Anda di halaman 1dari 20

“ASUHAN

KEPERAWATAN
NAPZA”
Oleh :
▪ Era Yunita Fitri Wibowo
(180210066)
▪ Elsa Nuroktaviani (180210062)
DEFINISI
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-undang RI No.22 thn 1997 ttg Narkotika).
LANJUTAN
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai/setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi
umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan
ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik
terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk
memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi
merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen, 1995)
(Stuart & Sundeen, 1998)
Jenis – Jenis Narkotika dan psikotropika

Golongan Narkotika :
• Narkotika Golongan I : Heroin/putauw, Kokain, Ganja
• Narkotika Golongan II : Kodein
• Narkotika Golongan III : Kodein

Golongan Psikotropika :
• Psikotropika Golongan I : Ekstasi, Shabu, LSD
• Psikotropika Golongan II : Amfetamin, Metilfenidat atau Ritalin
• Psikotropika Golongan III : Pentobarbital, Flunitrazepam
• Psikotropika Gologan IV : Diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).
Zat Adiptif Lainnya
..

Tembakau

inhalansia

Minuman
beralkohol
Manifestasi Klinis
• Eforia • Nyeri
• Mengantuk • Mata dan hidung berair
• Halusinasi • Insomnia
• Penurunan kesadaran • Depresi
• Gangguan persepsi • Mual muntah
• Berjalan • Gangguan daya ingat
Sempoyongan • Kelelahan
• Cemas • Gemetar
• Diare
Pemeriksaan Diagnostik
1. Screening Urine,
2. Radio immuno-assay mendeteksi pecandu apa bukan, dapat diketahui
melalui uji nalorfin,
3. Sampel darah

Penatalaksanaan

1. Pencegahan
• Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA.
• Deteksi dini perubahan perilaku
• Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak
pada narkoba.
2. Pengobatan
• Detoksifikasi tanpa subsitusi
• Detoktifkasi dengan substitusi
• Rehabilitasi
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Data demografi
Pengkajian Keperawatan
2. Keluhan utama
3. Riwayat penggunaan zat sebelum nya
4. Riwayat pengobatan
5. Faktor predisposisi
6. Faktor presipitasi
7. Pemeriksaan fisik

8. Psikososial
9. Konsep diri
10. Hubungan sosial
11. Spiritual
12. Status mental
13. Persepsi
14. Tingkat kesadaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. HDR
2. Halusinasi
3. Resiko Bunuh Diri
Intervensi Keperawatan
1. HDR
Pasien
SP I p
• Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
• Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
• Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
• Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP II p
• Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
• Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
LANJUTAN...

Keluarga
SP I k
• Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
• Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
• Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah

SP II k
• Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah
• Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri
rendah

SP III k
• Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
• Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
2. HALUSINASI
Pasien
SP I p
• Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
• Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
• Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
• Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
• Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
• Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
• Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP II p
• Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
• Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang
lain
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
LANJUTAN ...
SP III p
• Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
• Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa
dilakukan pasien).
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP IV p
• Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
• Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (prinsip 5
benar minum obat).
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
LANJUTAN ...

Keluarga
SP I k
• Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
• Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
• Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi

SP II k
• Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
• Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
halusinasi

SP III k
• Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
• Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
3. RESIKO BUNUH DIRI
Pasien
SP I p
• Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
• Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
• Melakukan kontrak treatment
• Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
• Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

SP II p
• Mengidentifikasi aspek positif pasien
• Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
• Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
LANJUTAN ...

SP III p
• Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
• Menilai pola koping yang biasa dilakukan
• Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
• Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
• Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP IV p
• Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
• Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
• Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan
yang realistis
LANJUTAN ..

Keluarga
SP I k
• Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
• Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri, dan jenis perilaku
bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
• Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri

SP II k
• Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan risiko bunuh
diri
• Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien risko
bunuh diri

SP III k
• Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
• Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga
Thank You
..
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep, dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba.

Kusumawaati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika


Keliat, Budi ana, 2006, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta

Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraan


sarana pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes. (2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di tempat
rehabilitasi pada pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat Kesehatan Jiwa
Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai