Anda di halaman 1dari 18

Asuhan

Keperawatan
HIV/AIDS
Ahmad Syahrizal
Rifaldi Alfares
Pengertian
Hiv: Aids:
Human (Manusia) A : Acquired (Didapat /
I : Immunodeficiency Ditularkan oleh orang
(turunnya sistem lain)
kekebalan tubuh, sehingga I : Immune (Kekebalan
tubuh gagal melawan tubuh)
infeksi) D : Deficiency (Penurunan /
V : Virus Kekurangan)
Virus yang hanya S : Syndrome (Kumpulan
terdapat di dalam tubuh Gejala)
manusia dan Kumpulan gejala
menyebabkan turunnya (infeksi opotunistik)
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
tubuh gagal melawan penurunan kekebalan
infeksi tubuh, akibat tertular
virus HIV dari orang
lain
Tanda, Gejala, dan Klasifikasi
Stadium Klinis 1
• Tidak ada gejala
• Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap (Persistent Generalized
Lymphadenopathy)
Lanjutan
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis,otitis
media, faringitis)
• Herpes zoster
• Cheilitis angularis
• Ulkus oral yang berulang
• Papular pruritic eruption
• Dermatitis seboroika
• Infeksi jamur kuku
Lanjutan
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
• Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan >
37,5oC) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral persisten (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang
atau sendi, meningitis atau bakteremia)
• Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
• Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis
yg tdk dpt diterangkan sebabnya
Lanjutan
Stadium Klinis 4
• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik> 1 bln atau
demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)
• Pneumonia bakteri berat yg berulang
• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal > 1
bulan atau viseral)
• Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
• TB ekstra paru
• Sarkoma Kaposi
• Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
• Toksoplasmosis SSP
• Ensefalopati HIV
• Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
Lanjutan
• Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
• Progressive multifocal leukoencephalopathy
• Cryptosprodiosis kronis
• Isosporiasis kronis
• Mikosis diseminata (histoplasmosis atau coccidioidomycosis ekstra
paru)
• Septikemi berulang (a.l. Salmonella non-typhoid)
• Limfoma (serebral atau non Hodgkin sel B)
• Karsinoma serviks invasif
• Leishmaniasis diseminata atipik
• Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg simtomatis
Pengobatan
Terapi Antiretroviral (ART)
Yaitu terapi dengan menggunakan beberapa obat, biasa disebut
obat antiretrovirus (ARV), tetapi ARV tidak membunuh virus
tersebut.

Tujuannya:
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah infeksi oportunistik
• Mencegah progresi penyakit
• Mengurangi transmisi kepada yg lain
Konsep dasar pemberian ARV
4S
• Start
– Memulai terapi ARV pada Odha yang baru dan belum
pernah menerima sebelumnya
– Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
• Substitute
– Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART dengan
obat dari lini pertama
• Switch
– Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
• Stop
– Menghentikan pengobatan ARV
Penularan
Ada 3 cara penularan :
1. Hubungan seksual tidak aman
- Hubungan seks tidak aman melalui vagina/dubur atr laki & wanita
- Hubungan seksual tidak aman melalui dubur atr laki
- Hubungan seks melalui mulut/oral ( risiko lebih rendah)
- hubungan seks atr wanita ( risiko rendah)

2. Suntikan atau transfusi darah yang terinfeksi/tercemar HIV


- Menggunakan jarum suntik bersama
- Menggunakan alat cukur kumis bersama
- menggunakan jarum /alat tusuk tercemar HIV

3. Penularan dari ibu kepada bayinya


Selama hamil, selama melahirkan dan selama menyusui
Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Pemeriksaan fisik dan keluhan klien
4. Pemeriksaan penunjang
Lanjutan
Riwayat : Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi,
menggunakan obat-obatan
Penampilan umum
Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa mengigil, keringat
malam hari, lemah, lelah, anoreksia, bb menurun, nyeri, sulit tidur.
Psikososial
Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apatis,
withdrawl, hilang interest pada lingkungan sosial, gangguan proses
berfikir, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan
delusi.
HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus,
ulser pada bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia,
epsitaksis
neeurologis
Lanjutan
Muskuloskletal : lemah, tidak mampu melakukan
ADL
Kardiovaskuler
Pernafasan
Diagnosa keperawatan
Gangguan Interaksi Sosial
Harga diri rendah situasional
Isolasi sosial
Gangguan Interaksi Sosial
Peningkatan sosialisasi
buat interaksi terjadwal
Identifikasi perubahan perilaku
Libatkan pendukung sebaya dalam memberikan
umpan balik interaksi
Anjurkan belajar hargai orang lain
Ajari sikap aseptif kepada orang lain.
Harga diri rendah situasional
Tentukan kepercayaan diri pasien menurut
penilaian pasien
Dukung kontak mata pasien saat berkomunikasi
dengan orang lain
Cegah pasien untuk berfikiran negatif
Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang dapat
meningkatkan harga diri
Dampingi pasien untuk memeriksa kembali
persepsi negative tentang dirinya
Isolasi sosial
dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan atau tidak dengan orang lain
Beri pujian terhadap kemampuan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Lakukan interaksi sering dan singkat dengsn klien
Motivasi atau temani klien untuk berinteraksi dan beri contoh
cara berkenalan yang baik
Tingkatkan interaksi secara bertahap
Bantu klien melaksanakan aktivitas klien sehari-hari
Fasilitasi hubungan klien dengan keluarga secara terapeutik
Daftar pustaka

PPNI (2016). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Purwaningsih, W & Karlina, I. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika Press

Nelwetis, (2016). Asuhan keperawatan dengan isolasi sosial diruang merak rumah sakit jiwa dr.
soeharto heerdjan jakarta. Jakarta selatan: D-3 keperawatan politeknik karya husada jakarta

Anda mungkin juga menyukai