah untuk dilacak
menjadi cost pools (biaya barang secara kelompok atau individu)
3. Mengalokasikan biaya untuk menempatkan biaya tidak langsung ke produk.
Idealnya memiliki hubungan dengan cost pool.
B. Activity Based Costing System (ABC)
Merupakan metode yang biayanya ditetapkan berdasarkan aktivitas dan untuk barang dan
jasanya ditetapkan berdasarkan seberapa banyak barang dan jasa tersebut digunakan dalam
aktivitas. Perhitungan ABC ini muncul karena sistem akuntansi biaya tradisional dianggap
kurang memenuhi kebutuhan informasi yang akurat. ABC digunakan untuk menetapkan
biaya produk terutama untuk tujuan pengambilan keputusan. Terdapat langkah-langkah untuk
menerapkan Activity-Based Costing System, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan Mengklasifikasikan Aktivitas yang Terkait Produk yang dapat
silakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Hierarki 5 Level Sumber Daya
 Unit-Level Resources and Activites yang dibutuhkan secara spesifik untuk
unit barang/jasa secara individu terkait bahan-bahan dan komponennya yang
dapat dilacak.
 Batch-Level Resources and Activities untuk membuat kelompok/batch/produk
serupa termasuk aktivitas yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan pada
batch tertentu dan dapat dilacak.
 Product-Level Resources and Activities untuk memproduksi dan menjual
barang/jasa yang spesifik termasuk peralatan khusus, desain iklan, dsb
 Costumer-Level Resources and Activities untuk menyajikan barang/jasa
kepada pelanggan termasuk peralatan khusus untuk pelanggan, jasa
konsultasi, dan pendistribusian khusus.
 Facility-Level Resources and Activities untuk menyediakan kapasitas umum
bagi barang/jasa yang diproduksi termasuk tanah, bangunan, research and
development, dsb.
b. Klasifikasi Objektif dengan membagi menjadi 2 kategori, yaitu mendeskripsikan
secara akurat bagaimana perusahaan bekerja dan kemampuan perusahaan untuk
melacak biaya sumber daya dan aktivitas yang dibutuhkan. Terdapat beberpa
metode yang dapat dilakukan, yaitu:
 Top-down Approach. Pendekatan ini berfokus pada pembuatan aturan
aktivitas yang dilakukan dengan cepat dan murah.
 Interview or Participative Approach. Pendekatan ini fokus pada pembuatan
aturan pekerjaan yang lebih akurat dimana karyawan lebih memahami
pekerjaan mereka dibandingkan pengawas.
 Recycling Approach. Pendekatan ini menggunakan kembali dokumentasi
proses yang dikembangkan untuk tujuan lain yang memungkinkan.
2. Mengestimasi Biaya Aktivitas
Seluruh karyawan harus mengindikasikan berapa banyakrata-rata waktu yang mereka
gunakan pada setiap aktivitas lalu mengidentifikasi sumber daya fisik yang mendukung
aktivitas tersebut.
3. Menghitung Cost Driver Rate untuk Aktivitas
Cost Driver merupakan karakteristik dari aktivitas atau kejadian yang menyebabkan
suatu biaya. Hal ini dinilai dengan melacak atau menentukan biaya dalam aktivitas.
Karakteristik cost driver ini harussecara logis harus berhubungan dengan sebab
akibatnya, dapat diukur, dapat diprediksi atau dijelaskan penggunaannya dengan akurat,
dan juga dasarnya dari sumber daya yang mendukung aktivitas. Perhitungannya dapat
menggunakan metode predeterminated overhead rates yang hasilnya akan mendekati
rates yang sebenarnya. Ada juga perusahaan yang berhenti di langkah ke 3 ini dan
menggunakan informasi dari langkah-langkah sebelumnya.
4. Menetapkan Biaya Aktivitas untuk Produk
Langkah ini digunakan perusahaan jika mereka berfokus pada aktivitas yang lebih mahal
dan memodifikasi proses untuk mengurangi atau menghilangkan biaya.
C. Perbedaan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing
1. Activity Based Costing menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya untuk
menentukan berapa besar setiap overhead tidak langsung dari setiap produk yang
digunakan oleh produk tersebut, sedangkan sistem tradisional mengalokasikan overhead
secara arbirer berdasarkan satu atau dua alokasi yang non representatif.
2. Activity Based Costing mengkonsumsi overhead yang dapat dibagi ke dalam empat
kategori: unit, batch, produk dan penopang fasilitas (facility substaining), sedangkan
sistem tradisional membagi biaya overhead ke dalam unit dan biaya yang lainnya.
