4. Golongan obat yang biasanya digunakan sebagai co-analgesik dan dikombinasikan dengan analgetik
lainnya, antara lain :
a. Ketorolac
b. Ketoprofen
c. Aspirin
d. Diazepam
e. Naproxen
8. Berikut merupakan obat antiinflamasi yang sering terdapat dalam sediaan topikal adalah
a. Naproxen
b. Diklofenak
c. Betamethasone
d. Codein
e. Morphine
9. Berikut adalah obat yang digunakan untuk nyeri hebat biasanya pada penyakit kanker, adalah :
a. Diklofenak
b. Aspirin
c. Paracetamol
d. Ketorolac
e. Fentanyl
2. Antiasma berikut yang bekerja sebagai pelega asma SABA (Short Acting β2-agonist) dan bisa diminum
saat perlu, yaitu :
a. Budesonide
b. Teofilin
c. Ipaptropium Bromida
d. Salbutamol
e. Efedrin
4. Berikut merupakan obat antitusif yang sering dikombinasikan bersama obat antiinfluenza, yaitu :
a. Ambroxol
b. Bromhexin
c. GG
d. Paracetamol
e. Dekstromethorpan
5. Berikut merupakan obat golongan narkotika yang mempunyai indikasi sebagai antitusif pada dosis
tertentu, yaitu :
a. Ambroxol
b. GG
c. Dekstromethorphan
d. Codein
e. Salbutamol
6. Kortikosteroid inhalasi berikut yang tersedia di pasaran dalam sediaan turbuhaler, yaitu :
a. Salbutamol
b. Teofilin
c. Budesonide
d. Fluticasone
e. Cetirizin
7. Kombinasi LABA (Long Acting β2-agonist) dan ICS (Inhalation Corticosteroids) yang banyak ditemukan
di pasaran, yaitu :
a. Terbutaline + Salbutamol
b. Salmeterol + Teofilin
c. Zafirlukast + Terbutaline
d. Salmeterol + Fluticasone
e. Salbutamol + Teofilin
10. Berikut merupakan pelega asma LABA (Long Acting β2-agonist), yaitu :
a. Ambroxol
b. Salmeterol
c. Budesonide
d. Zafirlukast
e. Dekstromethorphan