2010 Contoh Laporan Geolistrik
2010 Contoh Laporan Geolistrik
Di _____________________________
Oleh
_____________________
___________________________
__________________________________
________________, 2010
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan air untuk keperluan kawasan perkantoran maupun kawasan perumahan cukup besar
sehingga diperlukan penyediaan air yang besar pula. Untuk kebutuhan tersebut diharapkan
sebagian besar akan dapat dipenuhi dari sumber air tanah dengan pembuatan sumur bor. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, perencanaan pengembangan sumur bor perlu ditunjang dengan
Penyelidikan pendugaan geolistrik bertujuan untuk mengetahui keberadaan lapisan batuan yang
berfungsi sebagai akuifer, dimana hasil pendugaan geolistrik ini akan memberikan gambaran
tentang keadaan lapisan batuan bawah permukaan tanah seperti ketebalan, kedalaman, serta
penyebaran lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu perencanaan lokasi dan kedalaman
sumur bor.
Pendugaan geolistrik di lokasi ini telah dilaksanakan pada tanggal __________ menghasilkan 10
Dalam melakukan interpretasi dan menganalisa potensi Airtanah daerah penyelidikan dengan cara
Tahap pertama :
kondisi airtanah baik dari sumber mata air maupun dari sumur penduduk.
Tahap kedua :
formasi tanah yang mampu menyimpan dan sebagai media pembawa air (akuifer).
Pendugaan dengan metode geolistrik inilah yang menjadi studi untuk mengetahui penyebaran
Elektroda arus yang terbuat dari logam atau stainless steel, elektroda potensial porous pot
Cu-CuSO4
Kabel
Kamera digital
Kompas
GPS (koordinat)
U
10/S.14
4/M.114
3/M.19
2/M.73
9/P.18
5/M.37
1/M.80
6/P.47
8/P.37
7/P.24
Keterangan
BAB II
GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI
___________
__________
_____________
Kondisi hidrogeologi atau muka air tanah daerah penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan
yang terbentuk di sekitar daerah ini. Hasil pengamatan hidrogeologi setempat, bahwa masyarakat
sekita umumnya mengunakan sumur dangkal dengan kedalaman maksimal 10 m. Litologi yang
umumnya berjenis lempung sehingga, hanya dijumpai pada pelapukannya tanah lempung tersebut,
Potensi air tanah dalam di daerah studi diketahui dari hasil pendugaan geolistik yaitu pada jenis
batuan yang dapat bertindak sebagai akuifer (lapisan pembawa air) yang produktif umunya berupa
BAB III
METODOLOGI PENYELIDIKAN
Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana setiap
jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan
batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke dalam
tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara kedua
elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver)
Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan menggunakan
susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu ditempatkan diantara 2
Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang telah
ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak tertentu
Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka Hukum Ohm yang
digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan jenis
semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh
V
a = K.
I
dimana :
BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN DAN PEMBAHASAN
BATUAN BEKU
BATUAN UBAHAN
LEMPUNG
S ERPIH LUNAK
S ERPIH KERAS
PAS IR
BATUPAS IR
Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah dikorelasikan dengan data geologi dan
hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis antara 1 –
500 Ohm-meter. Dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat dikelompokkan
Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan dibawah tanah secara
vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan jenis masing-masing titik duga
geolistrik.
1/M.80 2/M.73 3/M.19 4/M.114 5/M.37 6/P.47 7/P.24 8/P.37 9/P.18 10/S.14
0 349 0 490 0 702 0 726 0 6
0 7 0 22 0 4 0 7 69 0
401 425 36 35 108
275 200 6 21 21
10 12510 2610 10 10 10 10 10 10 10
11 28
25 22 11
20 2720 20 2520 20 20 6 20 20 20 20
4
30 30 30 30 30 7 30 30 30 30 30
13 5
101 3 40 8
40 40 40 40 40 40 40 40 8 40
6
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
660 60 60 60 6060 5 60 60 60 60
60
70 70 70 70 8570 70 70 70 70 70
8
80 80 80 80 80 80 80 80 9 80 80
11
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
9100 8
100 100 100 8100 100 8100 100 100 100
110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
140 140 140 140 140 140 140 140 140 140
5
150 150 150 150 150 150 150 2150 150 150
5 2 5 5 3
160 160 160 160 160 160 160 160 160 160
170 170 170 170 170 170 170 170 170 170
180 180 180 180 180 180 180 180 180 180
190 190 190 190 190 190 190 190 190 190
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
Ke tera ngan:
diduga pada lapisan ini merupakan
akuifer (lapisan pembawa air)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan
2. Kondisi hidrogeologi di daerah penyelidikan, termasuk dalam sistem akuifer dengan aliran
melalui pori dengan keterdapatannya termasuk daerah airtanah langka dengan batuan yang
3. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan akuifer, yaitu :
Tebal
Titik Duga Kedalaman (m) (m)
1/M.80 - -
2/M.73 - -
3/M.19 27.36 – 42.11 14.75
4/M.11 49.51 – 91.37 41.86
5/M.37 36.12 – 83.22 47.10
6/P.47 - -
7/P.24 - -
8/P.37 - -
9/P.18 - -
10/S.14 - -
4. Untuk pengembangan kawasan yang terlalu luas dengan jumlah titik yang hanya 10 titik
disarankan perlu dilakukan pendetilan penyelidikan geolistrik pada titik-titik yang telah
5.2 SARAN
1. Penyediaan air bersih di lokasi penyelidikan yang diharapkan bisa diambil dari air tanah
dalam dengan memakai cara pemboran dapat dilaksanakan dan disarankan di sekitar :
Kedalaman
Titik Duga
Pemboran
3/M.19 50 m
4/M.11 100 m
5/M.37 100 m
2. Setelah pemboran selesai, disarankan untuk melakukan penyelidikan penampang sumur bor
(well logging) agar dapat menentukan dengan tepat letak saringan posisi sesuai akuifer yang
3. Kondisi tanah yang dominan berbutir halus dengan nilai kelulusan (permeabilitas) rendah,
Luas kolam dapat dihitung berdasarkan volume air yang diinginkan sesuai dengan jumlah
air yang diperlukan. Tentunya diperlukan juga instalasi pengolahan air (water treatment
plant).