3. Fokus Activity Based Costing adalah pada biaya, mutu dan faktor waktu, sedangkan
sistem tradisional memfokuskan pada kinerja keuangan jangka pendek seperti laba yang
akurat.
D. Menganalisis Profitabilitas Produk dan Pelanggan
Biaya pelanggan menganalisis biaya dari aktivitas pelanggan yang spesifik sedangkan
analisis peluang pelanggan akan mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari tiap pelanggan
spesifik untuk meningkatkan peluang perusahaan secara keseluruhan. Informasi dari ABC ini
digunakan untuk menganalisis produk yang dapat mengukur kontribusi pelanggan untuk
menciptakan profit.
E. Mengestimasi Biaya Produk Baru Menggunakan ABC
Informasi dari perhitungan ABC akan berguna untuk mengestimasi biaya produk baru jika
aktivitas digunakan untuk membuat produk baru ini serupa dengan yang digunakan untuk
membuat yang lainnya.
F. ABC dalam Kegiatan Jasa dan Perusahaan Dagang
Dalam perusahaan dagang, ABC dapat membantu mengindikasikan bahwa besarnya
transaksi kartu debit lebih murah dan kartu kredit lebih mahal daripada membayar tunai.
G. Biaya, Manfaat, dan Kelemahan Penggunaan ABC
Penggunaan ABC ini akan menambah nilai bagi perusahaan atau organisasi tetapi biayanya
cukup mahal. Biayanya akan digunakan untuk pengembangan dan pengimplementasian
sistem, menyediakan penyimpanan tambahan. Mengubah sistem komputer, dan menyewa
konsultan. Dalam pengimplementasiannya, manajer harus mempertimbangkan masalah yang
akan muncul, seperti biaya biaya tidak langsung memiliki proposi signifikan untuk biaya
langsung sehingga memerlukan satu atau dua cost driver, barang dan jasa merupakan hal
yang kompleks dan memerlukan proses dan input yang berbeda, tiap departemen yang
berbeda percaya bahwa biaya yang diidentifikasi itu tidak akurat, dsb.

Contoh Perhitungan Sederhana Menggunakan ABC


Pada tahun 2019, perusahaan X memproduksi baju basket dan baju tenis dengan sistem
penetapan biaya dimana semua biaya tidak langsung dialokasokan berdasarkan jam mesin
sebagai berikut:
Baju Basket Baju Tenis Total
Unit diproduksi 1000 3000 4000
BBB (Per Unit) Rp 200 Rp 100
TOTAL Rp 200.000 Rp 300.000 Rp500.000
BTKL Rp 100.000 Rp200.000 Rp. 300.000
Jam Desain 3.000 jam 2.000 jam 5.000 jam
Setup 100 50 150
Jam Mesin 5.000 jam 10.000 jam 15.000 jam
Biaya Overhead
Desain Rp 100.000
Setup Rp 30.000
Lain-lain Rp 600.000
TOTAL Rp 730.000
Hitunglah biaya produksi per unit pada setiap produk dengan menggunakan metodr ABC!
Jawab
Tarif Overhead
Desain= Overhead desain/total jam keja desain = Rp 100.000/5000 jam = Rp 20 per jam
Setup= OH setup/setup= Rp30.000/150= Rp 200 per setup
OH Lain-lain= Rp 600.000/15.000 jam mesin = Rp 40 jam mesin
Baju Basket Baju Tenis Total
BBB Rp 200.000 Rp 300.000 Rp 500.000
BTKL Rp 100.000 Rp200.000 Rp. 300.000
Biaya Overhead
Desain Rp 60.000 Rp 40.000 Rp 100.000
(Rp20 x 3000 jam) (Rp20 x 2000 jam)
Setup Rp 20.000 Rp 10.000 Rp 30.000
(Rp200 x 100) (Rp200 x 50)
Lain-lain Rp 200.000 Rp 400.000 Rp 600.000
(Rp40 x 5000 jam) Rp40 x 10.000 jam)
Total Biaya Rp580.000 Rp950.000 Rp 1.530.000
Unit Produksi 1.000 unit 3.000 unit 4.000 unit
Biaya Per Unit Rp 580 Rp 317
Sumber:
2, D. P. (2021, Agustus 10). Activity Based Costing. Retrieved from Dosen Pendidikan:
https://www.dosenpendidikan.co.id/activity-based-costing/
Angelina, S. (2019, 08 12). Rangkuman ABC. Retrieved from StuDocu:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-surabaya/akuntansi-biaya/rangkuman-
activity-based-costing/8644906
Moeller, R. R. (2016). Brink's Modern Internal Auditing. Hoboken, New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai